PENGERTIAN Akuntansi Klinik merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan yaitu
salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan
informasi yang akan mendukung para manajer Klinik dalam pengambilan
keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Klinik. Dalam hal ini
semua informasi keuangan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan
Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengembilan keputusan.
TUJUAN Sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam
pemecahan masalah dan perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Klinik.
Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya-biaya (cost), dengan perhitungan
yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta
berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk
pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan diperlukan
sistem dan pelaksanaan akuntansi Klinik secara optimal.
KEBIJAKAN Siklus akuntansi pada Klinik harus dilakukan secara tertib, rinci, dan lengkap.
Dimulai dari pengidentifikasian, pencatatan dan pelaporan, sehingga dapat
menghasilkan laporan keuangan berkualitas. Karena laporan keuangan
merupakan sumber informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
selain itu Sistem Informasi Akuntansi harus memiliki prinsip Efisiensi dan
Efektifitas, Internal Control dan Auditability.
PERIODE AKUNTANSI
Periode akuntansi/tahun buku yang digunakan adalah tahun takwim
(kalender), yaitu dimulai sejak tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31
Desember untuk setiap tahun buku.
JURNAL STANDAR
Untuk memenuhi tujuan konsistensi perlakuan dan pencatatan secara
akuntansi, diperlukan standarisasi pencatatan atau jurnal standar. Jurnal
standar akan mengikuti kebijakan akuntansi yang dirancang sehingga penting
bagi Lembaga memiliki kebijakan akuntansi.
Sistem Keuangan dan Akuntansi Rumah Sakit Secara garis besar ada 5 (lima)
bagian yaitu sistem perencanaan, penganggaran, penerimaan, pengeluaran
dan pelaporan.
PERENCANAAN
1. Perencanaan Strategis
Rencana Strategis (Strategic Planning) Rumah Sakit dilakukan sekurang-
kurangnya 3 tahun sekali oleh Komisaris, Direksi dan Manajemen Rumah
Sakit.
2. Perencanaan Tahunan
Rencana Tahunan Rumah Sakit disusun berdasarkan rencana kerja yang telah
dirumuskan dalam Rencana Strategis Rumah Sakit.
3. Perencanaan Triwulan
Rencana Triwulan Rumah Sakit disusun berdasarkan Rencana Tahunan yang
telah dirumuskan dalam Rapat Kerja Tahunan.
Rencana Triwulan dilakukan untuk memastikan agar seluruh program kerja
tahunan dapat dilakukan tepat waktu dan mencapi sasaran yang telah
ditetapkan.
PENGANGGARAN
Identifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara lebih rinci. Kegiatan
yang dilakukan dalam program harus disesuaikan lebih dahulu dengan tujuan
AKUNTANSI DAN KEUANGAN
(goal), outcome, dan output yang terdapat dalam visi dan misi Rumah Sakit.
Dalam perencanaan anggaran, Rumah Sakit harus mengefisiensikan biaya
operasional untuk mendukung tercapainya tujuan program yang telah
ditetapkan sebelumnya. Biaya operasional tidak boleh lebih besar dari biaya
program.
Pada setiap triwulan, akhir tahun dan pada akhir periode kegiatan, lapoan
realisasi anggaran harus selalu diperbaharui dengan aktualisasi
penerimaan dan pengeluaran. Dengan membandingkan antara rencana
pengelola organisasi akan mengetahui apakah program dengan rencana tersebut
beroperasi sesuai atau tidak, termasuk di mana keperluan pemotongan biaya
dan pengembangan sumber penerimaan.
PENERIMAAN
1. Untuk menampung dana-dana instansi, perlu dibuka rekening bank dalam
bentuk Rekening Giro atas nama RUMAH SAKIT ISLAM AL-IKHLAS
yang ditandatangani oleh dua orang atau lebih yang mewakili unsur Pelaksana
dan Pengawas, minimal oleh Direktur dan Komisaris.
2. Adapun jumlah rekening bank yang dibuka tergantung kebutuhan Rumh
AKUNTANSI DAN KEUANGAN
PENGELUARAN
1. Semua pengeluaran uang, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran ecil
yang dilakukan melalui kas kecil, harus dilakukan deng…
Giro/Formulir Penarikan/Aplikasi Transfer (transfer oleh Bukti
Pengeluran Bank dan bukti pendukung pejabat berwenang.
2. Semua Cek/Bilyet Giro/Formulir Penarikan/Aplikasi Transfer (Transfer
Application) yang dikeluarkan harus ditandatangani minimal oleh dua
orang yang diberi wewenang untuk hal tersebut.
3. Bagian keuangan tidak diperkenankan mengeluarkan
uang/membuka Cek/Bilyet Giro/Formulir Penarikan
(withdrawan)/Aplikasi Transfer (transfer form application) tanpa otorisasi
pejabat yang berwenang.
4. Semua dokumen pembayaran harus dicap “LUNAS” disertai
tanggal pembayaran setelah pembayaran dilakukan atau harus diparaf
oleh pejabat berwenang.
5. Pada setiap akhir bulan bagian akuntansi akan membuat rekonsiliasi bank.
Adapun sistem pengeluaran pengelolaan kas kecil (petty cash) yitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengurangi kesalahan dalam pengeluaran kas yang tidak terlalu besar,
maka dibentuklah kas kecil (petty cash) dengan sistem dana tetap (imprest),
untuk pengeluaran rutin dibawah jumlah tertentu. Kas kecil akan dipegang oleh
pemegang kas kecil (kasir kas kecil) yang bertanggungjawab atas kas tesebut.
2. Besarnya Kas Kecil diusahkan cukup untuk memenuhi kebutuhan
pengeluaran rutin kantor selama sebulan dan ditetapkan melalui Keputusan
AKUNTANSI DAN KEUANGAN
PENGIDENTIFIKASIAN
1. Melakukan pemilahan kwitansi antara bukti kas keluar dan buki kas
masuk.
2. Mencocokkan antara bukti kas keluar dan bukti kas masuk pada
laporan harian pendapatan yang dibikin kasir.
3. Jika Laporan Harian Kasir tidak sesuai dengan kwitansi (bukti kas keluar
dan bukti kas masuk) maka kembalikan kepada Bagian Kasir ataupun Pelayanan
untuk dilengkapi.
4. Menyiapkan Bukti Penerimaan Bank untuk penerimaan dana tunai.
5. Menyiapkan Bukti Penerimaan Tunai ataupun Bank untuk penerimaan
dana yang masuk ke kasir ataupun rekening bank (via tranfer).
6. Menyiapkan Permohonan Permintaan Kebutuhan Dana kepada Direktur.
7. Menyiapkan Bukti Pengeluaran Bank untuk pembayaran secara tunai.
8. Menyiapkan Cek, Bilyet Giro dan Bukti Pengeluaran Bank untuk
pembayaran atau pengeluaran dana dari rekening bank.
9. Meminta tandatangan pada Cek atau Bilyet Giro kepada yang
berwenang memberikan otorisasi pengeluaran dana dari bank.
10. Meminta tandatangan Bukti Penerimaan Bank dan Bukti Pengeluaran
Bank dari pihak-pihak yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi.
AKUNTANSI DAN KEUANGAN
PENCATATAN
1. Mencatat Bukti Penerimaan Bank dan Bukti Pengeluaran Bank pada
Buku Bank.
2. Memverifikasi kesesuaian antara bukti pendukung dengan
pertanggungjawaban penggunaan uang muka oleh pengguna.
3. Merapikan bukti pendukung baik bukti pendukung internal maupun
eksternal.
4. Memberi stempel ataupun bukti ”LUNAS” pada bukti pendukung
eksternal.
5. Menyerahkan bukti internal (Pengeluaran Bank dan Penerimaan
Bank) beserta bukti pendukung eksternal kepada Staf Pembukuan.
6. Memfotocopy Cek danmenguangkan Cek ke Bank
PELAPORAN
1. Membukukan transaksi keuangan Rumah Sakit setelah dilakukan
pencatatan transaksi keuangan ke dalam buku besar.
2. Melakukan rekonsiliasi bank setiap bulan, mencocokan buku bank
Rumah Sakit dengan rekening koran.
3. Melakukan penyusunan laporan pajak setiap periode.
4. Melakukan pemeriksaan fisik atas barang-barang Inventaris.
5. Mengadministrasikan seluruh dokumen keuangan, berikut bukti-
bukti pendukungnya.
6. Membuat laporan keuangan periode dan tahunan :
- Laporan Posisi Keuangan
- Laporan Laba Rugi
- Laporan Arus Kas
- Laporan Ekuitas
UNIT TERKAIT Bagian Keuangan dan Administrasi