Anda di halaman 1dari 3

Dalam sya’ir mu’allaqoh-nya yang terkenal, ‘Amr Ibnu Kultsum mereka tunduk atau menyerah, maka berilah kebebasan

seorang penyair Jahiliyah berkata, “Dan kami memiliki banyak kepada mereka untuk berjalan. Ini bisa baik dalam bentuk
kemuliaan dan hari-hari yang panjang, kami menantang raja di pertobatan kepada Alloh dan hanya meng-ibadahi-Nya saja
dalamnya, jangan sampai kami mematuhinya.” Kata yang dia atau dengan membayar jizyah dengan tidak menunjukkan
gunakan untuk “kami mematuhinya” adalah “nadin”, kata yang kekufuran, maka sebagaimana firman Alloh mengenai perin-
mahsyur tapi sering disalahpahami sebagai akar kata “din” yang tah membunuh musyrikin yang pada umumnya, “Jika mere-
biasanya diterjemahkan sebagai “agama,” dan itu memang benar, ka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat,
salah satu arti dasar “din” adalah ketaatan, terutama ketika di- maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan” (at-
gunakan - seperti dalam baris sya’ir di atas - yang mengacu pada Tawbah: 5), dan Dia mengatakan bahwa Ahli Kitab - mereka
hukum dan kewenangan raja. Alloh  mengatakan dalam kisah yang “Tidak mematuhi din dengan benar” - harus diperangi
Yusuf , ”Demikianlah Kami mengatur untuk Yusuf. Tiadalah secara khusus “sampai mereka membayar jizyah dengan patuh
patut bagi Yusuf menghukum saudaranya menurut “din” raja,” sedang mereka dalam keadaan hina” (at-Tawbah: 29).
(Yusuf: 76), yang berarti “dengan hukum dan kewenangan raja,” Dan “tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang
atau sebagaimana perkataan ath-Thobari, “Yusuf tidak akan yang zholim” berarti mereka yang tidak tunduk ataupun
menghukumi saudaranya dengan aturan, hukum, atau ketaatan menyerah, baik melalui pertobatan atau menjadi ahlu dzimmah
kepada raja Mesir.” Dia kemudian menyebutkan berbagai perny- (perjanjian jizyah). Dengan demikian, siapapun yang tidak
ataan dari salaf yang menyatakan bahwa “din” dalam ayat ini menjadi seorang Muslim atau menjadi seorang kafir dzimmi
berarti sulthon (penguasa), qodho (hakim), dan hukum (aturan), (sementara ia masih menzholimi dirinya sendiri, maka ia pantas
lalu mengakhiri komentarnya dengan mengatakan, “Dan dasar menerima kebencian dan penghinaan) adalah orang dzolim
dari “din” adalah ketaatan.” yang harus dimusuhi dan diperangi. Hal ini karena syirik itu
Adapun Raja kita - Raja umat manusia, Raja hari Pembalasan, sendiri adalah zhulm (kezholiman), sebagaimana firman Alloh, “Dan
Raja yang sesungguhnya  - kemudian setelah kita memasuki ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi
din-Nya maka harus mematuhi aturan-Nya sepenuh hati, dan Ia pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mem-
 berfirman, “Dan perangilah mereka hingga tidak ada fitnah lagi persekutukan Alloh, sesungguhnya mempersekutukan adalah
dan ketaatan itu hanya semata-mata untuk Alloh. Jika mereka benar-benar kezholiman yang besar.” (Luqman: 13). Dan
berhenti, maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap meskipun ahlu dzimmah adalah musyrikin dari Ahli Kitab,
orang-orang zholim.” (al-Baqoroh: 193). Jadi perintah Alloh - kesyirikan mereka harus ditundukkan dan direndahkan di
dimana ketaatan adalah hak dari kewajiban agama- adalah un- bawah syari’ah Alloh yang ditegakkan atas mereka.
tuk berperang sampai tidak ada fitnah, yaitu syirik yang nyata Jadi tugas untuk melawan kezholiman - musyrikin - adalah
dalam ketaatan kepada Alloh, dan sampai tidak ada kewenan- jelas dan telah ditetapkan. Tapi Alloh tidak hanya memerin-
gan yang diberikan kepada hukum apapun kecuali kepada Raja tahkan untuk “memerangi” orang-orang kafir saja, atau seo-
Sejati. Firman-Nya, “Jika mereka berhenti” berarti bahwa jika lah-olah mengatakan bahwa Dia hanya ingin kita melakukan

34
operasi terhadap mereka di front pertempuran saja. Sebaliknya, Agar jangan sampai seseorang berpikir bahwa ini aneh
Dia  juga memerintahkan untuk membunuh mereka di ataupun pendapat baru, maka ketahuilah bahwa ini adalah
manapun mereka berada - didalam atau diluar medan perang. Dia sikap dari para shahabat dan ulama besar dari umat. Hal ini
 berfirman, “Apabila sudah habis bulan-bulan Harom itu, ma- tercermin dalam perkataan ‘Umar Ibn al-Khottob yang sela-
ka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai ma masa kehidupan Nabi  yang tanpa keberatan berkata
mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah kepada Abu Jandal untuk mendorongnya membunuh ayahnya
ditempat pengintaian.” (at-Tawbah: 5). Semua ini menjadi lebih sendiri, Suhayl Ibn ‘Amr, “Bersabarlah Abu Jandal, karena mereka
jelas bagi mereka yang telah menyadari bahwa darah seorang kafir hanya musyrikin, dan darah mereka tidak lain adalah (seperti)
itu murah, najis, dan diperbolehkan untuk ditumpahkan. darah anjing.” (HR Ahmad dari al-Miswar ibnu Makhromah).
Islam adalah agama yang memiliki kaidah yang kuat dan Sesungguhnya ‘Umar berkata benar, karena musyrikin itu
menyediakan dasar yang sempurna di mana kesolidan struktur sepenuhnya najis, sebagaimana Alloh  berfirman, “Hai orang-
keadilan dan kemuliaan dibangun. Salah satu kaidah besar adalah orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang musyrik itu
bahwa semua orang harus diperangi sampai mereka memeluk Islam najis.” (at-Tawbah: 28).
atau datang di bawah perjanjian syar’i. Kaidah ini menetapkan Hal ini juga dapat dipahami dari perkataan Anas Ibn Malik
larangan untuk menumpahkan darah Muslim dan darah orang kafir yang bertanya, “Wahai Abu Hamzah, apa yang menjadikan
dalam perjanjian-terikat serta diperbolehkannya menumpahkan darah haromnya darah dan harta seorang hamba?” Ali menjawab,
semua orang kafir lainnya yang berada diluar perjanjian. Nabi  “Siapa yang bersaksi Laa ilaaha illalloh (Tidak ada Tuhan
bersabda, “Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia sampai yang berhak disembah selain Alloh), menghadap ke kiblat
mereka mengatakan bahwa tidak ada ilah kecuali Alloh dan bahwa kita, sholat seperti sholat kita dan memakan sembelihan kita,
muhammad adalah Rosululloh, menegakkan sholat dan membayar maka dia adalah Muslim, baginya hak dan kewajiban seorang
zakat. Siapapun yang melakukannya, maka darah dan hartanya Muslim.” (HR al-Bukhori dari Maymum Ibnu Siyah).
terjaga dariku kecuali dengan hak islam” (HR al-Bukhori dan
Muslim dari Ibnu ‘Umar), dan dia  mengatakan yang ditujukan Asy-Syafi’i berkata, “Dan darah orang kafir ini tidak terlin-
kepada kaum Muslimin, “Karena sesungguhnya darah kalian, har- dungi sampai ia menjadi seorang Muslim.” (al-Umm). Dalam
ta kalian dan kehormatan kalian adalah harom satu sama lain” penjelasan lebih lanjut ia berkata, “Alloh melindungi darah
(HR al-Bukhori dan Muslim dari Abi Bakroh). Dan mengenai dan melarang pengambilan harta kecuali dengan alasan yang
dzimmi - orang yang memiliki perjanjian dengan Muslim - Nabi sah, yaitu melalui keimanan kepada Alloh dan Rosul-Nya
 bersabda, “Barangsiapa membunuh seorang dari ahli dzimmah, atau melalui perjanjian yang diberikan oleh orang beriman
maka ia tidak akan mencium wanginya Jannah, sesungguhnya berdasarkan aturan Alloh dan Rosul-Nya dan ini ditujukan
wanginya jannah dapat tercium dari jarak perjalanan 40 tahun.” kepada ahli Kitab. dan Dia mengizinkan penumpahan darah
(HR al-Bukhori dan Muslim dari ‘Abdullah Ibn’ Amr). narasi ini laki-laki dewasa yang menolak untuk beriman dan yang tidak
memberikan penjelasan tentang ayat, “Dan janganlah kamu memiliki perjanjian. Alloh  berfirman, “Apabila sudah habis
membunuh jiwa yang diharomkan Alloh kecuali dengan sesuatu bulan-bulan Harom itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin
(sebab) yang benar.” (al-An’am: 151), tentang ini ath-Thobari itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
berkata,” jiwa yang telah Alloh haromkan adalah jiwa seorang Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian.’ (at-
muslim atau orang ahli dzimmah, dan firman-Nya, ‘kecuali den- Tawbah: 5)” (al-Umm). Dengan menyebutkan pengecualian
gan sesuatu (sebab) yang benar’ berarti yang menjadikan jiwa untuk membunuh perempuan dan anak-anak, dia juga men-
tersebut boleh dibunuh adalah seperti dalam hukuman mati kare- gatakan “Dan Alasan larangan menumpahkan darah Muslim
na pembunuhan, atau hukum rajam terhadap pezina hingga mati, dibedakan dengan larangan menumpahkan darah anak-anak
atau membunuh seseorang karena murtad.” dan wanita kafir adalah bahwa mereka tidak akan dibunuh
karena ada wahyu yang melarang pembunuhan ini [meskipun
Untuk semua orang lainnya - yang berarti semua orang kafir hukum asal mengizinkan penumpahan darah orang kafir pada
yang tidak memiliki perjanjian - maka darah mereka belum umumnya]. Dan pendapat kami mengenai hal ini - dan Alloh
diberikan kesucian akan larangan, dan tetap berada di bawah per- Maha Mengetahui yang terbaik - adalah bahwa larangan ini
intah untuk “memerangi manusia”, sehingga darah mereka tetap ada agar mereka dapat diperbudak, dan lebih menguntungkan
halal. Menumpahkan darah kafir non-dzimmi tidaklah berdosa, daripada membunuh mereka karena membunuhnya tidak akan
tetapi itu malah dibalas dengan Jannah. Rosululloh  bersabda, merugikan musuh; jadi memperbudak mereka itu menjadi pilihan
“orang kafir dan pembunuhnya tidak akan pernah berkumpul di- yang lebih bagus daripada membunuh mereka.” (al-Umm).
dalam neraka.” (HR. Muslim dari Abu Huroyroh). Sabda Selanjut-
nya, “Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia” ini Al-Khottobi berkata, “Darah orang kafir adalah diperbolehkan
tidaklah meninggalkan ruang untuk perdebatan karena manusia (untuk ditumpahkan) karena ia belum mengucapkan kalimat
disini adalah setiap orang di dunia, dan satu-satunya yang tauhid; tetapi jika ia mengatakannya maka darahnya terlin-
dikecualikan dari perintah ini adalah mereka yang berserah diri / dungi dan menjadi harom.” (A’lam al-Hadits).
masuk islam atau tunduk dibawah kekuasaan Islam, sebagaimana Setelah menyebutkan larangan penargetan terhadap perem-
yang telah dijelaskan sebelumnya. Inilah satu-satunya faedah dari puan dan anak-anak, Ibnu Hazm berkata, “diperbolehkan
dikirimnya utusan kepada semua manusia, karena Alloh  berfir- untuk membunuh semua orang - kecuali yang telah
man, “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan disebutkan di atas - dari kalangan musyrikin, baik kombatan
Alloh kepadamu semua.” (al-A’roof: 158), dan Nabi  bersab- maupun non-kombatan, pengusaha atau karyawan, orang
da, “setiap nabi dikirim hanya kepada kaum mereka sendiri, tetapi tua - baik apakah dia orang berpengaruh atau tidak - petani,
aku dikirim kepada semua umat manusia” (HR. al-Bukhori uskup atau pendeta atau biarawan, yang buta atau lumpuh -
dari Jabir Ibn ‘Abdillah). tidak ada yang diberikan pengecualian.” (al-Muhalla).

35
Ibnu Qudamah menyebutkan mengenai harbi (kafir yang tidak tangan atau kaki, bahkan meskipun mereka tidak melawan.
berada di bawah perjanjian) kemudian berkata, “menumpahkan Hal ini karena mereka adalah orang yang sama dengan
darahnya diperbolehkan tanpa kecuali, sama seperti babi.” (al-Mugh- orang yang berperang [dengan Muslim].” (Badai ‘as-Shonai’).
ni). Dia juga mengatakan, “orang-orang kafir asliyyin [orang kafir
Janganlah hal ini menjadikan setiap Muslim terkejut, teruta-
yang tidak berasal dari kalangan Murtaddin] tidak akan memiliki
ma bagi mereka yang telah mempelajari agamanya, karena per-
perlindungan di tanah mereka sendiri.” (al-Mughni).
masalahan halalnya darah orang kafir untuk ditumpahkan adalah
Ibnu Rusyd mengatakan, “Dan prinsipnya adalah bahwa apa sesuatu yang mutawatir dan disepakati oleh ulama. Ath-Thobari
yang menjadikan halalnya harta untuk diambil adalah kekufuran, mengatakan, “Mereka [para ulama Islam] telah sepakat bahwa
dan bahwa apa yang melindunginya adalah Islam, seperti sabda jika seorang musyrikin memakai kulit kayu dari semua pohon di
Nabi , “Kemudian jika mereka mengatakan itu, mereka telah al-Harom [di Makkah] di sekeliling leher dan lengannya, maka itu
melindungi darah dan harta mereka dariku” (Bidayat al- tidak akan memberinya jaminan keselamatan dari pembunuhan
Mujtahid). Meskipun secara khusus menyebutkan harta, namun kecuali bila ada kaum Muslimin yang memberinya perjanjian
perkataanya jelas menunjukkan kebolehan akan perumpahan darah dzimmah atau keamanan.”
sebagaimana bukti yang dia kutip. Kaum Muslimin yang saat ini tinggal di Dar al-kufur harus
Al-Qurthubi berkata, “Jika seorang Muslim bertemu seorang kafir diingatkan bahwa darah orang-orang kafir adalah halal, dan mem-
yang tidak memiliki perjanjian, diperbolehkan baginya untuk bunuh mereka adalah bentuk dari ibadah kepada Alloh, Tuhan,
membunuhnya.” Maha Raja, dan Penguasa umat manusia. Termasuk di antaranya
adalah pengusaha yang berangkat bekerja dengan menaiki taksi,
Abu Hanifah berkata terkait kafir yang terbunuh, “Tidak ada
pemuda dewasa (”anak-anak” setelah puber) yang sedang bero-
pembalasan (terhadap pembunuh) dan diyat (uang atas darah) tidak
lahraga di taman, dan orang tua yang sedang mengantri untuk
akan dibayarkan, karena darah orang kafir adalah halal (untuk
membeli sandwich. Bahkan darah seorang kafir pedagang kaki lima
ditumpahkan) kecuali bila ia memiliki perjanjian atau merupakan
yang menjual bunga kepada orang-orang yang lewat, sungguh
ahlu dzimmah.” (al-Hawi al-Kabir). Demikian Juga dengan al-
halal untuk ditumpahkan - dan menanamkan ketakutan ke
Kasyani, seorang ulama Hanafi terkenal yang mengatakan, “Prinsipnya
dalam hati semua orang kafir adalah tugas dari seorang Muslim.
adalah bahwa diperbolehkan untuk membunuh siapa pun di antara
Tidak ada persyaratan syar’i untuk hanya menargetkan tentara,
orang-orang yang sedang berperang (dengan Muslim), apakah dia
polisi dan juga hakim maupun politisi, tapi semua orang kafir
melawan atau tidak melawan. Namun tidak diperbolehkan untuk
yang tidak berada di bawah perjanjian dzimmah adalah sasaran
membunuh siapa pun yang tidak berada di antara orang-orang yang
dari penumpahan darah. Bagaimana mungkin orang-orang
sedang berperang [berarti mereka yang memiiki sebuah perjanjian
kafir dapat bermimpi memperoleh keselamatan dan keamanan
yang sah], kecuali jika mereka melawan atau menawarkan dukun-
sementara kaum Muslimin menderita di setiap sudut dunia dan
gan strategis, ketaatan, dorongan atau semisalnya. Jadi pendeta
pada saat yang sama hukum Alloh dihinakan dan digantikan
dan pengembara yang bercampur dengan manusia adalah di antara
dengan demokrasi monstrositas buatan manusia?
mereka yang harus dibunuh, juga orang yang gila dan orang yang
sadar, orang yang tuli dan bisu, serta orang yang terpotong

.............Bahkan
darah seorang kafir pedagang kaki lima yang
menjual bunga kepada orang-orang yang lewat,

36 Ditarjamah dan disebarluaskan oleh Tim penyebarberita.net

Anda mungkin juga menyukai