Anda di halaman 1dari 2

NAMA : PRISKA AVISHA

NIM : N1D123037

KELAS :A

MATKUL : AGAMA

Tafsir Ibnu Katsir Surat Ali Imran Ayat 19

“Innad-dīna 'indallāhil-islām, wa makhtalafallażīna ụtul-kitāba illā mim ba'di mā jā`ahumul-'ilmu


bagyam bainahum, wa may yakfur bi`āyātillāhi fa innallāha sarī'ul-ḥisāb (QS. 3:19)”

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya. (QS. Ali 'Imran ayat 19).”

Ibnu Katsir, surah Ali Imran ayat 19 mengandung pesan Allah SWT bahwa tiada agama di sisi-Nya dan
yang diterima-Nya dari seorang pun kecuali Islam, yaitu dengan mengikuti rasul-rasul yang diutus-Nya
setiap saat hingga berakhir dengan Muhammad SAW.

Sebagai berita dari Allah ‫ ﷻ‬yang menyatakan bahwa tidak ada agama yang di terima dari seseorang
di sisi-Nya selain Islam, yaitu mengikuti para rasul yang diutus oleh Allah ‫ ﷻ‬di setiap masa, hingga
diakhiri dengan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang membawa agama yang menutup semua jalan lain kecuali
hanya jalan yang telah ditempuhnya. Karena itu, barang siapa yang menghadap kepada Allah sesudah
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬diutus dengan membawa agama yang bukan syariatnya, maka hal itu tidak
diterima oleh Allah. Seperti yang disebutkan di dalam firman lainnya, yaitu: “Barang siapa mencari
agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya.” (Ali Imran: 85),
hingga akhir ayat. Dalam ayat ini Allah memberitakan terbatasnya agama yang diterima oleh Allah hanya
pada agama Islam, yaitu: “Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imran:
19)

Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas membaca firman-Nya: “Allah menyatakan (bersaksi) bahwa
tidak ada Tuhan selain Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu
juga menyatakan (mempersaksikan) itu. Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imran: 18-19) Dengan
innahu yang di-kasrah-kan dan anna yang di-fathah-kan, artinya 'Allah telah menyatakan (bersaksi)
begitu pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu bahwa agama yang diridai di sisi Allah adalah
Islam'. Sedangkan menurut jumhur ulama, mereka membacanya kasrah 'innad dina' sebagai kalimat
berita. Bacaan tersebut kedua-duanya benar, tetapi bacaan jumhur ulama lebih kuat.

Kemudian Allah ‫ ﷻ‬memberitakan bahwa orang-orang yang telah diberikan Al-Kitab kepada mereka
di masa-masa yang lalu, mereka berselisih pendapat hanya setelah hujah (argumentasi) dikemukakan
kepada mereka, yakni sesudah para rasul diutus kepada mereka dan kitab-kitab samawi diturunkan buat
mereka. Untuk itu Allah ‫ ﷻ‬berfirman: “Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab
kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.”
(Ali Imran: 19) Yakni karena sebagian dari mereka merasa dengki terhadap sebagian yang lainnya, lalu
mereka berselisih pendapat tentang kebenaran. Hal tersebut terjadi karena terdorong oleh rasa dengki,
benci, dan saling menjatuhkan, hingga sebagian dari mereka berusaha menjatuhkan sebagian yang lain
dengan menentangnya dalam semua ucapan dan perbuatannya, meskipun benar. Kemudian Allah
‫ ﷻ‬berfirman: “Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah.” (Ali Imran: 19) Yakni barang siapa
yang ingkar kepada apa yang diturunkan oleh Allah di dalam kitab-Nya. “Maka sesungguhnya Allah
sangat cepat perhitungan-Nya.” (Ali Imran: 19) Artinya, sesungguhnya Allah akan membalas
perbuatannya dan melakukan perhitungan terhadapnya atas kedustaannya itu, dan akan
menghukurnnya akibat ia menentang Kitab-Nya.

Anda mungkin juga menyukai