Anda di halaman 1dari 3

PRESS RELEASE

CAPAIAN SERAPAN DAN KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


NEGARA DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Terhitung 30 Juni 2018, seluruh satuan kerja Kementerian/Lembaga pengguna APBN telah
melaksanakan penyerapan anggaran yang dituangkan dalam DIPA untuk periode Semester 1 tahun
2018. Sebagai informasi, pada tahun 2018, Dana APBN yang dialokasikan di Provinsi Kalimantan
Utara adalah Rp9.731.650.329.000 (Sembilan Trilyun Tujuh Ratus Tiga Puluh Satu Milyar Enam Ratus
Lima Puluh Juta Tiga Ratus Dua Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Dari jumlah dana APBN tersebut, yang
disalurkan melalui tiga KPPN Lingkup Kalimantan Utara, yaitu KPPN Tanjung Selor, KPPN Nunukan
dan KPPN Tarakan adalah sebesar Rp4,4 Trilyun Rupiah, sedangkan sisanya disalurkan melalui KPPN
Jakarta 2 di Jakarta. Adapun rincian APBN per Jenis Belanja, yang disalurkan melalui KPPN di
Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:

No Akun Jumlah DIPA


1 Belanja Pegawai (51) Rp599,879,840,000
2 Belanja Barang (52) Rp1,076,337,281,000
3 Belanja Modal (53) Rp1,709,332,843,000
4 Belanja Bantuan Sosial (57) Rp6,325,100,000
5 Dana Alokasi Khusus Fisik (63) Rp656,239,558,000
6 Dana Desa (66) Rp387,551,687,000
Jumlah Rp4,435,666,309,000

Untuk APBN yang disalurkan melalui KPPN Tanjung Selor, KPPN Nunukan dan KPPN Tarakan, sampai
dengan semester 1 tahun 2018, tingkat serapannya mencapai 30,48% atau sebesar Rp1,35 Trilyun.
Sebesar 38,71% dari total serapan disumbangkan oleh belanja negara yang digunakan untuk
kegiatan operasional satuan kerja, sebesar 36,1% untuk pelayanan publik, sebesar 27,51% untuk
Kesejahteraan, dan 23,34% untuk Infrastruktur/Pertumbuhan Ekonomi.

Besarnya kontribusi belanja pelayanan publik dalam penyerapan anggaran semester ini salah
satunya adalah karena besarnya Dana Desa yang telah terserap, yaitu 59,99% dari pagu yang
tersedia atau Rp232,53 Milyar dari pagu sebesar Rp387,55 Milyar. Selain itu, besarnya serapan
belanja pelayanan public juga dipengaruhi serapan DAK Fisik yang diperuntukkan untuk bidang-
bidang terkait dengan pelayanan publik meliputi: Bidang Irigasi, Pendidikan, Kesehatan,
Transportasi, Industri Kecil/Menengah, Air Minum, Kelautan dan Perikanan, Sanitasi, Pertanian,
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pasar, dan Energi Skala Kecil.

Pada kategori belanja untuk peningkatan kesejahteraan, penyerapan APBN didominasi oleh belanja
untuk perumahan dan fasilitas umum sebesar Rp16,65 Milyar, pendidikan sebesar Rp9,75 Milyar,
dan Ekonomi sebesar Rp6,63 Milyar. Sedangkan untuk belanja infrastruktur, APBN dominan
digunakan untuk membiayai Pembangunan Jalan sebesar Rp116,25 Milyar atau sebesar 24% dari
pagu yang tersedia dan Pembangunan dan Revitalisasi Pasar Rakyat sebesar Rp76,97 Milyar atau
32,76% dari pagu yang tersedia untuk belanja tersebut, serta pembangunan infrastruktur lainnya.

Selain serapan anggaran, hal lain yang dapat diukur dalam konteks pelaksanaan APBN adalah
kualitas kinerja pelaksanaan anggaran. Pengukuran terhadap kinerja pelaksanaan anggaran satuan
kerja lebih bersifat komprehensif daripada hanya sekedar serapan sebagaimana diuraikan di awal.
Hal ini dikarenakan kinerja satuan kerja pengguna APBN diukur melalui empat aspek sekaligus,
yaitu:

a. Kesesuaian dengan perencanaan


b. Kepatuhan dengan regulasi
c. Efektivitas pelaksanaan kegiatan, dan
d. Efisiensi pelaksanaan.

Aspek-aspek tersebut kemudian dirinci menjadi 12 (dua belas) indikator yang disebut dengan
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA). Macam-macam indikator dalam IKPA meliputi:
Pertanggungjawaban uang persediaan, Revisi DIPA, Ketepatan Waktu Penyampaian Data Kontrak,
Kebenaran Penyampaian Surat Perintah Membayar, Ketepatan Waktu Penyelesaian Tagihan,
Penyampaian Rencana Penarikan Dana, Deviasi terhadap Perencanaan Penarikan Dana sebagaimana
tertuang dalam Halaman III DIPA, Retur SP2D, Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara, Pengajuan Dispensasi SPM, Penyelesaian Pagu Minus, dan
Penyerapan Anggaran itu sendiri.

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Utara dan KPPN Lingkup Kalimantan
Utara, sesuai dengan tugas dan fungsinya senantiasa memantau kinerja satuan kerja melalui dua
belas indikator ini. Tidak hanya Kanwil DJPb dan KPPN, Satuan Kerja pun dapat memantau sendiri
capaiannya melalui aplikasi OMSPAN sehingga dapat melakukan self-monitoring dan merumuskan
langkah antisipatif apabila ditemukan indikator dengan nilai yang rendah.

Untuk Semester 1/2018, sesuai dengan data pada Aplikasi OMSPAN tersebut, Capaian IKPA Satuan
Kerja Pengguna APBN se-Kalimantan Utara secara akumulatif adalah 85,36%. Angka ini melebihi
target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Nilai indikator terbesar adalah Revisi DIPA, yaitu sebesar
100%. Hal ini menandakan satuan kerja di lingkup Kalimantan Utara telah melaksanakan norma-
norma revisi DIPA sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11 Tahun 2018
tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2018 dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor 3/PB/2018 tentang Petunjuk Teknis Revisi Anggaran yang Menjadi
Kewenangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada Tahun Anggaran 2018. Namun demikian,
seluruh satuan kerja, bersama dengan Kanwil DJPb dan KPPN lingkup Provinsi Kalimantan Utara
harus senantiasa bersinergi dan berupaya lebih maksimal agar kualitas kinerja pelaksanaan anggaran
dapat meningkat pada periode-periode selanjutnya. Beberapa diantaranya adalah meningkatkan
ketepatan waktu dan kepatuhan penyampaian data kontrak satuan kerja kepada KPPN mitra
kerjanya dan senantiasa disiplin dalam menjalankan program/kegiatan sesuai dengan telah
direncanakan dan dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) serta lebih optimal
dalam melakukan penyerapan anggaran agar APBN dapat memberikan impact berupa kesejahteraan
masyarakat di Provinsi Kalimantan Utara.

Anda mungkin juga menyukai