Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Buletin


“Lenong DKI“ Volume III Tahun 2023 dapat hadir menyapa
kembali. Banyak hal dan perkembangan yang perlu
disampaikan seiring dengan pelaksanaan tugas KPPN
Jakarta I selaku Kuasa Bendahara Umum Negara di
daerah.

Melalui edisi ini kami tampilkan laporan pelaksanaan


sosialisasi implementasi Tanda Tangan Elektronik (TTE)
pada aplikasi SAKTI, kinerja realisasi anggaran sampai
dengan Triwulan III, bahasan khusus terkait transformasi
kelembagaan tentang “Stop Pelecehan Seksual” dan
serba-serbi kegiatan KPPN Jakarta I. Salah satu yang khas
dari Buletin Lenong DKI adalah artikel “Sudut Jaya Raya”,
yang pada edisi kali ini membahas salah satu budaya khas
betawi yaitu “ondel-ondel”.

Terima kasih kepada semua pihak atas penerbitan buletin


ini. Tentu masih banyak hal yang masih harus diperbaiki
untuk dapat menyajikan informasi yang menarik dan
sekaligus menjadi salah satu sumber pengetahuan. Kritik,
saran dan masukan yang membangun menjadi dorongan
dan semangat bagi Tim Penyusun KPPN Jakarta I untuk
perbaikan dan penyempurnaan kedepannya.

Abdullah Syahidin
Kepala KPPN Jakarta I
DAFTAR ISI
01
03
SOROT JAKARTA I

06
REALISASI ANGGARAN

TKDD

08
11 CHANGE AGENT

GAMBANG KROMONG

12 13
14 SUDUT JAYA RAYA

SERBA SERBI JAKARTA I

15
QUOTES
Penanggung Jawab: Abdullah Syahidin
Pengarah: Agus Nursetyanto
Redaksi: Ahsanul Huda, Septiana Dita S
Penyunting: Ira Melati
Desain Grafis: Meysaf Arlingga W, Muhammad Firly I
Kontributor: Ariyuna fitriani, Bella Fatma I,
Ira Melati, Ummi Habibah M
Dalam rangka implementasi pelaksanaan Tanda Tangan Elektronik (TTE)
pada aplikasi SAKTI bertempat di Aula KPPN Juanda, telah dilaksanakan
sosialisasi Implementasi Tanda Tangan Elektronik (TTE) pada Jumat tanggal
21 Agustus 2023. Sosialisasi dibuka oleh Kepala KPPN Jakarta I, Bapak
Abdullah Syahidin.

Pada kesempatan ini Kepala KPPN Jakarta I menyampaikan bahwa sejak Mei
proses piloting Tanda Tangan Elektronik (TTE) telah dilakukan dan saat ini
telah memasuki tahap III. Terdapat 4 Kementerian/Lembaga (K/L) pada
tahap III ini yakni Kemenhan, Wantanas, LPP RRI, dan Bakamla. terhitung
sejak dilakukannya proses piloting TTE pada bulan Mei s.d. Triwulan III
implementasi KPPN Jakarta 1 telah mencapai 60%.

1
Pelaksanaan TTE tentunya akan lebih memudahkan, jika selama ini
proses tanda tangan harus dilakukan dengan mencetak dokumen
kemudian melakukan tanda tangan basah hingga kemudian diunggah
kembali pada Aplikasi Sakti, nantinya dengan adanya TTE proses tanda
tangan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selama ada koneksi
internet dengan basis web dan dengan pelaksanaan TTE, Satker tidak
perlu mengirimkan dokumen fisik kepada KPPN. Selain itu, TTE juga
berdampak positif dari sisi akuntabilitas dan pengawasan, ketika terdapat
suatu hal tertentu segalanya akan terekam dalam database siapa yang
menginput dan melakukan approval seluruhnya akan tercatat secara
elektronik

Hal-Hal yang Perlu Mendapat Perhatian


1. Implementasi TTE meniadakan penggunaan tanda tangan manual
dalam penerbitan SPP dan SPM
a. Implementasi TTE Tahap II dilaksanakan pada tanggal 1 Juni
2023
b. Implementasi TTE Tahap III dilaksanakan pada tanggal 1
September 2023
2. Memastikan kesiapan TTE untuk transaksi APBN
a. Mempercepat proses pendaftaran DS BSSN bagi pejabat
perbendaharaan (KPA, PPK, PPSPM dan Bendahara);
b. Memastikan bahwa status Sertifikat Elektronik pejabat
berkenaan telah aktif;
c. Proses pendaftaran, aktivasi, hingga pencabutan mengikuti
prosedur yang berjalan pada masing-masing K/L.

2
Realisasi
Pendapatan
Rp12,98T
6,53% (yoy)

Penerimaan Negara
Bukan Pajak Lainnya
Rp9,89T

Pendapatan Badan
Layanan Umum
Rp3,08T

Realisasi Belanja
Rp54,50T 21% (yoy)

Belanja Pemerintah Pusat


Rp42,53T

Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa


Rp11,97T
Sumber: OMSPAN

3
Realisasi Anggaran

Kinerja belanja negara Pemerintah Pusat pada wilayah kerja KPPN Jakarta I
sampai dengan 30 September 2023 telah mencapai realisasi sebesar Rp42,53
Triliun dengan tingkat penyerapan tercatat sebesar 55,62% dari pagu belanja
Rp76,47 Triliun.
Secara nominal terdapat pertumbuhan positif 3,63% (yoy).

Pertumbuhan ditunjang oleh


2022 2023

Belanja Pegawai
Rp6,36T
102,86% (yoy)

Belanja Barang
Rp27,54T
107,81% (yoy)

Belanja Modal
Rp8,63T
-29,49%(yoy)
Belanja Pegawai Belanja Barangi Belanja Modal

Sumber: OMSPAN

4
Realisasi Anggaran

K/L DENGAN PENYERAPAN


10 ANGGARAN TERBESAR
Rp36,02
Miliar
70,6%

Rp238,58
69,9%
Miliar

Rp154,19 68,1%
Miliar

Rp28.988,50
Miliar 66,1%

Rp212,56 64,5%
Miliar

Rp157,01 63,4%
Miliar 22%

Rp5.399,49
Miliar
62,6%

Rp12.031,95 60,2%
Miliar

Rp232,68
Miliar 57,1%

Rp196,19 56,1%
Miliar

5
Dana Bagi Hasil
Sampai dengan bulan September 2023 telah disalurkan Dana Bagi hasil kepada
pemerintah provinsi DKI Jakarta meliputi DBH PPh Pasal 25/29 OP, DBH PBB Migas Bagian
Daerah-Provinsi, DBH SDA Minyak Bumi, DBH SDA Perikanan, DBH Cukai Hasil
Tembakau, DBH PPh Pasal 21, DBH PBB Sektor Lainnya Bagian Daerah-Provinsi.
DBH PPh 21 DBH Cukai Hasil Tembakau
Rp8,2 T Rp5,49 T

DBH PBB Migas DBH Minyak Bumi


Rp5,7 T Rp12 M

DBH PPh 25/26


DBH Perikanan
Rp5,7 T
Rp1,7 M

DBH Lainnya
Rp34 Juta

Jumlah dana bagi hasil tertinggi yang disalurkan KPPN Jakarta I adalah DBH PPh Pasal 22
dengan total penyaluran sebesar Rp8,2 Triliun. Penyaluran tertinggi kedua meliputi DBH
PBB Migas dan DBH PPh Pasal 25/29 OP dengan nilai masing-masing penyaluran Rp5,7
Triliun, serta DBH Hasil Cukai Tembakau dengan nilai penyaluran sebesarRp5,49 Triliun.
Untuk penyaluran 3 dana bagi hasil lainnya yaitu DBH SDA Minyak Bumi sebesar Rp12 M,
DBH SDA Perikanan sebesar Rp1,7 M dan DBH PBB Sektor Lainnya sebesar Rp34 Juta.

Dana Alokasi Khusus Non Fisik


Dana Alokasi Khusus Non Fisik yang disalurkan KPPN Jakarta I meliputi Dana Bantuan
Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) yang terdiri dari dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), dana bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (BOP PAUD)
dan dana bantuan operasional penyelenggaraan kesetaraan (BOP kesetaraan).
Realisasi Dana BOS s.d. triwulan III adalah sejumlah Rp1,76 Triliun dengan 2 jenis yaitu
BOS Reguler dan BOS Kinerja yang disalurkan dalam 2 tahap.

BOS BOP Kesetaraan


Rp1,76 T Rp35 M

BOP PAUD DAK Non Fisik Lainnya


Rp77,3 M Rp661 M

6
DANA BOP PAUD disalurkan dalam 2 tahap dan sampai dengan Triwulan III total
penyaluran sebesar Rp77,3 Miliar. Realisasi DANA BOP Kesetaraan s.d.Triwulan III adalah
sejumlah Rp35 Miliar yang disalurkan dalam 2 tahap. Selain itu terdapat Dana Alokasi
Khusus Non Fisik Lainnya yang terdiri dari jenis dana Bantuan Operasional Keluarga
Berencana, Dana BOP Museum, Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil, Dana Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak, Dana Fasilitasi Penanaman
Modal, Dana Tunjangan Profesi Guru ASN daerah, Dana Tambahan Penghasilan ASN
Daerah. Total Dana Alokasi Fisik Lainnya yang disalurkan adalah sejumlah Rp661 iliar.

Integrated Participatory

IPDMIP Development and Management of


Irrigation Sector Project

UPLAND Development of Highland


Agriculture

READSI
Rural Empowerment and
Agricultural Development Scaling-up
Initiative

MRT Mass Rapid Transit

Dana Hibah
KPPN Jakarta I juga menyalurkan dana Hibah diantaranya Hibah UPLAND yang diberikan
untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang bersumber dari IFAD dan IsDB, Hibah
PCSP yang diberikan kepada pemerintah kota Palembang untuk mengembangkan sistem
pembungan limbah kota yang berkelanjutan, Hibah Readsi yang bersumber dari IFAD
untuk meningkatkan kesejahteraan petani khususnya di wilayah Sulawesi, Kalimantan
Barat dan Nusa Tenggara Timur, Hibah IPDMIP kepada beberapa pemerintah daerah di
Indonesia dan Hibah MRT yang diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta dalam rangka
untuk pembangunan moda transportasi MRT. Dalam menyalurkan dana Hibah, KPPN
Jakarta I bekerja sama dengan KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah.

7
“Pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kerja dapat
berdampak pada produktivitas kerja dan hilangnya rasa aman
dan kenyamanan dalam bekerja’’

Pelecehan seksual adalah perilaku bersifat seksual yang tidak bisa diterima, yang
membuat seseorang merasa terhina, dipermalukan dan/atau diintimidasi. Kasus
pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja, baik di tempat publik seperti di jalan,
pasar, sekolah, kampus, transportasi umum, maupun dalam lingkungan kerja.
Kenyataan pahitnya pelecehan/kekerasan seksual kerap juga terjadi dalam
lingkungan rumah. Dimana rumah seharusnya menjadi tempat yang paling aman
dan nyaman untuk anggota keluarga, justru menjadi tempat dengan sering
terjadinya kasus pelecehan seksual khusus kekerasan seksual terhadap anak.

JENIS KEKERASAN YANG PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN


DIALAMI KORBAN PER KELOMPOK UMUR TAHUN 2023

10,000
25-44

7,500
18-24

5,000
13-17

2,500 6-12

0 0-5
ik

si

ya
ua
ki

ra
s

ta

nn
ki
Fi

0% 10% 20 30 40%
ks
Ps

ta
i

fic
lo

i
Se

an

La
sp

af

el
Ek

% %
Tr

n
Pe

Pada era keterbukaan informasi dan teknologi saat ini, dimana semua orang bisa
saling terhubung melalui gawainya, tindakan pelecehan seksual juga bisa terjadi
melalui jaringan internet melalui sarana tersebut.
Pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk tindakan diskriminatif yang
mengarah pada ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender, yang mana hal
tersebut berpotensi terjadi di lingkungan kerja kita. Hal ini menjadi isu yang
penting karena dapat berdampak pada penurunan kinerja pegawai hingga
menyebabkan kerugian atau penderitaan secara fisik maupun mental.

8
Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2023,
menunjukkan bahwa sampai hari ini telah terjadi 8.701 kasus kekerasan seksual. Jumlah
tersebut paling tinggi dibanding jenis kekerasan lain dan korbannya mayoritas adalah
perempuan dan anak-anak. Meskipun Pemerintah telah menyusun regulasi upaya
perlindungan terhadap perempuan dan anak dari segala tindak kekerasan, namun angka
kekerasan semakin meningkat.

JUMLAH KORBAN
KEKERASAN 2019-2022 JUMLAH KASUS BERDASARKAN
TEMPAT KEJADIAN
12.500
Perempuan Laki-Laki

30.000
10.000

7.500

20.000

5.000

10.000 2.500

ya

um

t
la
gg

la
Ke

nn

Ki
ko

m
n
0

t
Ta

ka
U
Se
La
pa

di
ah

m
2019 2020 2021 2022

ta

di
Te
m

li

n
si
Ru

Pe
Fa

ga
ba
m
Le
Dalam rangka tindakan pencegahan atas terjadinya pelecehan/kekerasan seksual
di lingkungan kerja, Kementerian Keuangan mengeluarkan Surat Edaran nomor SE-
36/MK.1/2020 tentang Pencegahan dan Dukungan Penanganan Pelecehan Seksual
di Lingkungan Kerja dalam rangka meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender
lingkup Kementerian Keuangan. Surat edaran tersebut dikaitkan dengan
implementasi pengarusutamaan gender dan memuat acuan dalam upaya
peningkatan pemahaman, pencegahan dan penanganan pelecehan seksual di
lingkungan kerja.
Penerbitan surat edaran ini bertujuan untuk melindungi seluruh pegawai
Kementerian Keuangan, laki-laki dan perempuan, dari segala bentuk pelecehan
seksual dan dalam rangka pemenuhan hak atas keamanan dan kenyamanan
bekerja.
Merujuk pada edaran tersebut, terdapat perbuatan-perbuatan yang masuk dalam
kategori pelecehan seksual di lingkungan kerja, sebagai berikut:
Menggunakan siulan;
Main mata;
Ucapan, candaan, atau komentar bernuansa seksual, termasuk yang terkait
penampilan seseorang;
Menunjukkan materi pornografi dan/atau keinginan seksual;
Colekan dan/atau sentuhan pada bagian tubuh;
Gerakan tubuh atau isyarat yang bernuansa seksual; dan/atau
Bentuk perbuatan pemaksaan seksual lainnya, baik fisik maupun non fisik,
termasuk pelecehan yang dilakukan melalui media sosial, dan/atau media
komunikasi dalam bentuk apa pun sehingga mengakibatkan rasa tidak aman
dan tidak nyaman, tersinggung, takut, terintimidasi, merasa direndahkan
martabatnya dan menyebabkan masalah keselamatan serta Kesehatan, baik
secara fisik maupun mental.

9
Sebagai wujud komitmen dan dukungan terhadap upaya pencegahan tindak
pelecehan seksual di lingkungan KPPN Jakarta I, pada awal tahun 2023 seluruh
Pejabat/Pegawai KPPN Jakarta I melaksanakan komitmen bersama dalam
bentuk pencanangan piagam komitmen bersama pelaksanaan pencegahan dan
penanganan tindakan pelecehan dan kekerasan seksual. Selain itu, dilaksanakan
pula kegiatan edukasi dan komunikasi melalui media sosial dan sosialisasi SE-
36/MK.1/2020 ke pada segenap Pejabat/Pegawai KPPN Jakarta I dan dalam upaya
meningkatkan kesadaran dari Para Pejabat/Pegawai, Kepala KPPN Jakarta I
dalam setiap kesempatan mengajak seluruh Para Pejabat/Pegawai untuk terus
meningkatkan kepekaan dan kesadaran dalam hal menghindari dan/atau
mencegah terjadinya pelecehan seksual di lingkungan KPPN Jakarta I.

10
Tanda
Tangan
Tujuan Penerapan Tanda Tangan
Elektronik Tersertifikasi (TTE)

Elektronik 1. Digitalisasi pengelolaan APBN bagi

(TTE)
Pengguna Anggaran.
2. Akurasi, Transparansi dan
Akuntabilitas Pengelolaan APBN.
3. Penyederhanaan dan kemudahan
dalam pengelolaan APBN.
4. Keamanan informasi pada transaksi
keuangan negara.
Tanda tangan elektronik adalah bentuk
5. Pengelolaan APBN berbasis ramah
tanda tangan digital yang digunakan dalam
lingkungan.
dunia digital dan teknologi informasi untuk
6. Mendukung K/L untuk lebih fokus pada
mengotentikasi dokumen, transaksi, atau
Fungsi Teknisnya
komunikasi. Tanda tangan elektronik memiliki
beberapa karakteristik penting:
Dampak Penerapan TTE
1. Mekanisme pengesahan dokumen
Digitalisasi: Tanda tangan elektronik dibuat
pembayaran dari manual ke elektronik
dan disimpan dalam format digital,
2. Format dokumen pembayaran dalam
biasanya dalam bentuk file elektronik
bentuk Digital (PDF)
seperti PDF, gambar, atau data teks.
3. Mekanisme dan prosedur pengujian
Autentikasi: Tanda tangan elektronik
dokumen pembayaran menggunakan
digunakan untuk memverifikasi identitas
system
seseorang atau pihak yang melakukan
tanda tangan. Ini dapat dilakukan dengan
Benefit Penerapan TTE
menggunakan kata sandi, PIN, atau
1. Kemudahan otorisasi SPP dan SPM
mekanisme keamanan lainnya.
2. Percepatan pengiriman SPM
Integritas: Tanda tangan elektronik
3. Keamanan transaksi pembayaran
seringkali disertai dengan tindakan
APBN
perlindungan terhadap perubahan atau
4. Efisiensi belanja APBN
pemalsuan. Sehingga, jika dokumen yang
5. Manual process (unduh, cetak, tanda
ditandatangani mengalami perubahan,
tangan basah, pindai, dan unggah SPP
tanda tangan elektronik tersebut akan
dan SPM)
menjadi tidak valid.
6. Pengiriman Hardcopy SPM ke KPPN
Non-repudiasi: Konsep ini mengacu pada
fakta bahwa setelah seseorang
Penting untuk diingat bahwa persyaratan
menandatangani elektronik sebuah
dan validitas tanda tangan elektronik
dokumen atau transaksi, mereka tidak
dapat berbeda-beda berdasarkan hukum
dapat menyangkal tanda tangan tersebut
di berbagai yurisdiksi. Oleh karena itu,
atau klaim bahwa mereka tidak
penting untuk memahami dan mematuhi
melakukannya.
regulasi lokal dan internasional yang
berlaku terkait dengan tanda tangan
elektronik ketika Anda menggunakannya
dalam situasi tertentu.

11
12
13
GUNUNG MAS, 24 JUNI 2023

C A P AC ACP IA TC IYT
S A T U
J A K A R T A

Y
B
S E R B I

B UUI LI DLI NDG I N G


S E R B A

PANJANG JIWO RESORT SENTUL, 23 SEPTEMBER 2023

14
SEBERAT APAPUN
PENGABDIANMU,
MENYERAH ADALAH
PENGKHIANATAN

15
NONTON FILM DI LAYAR KACA,
KE BIOSKOP TIADA SEMPAT,
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA,
SAMPAI JUMPA DI EDISI KEEMPAT,

Anda mungkin juga menyukai