Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA


NY. S DENGAN AKSEPTOR KB IMPLAN
DI PUSKESMAS AEK LOBA
KABUPATEN ASAHAN

Di Susun Oleh :

SABARHATI BR TANGGANG
NIM: 2290341

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA
NY. S DENGAN AKSEPTOR KB IMPLAN
DI PUSKESMAS AEK LOBA
KABUPATEN ASAHAN

Di Susun Oleh :

SABARHATI BR TANGGANG
NIM: 2290341

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra

Lubuk Pakam

Disusun oleh:

(SABARHATI BR TANGGANG)
NIM: 2290341

Pembimbing Praktek 1 Pembimbing Praktek II

( Bd. Sri Wulan, SST, M.Tr. Keb ) ( Ayu Purnamasari S Keb )


NPP.02.11.03.03.1987 NIP: 198603262017042006

Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Bd. Damayanti,S.Tr.Keb
NIP. 02.15.24.02.1990
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang “ASUHAN
KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S DENGAN AKSEPTOR
KB IMPLAN DI PUSKESMAS AEK LOBA KABUPATEN ASAHAN”. Dalam
menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan, pengarahan,
bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep,M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam
3. Bd.Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T,M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
4. Bd.Damayanti,S.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Kebidanan Institute Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
5. Bd Sri Wulan SST. M.Tr. Keb. Selaku pembimbing praktek I Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institute Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.
6. Ayu Purnamasari S Keb selaku bidan kordinator di puskesmas Aek Loba
sekaligus Pembimbing Praktek II (Lahan Praktik)

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya
laporan ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT
memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin

Aek Loba, 7 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat.................................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 5


2.1 Pengertian Kontrasepsi Secara Umum.................................................... 5
1. Pengertian Kontrasepsi........................................................................ 5
2. Tujuan KB........................................................................................... 5
3. Manfaat KB bagi Suami Istri.............................................................. 6
4. Manfaat KB bagi Anak....................................................................... 7
5. Jenis Alat Kontrasepsi......................................................................... 7
2.2 Pengertian Kontrasepsi Secara Khusus................................................... 8
1. Pengertian Kontrasepsi Implant.......................................................... 8
2. Jenis Kontrasepsi Implant................................................................... 9
3. Cara Kerja Kontrasepsi Implant.......................................................... 9
4. Efek Samping Kontrasepsi Implant dan Penanggulangan.................. 10
5. Keuntungan dan Kekurangan Kontrasepsi Implant............................ 11
6. Indikasi dan kontra indikasi kontrasepsi implant................................ 12
7. Efektivitas............................................................................................ 12
8. Tempat Pemasangan Implant.............................................................. 13
9. Cara Penggunaan................................................................................. 13

ii
10. Hal yang Harus diperhatikan pada Akseptor Implant....................... 20

BAB III KAJIAN KASUS.............................................................................. 22

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 28
1. Pengkajian........................................................................................... 28
2. Interpretasi Data.................................................................................. 28
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial...................................... 28
4. Tindakan Segera atau Kolaborasi........................................................ 29
5. Perencanaan......................................................................................... 29
6. Pelaksanaan......................................................................................... 30
7. Evaluasi............................................................................................... 30

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 31
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 31
5.2 Saran .......................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang Lalu................... 12

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Dokumentasi Pemasangan Implan pada Ny. S.............................. 34

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
KB menurut UU No. 10 Tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat dalam melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (KampungKB, 2017). Pelayanan kontrasepsi
adalah serangkaian kegiatan meliputi pemberian KIE, konseling, penapisan
kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan dan pencabutan, dan
penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah kehamilan.
pelayanan kontrasepsi yang diberikan meliputi kondom, feel, suntik, pemasangan
atau pencabutan implan, pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim,
pelayanan tubektomi, dan pelayanan vasektomi (Pusdatin 2019).
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian khususnya ibu
dengan kondisi 4 T ( terlalu muda melahirkan di bawah usia 21 tahun, terlalu tua
melahirkan di atas 35 tahun, terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 3 tahun, dan
terlalu banyak jumlah anak lebih dari 2). persentase Ibu meninggal yang melahirkan
berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Adalah 33 % dari seluru kematian ibu,
sehingga apabila program KB dapat dilaksanakan dengan baik lagi, kemungkinan
33% kematian ibu dapat dicegah melalui pemakaian kontrasepsi (Pusdatin 2019).
Menurut BKKBN, di antara PUS tahun 2019 sebesar 62,5% Mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 63, 27% pada tahun 2017, sementara
target RPJMN yang dicapai tahun 2019 sebesar 66%. Hasil SDKI tahun 2017 juga
menunjukkan angka yang lebih tinggi pada KB aktif yaitu sebesar 63,6%. Cakupan
peserta KB aktif di Indonesia tahun 2019 terrtinggi di Bengkulu yaitu sebesar 71,4 %
dan yang terendah di Papua Barat sebesar 25,4% sedangkan provinsi Riau tidak
mencapai pada urutan ke 27 dengan 51,5 %. Cakupan peserta KB aktif menurut
metode kontrasepsi modern tahun 2019 yaitu Suntik 63,7%, pil 17,0 %, IUD atau

1
AKDR 7,4%, MOP 0,5 %, MOW 2,7 %, implant 7,4 %, kondom 1,2% (Pusdatin,
2019).
Implan merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit dan
sering digunakan pada tangan kiri, keuntungannya daya guna tinggi, tidak
mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan setelah pelepasan
(KampungKB, 2017). Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang
berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat hormon
progesteron, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas.
Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat
efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun (Purwoastuti, 2015). Efek samping
kontrasepsi implant yaitu amenorea, perdarahan bercak (spooting) ringan, ekspulsi,
infeksi pada daerah insersi, peningkatan atau penurunan berat badan. Cara kerja sama
dengan pil, implan mengandung Lenovogestrel. Keuntungan dari metode implan
ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan, efektivitas sangat tinggi, angka kegagalan 1-3% (Padila,2014).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan dan pengalaman nyata pada asuhan
kebidanan keluarga berencana pada Ny. S dengan akseptor KB implan di
Puskesmas Aek Loba sesuai dengan managemen Kebidanan Menurut 7
Langkah Varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif pada Ny. S
dengan akseptor KB Implan di Puskesmas Aek Loba.
b. Menginterpretasikan data dari pengkajian yang telah dilakukan meliputi
diagnosa, masalah dan kebutuhan pada asuhan kebidanan pada Ny. S
dengan akseptor KB Implan di Puskesmas Aek Loba.
c. Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera pada
Ny. S dengan akseptor KB Implan di Puskesmas Aek Loba

2
d. Melakukan antisipasi atau tindakan segera pada Ny. S dengan akseptor
KB Implan di Puskesmas Aek Loba.
e. Melakukan asuhan yang menyeluruh pada Ny. S dengan pemasangan KB
Implan di Puskesmas Aek Loba.
f. Melaksanakan perencanaan secara efesien dari rencana tindakan asuhan
kebidanan pada Ny. S dengan akseptor KB implant di Puskesmas Aek
Loba.
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada asuhan
kebidanan pada Ny. S dengan akseptor KB implan di Puskesmas Aek
Loba.
h. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata
dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat terhadap akseptor
KB implant.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Pasien mendapat kan asuhan kebidanan yang kompreshensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
1.3.2 Bagi petugas kesehatan di Puskesmas
Dapat menjadi acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama
dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanana secara komprehensif dan
untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang dimiliki serta mau
membimbing kepada mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang
berkualitas.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi bahan referensi kajian pengembangan asuhan kebidanan pada
akseptor KB implan, serta dapat menjadi referensi dan bahan pembelajaran
asuhan kebidanan.

3
1.3.4 Bagi Penulis
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana alat kontrasepsi
implan secara langsung dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang selama ini
di pelajari di pendidikan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kontrasepsi Secara Umum


2.1.1 Pengertian Kontrasepsi
Keluarga Berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan. usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau
pencegah kehamilan dan perencanaan keluarga. prinsip dasar metode kontrasepsi
adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi)
atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan
berkembang di dalam rahim ( Purwoastuti,2015).
Keluarga Berencana ( KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang
paling dasar dan utama bagi wanita, Meskipun tidak selalu diakui demikian. dan
perluasan pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita yang harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya terbatas tapi juga karena metode-metode tertentu
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualis wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi
( Krisnawati,2013).
2.1.2 Tujuan KB
Pasangan yang menggunakan KB tentu memiliki tujuan masing-masing .KB
tidak hanya dilakukan kan untuk menekan jumlah kelahiran bayi. lebih jelasnya nya,
tujuan KB terbagi menjadi 2 bagian diantaranya:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(normal keluarga kecil bahagia sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan Khusus

5
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi
b. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi
c. Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan
kelahiran (KampungKB,2017).
2.1.3 Manfaat KB Bagi Pasangan Suami Istri
Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain
membatasi kelahiran, juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga gangguan
mental.
1. Menurunkan risiko kehamilan
Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan resiko melahirkan terlalu atau
terlalu tua. jika perempuan yang terlalu tua dan belum menopause melakukan
hubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi, Ada kemungkinan terjadi
kehamilan. melahirkan di atas usia 35 tahun akan beresiko pada wanita dan dapat
menyebabkan kematian.
2. Tidak mengganggu tumbuh kembang anak
Jika anak belum 1 tahun sudah memiliki adik, tumbuh kembang anak akan
terganggu. hanya jarak anak pertama dan kedua antara 3 sampai 5 tahun. jika
anak belum berusia 2 tahun sudah mempunyai adik, ASI untuk anak tidak bisa
penuh 2 tahun sehingga kemungkinan mengalami gangguan kesehatan. Orang tua
yang mempunyai dua anak juga akan mengalami kesulitan Membagi waktu. anak
yang lebih besar akan kurang perhatian, meski anak masih membutuhkan
perhatian penuh dari kedua orang tuanya
3. Menjaga kesehatan mental
Sebagian wanita mungkin mengalami depresi yang cukup hebat setelah
melahirkan. biasanya hilang jika mendapatkan dukungan dari pasangan. jika
terjadi kelahiran anak dengan jarak yang dekat, kemungkinan risiko depresi
semakin besar. depresi juga dapat terjadi pada ayah karena tidak siap secara fisik
dan mental. Dua kondisi tersebut bisa dihilangkan dengan melakukan program
Keluarga Berencana. jika melakukan pengaturan kehamilan, pasangan suami istri

6
bisa hidup lebih sehat. bahkan anak bisa tumbuh secara maksimal dan
perencanaan kehamilan akan berjalan matang (KampungKB,2017).
2.1.4 Manfaat KB Bagi Anak
1. Dapat mengetahui pertumbuhan anak dan kesehatannya
2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
3. Perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik (KampungKB,2017).
2.1.5 Jenis Alat Kontrasepsi
1. Pil ( biasa dan menyusui)
Manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan
setiap saat. terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
2. Suntik KB (1 dan 3 bulan )
Jenis atak kontrasepsi yang satu ini bisa dibilang sangat efektif (0,1-0,4
kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama menggunakan
suntik kb. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti
tidak perlu menyimpan obat suntiknya dan jangka pemakaianya biasa
dalam jangka panjang.
3. Implan ( susuk)
Merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit
dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi,
tidak mengganggu produksi ASI dan pemgembalian tingkat kesuburan
yang cepat setelah pencabutan
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR adalah alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim. Efek
samping sangat sangat kecil dan mempunyai keuntungan efektivitas
dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali
setelah AKDR diangkat
5. Kondom
Alat kontrasepsi yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya latex
(karet), plastik(vinil), atau bahan alami (produksi hewani), yang
dipasangkan pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom

7
sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli
dengan mudah.
6. Tubektomi
Jenis kontrasepsi ini adalah prosedur bedah Mini untuk memotong,
mengikat atau memasang cincin pada saluran tuba falopi untuk
menghentikan fertilisasi ( kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya
sangat efektif, baik apabila kehamilan akan terjadi risiko kesehatan yang
serius (KampungKB,2017).
7. Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak punya anak
lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga
diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk
memastikan apakah seorang lain sesuai untuk menggunakan metode ini
(Prawirohardjo, 2012)
2.2 Pengertian Kontrasepsi Secara Khusus
2.2.1 Pengertian Kontrasepsi Implant
Alat kontrasepsi yang mengandung hormon levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silastik-silikon dan disusukan di bawah kulit, setiap kapsul
mengandung 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80
mg (Firdayanti,2012).
Implan atau susu kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk
batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat hormon progesteron,
implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. hormon
tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif
sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun( Purwoastuti,2015).
Implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit, biasanya
dipasang di lengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implan mengandung
Levonogestrel. Keuntungan dari metode ini antara lain tahan sampai 5 tahun,
kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Efektivitas sangat tinggi, angka
kegagalan 1-3% (Padila,2014).

8
2.2.2 Jenis-Jenis Kontrasepsi Implant
a. Norplant
Norplant terdiri dari 6 kapsul, yang secara total bermuatan 216 mg
levonorgestrel. Panjang kapsul adalah 34 mm dengan diameter 2,4 mm. kapsul
terbuat dari bahan silastik medik (polydementhyloxane) yang fleksibel dimana
kedua ujungnya ditutup dengan penyumbat sintetik yang tidak mengganggu
kesehatan klien. Setelah penggunaan selama 5 tahun, ternyata masih tersimpan
sekitar 50% bahan aktif levonorgestrel asal yang belum terdistribusi ke jaringan
intertisial dan sirkulasi. Enam kapsul norplant dipasang menurut konfigurasi
kipas di lapisan subderma (Prawirohardjo,2012)
b. Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2
mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestel dan lama kerjanya 3 tahun
(Mulyani, 2013).
c. Indoplant atau Jadena
Dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerjanya 3
tahun (Mulyani, 2013).
2.2.3 Cara Kerja Kontrasepsi Implant
Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. seperti
kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan
mucus serviks sehingga tidak dilewati oleh sperma. Walaupun pada konsentrasi yang
rendah, progestin akan menimbulkan pengentalan mucus serviks. perubahan terjadi
segera setelah pemasangan implan. Progestin juga menekan pengeluaran folikel
stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dari hipotalamus dan
hipofisis. lonjakan LH (surge) direndahkan sehingga ovulasi ditekan oleh
levonorgestrel. level LH ditekan lebih kuat oleh etonogestrel sehingga tidak terjadi
ovulasi pada 3 tahun pertama penggunaan implan.
Penggunaan progestin jangka panjang, juga menyebabkan hipotropisme
endometrium sehingga dapat mengganggu proses implantasi. Pertumbuhan dan
maturasi endometrium, juga menjadi penyebab terjadinya pendarahan ireguler. Hal

9
yang baru dalam implan ialah cara pengeluaran hormon levonorgestrel di dalam
tubuh, yang terjadi secara terus-menerus dan stabil selama 3-4 tahun (Prawirohardjo,
2012).
Dengan disusupkan nya 1 kapsul, dua kapsul, atau 6 kapsul silastik implan di
bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap jumlah levonorgestrel ke dalam
darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar
kecilnya levonorgestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul
plastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set implan terdiri dari 6
Kapsul dan dapat bekerja secara efektif selama 5 tahun. Sedangkan implanon yang
terdiri dari satu atau 2 kapsul dapat bekerja secara efektif selama 3 tahun (Mulyani,
2013).
2.2.4 Efek Samping Kontrasepsi Implant Dan Penanggulangan
a. Amenorea
Lakukan pemeriksaan kehamilan untuk memastikan apakah klien hamil atau
tidak. Apabila klien tidak hamil, tidak perlu penanganan khusus. Apabila terjadi
kehamilan dan ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan. Rujuk lain jika
diduga terjadi kehamilan ektopik.
b. Perdarahan bercak( spotting) ringan
Tidak perlu tindakan apapun jika tidak ada masalah dan klien tidak hamil.
Apabila klien tetap mengeluh permasalahan ini dan ingin tetap menggunakan
implan, berikan pil kombinasi satu siklus atau Ibuprofen 3 x 800 mg selama 5
hari, jelaskan bahwa akan terjadi pendarahan kembali setelah pil kombinasi
habis. Apabila terjadi pendarahan yang lebih banyak dari biasa. Beri 2 tablet pil
kombinasi selama 3 sampai 7 hari kemudian lanjutkan dengan satu siklus pil
kombinasi.
c. Ekspulsi
Cabut kapsul ekspulsi, periksa Apakah terdapat tanda infeksi daerah insersi bila
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, nya pasang 1
buah kapsul baru pada tempat insersi yang berbeda. bila ada infeksi, cabut
seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain.

10
d. Infeksi pada daerah insersi
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun, air, dan antiseptik.
berikan antibiotik selama 7 hari, implan tidak perlu dilepas dan minta klien untuk
kembali setelah 7 hari. Apabila tidak terjadi perbaikan. Cabut implant.
e. Peningkatan atau penurunan berat badan
Beritahu klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Apabila
terjadi perubahan berat badan lebih dari 2 kg, kaji kembali diet klien

2.2.5 Keuntungan Dan Kekurangan Kontrasepsi Implant


a. Keuntungan
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan implant
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Bebas dari penggunaan estrogen
6) Tidak mengganggu hubungan saat senggama
7) Tidak mengganggu produksi ASI
8) Ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
10) Mengurangi nyeri haid
11) Perdarah atau bercak perdarahan diantara siklus haid
12) Lindungi terjadinya kanker endometrium
13) Menurunkan Angka kejadian kelainan jinak payudara
14) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
15) Menurunkan Angka kejadian endometriosis (Mulyani, 2013).
d. Kekurangan
1) Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih
2) Petugas kesehatan harus dilatih khusus
3) Harga implan yang mahal
4) Implan sering mengubah pola haid
5) Implan dapat terlihat di bawah kulit

11
2.2.6 Indikasi dan kontra indikasi kontrasepsi implant
a. Indikasi penggunaan kontrasepsi implant
1) Wanita usia reproduksi
2) Wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum
mempunyai anak
3) Wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi
4) Wanita setelah keguguran dan setelah melahirkan, kan yang menyusui atau
yang tidak menyusui
5) Wanita yang tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak untuk sterilisasi
6) Wanita dengan tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg
7) Wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi
b. Kontraindikasi penggunaan kontrasepsi implant
1) Wanita yang hamil atau dicurigai hamil
2) Wanita yang mengalami perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan menstruasi atau
amenorea
4) Wanita yang menderita kanker payudara atau mempunyai riwayat kanker
payudara
5) Wanita hipertensi
6) Penderita penyakit jantung, melitus (Yuhedi,2015)
2.2.7 Efektivitas
Efektifitas dari pemasangan susuk/ implan adalah sebagai berikut:
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
3) Mengurangi transportasi sperma
4) Menekan ovulasi
5) 99% sangat efektif ( kegagalan 0,2- 1 kehamilan per 100 perempuan)
(Tresnawati, 2013)

12
6) Pada umumnya, resiko kehamilan kurang dari 1 diantara 100 ibu dalam 1
tahun (kemenkes,2013)
2.2.8 Tempat Pemasangan Implant
Pemasangan implan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak atau
digunakan. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk
pemasangan implan, yang sebelumnya dilakukan anestesi lokal (Mulyani,2013).
2.2.9 Cara Penggunaan Kontrasepsi Implan
a. Alat dan bahan
1) Meja periksa untuk tempat tidur klien
2) Penyangga lengan atau meja samping
3) Sabun untuk mencuci tangan
4) 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril
5) Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering
6) 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk larutan antiseptik, 1 tempat air
DTT/steril, kapas dan 1 lagi untuk tenpat kapsul implan-2. Kapsul implan-2
plus dan fin ada di dalam trokar steril.
7) Sepasang sarung tangan steril/DTT
8) Larutan antiseptik
9) Anasesi lokal (konsetrasi 1% tanpa epinefrin)
10) Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan paanjang 2,5-4 cm
(nomor 22).
11) Trokar nomor 10 dengan pendorongnya
12) Skalpel (pisau bedah) nomor 11
13) Pola terbuat dari plastik (template) untuk menandai posisi kapsul (huruf V).
14) Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plaster.
15) Kasa pembalut
16) Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu tersedia untuk keadaan
darurat).
b. Pemasangan Implan

13
Kapsul implan di pasang tepat di bawah kulit, di atas lipat siku, di daerah medial
lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang di
gunakan.
c. Langkah Pemasangan
Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien:
sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan, sudah pernah
mendapat anastesi lokal sebelumnya, dan alergi terhadap obat anastesi lokal atau jenis
obat lainnya.
1) Persiapan
a) Langkah 1
Pastikan klien telah mencuci dan membilas lengan atas hingga bersih. Periksa
kembali tidak ada sisa sabun karena dapat menurunkan efektivitas antiseptik
tertentu.
b) Langkah 2
Lapisi tempat penyangga lengan atau meja samping dengan kain bersih.
c) Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah disiapkan, ditempatkan
diatas meja penyangga, lengan atas membentuk sudut 30 o terhadap bahu dan
sendi siku 90o untuk memudahkan petugas melakukan pemasangan.
d) Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm (3 inci) diatas lipat siku dan
reka posisi kapsul di bawah kulit (subdermal).
e) Langkah 5
Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus steril
tanpamenyentuh peralatan yang ada didalamnya. Untuk implan 2 plus, kapsul
sudah berada di dalam trokar.
f) Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril indoplant dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul ke dalam mangkok
steril. Untuk impalnt 2 plus, kapsul sudah berada di dalam trokar.

14
2) Tindakan Sebelum Pemasangan
a) Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih
b) Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien
guna mencegah kontaminasi silang).
c) Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai, hitung kapsul untuk
memastikan jumlahnya sudah 2.
d) Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan mengoleskan larutan antiseptik. Hapus
antiseprik yang berlebihan bila larutan ini mengaburkan tanda yang sudah
dibuat sebelumnya.
e) Langkah 5
Fokuskan area pemasangan dengan menempatkan kain penutup (doek)
atau kertas steril berlubang. Letakkan kain steril dibawah lengan atas.
f) Langkah 6
Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi terhadap obat
anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (lidocaine 1%, tanpa
epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama
memasang dua kapsul implan-2.
g) Langkah 7
Lakukan anastesi lokal: intrakutan dan subdermal. Hal ini akan membuat
kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya dan dorong jarum untuk
menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul (masing-masing 1 ml)
membentuk huruf V.
3) Pemasangan kapsul
Sebelum membuat insisi, pastikan efek anastesi telah berlangsung dan sensasi
nyeri hilang.
a) Langkah 1

15
Pegang skalpel dengan sudut 45o buat insisi dangkal hanya untuk sekedar
menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
b) Langkah 2
Trokar harus di pegang dengan ujung yang tajam menghadap keatas. Tanda 1
dekat kapsul menunjukkan batas masuknya trokar sebelum memasukkan
setiap kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan batas pencabutan trokar
setekah memasang setiap kapsul.
c) Langkah 3
Dengan trokar di mana posisi angka (impaln-2) dan panah (impant-2 plus)
menghadap ke atas masukkan ujung trokar pada luka insisi dengan posisi 45 o
(saat memasukkan ujung trokar) kemudian turunkan menjadi 30 o saat
memasuki lapisan subdermal dan sejajar permukaan kulit saat mendorong
hingga tanda 1 (3-5 mm dari pangkal trokar).
d) Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga
kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda
(1) dekat pangkal. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama
pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada tepat dibawah kulit.
e) Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut pendorong dari trokar (implan-2).
Untuk implan-2 plus, justru pendorong dimasukkan (posisi panah disebelah
atas) setelah tanda 1 tercapai dan diputar 180 o searah jarum jam hingga
terbebas dari tahanan karena ujung pendorong memasuki alur kapsul yang ada
didalam saluran trokar.
f) Langkah 6
Masukkan kapsul pertama kedalam trokar. Gunakan pinset atau klem untuk
mengambil kapsul dan memasukkan kedalam trokar. Untuk mencegah kapsul
jatuh pada waktu dimasukkan kedalam trokar, letakkan satu tangan di bawah
kapsul untuk menangkap bila kapsul tersebut jatuh. Langkah ini tidak di
lakukan pada impalan-2 plus karena kapsul sudah ada didalam trokar. Dorong

16
kapsul sampai seluruhnya masuk kedalam trokar dan masukkan kembali
pendorong.
g) Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai
terasa ada tahanan (jika setengah bagian pendorong masuk ke dalam trokar).
Untuk implan-2 plus, setelah pendorong masuk jalur kapsul maka dorong
kapsul hingga terasa ada tahanan.
h) Langkah 8
Tahan pendorong ditempatya kemudian tarik trokar dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong sampai tanda 2 muncul diluka
insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Untuk implan-2 plus,
pangkal trokar tidak akan mencapai pangkal pendorong (tertahan di tengah)
karena terhalang oleh ujung pendorong yang belum memperoleh akses ke
kapsul kedua.
i) Langkah 9
Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda (2) harus terlihat
ditepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah
kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar
seluruhnya dari trokar.
j) Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah lateral
kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul
pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 30 o, mengikuti pola huruf V
pada lengan (fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk) dan masukkan
kembali trokar mengikuti alur kali V sebelahnya sampai tanda (1). Bila tanda
(1) sudah tercapai, masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan
seperti langkah sebelumnya (langkah 8) sampai seluruh kapsul terpasang.
Untuk implan-2 plus, kapsul kedua di tempatkan setelah trokar disorong
kembali mengikuti kaki V sebelahnya hingga tanda 1, kemudian pendorong di

17
putar 180o berlawanan dengan arah jarum jam hingga ujungnya mencapai
pangkal kapsul kedua dan trokar ditarik kembali ke arah pangkal pendorong.
k) Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko atau ekpulsi,
pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka
insisi. Juga pastikan jarak antara ujung setiap kapsul yang terdekat dengan tepi
luka insisi (dasar huruf V) tidak lebih dari kapsul.
l) Langkah 12
Saat memasang kedua kapsul satu demi satu, jangan mencabut trokar dari luka
insisi untuk mengurangi trauma jaringan, minimalisasi infeksi dan
mempersingkat waktu pemasangan.
m) Langkah 13
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul telah
terpasang.
n) Langkah 14
Pastikan ujung dari kedua kapsul harus cukup jauh dari luka insisi (sekitar 5
mm). Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus
dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali ditempat yang tepat.
o) Langkah 15
Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah dipastikan tepat
keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan
kasa selama 1 menit untuk menghentikan perdarahan. Bersihkan tempat
pemasangan dengan asntiseptik.
d. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1) Menutup luka insisi
a) Tentukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid tau plaster dengan
kasa steril unutk menutup luka insisi. Luka insisi tidak perlu dijahit
karena dapat menimbulkan jaringan parut.

18
b) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan
pembalut untuk hematosis dan mengurangi memar (perdarahan
subkutan).
2) Pembuangan Darah dan Dekontaminasi
a) Sebelum melepas sarung tangan, masukkan alat-alat ke wadah yang
berisi klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Dekontaminasi juga jarum
dan alat suntik, pendorong dan trokar.
b) Kain penutup (bila digunakan) harus dicuci sebelum dipakai lagi.
Taruh di dalam kontainer yang kering dan tertutup kemudian bawa ke
tempat cucian.
c) Dengan masih memakai sarung tangan, buang bahan-bahan
terkontaminasi (kasa, kapas dan lain-lain) dalam kontainer yang anti
bocor dan diberi tanda, atau dalam kantong plastik.
d) Bila menggunakan sarung tangan sekali pakai, celupkan sebentar
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin,
kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik dan masukkan ke
tempat sampah.
e) Bila menggunakan sarung tangan pakai ulang, celupkan sebentar
tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin,
lepaskan secara terbalik dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%
(rendam dalam 10 menit).
f) Cuci tangansegera dengan sabung dan air
g) Semua sampah harus dibakar atau ditanam.
3) Perawatan klien
a) Buat catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan
kejadian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan
(gambarkan lokasi pemasangan kapsul pada lengan atas klien).
b) Amati klien lebih kurang 14 sampai 20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klie.

19
Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemasangan, kalau
bisa diberikan secara tertulis.
e. Petunjuk Perawatan Luka Insisi di Rumah
1) Mungkin akan terjadi memar, bengkak atau sakit didaerah insisi selama
beberapa hari. Hal ini normal
2) Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka
insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakaian
3) Jangan mambuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid
ditempatnya sampai luka insisi sembuh (umunya 3-5 hari).
4) Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka didaerah
tersebut atau menambahkan tekanan.
5) Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dibersihkan
dengan tekanan normal.
6) Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan
dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari, segera kembali ke
klinik.
f. Bila Terjadi Infeksi
s1) Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
2) Bila terjadi abses (dengan atau tanpa ekspulsi kapsul), cabut semua kapsul
(Prawirohardjo, 2012).

2.2.10 Hal yang perlu diingatkan pada Akseptor Kb implant


a. Pemeriksaan kesehatan umum, (tanda-tanda vital) klien dilakukan sebelum
pemasangan implant
b. Sesudah pemasangan implan, kemungkinan ibu akan mengalami rasa nyeri pada
tempat pemasangan. Beritahu ibu untuk tidak khawatir karena hal ini hanya
terjadi sebentar dan tidak diperlukan tindakan apapun. Akan tetapi, jika nyeri
tidak tertahankan beritahu ibu untuk segera pergi meminta bantuan bidan atau
dokter di tempat pelayanan kesehatan.
c. Selama 3 hari sesudah pemasangan, ibu diperbolehkan mandi tetapi jaga supaya
daerah tempat pemasangan tetap kering.
20
d. Setelah disuntik, ibu dapat melakukan kegiatan seperti biasa, misalnya berkebun,
mencuci, mengetik, berolahraga, dan lain sebagainya. Ingatkan untuk tidak
mengangkat berat, selama beberapa waktu ( sekitar 1 minggu).
e. Pada hari kelima, balutan pada bekas tempat pemasangan boleh dibuka. Lihat
dan perhatikan, jika bekasnya sudah kering tidak perlu dibalut lagi
f. Kemungkinan siklus menstruasi ibu menjadi tidak teratur yang merupakan salah
satu efek samping pemakaian kontrasepsi implan. Sarankan ibu untuk
membicarakan hal ini dengan bidan dan dokter di pelayanan kesehatan
g. Jika ada keluhan, pergi ke pelayanan kesehatan agar mendapat pertolongan dari
dokter atau bidan.
h. Sesudah 5 tahun ,kunjungi pelayanan kesehatan untuk mencabut implan. Jika
masih ingin menggunakan implan, dokter atau bidan akan menggantinya dengan
implan baru (Suhadi, 2015).

21
BAB III
KAJIAN KASUS

Tangga Kunjungan : 23 Februari 2023


Pukul : 10.00 WIB
A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 40 tahun Umur : 49 tahun
Nikah/Lamanya : 1x /±21 tahun Nikah/Lamanya : 1x/±21 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Aek Loba
b. Keadaan ibu sekarang
1) Ibu ingin memakai akseptor KB implan
2) Ibu ingin menjarangkan kehamilannya
3) Ibu merupakan akseptor lama KB implan
c. Riwayat haid
Menarche umur 13 tahun, siklus haid teratur 28-30 hari, lamanya 6-7 hari, dan
ibu tidak pernah merasakan nyeri perut selama haid.
d. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Anak Tahun Usia Tempat Jenis
JK BBL Penolong Penyakit laktasi
ke Lahir Kehamilan Bersalin persalinan
1 3.200
2003 Laki-laki aterm Puskesmas Bidan Spontan - ya
gr
2 3.000
2013 Perempuan aterm Bidan Bidan Spontan - Ya
gr
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

22
e. Riwayat KB
Ibu menggunakan KB implant sudah 2 kali dan pernah menggunakan KB Suntik
3 bulan (Depoplovera) selama ±3 tahun, efek samping yang pernah diderita ibu
adalah spooting, kini ibu ingin menggunakan KB implant kembali.
f. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi, DM, jantung,
asma, dan penyakit serius lainnya
2) Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan
g. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menderita penyakit serius seperti
hipertensi, asma, diabetes militus, kanker dan penyakit jantung.
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
a) Makan 3 x sehari, nafsu makan baik.
b) Pola makan nasi, sayur, dan lauk
c) Minum 7-8 gelas/ hari
2) Eliminasi
a) BAB 1-2 x sehari
b) BAK 3-4 x sehari
c) Tidak ada gangguan saat BAB dan BAK
3) Personal Hygiene
a) Mandi 2 x sehari
b) Sikat gigi 2 x sehari
c) Cuci rambut 2-3 x seminggu
d) Ganti baju 2 x sehari
4) Istirahat
a) Tidur siang ± 1-2 jam sehari
b) Tidur malam ± 7-8 jam sehari

23
5) Aktivitas
Aktivitas sebagai ibu rumah tangga memasak, menyapu, mengepel,
mencuci, dan mengurus anak.
i. Data psikososial, ekonomi, dan spiritual
1) Hubungan ibu, suami dan keluarga baik
2) Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
3) Ibu tela membicarakan kepada suami dan keluarga untuk keinginannya untuk
berKB implan
4) Suami setuju apabila isterinya menggunakan KB implan untuk menjarangkan
kehamilannya
5) Suami adalah pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
6) Ibu dan keluarga taat dalam menjalankan ibadah.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum ibu : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Berat badan sekarang : 55 kg
4) Tinggi badan : 153 cm
b. Pemerikasaan tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu : 36,70C
4) Pernafasan : 20 x/menit
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : rambut sebahu, dan kulit kepala bersih, tidak ada nyeri
tekan serta tidak ada benjolan
2) Wajah : Keadaan wajah tidak pucat, tidak ada kelainan
3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
4) Hidung : tidak ada polip
5) Telinga : tidak tampak kelainan

24
6) Mulut : Bersih, tidak tampak caries
7) Leher : Tidak ada pembesarankelenjar gondok atau tyroid
8) Payudara : Simestris kiri/kanan, putting susu terbentuk, tidak teraba
massa
9) Abdomen : Tidak ada bekas operasi,
10) Genitalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi
11) Anus : Tidak ada hemoroid
12) Ektremitas bawah : Simestris kiri dan kanan, tidak ada varices pada
tungkai dan tidak ada oedema
B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnosa : Ny S dengan akseptor lama KB implan
a. Data Subjektif
1) Ibu ingin memakai KB implan menjarangkan kehamilannya
2) Ibu telah membicarakan kepada suami dan keluarga untuk
keinginannya berKB implan.
3) Tidak ada kendala dari pihak suami
4) Anak terakhir ibu dengan jenis kelamin perempuan dengan umur 9
tahun
b. Data Objektif
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) TTV dalam batas normal:
a) Tekanan darah : 110/80 mmHg
b) Nadi : x/80menit
c) Suhu : 36,7oC
d) Pernafasan : 20x/menit
4) Hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan
C. Langkah III Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Diagnosa : Ny. S Akseptor KB Implan
Masalah potensial : Adanya tanda-tanda infeksi pada luka bekas insisi.

25
Kebutuhan : Penkes perawatan luka
D. Langkah IV Antisipasi Masalah dan Tindakan Segera/ Kolaborasi
Tidak ada data yang menunjang
E. Langkah V Rencana Tindakan
1. Beri informasi kepada ibu tentang keadaan umumnya
2. Menjelaskan setiap tindakan yang kan dilakukan
3. Mekakukan konseling KB implan
a. Efektifitas KB implant
b. Keuntungan KB implant
c. Kerugian KB implant
d. Indikasi implant Kontra Indikasi KB implant
e. Prosedure pemasangan implant
4. Beri penkes tentang keuntungan KB dan kerugian KB
5. Menyiapkan alat-alat dan memberitahu ibu langkah pemasangan implant
6. menjelaskan tentang perawatan luka pada daerah pemasangan KB implant
7. Beri obat pereda nyeri dan antibiotic
8. Beri jadwal kontrol ulang dan kapan harus cabut implannya
F. Langkah VI Pelaksanaan Tindakan
1. Memberikan informasi tentang kedaan umun ibu, TD : 110/80 mmHg,
HR : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, T: 36,50C
2. Memberikan penkes keuntungan dan kerugian KB implant
3. Konseling KB
a) Efektifitas KB implant
Metode ini sangat efektif untuk mencegah kehamilan lebih dari 99,9%
efektif
b) Keuntungan KB implan
Memberikan perlindungan jangka panjang 3 tahun, bila ibu menyusui
tidak menggagu produksi ASI
c) Kerugian KB implan

26
Dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola haid, dan peningkatan /
penurunan berat badan, dermatitis, jerawat
d) Indikasi KB implant
Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang dan
yang memiliki ke efektifitasan jangka panjang dan wanita yang sering
lupa minum pil
e) Kontra Indikasi KB implant
Hamil, atau diduga hamil, perdarahan pervaginam yang belum
diketahui penyebabnya, kanker payudara dan penyakit lainnya.
5. Mendekatkan alat dan persilahkan pasien untuk berbaring dan meletakkan
tangan kiri lebih dekat dengan bidan dan melakukan pemasangan implant.
6. Memberikan obat asam mefenamat 3x1/hari, dan amoxilin 3x1/hari
6. Mengingatkan ibu untuk kontrol pada tanggal 3 Maret 2023 dan datang
tanggal 23 Februari 2026 untuk mencabut implant.
G. Langkah VII Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan keadaan umumnya
2. Ibu sudah mengerti keuntungan /kerugian memakai KB implant
3. Ibu sudah mengerti pasang KB implant
4. Ibu bersedia untuk kontrol ulang dan akan datang untuk mencabut implant 3
tahun lagi

27
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang studi kasus Asuhan Kebidanan pada
Ny. S akseptor KB implant dengan akseptor lama di Puskesmas Aek Loba pada
tanggal 23 Februari 2023, serta melihat kesesuaian atau kesenjangan teori dan
praktek.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh melalui anamneses yaitu ibu datang ke Puskesmas
Pada tanggal 23 Februari dan ibu ingin menggunakan Akseptor KB. Berdasarkan
pemeriksaan fisik diperoleh data yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran kompos
mentis, tinggi badan 155 cm, berat badan 45 Kg, tanda-tanda vital : TD: 110/80
mmHg, nadi : 80 x/menit, pernafasan : 20 x/menit, suhu : 36,7 0C. Pada pemeriksaan
head to toe tidak ada kelainan.
2. Interpretasi Data Dasar
Menurut teori yang boleh menggunakan implant yaitu, wanita usia
reproduksi,wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum
mempunyai anak, wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi, wanita setelah keguguran dan setelah melahirkan, kan
yang menyusui atau yang tidak menyusui, wanita yang tidak menginginkan anak lagi
tetapi menolak untuk sterilisasi, wanita dengan tekanan darah kurang dari 180/110
mmHg, wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi.
Berdasarkan studi kasus ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi implant
karena inginmenjarakkan kehamilan, ibu mengatakan telah memiliki 2 orang anak.
Hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan sehat dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Berdasarkan tinjauan teori dan studi kasus yang terjadi pada Ny. S tidak adanya
kesenjangan teori dan kasus.
3. Diagnosa / Masalah Potensial
Berdasarka tinjauan pustaka menejemen kebidanan adalah mengidentifikasi
adanya masalah potensia yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi

28
(Nurhayati, 2013). Setelah pemasangan implant perlu dijelaskan bahwa mungkin
terjadi sedikit rasa perih, bengkak, atau sedikit sakit didaerah insisi selama beberapa
hari, namun hal ini normal 3-5 hari sudah sembuh (Prawirohardjo,2012). Bila
ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan atau bila rasa sakit
menetap selama beberapa hari menganjurkan klien segera ke klinik atau rumah sakit.
Berdasarkan kasus pada Ny.S tidak ada data penunjang yntuk terjadinya masalah
potensial. berdasarkan tinjauan teori dan studi kasus yang terjadi pada Ny.S tidak
adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Kolaborasi / Tindakan Segera
Perlunya tindakan segera dan kolaborasi dilakukan jika ibu mengalami efek
samping dan keluhan yang mengancam maka dilakukan tindakan segera atau
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainya untuk menagani akseptor KB implant.
Tidak ada data yang memberikan memberikan indikasi adanya tindakan segera
dimana harus segera menyelamatkan jiwa pasien, berupa kolaborasi dengan tenaga
kesehatan yang lebih professional.
5. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses penyusunan rencana tindakan berdasarkan
identifikasi masalah saat sekarang serta antisipasi diagnose dan masalah-masalah
yang lain mungkin terjadi namun terlebih dahulu aharus dirumuskan tujuan yang akan
dicapai beserta kriteria keberhasilan yang telah sepakati bersama klien dan keluarga.
Pada studi pada Ny. S penulis merencanakan memberikan informasi kepada ibu
tentang keadaan umumnya, menjelaskan setiap tindakan yang kan dilakukan,
mekakukan konseling KB implant, memberi Penkes tentang keuntungan KB dan
kerugian KB, Infomed consent, menyiapkan alat-alat dan memberitahu ibu langkah
pemasangan implant, menjelaskan tentang perawtan luka pada daerah pemasangan
KB implant, memberikan obat pereda nyeri dan antibiotic, memberi jadwal
kunjungan ulang

6. Pelaksanaan

29
Menurut Mangkuji dkk (2012) berdasarkan tinjauan manajemen asuhan
kebidanan bahwa melaksanakan rencana tindakan harus efesien dan menjamin rasa
aman pada klien. Implementasi dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun
sebagian dilaksanakan oleh ibu serta kerja sama dengan tim petugas kesehatanlainnya
sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan.
Setelah menjelaskan tentang KB implant, maka ibu setuju dengan tindakan yag akan
dilakukan dan keadaan fisik ibu yang mendukung ibu untuk melaksanakan tindakan
pemasangan. Tindakan pemasangan yang telah direncanakan sesuai rencana dan
tahap pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses menejemen asuhan kebidanan
yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien
dengan pedoman dan ujuan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
evaluasi KB implant telah terpasang , ibu mengerti perawatan luka insisi setelah
pemasangan dan akan kembali untuk perawatan luka.

BAB V

30
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengumpulan data dasar pada Ny. S sebagai akseptor
KB implant di Puskesmas Aek Loba tahun 2023.
2. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah aktual pada Ny. S
dengan pengumpulan baik dari data subjektif, data objektif dan sehingga
didapatkan diagnosa kebidanan pada Ny. S yaitu akseptor KB implant.
3. Telah dilaksanakan permusan diagnosa/ masalah potensial pada Ny.S
dengan hasil bila tidak dilakukan perawatan luka dapat menyebabkan
adanya infeksi pada luka bekas insisi.
4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.S
dengan hasil bahwa pada kasus ini tidak dilakukan tindakan kolaborasi
karena tidak adanya indikasi dan data yang menunjang untuk dilakukannya
tindakan tersebut.
5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan
hasil merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan
masalah potensial yang dapat terjadi.
6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada Ny. S
dengan hasil yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan.
7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. S dengan
hasil implant sudah terpasang , dan ibu bersedia kontrol pada tanggal 03-
03-2023
8. selama melakukan asuhan kebidanan penulis hanya menemukan beberapa
kesenjangan antara teori dan praktek pada implementasi tindakan
pemasangan implant.

5.2 Saran

31
1. Untuk Klien

a. Menganjurkan kepada ibu agar menjaga dan merawat kebersihan


luka agar tidak terjadi infeksi, dan kontrol pada tanggal 03-03-2022
b. Pasien diharapkan selalu memeriksa batang implant dan datang
ketenaga kesehatan 3 tahun mendatang untuk melepas batang
implant.
2. Untuk Bidan
Diharapkan dapat meningkatkan asuhan pelayanan kebidanan sesuai
dengan procedure tindakan yang ada demi kepuasan pasien.

3. Untuk Institusi
Di harapkan tenaga kesehatan selalu melakukan perubahan dengan
mencari informasi yang berhubungan dengan kebidanan demi kemajuan
dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

32
Firdayanti. 2012. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan Keluarga
Berencana yang Tidak Terpenuhi).Makassar: Alauddin Uneversity Press.

KampungKB.(2017,30 Mei). Pelayanan KB. Diakses pada 5 April 2021, dari


https://www.kampungk.bkkbn.go.id

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.

Mulyani, NS. Rinawati, M. 2013). KB Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Padila, 2014. Keperawatan Maternitas (Sesuai Dengan Standar Kompetensi (PLO)


Kompetensi Dasar (CLO). Yogyakarta : Nuha Medika.

Purwoastuti, E &Walyani, ES. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan


Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Pusdatin. 2019.Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019. Jakarta : Kemenkes RI

Tresnawati, Frisca.2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan


Profesional. Jakarta: Pretasi Pustaka Publisher.

Yuhedi, LT. Kurniawan, T. 2015. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB.
Jakarta : EGC.

33

Anda mungkin juga menyukai