Anda di halaman 1dari 3

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENDAPAIAN TARGET KINERJA

2.1. Asumsi Ekonomi Makro


Asumsi dan kondisi yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan meliputi
asumsi makro dan mikro ekonomi yang mencakup antara lain pertumbuhan ekonomi
regional, laju inflasi, nilai kurs, tarif dan volume pelayanan dan lain-lain asumsi yang
relevan.
Ringkasan perkembangan indikator makro ekonomi Kabupaten Tuban adalah
sebagai berikut:

2.2 Kebijakan Keuangan


APBD merupakan alat untuk mengimplementasikan kebijakan yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD serta ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah meliputi 3 (tiga) aspek penting yaitu
kebijakan bidang Pendapatan, kebijakan bidang belanja dan kebijakan bidang
pembiayaan.

2.2.1 Kebijakan Bidang Pendapatan


Pendapatan diakui dalam periode berjalan atas kas yang disetorkan ke Kas
Daerah. Pada akhir periode, pendapatan yang telah menjadi hak namun belum diterima
realisasi kasnya diakui sebagai penambahan piutang pendapatan. Pencatatan
pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu mencatat penerimaan bruto dan
tidak diperbolehkan mencatat jumlah netto (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).

2.2.2 Kebijakan Bidang Belanja

Belanja diakui dalam periode berjalan atas dasar jumlah uang yang
dibayarkan oleh Kas Daerah dan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh setiap
Bendahara di Satuan Kerja. Pada akhir periode akuntansi, belanja non modal diakui
berdasarkan jumlah belanja non modal yang sampai akhir periode akuntansi telah
menjadi kewajiban tetapi belum ada realisasi pengeluaran kas diperlakukan sebagai
penambah utang pemerintah Propinsi Jawa Timur. Belanja modal diakui dalam
periode berjalan pada saat aktiva yang dibeli telah diterima dan hak
kepemilikannya telah berpindah. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan
kembali belanja) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurang
belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya diakui sebagai lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. Pengembalian belanja karena adanya kesalahan
administratif (temuan Inspektorat) pada periode berjalan diakui sebagai pengurang
belanja yang bersangkutan.

14 | L a p o r a n K e u a n g a n P u s k e s m a s P a l a n g
2.2.3 Kebijakan Bidang Pembiayaan

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk


menutup selisih antara pendapatan dan belanja dalam satu periode akuntansi.
Pembiayaan diklasifikasikan menurut sumber pembiayaan dan pusat
pertanggungjawaban. Pembiayaan diakui selama periode berjalan atas dasar kas
yang telah disetorkan ke Kas Daerah dan pengeluaran kas yang telah dibayarkan
melalui Kas Daerah. Pengakuan pembiayaan netto pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah selisih pendapatan dan belanja yang dialokasikan atau ditutup
setelah diperhitungkan dengan elemen-elemen pembiayaan yang telah diakui dalam
periode berjalan. Pada Puskesmas Palang tidak menganggarkan Pembiayaan
pada dokumen Pelaksanaan Anggarannya.
Dalam Tahun Anggaran 2017 Puskesmas Palang mendapat alokasi
anggaran belanja sebesar Rp. 4,178,327,686.20 yang terdiri dari Belanja Modal
mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 243,800,000.00 dan Belanja Operasional
mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 3,934,527,686.20

2.3 Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan


1) Indikator/Target Kinerja Keuangan
Arah kebijakan dan strategi Puskesmas Palang diimplementasikan
ke dalam program kegiatan sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Pelayanan
- Pelayanan Unit Pelaksana Puskesmas Palang
b. Program Pengembangan Pelayanan Kesehatan
- Pengawasan Sumberdaya Manusia dan Pemanfaatna fasilitas yang
ada di Puskesmas Palang.
- Pelaksanaan Administrasi Puskesmas Palang
Tujuan dibentuknya Puskesmas Palang adalah melaksanakan sebagian
tugas Dinas Kesehatan yang ada di Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan
2. Pemantauan pengelolaan konservasi sumberdaya manusia .
3. Operasional pengawasan sumberdaya manusia.
4. Koordinasi urusan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan
keselamatan kerja (K5) kawasan Puskesmas Palang.
5. Pendampingan terkait mutu dan keamanan pelayanan kesehatan .
7. Urusan ketatausahaan dan rumah tangga kantor, dan
8. Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
2) Pencapaian Target Kinerja Keuangan
2.1 Pencapaian Target Pendapatan
Pada tahun anggaran 2017, SKPD Puskesmas Palang memiliki
target pendapatan sebesar Rp 1,706,248,343.00 dan terealisasi sebesar
Rp. 1,721,234,926.00 atau sebesar 100,8%

15 | L a p o r a n K e u a n g a n P u s k e s m a s P a l a n g
2.2 Pencapaian Target Belanja
Pada tahun anggaran 2017, Puskesmas Palang menganggarkan
sebesar Rp. 2,624,617,040.00 dan terealisasi sebesar Rp.
2,137,225,218.00 atau sebesar 81,4%.
3) Hambatan dan Kendala
Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan APBD tahun 2017 ialah:
 Hambatan pengadaan untuk obat dan BHP yang bersumber dari
dana kapitasi harus memalui rekanan atau pihak ke tiga,
puskesmas tidak bisa melakukan pengadaan sendiri.

4) Solusi dan Saran


 Puskesmas wajib punya pejabat pengadaan dan kefarmasian untuk
bisa melakukan pengadaan sendiri.

16 | L a p o r a n K e u a n g a n P u s k e s m a s P a l a n g

Anda mungkin juga menyukai