Anda di halaman 1dari 5

PENYIMPANGAN ABU SANGKAN DALAM

BUKUNYA “PELATIHAN SHALAT KHUSYU’”


(3) [PENTING]
12 Februari 2009 SALAFIYUNPAD™

Oleh Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary

Mengapa Mereka (Tokoh-Tokoh Sufi) Itu Berani Berbuat Seperti Itu?

Hal itu merupakan sunnatulloh dan konsekuensi bagi orang yang berpaling dari jalan
Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu jalan yang telah ditempuh Rosululloh dan para
shohabat, maka syetan mendatangi mereka untuk menyampaikan wahyu-wahyunya.
Sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala:

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri


terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Maka
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Alloh
atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang
telah ditentukan untuknya dalam kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada
mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu)
utusan Kami bertanya: “Dimana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain
Alloh?” Orang-orang musyrik itu menjawab: “Berhala-berhala itu semuanya telah
lenyap dari dari kami, “ dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka
adalah orang-orang yang kafir. Alloh berfirman: “Masuklah kamu sekalian ke dalam
neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu.
Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), Dia mengutuk kawannya
(menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang
yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu:
“Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada
mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. Alloh berfirman: “Masing-masing
mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”. Dan
berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang
masuk kemudian: “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka
rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan”. (QS. Al-A’rof:36-39)

“Syetan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan


kosong pada mereka, padahal syetan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari
tipuan belaka”. (QS. An-Nisaa’: 120)

“Dan berkatalah syetan tatkala perkara(hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya


Alloh telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan
kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku
terhadapmu, melainkan (sekedar) aku mengajak kamu lalu kamu mematuhi ajakanku,
oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku
sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu-pun sekali-kali tidak dapat
menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan
aku (dengan Alloh) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zholim itu
mendapat siksaan yang pedih”. (QS. Ibrohim: 22)

“Dan ketika syetan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan
mengatakan: “Tidak ada seorang manusia-pun yang dapat menang terhadapmu pada
hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu”. Maka tatkala kedua
pasukan itu telah saling lihat melihat (berhadapan), syetan itu balik ke belakang
seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya
dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut
kepada Alloh”. Dan Alloh sangat keras siksa-Nya”. (QS. Al-Anfal: 48)

“Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kapada kawan-kawannya”. (QS. Al-An’am:


121)

Maka jin-jin dan syetan-syetan mendatangi mereka tetapi karena kepandiran tokoh-
tokoh sufi itu mereka mengira bahwa yang datang adalah malaikat, kemudian semua
wahyu-wahyu syetan itu dijadikan kitab oleh tokoh-tokoh sufi tersebut, mulai dari
tokoh sufi terdahulu (17) sampai saat ini dan tidak terkecuali buku-buku Abu
Sangkan, yang isinya hanyalah kesesatan dan kekufuran, isinya hanya perusak akal,
fitroh, dan hati-hati manusia yang tidak berbeda dengan buku-buku tasawuf terdahulu.

Abu Sangkan Berdusta Kepada Alloh,


Rosul-nya dan Kaum Muslimin

Sebagaimana sudah dijelaskan pada bab I bahwa paradigma atau teori atau cara sholat
yang dibuat Abu Sangkan hanyalah buah dari khayalan-khayalan Abu Sangkan bukan
ilmu yang diwariskan dari Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada para
shohabat dan yang mengikuti mereka dengan baik sampai kepad para ulama’ maka ini
artinya Abu Sangkan telah berdusta kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, berdusta
kepada Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan berdusta kepada kaum muslimin
karena telah mengada-ada ajaran baru dalam agama.

Teori sholat khusyu’ yang dibuat Abu Sangkan bukanlah ilmu yang bisa diamalkan
sebagai amal sholeh yang dapat mendekatkan diri kepada Alloh bahkan hanya bisa
menjauhkan dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Paradigma sholat khusyu’ Abu Sangkan hanyalah khayalan-khayalan syetan yang
belum pernah ada yang mendahului dia dari para ulama’ sebelumnya. Abu Sangkan
telah berbicara tentang agama Alloh Subhanahu wa Ta’ala dengan mengikuti bisikan-
bisikan syetan, padahal Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al-Isro’: 36)
“Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Alloh tanpa ilmu pengetahuan
dan mengikuti setiap syetan yang jahat, yang telah ditetapkan terhadap syetan itu,
bahwa barang siapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan
membawanya ke azab neraka”. (QS. Al-Hajj: 3-4)

”Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Alloh tanpa ilmu
pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya. Dengan
memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Alloh. Ia mendapat
kehinaan di dunia dan di hari kiamat kami rasakan kepadanya azab neraka yang
membakar”. (QS. Al-Hajj: 8-9)

“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya


mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih
sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk
dari Alloh sedikitpun. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang zholim”.

“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
mengadakannya Alloh tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)
nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini
oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari
Tuhan mereka”.

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis al-Kitab dengan
tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; :Ini dari Alloh”, (dengan maksud) untuk
memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan
kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al-
Baqoroh: 79)

Terhadap ayat ini telah berkata asy-syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah:

“Ayat ini sebagai celaan terhadap orang-orang yang telah menyelewengkan ayat untuk
dijadikan dalil-dalil kebid’ahan, sebagai celaan terhadap orang yang tidak mau
mempelajari al-Qur’an yaitu menjadikan al-Qur’an hanya sebagai bacaan huruf-
hurufnya, sebagai celaan terhadap orang yang menulis kitab atau buku yang
menyelisihi al-Qur’anuntuk mendapatkan keuntungan dunia kemudian mengatakan:
“Ini dari Alloh, ini syari’at agama, ini adalah makna al-Qur’an dan as-Sunnah, ini
merupakan pendapat ulama’ salaf, dan merupakan dasar-dasar agama yang wajib
diyakini kebenarannya”, ayat ini juga sebagai celaan bagi orang yang menutup
kebenaran al-Qur’an dan as-Sunnah”.

Ayat ini telah mengena kepada Abu Sangkan yang telah menulis buku-buku yang
bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits dengan pemahaman as-Salafushsholih.

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:


“Barangsiapa berkata tentang al-Qur’an dengan akalnya maka dia telah
mempersiapkan tempat duduknya di neraka. (HR. at-Tirmidzi)

Abu Sangkan berbicara masalah agama semata-mata dari akalnya yang dikenal
dikalangan para ulama’ sebagai ‘aqlani (pemuja akal), musuh-musuh sunnah yang
sesat dan menyesatkan, sebagaimana dikatakan oleh Shohabat Umar Ibnul Khoththob
Radhiallahu ‘Anhu:

“Para pemuja akal adalah musuh-musuh sunnah, hadits-hadits telah memberatkan


mereka untuk menghafalnya, hadits-hadits itupun berpaling darinya sehingga mereka
sulit untuk memahaminya, akhirnya mereka mereka berbicara dengan akalnya
sehingga mereka sesat dan menyesatkan”. (al-Ibanatussughro)

Teori sholat khusyu’ buatan Abu Sangkan hanyalah kedustaan yang tidak ada gunanya
(sia-sia) untuk diamalkan, hanya sebagaimana difirmankan oleh Alloh Subhanahu wa
Ta’ala:

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan”. (QS. Al-Furqon: 23)

“Amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada
suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun
dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan
yang jauh”. (QS. Ibrohim: 18)

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu
dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Alloh disisinya,
lalu Alloh memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Alloh
adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (QS. An-Nuur: 39)

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang beramal sesuatu agama yang bukan atas perintah kami, maka
tertolak”. (HR. Muslim)

Di antara bukti kedustaan Abu Sangkan bisa kita lihat pada bukunya Pelatihan Shalat
Khusyu’, halaman 58-59, dia berkata:

“Cara memasuki shalat, menurut ayat tersebut di atas (yaitu al-Baqoroh: 45-46) ….
1. Heningkan pikiran Anda……dst.
2. Biarka tubuh meluruh……dst.
3. Kemudian rasakan getaran qalbu…..dst…..dst.

Padahal ayat tersebut sama sekali tidak menjelaskan apa yang dikatakan Abu Sangkan
diatas, Abu Sangkan hanya mengutip dari cara-cara meditasi atau samedi baik dari
Taichi atau dari agama Hindu kemudian dimasukkan ke dalam cara sholat, begitu juga
seterusnya mulai cara berwudlu’, cara sholat dan cara berdzikir.

Inilah penyimpangan Abu Sangkan yang paling besar dan paling parah dan uraian ini
bukan sebagai batasan bahwa penyimpangan Abu Sangkan hanya ini, masih banyak
dan terlalu banyak penyimpangan Abu Sangkan jika ditimbang dengan al-Qur’an dan
as-Sunnah. Buku ini saya susun bukan untuk membantah setiap kerancuan Abu
Sangkan dan buku-buku karyanya, buku ini disusun untuk memperingatkan kaum
muslimin akan bahaya penyimpangan-penyimpangan Abu Sangkan dan buku-
bukunya sehingga bahasannya masih bersifat umum. Adapun apabila mau membantah
kerancuan-kerancuan Abu sangkan dan buku-bukunya membutuh bahasan khusus
dalam buku khusus.

Kiranya apa yang telah saya uraikan di atas tidak kurang dan tidak berlebihan di
dalam mensikapi saudaranya sesama muslim, dan saya berharap dan berdo’a semoga
Abu Sangkan dan yang mengikutinya bisa mengambil pelajaran untuk kebaikan
semuanya, tujuan saya adalah untuk menghilangkan noda dan aib saudaranya agar
semuanya berjalan diatas agama yang haq, semoga buku ini sebagai tawashau bilhaq
yang dikerjakan ikhlash karena mengharap wajah Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata.

Dikutip dari Buku “Mengenal Lebih Dekat ABU SANGKAN & Buku-Bukunya (Sang
Pencipta Ajaran Baru Pelatihan Shalat Khusyu’) Bab IV, hal.109-121 atas ijin Penulis
(Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary) dan Penerbit Daar
Ibnu Utsaimin Lumajang untuk situs www.darussalaf.or.id

Anda mungkin juga menyukai