Anda di halaman 1dari 16

Nama:Fa'is Aminullah Akbar

Kelas:XI TEI 2

No.Ab:13

CARI TOKOH PENGUSAHA SUKSES DAN BIOGRAGINYA MINIMAL 10 DARI DALAM NEGERI DAN TOKOH
LUAR NEGERI.

1. Eka Tjpta Widjaja

Sebelum sukses menjadi seorang pengusaha terkaya, ia pernah berjualan permen. Eka Tjipta
Widjaja dikenal sebagai pendiri perusahaan grup Sinarmas. Perusahaan ini bergerak di berbagai
sektor, mulai dari Agribisnis, Keuangan, Makanan, Infrastruktur, Telekomunikasi, dan Energi
hingga Kesehatan dan Pendidikan.
Sejarah Sinarmas tidak terlepas dari kisah jatuh bangun Eka Tjipita Widjaja dalam membangun
bisnisnya tersebut. Ia lahir dari keluarga amat miskin. Merantau dari China ke Makassar pada
tahun 1932 dengan bekal 150 dollar hasil berhutang ke rentenir.
Sejak kecil ia terpaksa berhenti sekolah demi membayar utang keluarga. Mulai dari berjualan
permen, biskuit, berjualan kopi hingga berjualan kopra dilakoninya. Ketika usahannya sedang
tumbuh ia diuji ketika dagangannya dijarah oleh pemberontak Permesta. Ia bangkut. Tak lama
kemudian ia bangkit kembali.
Walaupun hanya lulusan SD tak menyurutkan niatnya untuk usaha. Ia kembali berjualan permen
hingga gula. Hasil berjualan ia kumpulkan untuk modal membuka usaha baru.
Eka Tjipta Widjaja kemudian membeli perkebunan kelapa sawit di Riau dan mendirikan
perusahaan Sinarmas. Dari sinilah usahanya terus berkembang.
Ia memperluas usahanya ke sektor perbankan, kertas, hingga properti melalui bendera Sinarmas
Grup. Kini grup Sinarmas dikenal sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dengan
usaha yang menggurita di berbagai sektor.
Eka Tjipta Widjaja sendiri kini dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Setiap
tahun, ia langganan masuk dalam jajaran daftar orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2018,
Majalah Globe Asia menaksir kekayaan Eka Tjipta Widjaja sekitar 195.7 triliun Rupiah.
2. Chairul Tanjung

Konglomerat pemilik CT Corp ini dahulu pernah berjualan alat tulis sebelum sukses. Chairul
Tanjung terlahir dari keluarga kurang mampu. Walaupun begitu karena semangatnya yang kuat
untuk belajar membuat ia bisa diterima masuk di Fakultas kedokteran, Universitas Indonesia.
Di kampus ia berjualan alat tulis, membuka jasa fotokopi hingga berjualan kaos di kampus. Ia
sempat mendirikan toko yang menjual alat kedokteran namun bangkrut.
Ia tak pernah patah semangat berusaha. Walaupun kuliah sambil bekerja, Chairul Tanjung bisa
berprestasi sebagai mahasiswa teladan tahun 1984-1985.
Tamat kuliah ia memulai bisnis bersama temannya dengan mendirikan usaha ekspor sepatu
anak dibawah bendera PT Pariarti Shindutama. Namun Chairul Tanjung memilih keluar dan
mendirikan usaha sendiri bernama Para Group.
Dari Para Group, ia kemudian mengakuisisi bank Karman yang kemudian ia ubah menjadi Bank
Mega. Bisnisnya mulai melesat. Ia juga mendirikan Bandung Supermall sebagai pusat pertokoan.
Ia juga mengembangkan bisnisnya di sektor media dengan mendirikan Trans TV. Ia kemudian
mengubah nama perusahaannya menjadi CT Corp. Manajemen perusahaan yang bagus
membuat usahanya dengan cepat menggurita di banyak sektor usaha dari media, properti,
keuangan hingga energi.
Bisnisnya diberbagai sektor membuat kekayaan Chairul Tanjung terus bertambah. Pada tahun
2017, Ia masuk dalam jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan $4,9
Miliar Dollar atau sekitar 65.3 triliun rupiah.

3. Bob Sadino
Bob Sadino diketahui memulai usahanya sebagai seorang penjual telur ayam. Bob Sadino
dikenal sebagai konglomerat dan juga pengusaha nyentrik yang gemar menggunakan celana
pendek dan kemeja lengan pendek.
Walaupun terlahir dari keluarga yang cukup mapan, ia menghabiskan seluruh harta warisannya
untuk keliling dunia dan sempat bekerja di luar negeri.
Lama diluar negeri, Bob Sadino kemudian kembali ke Indonesia. Ia kemudian tinggal di wilayah
kemang, Jakarta. Pria berambut perak ini nekat keluar dari pekerjaannya dan kemudian hidup
mandiri.
Bermodal mobil mercedes hasil kerjanya di luar negeri, ia kemudian menjadi supir taksi gelap.
Namun karena suatu kecelakaan mobilnya rusak berat. Bob Sadino kemudian beralih menjadi
tukang batu.
Menjadi tukang batu dengan gaji 100 rupiah perhari membuat Bob Sadino sempat depresi.
Temannya yang bernama Sri Mulyono Herlambang datang memberikan 50 ekor ayam ras untuk
dipelihara untuk mengobati depresi bob Sadino.
Bob Sadino yang dulu hidup berkecukupan kini banting setir menjadi menjadi peternak ayam. Ia
kemudian menjual telur ayam peliharaannya ke tetangganya. Sedikit demi sedikit usahanya
berkembang. Ia melayani pelanggannya yang kebanyakan ekspatriat dengan sabar dan ramah.
Ia mampu menjual beberapa kilogram telur setiap harinya dan memiliki banyak pelanggan tetap.
Lambat laun usahanya berkembang pesat. Setelah usahanya berkembang pesat, ia kemudian
mengimpor beraneka macam sayuran dan buah-buahan yang saat itu terbilang baru di
Indonesia, seperti jagung manis dan melon.
Ia kemudian mengembangkan sayur-sayuran segar dengan cara hidroponik. Usahanya
berkembang pesat melalui swalayan Kemchicks pada tahun 70an. Swalayan milik Bob Sadino ini
menyediakan sayuran, buah-buahan serta daging impor yang kebanyakan peminatnya
merupakan orang asing.
Selain Kemchicks, ia juga mendirikan Kemfood yang khusus memproduksi daging seperti sosis,
nugger, burger dan bakso. Selain bergelut di industri pangan, Bob Sadino juga membuka bisnis
properti dengan mendirikan Mansion at Kemang, sebuah pusat perkantoran, apartemen, serta
pusat perbelanjaan di wilayah Kemang.
Bob Sadino kemudian dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Saat masih
hidup, ia kerap mengisi berbagai seminar kewirausahaan. Pengusaha yang dikenal hobi
menggunakan celana pendek ini tutup usia pada tanggal 19 Januari 2015.
4. Susi Pudjiastuti

Putus sekolah demi bisa berjualan ikan itulah yang pernah dilakoni Susi Pudjiastuti. Kini ia
dikenal sebagai salah satu pengusaha wanita sukses asal Indonesia. Sektor bisnisnya lebih
banyak dibidang perikanan dan hasil laut serta transportasi udara.
Walaupun lahir dari keluarga berkecukupan, Susi Pudjiastuti memutuskan berhenti sekolah
ketika SMA dan fokus membangun bisnisnya sendiri.
Bisnis pertamanya menjadi pengepul ikan pada tahun 1983 di Pangandaran, Banten berbekal
modal dari hasil menjual perhiasannya.
tahun 1996, Susi Pudjiastuti kemudian mendirikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang
produk andalan Lobster yang diekspor keluar negeri.
Ia menjual produknya dari Asia hingga ke Amerika. Untuk menjaga agar produk hasil lautnya
tetap segar hingga ke pelanggan, Susi Pudjiastuti memberanikan diri meminjam uang ke Bank
senilai 20 miliar pada tahun 2004 untuk membeli pesawat Cessna Caravan dan mendirikan
perusahaan ttransportasi udara bernama PT ASI Pudjiastuti Aviation.
Usaha transportasi udara ini juga berkembang pesat. Dari hanya memiliki 1 pesawat, kini Susi
Pudjiastuti memiliki puluhan pesawat terbang untuk disewakan baik mengangkut hasil laut
maupun penumpang.
Selain berprofesi sebagai pengusaha hasil laut dan juga transportasi udara, Susi Pudjiastuti juga
pernah menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan pada era presiden Joko Widodo.
5. Rusdi Kirana
Sebelum sukses sebagai pengusaha maskapai penerbangan, Rusdi Kirana dulunya dikenal
berprofesi sebagai calo tiket. Kini ia dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia
bersama dengan saudaranya Kusnan Kirana. Kusnan dan Rusdi Kirana dikenal sebagai pendiri
Lion Air, salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Sebelum bergelut di bisnis penerbangan, Rusdi Kirana bekerja sebagai sales mesin ketik
merk Brother. Tak lama kemudian, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai sales. Bersama dengan
saudaranya, Kusnan Kirana, ia mendirikan biro perjalanan bernama Lion Tour.
Saat itu, Kusnan dan Rusdi Kirana dikenal orang-orang sebagai seorang calo tiket. Setelah
bertahun-tahun bergelut dalam bisnis agen tiket perjalanan, ia kemudian mengajak para
pedagang di pasar Glodok untuk mengumpulkan modal usaha mendirikan sebuah maskapai
penerbangan. Hal ini juga didasari pada Regulasi pemerintah yang mempermudah industri
penerbangan.
Berbekal modal 80 milyar, Kusnan dan Rusdi Kirana mendirikan Mentari Lion Airlines pada tahun
1999. Modal itu juga dipakai untuk mendirikan kantor disebuah ruko kawasan Harmoni, Jakarta
dan juga menyewa sebuah pesawat Boeing 737-200 yang terbang perdana dari Jakarta ke
Pontianak.
Penerbangan Murah atau Low Cost Carrier adalah salah satu strategi bisnis yang dianut oleh
Rusdi Kirana dan saudaranya. Walaupun awal-awal perusahaannya berdiri banyak menemui
kesulitan karena orang belum percaya, namun lambat laun perusahaannya bergembang cepat.
Berbondong-bondong masyarakat menggunakan maskapainya karena harga tiket yang
ditawarkan cukup murah dibanding maskapai lainnya sesuai prinsip Low Cost Carrier dan
semboyan perusahaannya We Make People Fly.
Hingga saat ini Lion Air terus berkembang pesat dan menjadi salah satu maskapai terbesar
swasta terbesar di Indonesia. Lion Air milik Rusdi Kirana memiliki ratusan unit pesawat terbang
yang melayani banyak rute penerbangan di berbagai daerah di Indonesia.
Di tahun 2018, Rusdi Kirana termasuk salah satu orang terkaya di Indonesia. Menurut majalah
Globe Asia, Kekayaan Rusdi Kirana ditaksir mencapai 1.2 milyar dollar US. walaupun begitu, ia
dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan rendah hati.
6. Sandiaga Uno

Lamaran kerjanya pernah ditolak 25 perusahaan itulah kisah dari Sandiaga Uno Pria kelahiran
Pekanbaru, Riau ini ketika remaja dikenal cerdas. Hal ini terbukti selepas menyelesaikan
sekolahnya di SMA, ia dapat melanjutkan kuliahnya di luar negeri tepatnya di Wichita State
University, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat Summa Cumlaude.
Selepas lulus kuliah ia kemudian bekerja pada perusahaan milik konglomerat Astra, William
Soeryadjaya. Kinerjanya yang bagus membuat Sandiaga Uno kemudian diberikan beasiswa
untuk melanjutkan kuliahnya di George Washington University, Amerika Serikat. Ia
menyelesaikannya dengan predikat Summa Cumlaude.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia kemudian bekerja di Singapura sebagai manajer investasi.
Setelahnya ia pindah ke Kanada dan bekerja di posisi Vice President di NTI Resources Ltd.
Badai krisis moneter 1997, membuat perusahaan tempat Sandiaga Uno gulung tikar. Ia
kemudian kembali ke Indonesia dengan status pengangguran.
Sebagai pengangguran, ia terus mencari pekerjaan yang cocok. 25 lamaran yang ia masukkan ke
banyak perusahaan ditolak semua. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Sandiaga Uno
akhirnya mencoba membuat perusahaan jasa konsultan keuangan bersama temannya Rosan
Perkasa Roeslani.
Perlu beberapa bulan hingga ada perusahaan yang menggunakan jasa perusahaan Sandiaga Uno
ini. Setelahnya pada tahun 1998, bersama dengan Edwin Soeryadjaya, ia kemudian mendirikan
perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya.
Model bisnis perusahaan Sandiaga Uno ini yakni mengakuissi perusahaan yang memiliki kinerja
keuangan buruk. Kemudian memperbaikinya dan setelah kinerjanya bagus kemudian dijual
dengan harga yang tinggi.
Perusahaannya ini berkembang pesat sebagai salah satu perusahaan inverstasi terbaik. Nama
Sandiaga Uno kemudian mulai dikenal sebagai salah satu pengusaha muda yang sukses.
Ia pernah menjadi CEO di beberapa perusahan yakni Saratoga Capital, PT Tower Bersama
Infrastruktur Group Tbk, PT Adaro Energy Tbk, serta di PT Recapital Advisor.
Pada tahun 2018, Sandiaga Uno masuk dalam jajaran daftar orang terkaya di Indonesia dengan
total kekayaan sebesar 4.3 triliun rupiah menurut majalah Globe Asia.
7. Tirto Utomo
Tirto Utomo dikenal sebagai pendiri Aqua, produk air mineral dalam kemasan. Ketika
mendirikan AQUA, ia dianggap gila karena membotolkan air mineral. Pria kelahiran 8 Maret
1930 di Jawa Tengah berasal dari keluarga berkecukupan.
Sebelum menjadi pengusaha, sewaktu kuliah ia menjadi seorang wartawan di harian Sen Po.
Nasib buruk menimpanya tahun 1959, ketika ia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi
harian Sen Po.
Ia kemudian kembali melanjutkan kuliahnya di fakultas Hukum, Universiitas Indonesia. Setelah
lulus, ia kemudian diterima bekerja di PT Pertamina.
Karirnya menanjak di perusahaan minyak tersebut. Inspirasi berbisnis air mineral kemasan
datang ketika suatu insiden kecil yang mengagalkan negosiasi kontrak PT Pertamina yang
diwakili oleh Tirto Utomo dengan perusahaan asing asal Amerika Serikat.
Kala itu istri dari delegasi asal Amerika Serikat mengalami diare karena mengkonsumsi air sumur
yang direbus. Inilah yang kemudian mengilhami Tirto Utomo mendirikan perusahaan Air
Kemasan AQUA.
Ia mengirim adikanya belajar seluk beluk berbisnis air kemasan di Thailand. Setelah adiknya
kembali ke Indonesia, mereka berdua kemudian mendirikan perusahaan PT Golden Missipi yang
memproduksi air kemasan dalam botol.
Kala itu ide Tirto Utomo menjual air mineral dalam kemasan dianggap sebagai sesuatu hal yang
gila. Terlebih lagi harganya yang lebih mahal dibanding dengan harga sebotol bensin kala itu.
Namun hal tersebut tidak membuat Tirto Utomo mundur. Ia terus mengedukasi masyarakat
bagaimana agar produknya bisa diterima di masyarakat.
Dengan strategi marketing yang tepat seperti menjadi sponsor di berbagai kegiatan olahraga
nasional dan internasional membuat produk air kemasan AQUA bisa diterima di masyarakat.
Walaupun pada awalnya perusahaan yang didirikan oleh Tirto Utomo hampir bangkrut.
Dengan mengambil bahan baku dari mata air pegunungan, AQUA berkembang menjadi salah
satu produk air kemasan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hingga orang
menyebut Air Mineral kemasan sebagai AQUA.
Tirto Utomo sendiri wafat pada tahun 1994. Sepeninggal Tirto Utomo, saham mayoritas Aqua
kemudian diakuisisi oleh perusahaan asal Perancis, Danone. Sedangkan keluarga Tirto Utomo
menguasai sekitar 26 persen saham. Meskipun begitu, Tirto Utomo dikenal sebagai salah satu
pengusaha dengan ide bisnis yang menarik.

8. Ahmad Sahroni
Ahmad Sahroni dijuluki sebagai Crazy Rich Tanjung Priok sebelumnya ia pernah menjadi supir
hingga tukang cuci piring. Ia dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di Jakarta dan juga Ketua
dari Klub Mobil Mewah Ferrari Indonesia.
Ahmad Sahroni lahir dari keluarga yang bisa dikatakan ekonominya cukup pas-pasan. Sejak kecil
ia tidak terlalu mengenal ayahnya dan ikut bersama dengan ibunya yang berjualan nask padang
di wilayah Tanjung Priok, Jakarta.
Sejak kecil, ia sudah menggeluti berbagai macam profesi untuk membiayai sekolahnya, mulai
dari ojek payung, tukang semir sepatu hingga berdagang es. Sebagian penghasilannya ia sisihkan
untuk membantu ekonomi keluarganya.
Setelah lulus SMA, ia langsung bekerja sebagai buruh kasar di Tanjung Priok, Jakarta. Tak lama
kemudian, ia mencoba bekerja sebagai sopir tembak pada perusahaan PT Millenium Inti
Sentosa.
Tak puas dengan pekerjaannya tersebut, Ahmad Sahroni memilih ikut dengan kapal pesiar
Century dan bekerja sebagai Tukang Cuci Piring ke luar negeri. Pekerjaan tersebut ia lakoni
beberapa bulan saja. Tak lama kemudian ia kembali ke Indonesia dan memilih bekerja di
restoran sebagai seorang pelayan.
Beberapa bulan menjadi pelayan, ia pun kembali ke pekerjaan lamanya di perusahaan PT
Millenium Inti Sentosa tetapi kali ini sebagai supir bos.
Karena tekun dan semangat bekerja, Ahmad Sahroni kemudian diangkat sebagai pegawai tetap
di perusahaan tersebut. Disinilah ia kemudian mempelajari bagaimana perusahaan mencari
pelanggan, membeli bbm hingga kemudian mengisinya di kapal.
Di PT Millenium Inti Sentosa, Ahmad Sahroni menjabat hingga posisi direktur perusahaan.
Setelah pengalaman yang dimiliki di perusahaan tempat ia bekerja dirasa cukup, Ahmad Sahroni
kemudian mengundurkan diri.
Ia memilih mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak dibidang rental kapal dengan modal
dari beberapa investor. Sebagai seorang pengusaha, Ahmad Sahroni sudah mengalami banyak
hal, ia pernah ditipu hingga berutang banyak dan hampir bangkrut.
Setelah beberapa tahun, Ahmad Sahroni akhirnya sukses melalui PT Eka samudra Lima. Ia juga
mendirikan PT Ruwanda Satya Abadi yang bergerak dibidang suplai BBM untuk kapal. Dari
perusahaannya tersebut, ia memiliki beberapa kapal tongkang yang mengangkut BBM.
Pengusaha kaya raya ini juga memiliki beberapa koleksi mobil mewah. Ia juga diketahui sebagai
ketua perkumpulan mobil ferrari Indonesia.
9. Heppy Trenggono
Ketika sedekah dan doa menyelamatkannya dari jeratan utang, itlah yang dialami oleh Heppy
Trenggono. Tidak banyak yang mengenal sosok Heppy Trenggono. Ia dikenal sebagai salah satu
pengusaha kelapa sawit melalui perusahaan PT United Balimuda.
Sebelum menjadi seorang pengusaha, Ia sudah pernah bekerja sebagai System Analist di United
Tractor dan kemudian bekerja di Indomobil sebagai Asisten Manager.
Happy Trenggono juga pernah bekerja sebagai direktur teknik di stasiun televisi LaTivi. Namun,
ketika itu ia tiba-tiba berhenti dari pekerjaannya dan memutuskan untuk menjadi seorang
pengusaha.
Sektor kelapa sawit adalah bisnis yang ia pilih. Beberapa tahun setelah mendirikan perusahaan,
bisnisnya berkembang pesat. Untuk memperluas bisnisnya, ia berani mengambil pinjaman di
Bank Niaga sebesar 64 milyar untuk membeli berbagai peralatan untuk menunjang bisnisnya.
Namun Roda nasib Terus Berputar, Karena terlalu agresif dalam mengembangkan
perusahaannya membuat ia tidak mampu mengontrol pinjamannya. Utang yang bertumpuk dari
Bank membuat ia tidak mampu melunasinya.
Saat-saat yang paling berat bagi Heppy trenggono. Hutang yang besar tak mampu ditutupi
walaupun aset perusahaan dijual. Simpanannya pun menipis walaupun begitu ia tetap mencoba
melunasi utangnya.
Selain itu, ia memilih untuk menyumbangkan sebagian simpanan yang ia miliki kepada fakir
dengan harapan mendapatkan manfaat dan pengalaman hidup yang berharga.
Keputusannya itu membuat beberapa karyawannya kurang setuju dan sebagian memutuskan
untuk mundur dari perusahaannya. Walaupun begitu ia tetap pada keputusannya.
Sembari rajin bersedekah, ia kemudian mencoba memperbaiki kondisi perusahaannya.
Perusahaannya yang sebelumnya bergerak dibidang kontraktor kelapa sawit ia ubah menjadi
broker bagi perusahaan yang ingin berbisnis kelapa sawit.
Ia juga terus bersedekah dan berdoa. Perlahan-lahan bisnisnya mulai berkembang. Dalam jangka
waktu tiga tahun ia mampu melunasi hutangnya di Bank dan juga bisa memiliki beberapa kebun
kelapa sawit.
Ia kemudian mengembangkan usahanya ke sektor makanan dan juga alat berat. Hingga saat ini,
ia memiliki ribuan karyawan dan 12 anak perusahaan. Valuasi perusahaan Heppy Trenggono pun
ditaksir mencapai 7 triliun rupiah tanpa hutang.
Setiap hari ia terus memberi makan para kaum dhuafa di rumahnya sesuai dengan prinsipnya
‘inspiring and giving the world’.
10. Amry Gunawan

Amry Gunawan dikenal sebagai pengusaha jilbab sukses yang sempat berjualan buku dan kaset
di masjid kampus. Amry Gunawan merupakan pendiri Rabbani yang diketahui merupakan
produsen Jilbab dan pakaian muslim ternama di Indonesia.
Dahulu ia merupakan mahasiswa di Universitas Padjajaran, Bandung. Di usia masih muda, ia
nekat mempersunting Nia Kurnia yang kala itu masih berstatus mahasiswa.
Segala macam pekerjaan ia lakoni demi menghidupi istrinya. Ia mencoba berjualan buku-buku
islami dan kaset di Masjid Kampus berbekal modal dari menggadaikan mahar pernikahannya
dan pinjaman dari mertuanya.
Usahanya sempat berkembang pesat, namun kemudian berangsur-angsur menurun karena
kompetitor yang semakin banyak.
Amry Gunawan kemudian menutup usaha jualan bukunya dan memilih beralih pada bisnis jilbab
yang kala itu masih minim kompetitor.
Berbekal keahlian menjahit istrinya ia mencoba berbisnis jilbab walaupun kala itu jilbab dilarang
digunakan di sekolah-sekolah. Ia kemudian menyewa tempat kecil yang luasnya 2×3 meter di
bilangan Sekeloa, Bandung.
Amry Gunawan memilih nama merk produknya dengan nama Rabbani yang berasal dari Al
Qur’an surah Al Imran. Perlahan-lahan bisnisnya berkembang pesat. Inovasi-inovasi yang
dilakukan membuat permintaan akan jlbab Rabbani melambung tinggi.
Dari tempat kecil yang luasnya 2×3 meter, kini Amry Gunawan memiliki 4 pabrik di Bandung
yang mampu puluhan ribu jilbab setiap harinya. Kini ia memiliki ribuan karyawan dengan outlet
yang tersebar di seluruh Indonesia. Tak heran jika Rabbani dikenal sebagai produsen jilbab
terbesar di Indonesia dan di Asia.
1. Jan Koum, pendiri aplikasi WhatsApp
Lahir dari keluarga berlatar belakang ekonomi rendah tidak memutuskan semangat belajar Jan
Koum. Ia adalah pendiri aplikasi chat WhatsApp yang lahir di desa kecil dekat Kiev di Ukraina.
Ia pindah ke California bersama ibunya dan mulai memiliki ketertarikan di bidang ilmu komputer
saat itu. Berkat talentanya, ia ditawari untuk kerja di Yahoo! sebagai insinyur infrastruktur pada
tahun 1997 dan memutuskan untuk berhenti kuliah.
Setelah satu dekade bekerja, ia melihat peluang bisnis di ranah aplikasi dan mulai
mengembangkan WhatsApp pada tahun 2009 hingga akhir 2017 jumlah pengguna aktifnya
mencapai 1.5 triliun orang di seluruh dunia dan menjadikannya salah satu pengusaha paling
sukses di dunia.

2. Vicky Popat, pendiri toko online PlantOGram

Vicky mendapat inspirasi untuk membuat usaha PlantOGram saat ia masih bekerja sebagai
seorang guru. Keinginan tersebut berawal dari hobi Vicky dan suaminya menanam tanaman
buah eksotis dan melihat peluang bisnis untuk menjadikan tanaman ini sebagai inovasi kado
unik yang ramah lingkungan.
Sebagai pasangan baru menikah dengan jam kerja sekitar 40-60 jam setiap minggunya, mereka
hanya memiliki sedikit waktu untuk dihabiskan bersama. Akhirnya mereka memutuskan untuk
berhenti bekerja dan fokus mengembangkan PlantOGram.
Setelah melalui berbagai rintangan dalam membangun usaha ini, Vicky dan suaminya percaya
bahwa untuk menjadi pengusaha yang sukses, mereka perlu mengikuti passion dengan hati-hati
dan tetap menghidupi diri dengan cukup.
3. Leah Goldglantz, pendiri blog Leah’s Plate
Terlepas dari kesulitan ekonomi yang dialaminya dalam menjalani kehidupan setelah kuliah,
Leah Goldglantz menguatkan dirinya untuk mengubah hidupnya dan memulai lembaran baru di
South Florida. Leah’s Plate merupakan buah dari komitmen dan kegigihan Leah dalam menjalani
kehidupan sehat dan hobinya membuat posting blog.
Selepas menjalani hidup sehat, ia merasakan perubahan baik yang signifikan dalam dirinya dan
termotivasi untuk menyebarkan kebaikan tersebut melalui blog dan akun Instagram-nya.
Kini, ia rutin membagikan resep makanan dan minuman sehat yang mudah diolah dan ingin
membuktikan bahwa kita bisa tetap menekuni sibuknya kehidupan tanpa mengorbankan gaya
hidup sehat.
4. Francis Davidson dan Lucas Pellan, pendiri situs Sonder

Ide brilian untuk usaha bisa datang kapan pun dalam kehidupan Anda. Francis Davidson dan
Lucas Pellan melihat peluang bisnis penyewaan tempat tinggal untuk staycation.
Mereka memulai usaha kecil-kecilan tersebut sejak tahun 2014 setiap musim panas. Saat
keduanya sedang berada di San Fransisco, mereka mengalami kesulitan berkomunikasi dengan
host penginapan yang mereka pesan dan mendapati fasilitas yang tidak baik.
Akhirnya hal tersebut membuat mereka keluar dan memesan hotel terdekat. Di saat itu juga,
mereka memiliki keinginan untuk memiliki tempat sewa inap dengan fasilitas selengkap hotel,
tetapi tetap nyaman seperti di rumah.
Dengan kegigihan dan bekal modal dari usaha mereka sebelumnya, mereka mengembangkan
usaha Sonder, situs yang memfasilitasi informasi penginapan dengan fasilitas mumpuni dan
senyaman rumah.

5. Do Won Chang dan Jin Sook, pendiri Forever 21


Pasangan suami istri Do Won Chang dan Jin Sook pindah dari Korea ke Amerika pada tahun
1981. Dengan keadaan ekonomi yang tidak baik, Do Won bekerja di tiga tempat sekaligus
sebagai petugas kebersihan, petugas pom bensin, dan pelayan kafe untuk memenuhi kebutuhan
hidup keduanya.
Setelah memiliki modal yang memadai dari hasil kerja kerasnya, Do Won dan Jin Sook memulai
usaha toko bajunya di California pada tahun 1984 dan menamainya Forever 21.
Dalam kurun waktu satu tahun, usahanya meroket dan menghasilkan laba lebih dari 700,000
dolar. Perjuangan keduanya menuju kesuksesan semakin gemilang dan menjadikan usahanya
berkelas multinasional dengan total 480 cabang di mancanegara.
Terlepas dari kesulitan ekonomi yang pernah mereka hadapi, dengan kesungguhan dan kerja
keras, mereka berhasil menjadi pengusaha sukses dengan bisnis yang mendunia dan bernilai
miliaran dolar.
6. Daniel Zakowski, pendiri dan CEO di Ready, Set, Food!

Daniel tergerak untuk membangun usaha Ready, Set, Food ini dari pengalamannya melihat
keponakannya yang menderita alergi parah terhadap kacang, telur, dan susu di usia tujuh bulan.
Daniel pun mencari tahu lebih dalam mengenai alergi makanan dan ia pun menemukan riset
yang menunjukkan bahwa 80% dari alergi makanan dapat dicegah lebih awal dengan
pengenalan makanan alergenik kepada bayi.
Dari situ lah Daniel termotivasi untuk memberikan wadah pengetahuan dan makanan formula
yang dapat mencegah alergi makanan bagi anak-anak. Berkat niat mulia dan ketulusan dalam
menjalani usahanya, kini usahanya semakin berkembang dan banyak orang tua yang merasa
terbantu atas usahanya.
7. Ingvar Kamprad, pendiri IKEA

Selama tumbuh besar di daerah perkampungan Sweden, mendiang Ingvar Kamprad sudah
terbiasa dengan berbagai kegiatan bisnis kecil-kecilan.
Ia dikenal sebagai orang yang suka berjualan di daerah perumahannya, baik itu berjualan
pulpen, dekorasi Hari Natal, sampai berjualan ikan.
Latar belakang ekonomi dan kesulitan yang ia alami tidak menghalangi dirinya untuk tumbuh
jadi pengusaha sukses.

Ketekunan dan kebiasaan berbisnisnya ini membuat ia terus menerapkan ilmu serta pelajaran
yang ia dapat sampai mampu mengembangkan IKEA hingga memiliki kekayaan bersih $ 58,7
miliar pada Januari 2018 lalu.

8. Amber Fawson dan Cherie Hoeger, pendiri Saalt

Amber Fawson, seorang ibu dari empat anak, dan Cherie Hoeger, seorang ibu dari lima anak,
mendirikan Saalt atas kepercayaannya bahwa perempuan membutuhkan kenyamanan dan
pilihan yang ramah lingkungan atas higienitas masa haidnya.
Motivasi itu datang setelah Hoeger mendengar bibinya bercerita bahwa di toko dekat rumahnya
sudah lama tidak menjual pembalut dan tampon.
Di saat itu juga ia terpikirkan akan anak-anaknya serta sampah-sampah yang dihasilkan dari
pemakaian tersebut.
Dari situ lah Hoeger dan Fawson mulai mendesain menstrual cup yang dapat digunakan dalam
jangka panjang dan ramah lingkungan.Status sebagai seorang ibu tidak menghalangi keduanya
untuk menjadi pengusaha sukses dan terus visi dan misi bisnisnya.
9. Christopher Gray, pendiri dan CEO Scholly
Tumbuh dari keluarga yang miskin, Christopher Gray tidak pernah membayangkan dirinya
mampu mendapatkan gelar sarjana.
Perjalanannya dalam mencari dana beasiswa dan menjadi pengusaha pun penuh rintangan.
Lebih dari tujuh bulan, ia berusaha keras mencari berbagai sumber dana beasiswa. Usaha
kerasnya pun terbayar dengan berhasilnya ia mendapat beasiswa sebesar 1,3 juta dolar.
Setelah lulus kuliah, Gray melancarkan misinya untuk mengedukasi orang lain dalam hal mencari
uang beasiswa dengan mengembangkan aplikasi bernama Scholly.
Aplikasi tersebut dirancang untuk membantu pencarian dana beasiswa untuk kuliah jenjang S1
dan S2, yang kini sudah banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan.
10. Cashmere Nicole, pendiri dan CEO Beauty Bakerie

Cashmere Nicole merintis Beauty Bakerie saat berjuang sebagai single mother yang berusaha
mengimbangkan waktu untuk bekerja, keluarga, sekaligus melawan kanker payudara yang
diidapnya. Beauty Bakerie merupakan usaha kosmetik dan kecantikan cruelty free yang
peracikannya berawal dari dapur rumah Cashmere.
Berkat ketangguhan dan kesungguhannya dalam menjalani bisnis sampingan tersebut,
Cashmere berhasil menjadi pengusaha sukses yang hingga saat ini produk-produknya sudah
terjual ke 100 negara di mancanegara.
Keberhasilan usahanya memberi inspirasi bagi kita semua bahwa dalam keadaan apapun, sukses
bisa diraih dengan kemauan, usaha yang keras, dan tentunya memanfaatkan peluang yang ada.

Anda mungkin juga menyukai