Kelas 4
BAB 3
B. Keragaman Budaya di Indonesia
Bentuk-bentuk keragaman budaya di Indonesia antara lain: Bahasa, tarian, lagu, pakaian adat,
senjata tradisional, alat musik dan rumah adat.
1. Keragaman Bentuk Budaya di Indonesia
a. Bahasa
Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh suku bangsa tertentu di suatu
daerah. Bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi atau percakapan sehari-hari
untuk suku yang sama. Bangsa Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia.
b. Tari Tradisional
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerak tubuh secara berirama yang dilakukan
untuk mengungkapkan maksud, perasaan, dan pikiran.
Tarian tradisional biasanya memiliki makna dan symbol. Misalnya :
Tarian yang dipersembahkan kepada nenek moyang, penyambutan tamu,
perayaan panen raya dan hiburan rakyat.
c. Lagu Daerah
Lagu daerah merupakan lagu khas suatu daerah yang dinyanyikan dalam bahasa
daerah.
Lagu daerah biasanya mengiringi pementasan tari, permainan tradisional, pesta rakyat,
atau pertunjukkan daerah.
Lagu daerah dapat bercerita tentang alam, keagamaan, hubungan sosial atau adat-
istiadat.
d. Pakaian Adat
Pakaian adat merupakan pakaian khas suatu daerah yang dikenakan saat perayaan
atau upacara adat.
e. Senjata Tradisional
Senjata tradisional umumnya berupa senjata tajam atau senjata khas suatu suku
bangsa.
Mandau merupakan senjata tradisional suku yang berasal dari Kalimantan yaitu Suku
Dayak dan Suku Banjar.
Provinsi Senjata Tradisional
1. Aceh Rencong
2. DKI Jakarta Golok
3. Jawa Tengah Keris
4. Nusa Tenggara Timur Surik
5. Sulawesi Selatan Badik
6. Papua Panah dan Busur
g. Rumah Adat
Rumah adat merupakan rumah khas suatu daerah yang menjadi tempat tinggal
masyarakat di daerah tersebut.
Contohnya :
Rumah adat masyarakat di Pulau Kalimantan berbentuk panggung, untuk menghindari
hewan buas dan banjir.
Berbeda dengan Rumah Adat Honai di daerah Papua yang berada di atas gunung.
Honai tidak memiliki jendela ,agar udaranya dingin dari luar tidak masuk ke dalam
rumah.
Semua rumah Tongkonan di Sulawesi Selatan menghadap Utara, karena masyarakat
Toraja mempercayai bahwa leluhur berasal dari Utara dan akan berkumpul di Utara.