Anda di halaman 1dari 13

DRAMA BATUTAH JOURNEY TO NGABAR

Visual I (Prolog)

Hari itu adalah hari kelulusan siswa SMP Harapan, terlihat di depan
Rumah anak orang kaya

Ayah Aji : Aji, setelah lulus nanti, kamu harus melanjutkan


studimu di SMA ternama di Indonesia, dan ingat,
kamu tidak akan pernah bisa hidup kalua kamu
tidak kuliah, maka kuliah yang tinggi, cari
pekerjaan, jangan hanya badah saja yang kam
fikirkan, apalagi harus mask pesantren
Aji : Pasti yah, aji gk akan mungkin mau, masuk
pesantren yang nota bene, kayak penjara
Ayah aji : bagus
Memasuki mobil dan berangkat bersama menuju sekolahan, terlihat
suasana berbeda Nampak, bapak yang sedang mengantarkan anaknya
menuju sekolah hanya dengan berjalan kaki sambil menuntun sepeda
nya.

ayah batutah : Nak, kalau hidup hanya sekedar hidup, kera


dihutan juga hidup. Hidup harus bermanfaat bagi
agama dan masyarakat. Nanti Ketika kamu sudah
menerima kabar kelulusan, yang kamu fikirkan
hanya fokus untuk masuk ke pesantren. Ingat,
Ketika batutah memikirkan akhirat, jangan takut
kehilangan dunia, karena Allah akan senantiasa
akan Bersama hambanya
Batutah : Baik yah, batutah permisi dulu
Batutah beranjak pergi meningalkan ayahnya berjalan menuju
sekoalhnya dan ayahnya Kembali bekerja di sawah.

Drama 1 (keterpaksaan batutah)

Hari kelulusan, Keterpaksaan

Kepala Sekolah : Assalamualaikum wr wb


Siswa : Walaikumsalam wr wb
Kepala sekolah : Pagi anak anak,?
Siswa : Pagi pak,,
Kepsek : Hari ini, adalah har yang bersejarah bagi
kalian, setelah tiga tahun, dididik di SMP
Harapan kita ini, bapak harapkan, ilmu yang
sudah kalian miliki, dapat kalian manfaatkan
dengan baik di masyarakat nanti, dan ingat
ijazah yang sudah sekolah berikan kepada kalian,
harap dijaga dengan baik, karena ijazah kalian
adalah faktor yang sangat penting, untuk
mendapatkan pekerjaan kalian kelak, tapi jangan
sampai ijazah kalian membutakan kalian, sehingga
kalian menghalalkan segala cara, untuk
mendapatkan pekerjaan,
Dan ingat, kalian adalah orang-orang yag
berharga, tapi jangan sekali-kali untuk minta
dihargai, karena kalau kalian minta dihargai,
harga diri kalian akan habis, tak kan tersisa
sedikitpun, paham anak anak,?
Siswa : Paham,,,
Kepsek : Baik, bapak cukupkan upacara kali ini,
wassalamualaikum warahmatullagi wabarakatuh,
Teman 1 : Hei batutah, yang lain pada senang, kamu kenapa
diem begitu, jangan jangan nilai kamu kecil ya,
hahah
Batutah : Gk kok, gk ada apa apa, Bahagia kan tidak harus
bersenang-senang, Bahagia itu Ketika kita mampu
mensyukuri apa yang Allah berikan kepada kita
ji,
Aji : Halah, sok bijak kamu ta, bilang aja nilai kam
kecil, gitu aja kok susah, sini coba lihat,
(mereka merebut ijazah batutah)

Ta, nilai kamu bagus ta, nilai segini kamu gk


rayain, rugi banget ta,
Batutah : Bersyukur kepada Allah itu kan sudah mewakili
semuanya,
Teman 2 : Emang setelah ini kamu mau lanjutin sekolah
kemana,?
Batutah : In shaa allah, aku akan melanjtukan seklah ku di
pesantren, ya ini jga karena kemauan orang tuaku
juga,
Teman 1 : Pondok pesantren?
Batutah : Iya,
Teman 1 : Kamu dibuang ya? (teman yang lai pada tertawa
meledek) heh ta, nilai segitu masuk pesantren,
mau jadi apa kamu nanti?
Aji : Emang bagusnya di pesantren apa sih, gk bisa
ini, gk bisa itu, gk bisa main hp, gk bisa
mabar, gk bisa scroll tiktok, aku yakin ta,
suatu saat nanti pasti kamu akan ketinggalan
zaman, apalagi kita sekarang di zaman
globalisasi, yang semuanya itu serba teknologi,
Teman 2 : Betul itu, lulusan pesanten bisa apa, susah
masuk kuliah, ijazahnya gk diakui negara, gk
bisa cari kerja, mentok mentok jadi guru TPA
Aji : Hah sudah lah kita pergi saja, kita kan harus
menyiapkan diri untuk masuk ke SMA favorit,
betul gk temen temen
Teman 1 : Betul itu,
Aji : Yang masa depannya itu cukup cerah, (mereka
bertiga pergi meninggalkan batutah)

Visual 2 (keterpaksaan batutah)

Sinematik batutah berjalan, seakan batutah memkirkan semua perkataan


teman temannya tadi. Batutah menjadi ragu untuk masuk ke pondok
pesantren

Drama 2 (Keraguan Batutah)

Batutah : Assalamualaikum,, (masuk rumah dengan wajah


murung)
Ayah batutah : Walaikumsalam, eh sudah pulang to nak, gimana
hasil kelulusannya,
Batutah : Benar kata mereka,
Ayah batutah : Mereka? Mereka itu siapa? Trus yang benar itu
apanya?
Batutah : Batutah bingung yah, batutah mulai ragu untuk
masuk ke pesantren, batutah kayaknya mau
melanjutkan sekolah batutah di SMA Favorit aja
yah,
Ayah batutah : Oalah, kamu pasti terpengruh sama perkataan
teman teman kamu diluar itu ya,
Batutah : Batutah malu yah, batutah diejek ejek terus sama
temen temen yang laen, cuma gara gara, kata
mereka, ijazah anak pesantren itu, tidak akan
diakui sama negara yah, (sambil melempar
ijazahnya)
Ayah batutah : (ayah mendekat ke batutah), ta, ijazah itu
bukanlah suatu hal yang penting, ijazah itu tdak
akan mampu mengangkat derajatmu nak, justru ilmu
yang kamu miliki itulah, yang akan mengangkat
derajatmu, disisi manusia, dan juga disisi gusti
Allah subhanahu wataala,

Apalagi yang Namanya ijazah itu kan bisa


dipalsukan, bisa direkayasa, sementara ilmu,?
Tidak akan bisa, selamanya dipalsukan, dan juga
direkayasa. Apalagi, kalau kamu masuk pondok,
kamu akan mendapatkan, banyak sekali hal, banyak
sekali ilmu, tidak hanya ilmu pengajaran, tidak
hanya ilmu Pendidikan, tpi juga ilmu kehidupan
yang hakiki,

SEBESAR KEINSYAFANMU, SEBESAR ITU PULA


KEBERHASILANMU,
Batutah : Pokoknya batutah gak mau yah, pokonya batutah
gak mau sekolah, kalau harus melanjutkan sekolah
ke pesantren yah, (nada membentak sambil
berdiri)
Ayah batutah : Yo wis, terserah kamu nak, kalau batutah tidak
mau masuk ke pesantren, ayah angkat tangan,
belum masuk ke SMA favorit saja sudah berani
membentak ayah, ya sudah urus saja dunia mu
sendiri, cari SMA yang batutah suka, tapi ingat,
kalau batutah sampai menyesal, jangan pernah
salahkan ayah,
Batutah : Sedikit mengejar ayahnya yang hendak beranjak
dari tempatnya sambal memegang tangan ayahnya
Ayah batutah : Sak sermu ta,
Batutah : Maafin batutah yah, batutah gk mau jadi anak
durhaka yah, batutah mau melanjutkan sekolah
batutah, ke pesantren yah,
Ayah batutah : Merangkul batutah sambil tersenyum)
Alhamdulillah, ini baru anak ayah, ya sudah
setelah ini, kamu beres beres, besok kita
berangkat ya
Batutah : Baik yah,
Ayah bautah : Ya sudah, beres beres sana

Visual drama 3 (Keraguan Batutah)

Sinematik video memperlihatkan ayah dan batutah berangkat dari rumah


menuju ke terminal, hingga menaiki bus dan berangkat, hingga sampai
d depan pondok ngabar,

Drama 3 (keraguan batutah)

Ayah batutah : Alhamdulillah nak, kamu sudah diterima masuk ke


pondok ini, lihat, kehidupan di pondok ini
sangatlah dinamis, semuanya dikerjakan sendiri,
angkat-angkat bangku sendiri, angkat-angkat meja
sendiri, semuanya serba sendiri, itulah yang
dinamakan jiwa berdikari, dan nanti kalua
batutah sudah masuk pondok, ya ayah jarang
jemput, dan jarang jenguk, kalua sering di
jenguk ya Namanya bukan mondok, ya,
Batutah harus belajar hidup mandiri, dan batutah
harus kuat,
Batutah : Iya yah,
Ayah batutah : Lah,, kok mukanya murung gitu, masih gak mau ya
masuk pondok,
Batutah : Tidak yah, batutah masih inget kata-kata temen
batutah waktu di sekolah kemarin,
Ayah batutah : Ileng nak, yang Namanya manusia itu, jangan
hanya memikirkan hal-hal duniawi saja, jangan
hanya memikirkan perut saja, kalau kamu
memikirkan perut saja, itu derajatmu tidak lebih
dari apa yang dikeluarkan perut tersebut,
banyak, jaman sekarang itu, orang hanya
memikirkan bagaimana, caranya hidup yang baik,
tapi sedikit, yang memikirkan bagaimana cara
mati yang baik,

FII AYYI ARDIN TATO’ FA ANTA MASULUN AN


ISLAMIHA

Nak, ayah yakin, kalau batutah masuk pondok


nanti, batutah akan jadi lebih baik, dari
sebelumnya dan lebih baik dari temen temen
batutah, yang ada diluar sana, ya nak ya
Batutah : Iya yah
Choir

Drama 4 (pengorbanan teguh)

Ustadz : Thoyyib, madza darsunal ana


Santri : Darsunal ana al jugrofiyah
Ustadz : Thoyyib jugrfiyah,

Bidayatan li hadza dars, arghobu fii an


ufatisya kutubakum awwalan, faman la yahmil
kitabah, falaihi qiyam, yang merasa tidak
membawa buk geografinya, silahkan berdiri, ayo
cepet silahkan berdiri, sebelum ust periksa,
Batutah : Dimas, buku gegrafi ana mana ya,
Dimas : Gk tau,
Teguh : Pakai ini aja, (lalu teguh yang berdiri)
Ust : Aina kutubukum, mana buku kalian,? Orang yang
tidak membawa bukunya dipelajaran ustadz,
berarti belum siap menerima, ilmu dari ustadz,
maka tidak ada balasan, selain keluar dari kelas
ini, maka kalian berempat, silahkan keuar dari
kelas,

(anak anak keluar dan ustadz melanjutkan


pelajaran)

Thoyyib ayuha tholabah, al an sanata’alam al


jugrofiya, sebagaimana yang kia ketahui,
Indonesia itu adalah negara yang sangat
mempesona, akan kekayaan alamnya, seni dan
budayanya, sehingga Indonesia mampu tampil
dikancah nasional, dan internasional, maka kali
ini, kita akan membahas, tentang, Indonesia,
jadi pelajaran kita hari ini adalah, Indonesia,
apa?
Santri : Indonesia,
Ustadz : (menuis judul di papan tulis) bailah seperti
kita ketahui, Indonesia itu, terdiri akan
keanekaragaman budayanya, maka kita harus
mengetahui, apa lagu daerah, dari masing masing
daerah, maka ust mau tau, diantara kalia ada yag
bisa gk, menyanyi lagu daerah tersebut, ayok
yang bisa acungkan tangannya, iya coba
Santri 1 ; Ana ust,
Ust ; Iya coba berdiri,
Sanri 1 ; E yamko rambe yamko, arunawa kombe,
Ust ; Baik, ada lagi yang bisa, coba sampingnya,
Santri 2 ; Ampar ampar pisang, pisangku belum masak, masak
-sabiji dihurung bari-bari, mangga lepok manga
lepok patah kayu bengkok, bengkok dimakan api,
apinya cangcurupan
Ust ; Bagus sekali, ternyata santri santri ust, pandai
kalau menyanyikan lagu, baik karena hari ini
bertepatan dengan hari 17 agustus mar kita
nyanyikan Bersama Bersama, alunan tujubelas
agustusan, kita angkat bangkunya kita buat
barisan di tengah, kita nyanyi Bersama yok,
Opening Pesona Indonesia dilanjut tarian nusantara

Drama 5 (sahabat baru)

Batutah : Akhi, terimakasi ya tadi bukunya, Tapi kok kamu


ngasih buku kamu, malah kamu yang disuruh ust
berdiri
Teguh : Gpp kita kan teman,
Batutah : Hah, temen? Kita kan belum kenalan
Teguh : Kita ini saudara, almukminu lilmukmini, kal
bunyani yasuddu ba’duhum ba’do Allah befirman
dalam alquran, wa’tashimu bihablillahi jami’a,
walaa tafaroku, kita kenal atau gk kenal, sesama
muslim kan harus saling tolong menolong, jangan
sampai terpecah belah, apalagi musuh musuhan,
itulah hakikat dari sebuah kebersamaan,
Batutah : Iya kamu benar juga, oh iya, ngomong-ngomong
nama kamu siapa?
Teguh : Oh nama aku teguh, klo kamu?
Batutah : Batutah,
Teguh : Kamu mau lihat atraksi beduk gk,?
Batutah : Iya, aku mau lihat, kamu bisa main beduk ya?
Teguh : Bisa dikit,
Batutah : Ajarin donk,
Teguh : Ayok kita kesana aja deh
Mereka menepi dan penampilan Etnic Modern Musik di mulai

Visual 4 (Sahabat Baru)

Sinematik, batutah dan teguh berjalan jalan Bersama di area pondok,


di depan, sambil bercengkrama, dan mereka duduk di tama depan masjid

Batutah : Teguh, kamu kok bisa betah di pondok, rhasianya


apa,?
Teguh : Gini ta, seluruh kegiatan di pesantren, semuanya
bersifat positif, dan mendidik, dipesantren ini,
aku benar benar menemukan kehidupan yang
sebenarnya,
Batutah : Oh gitu,
Teguh : Ehem, pesantren akan selamanya mewariskan nilai
nilai Pendidikan, kepada seluruh santri-
santrinya, karena sesungguhnya, tanpa kita
sadari, segala apa yang kita lihat, apa yan kita
dengar, dan apa yang kita rasakan disini,
semuanya adalah Pendidikan, yang mana sulit kita
temukan di luar, susah dicari, sukar didapat,
mahal harganya dan indah dijalaninya

Emangnya kamu gk betah disini?


Batutah : Iya guh, aku masuk sini atas keinginan ayahku,
aku dipaksa masuk pesantren, padahal aku ingin
sekali melanjutkan sekolahku ke SMA favorit,
Bersama teman teman ku yan lain
Teguh : keputusan ayahmu benar ta, justru dipesantren
ini, kamu bisa berkembang pesat, karena disini,
ada banyak kegiatan yang bermanfaat, hanya kamu
yang belum asuk kedalamnya, kamu harus belajar
mencintai apa yang kamu miliki ta, bukan
memaksakan, memiliki apa yang kamu cintai,

wa ‘asaa antakrohu syaian, wa huwa khoirun


lakum, wa ‘asaa antuhibbu syaian wa huwa sarun
lakum, ingatkan pesan pak kyai kemarin?
Batutah : Iya guh, kamu tahu banyak ya, padahal baru
setahun lo di pesantren, kalua sudah alumni
kayaknya kamu langsung jadi doctor filsafat n
Teguh : Haha bisa aja kamu ta, eh lihat anak anak
Latihan atraksi acrobatic yuk,
Batutah : Iya ayok
Drama 5 (kepulangan teguh)

Batutah : Eh dimas, lihat teguh gk


Dimas : Bukannya kalian sering bareng ya,
Batutah : Iya tapi hari ini belum kelihatan,
Dimas : Ohiya, kayaknya tadi di panggil sama ust MPS
deh,
Battah : Ust MPS, tpi ngapain?
Dimas : Gk tau, kelihatannya sih dia punya masalah kali
ya, coba kamu tanya sama dia aja deh, kan kamu
sahabatnya, ana duluan ya, masih ada urusan,
Batutah : Oh iya iya, makasih ya,

Visual 5 (kepulangan teguh)

Video sinematik Batutah berkeliling, mencari-cari teguh, dan


bertanya-tanya ke semua temannya, dan ternyata dia ada di kamar

Drama 6 (kepulangan teguh)

Batutah : Teguh, kamu mau kemana guh, terus ini apa,?,


eh guh ngomong donk,
Teguh : Aku mau pulang ta
Batutah : Pulang? Keluar maksdnya?
Teguh : Iya,
Battah : Ada masalah apa guh, kok tiba tiba kamu pulang,
Teguh : Aku gak mau membebani pikiranmu dalam masalah
ini, lagian ini masalah pribadi ta,
Batuth : Ya gk bisa gitu donk guh, kita udah kenal lama,
masalah kamu, itu masalah kita Bersama guh, aku
yakin guh, pasti ada jalan yang lebih baik dari
pada pulang guh,
Teguh ; Aku harus pulang ta, keadaan yang memaksa
Batutah ; Terus kenapa harus pulang?. Dulu, kamu guh yang
selalu nyemangatin aku, Ketika aku mulai ragu
dengan pondok, dulu kamu juga yang bantu aku
nyelesaikan masalahku guh, mending klau kayak
gini guh, kita gk usah kenal guh,
Teguh ; Ta, ini bukan seutuhnya niat aku untuk pulang,
ibuku sedang sakit dirumah, jadi mau tidak mau
harus aku yang merawatnya
Batutah : Tapi guh,
Teguh : Ingat pesan pak kyai ta, khoirunnass ahsanuhum
khuluqon wa anfauhum linnass, keluar bukan
berarti aku berhenti belajar ta, tapi aku harus
berusaha berjuang, sampai ke pelosok negeri, aku
sudah menemukan pelitaku disini, nilai-nilai
Kepesantrenan yang telah ditanamkan akan terus
aku teguhkan yang in shaa allah akan aku
terapkan di masyarakat nanti
Aku berharap pelita yang kau dapatkan nanti
lebih banyak, lebih baik dan lebih bermanfaat
bagi yang lain,
Batutah ; Tapi guh, aku sulit beradaptasi disini guh,
kalau kamu sudah pulang nanti guh,
Teguh : Ta, sekarang kita harus sama sama untuk belajar
menjadi mandiri ta, masih banyak orang yang
benar lagi baik disini, kita harus mencari,
mengerjakan kebenaran, in shaa allah kita akan
menemukan orang-orang yang benar, lagi baik, aku
yakin ta, sekarang waktuku untuk pulang ta,

dapatkan pelita-pelita itu

Drama 7 (Liburan)

Ayah batutah : Batutah kenapa, dengarkan ayah,


Batutah : Ayah kenapa si, masukin batutah ke pondok?
Batutah kan juga pengen seperti temen temen yang
lain, bisa lomba kesana kemari, dapat pengalaman
banyak diluar, sedangkan batutah, hanya belajar
dalam lingkup pesantren yah,
Ayah batutah : Lo, kok batutah ngomongnya kyk gitu
Batutah : Maaf yah, bukan maksud batutah membentak ayah,
Ayah batutah : Santri itu besar, santri itu tinggi, santri itu
benar, dan santri itu kuat, yang Namanya santri
tidak usah minta ditinggi-tinggikan, tidak usah
minta dibesar besarkan, dan tidak usah minta
dibenar-benar kan, orang santri itu sudah besar,
sudah tinggi, dan sudah benar, apa yang dimiliki
oleh santri itu mahal, susah dimiliki oleh orang
lain, jangan sampai ada perkataan, rumput
tetangga lebih hijau, dan bisikan tetangga lebih
manis, didalam diri santri itu sudah ada
kemanis-manisan, sudah ada kebesar-besaran, dan
sudah ada kebenar-benaran, jangan sampai kamu
terpengaruh, oleh pemikiran orang luar,

ya sudah sekarang, kamu ikut ayah keluar, kita


tenangkan fikiran kamu,
Batutah : Iya yah,
Adek batutah : Yah, mau kemana yah, adek juga mau ikut donk,
Ayah batutah ; Gak usah, kamu dirumah saja, katanya kamu pengen
seperti kakak jadi santri, kamu jaga rumah saja
ya,
Adek batutah ; Iya yah,
Ayah batutah ; Ya sudah ayah berangkat dulu, ayah pamit,
assalamualaikum,
Adek battah : Walaikumsalam

Visual 6 (Nasihat liburan ayah)

Sinematik, ayah dan batutah berangkat keluar dari rumahnya untuk


menenangkan fikiran, menuju sawah mengendarai sepeda,

Ayah batutah : Nak, coba lihat itu


Batutah : Iya yah, eman kenapa dengan matahari itu,
Ayah batutah : Bayangkan, kalau kamu menjadi seperti matahari
itu, pagi sampai sore menerangi bumi, walaupun
dibelahan bumi yang berbeda, para santri seperti
matahari itu nak, terus dan senantiasa,
menerangi manusia, dari gelapnya permasalahan
negeri ini, ayah yakin, suatu saat, kamu akan
menjadi cahaya, diantara masyarakat, menerangi
mereka dari kegelapan, Ketika di pondok, kamu
pasti akan mengahadapi berbagai masalah, tapi
denan masalah itulah, kamu akan terdidik untuk
kuat, kamu harus menyelesaikan masalahmu
sendirian, belajar menjadi manusia yang mandiri,
maka dari itulah, nantinya, kamu akan benar-
benar siap menjadi, pelita dari kegelapan
manusia,
Batutah : Tapi yah, terkadang batutah gk kuat disana,
masalah-masalah sendiri aja blm bisa batutah
hadapi, baju hilang, sandal hilang, kartu VA
hilang, iqob ini, iqob itu, bayar ini, bayar
itu, jangankan jadi pelita, menjadi lilin kecil
saja, sepertinya batutah gk sanggup
Ayah batutah : Nak, Ketika kamu tidak mampu menjadi jalan raya
hari ini, maka jadilah jalan setapak yang mampu
menolong orang lain untuk berjalan, dan Ketika
kamu tidak mampu menjadi matahari hari ini, maka
jadilah sebuah pelita, yang mampu menerangi
orang lain, dalam kegelapan, karena ayah yakin,
lilin kecil batutah hari ini, kelak akan menjadi
pelita, bahkan matahari, yang akan menyinari
seisi bumi, mundzirul qoum untuk negeri ini,
suatu saat nanti, FII AYYI ARDIN TATO’ FA ANTA
MASULUN ‘AN ISLAMIHA,

THE END
BATUTAH JOURNEY TO NGABAR

NEXT TO DRAMA MUSIKAL


DIBALIK JENDELA PESANTREN

Anda mungkin juga menyukai