Bab I-Iii Proposal Skripsi Ni Kadek Muliastiti 2022 Revisi
Bab I-Iii Proposal Skripsi Ni Kadek Muliastiti 2022 Revisi
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
NI KADEK MULIASTITI
NIM: 12120321066
TAHUN 2021/2022
1
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL
Oleh:
NI KADEK MULIASTITI
12120321066
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulisan proposal tentang “Pengaruh
Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Balita Gizi Kurang Di Desa
Wasegi Indah Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari Tahun 2022 dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk Menyusun skripsi pada Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.
1. Ibu Irfana Tri Wijayanti, S. Si. T., M. Kes., M. Keb., selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.
2. Ibu Ana Rofika, S. S. T., M. Kes., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.
3. Ibu Siti Muawanah, S. S. T., M. Keb. , selaku Dosen Pembimbing I dalam
penyusunan proposal skripsi atas bimbingan, saran, koreksi, dan motivasi
yang diberikan.
4. Bapak M. Zuhal Purnomo, S. Kep., Ners., MM., selaku Dosen
Pembimbing II dalam penyusunan proposal skripsi atas bimbingan dan
motivasi yang diberikan.
5. Semua Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.
6. Orang tua, suami, anak, dan keluarga atas do’a, dukungan, serta kasih
sayang yang diberikan yang selalu tercurah selama ini.
7. Teman-teman sejawat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan yang
telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan proposal ini.
ii
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Penulis mengharapkan
semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
iv
D. Pengaruh Pijat Bayi dengan Peningkatan Berat Badan pada Balita
Gizi Kurang.................................................................................................
E. Kerangka Teori............................................................................................
A. Kerangka Konsep........................................................................................
B. Hipotesis......................................................................................................
C. Rancangan Penelitian/Desain Penelitian.....................................................
D. Vatiabel Penelitian.......................................................................................
E. Definisi Operasional....................................................................................
F. Lokasi Penelitian.........................................................................................
G. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.....................................................
H. Alat Ukur Penelitian....................................................................................
I. Uji Validitas dan Reliabilitas.......................................................................
J. Jenis Data dan Pengumpulan Data..............................................................
K. Metode Pengumpulan Data.........................................................................
L. Analisis Data...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian yang Berkaitan dengan Pijat Bayi dengan Peningkatan
Berat Badan pada Balita Gizi Kurang.........................................................................
Tabel 2.4 Kategori & Ambang Batas Status Gizi Anak umur 0-60 bulan
berdasarkan Indeks (BB/U).......................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat
Badan pada Balita Gizi Kurang.......................................................................................
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balita adalah anak usia di bawah lima tahun yang ditandai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi sangat pesat yaitu
pertumbuhan fisik, mental dan sosial. (Andriani, 2016) Pada masa ini
tumbuh kembang anak sangat pesat sehingga membutuhkan asupan nutrisi
dan stimulus yang mendukung secara optimal. Balita sangat rentan
terhadap kelainan gizi karena pada masa ini mereka membutuhkan nutrisi
yang optimal untuk pertumbuhan yang perkembanganya. (Satyawati &
Hartini, 2018)
Gizi atau nutrisi merupakan suatu komponen yang paling penting
dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan dimana gizi merupakan elemen yang terdapat dalam
makanan dan dapat dimanfaatkan secara lansung oleh tubuh. (Gizi et al,
2018)
Salah satu permasalahan gizi kurang adalah keadaan gizi yang
dapat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Ketidakcukupan gizi atau sering dikenal sebagai kurang gizi mempunyai
dampak yang sangat luas tidak hanya mempunyai peran yang besar
terhadap bertambahnya Angka Kesakitan dan Kematian. Kekurangan gizi
dapat menimpa siapa saja di masyarakat, namun bayi dan balita
merupakan kelompok yang paling rawan mengalami kekurangan gizi
karena kelompok ini memerlukan zat gizi yang tinggi untuk tumbuh
kembang anak.
Balita gizi kurang merupakan suatu ancaman bagi generasi yang
akan datang. Pada masa balita ini merupakan masa pertumbuhan dan
1
perkembangan yang sangat pesat. Jika pada masa balita ini mengalami gizi
kurang dan tidak mendapatkan penanganan yang maka dampaknya adalah
Loose Generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam membantu
proses tumbuh kembang yang optimal, sehingga akan membentuk generasi
yang berkualitas.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012, jumlah
penderita gizi kurang di dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan gizi
kurang masih menjadi penyebab sepertiga dari seluruh penyebab kematian
anak di seluruh dunia. Asia Selatan merupakan daerah yang memiliki
prevalensi gizi kurang terbesar di dunia, yaitu sebesar 46%, disusul Sub
Sahara Afrika 28%, Amerika Latin/Caribbean 7%, dan yang paling rendah
terdapat di Eropa Tengah, Timur, dan Commonwealth of Independent
States (CEE/CIS) sebesar 5%. Menurut WHO tahun 2016, sekitar 7,7%
atau 52 juta anak di bawah 5 tahun secara global mengalami kejadian gizi
kurang, persentasi anak di bawah 5 tahun dengan status gizi kurang
tertinggi terdapat di Southern Asia sebesar 15,4%, di Osceania sebesar
9,4%, di Asia Tenggara sebesar 8,9%, di Afrika Barat Sebesar 8,5% dan
persentasi anak di bawah 5 tahun dengan status gizi kurang terendah
terdapat di Amerika Utara sebesar 0,5%. Keadaan gizi kurang pada anak
balita juga dapat di jumpai di Negara berkembang, salah satunya termasuk
di Negara Indonesia. (UNICEF Indonesia, 2013)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, gizi kurang di Indonesia
memiliki prevalensi sebesar 13,9% sedangkan pada data Riskesdas tahun
2018 memiliki prevalensi sebesar 13,8% dengan arti hanya 0,1%
prevalensi penurunan gizi kurang dalam 5 tahun terakhir. Sehingga
masalah ini menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh pihak tenaga
kesehatan maupun pemerintah setempat. (Kemenkes, 2018) Prevalensi
permasalahan gizi di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2018 terdapat
17,7% kasus balita kekurangan gizi dan jumlah tersebut terdiri dari 3,9%
gizi buruk dan 13,8% gizi kurang. (Kemenkes, 2018)
2
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Indonesia
masih memiliki masalah kurang gizi. Prevalensi gizi kurang pada balita
pada tahun 2007 yaitu 18,4%, turun menjadi 17,9% pada tahun 2010, dan
kembali naik pada tahun 2013 menjadi 19,6%. Di Indonesia, terdapat 18
provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas angka prevalensi nasional,
yaitu Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan prevalensi paling
tinggi yaitu 33,1% dan Papua Barat sebesar 32%. (Riskesdas, 2007)
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status gizi yang didasarkan
pada indeks berat badan menurut umur (BB/U). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian
Kesehatan menyatakan bahwa persentase gizi buruk pada balita usia 0-59
bulan di Papua Barat adalah 100%, sedangkan persentase gizi kurang
adalah 0,2 persen. Sementara berdasarkan data profil Kesehatan
Kabupaten/Kota dilaporkan bahwa persentase gizi kurang tahun 2019
sebesar 0,2%. (Profil Dinas Kesehatan Papua Barat, 2019)
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002
tentang Registrasi dan Praktek Bidan menyebutkan bahwa Bidan
berwenang memantau tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan
stimulasi tubuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini
dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi.
Pijat merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia. Pijat
meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang mampu
melemaskan sendi yang terlalu kaku dan menyatukan organ tubuh dengan
gosokan yang kuat. Terapi pijat tidak hanya digunakan disalon dan spa
saja, tapi juga diberbagai rumah sakit dan pusat perawatan kesehatan. Saat
ini, teknik pijat telah banyak digunakan untuk kesehatan dan peningkatan
berat badan pada bayi. (Syaukani, 2015)
Tumbuh kembang merupakan dua peristiwa yang sifatnya berbeda
tetapi berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan adalah adanya transformasi fisik,
peningkatan jumlah dan ukuran sel secara kuantitatif, dimana sel–sel
3
tersebut mensitesis protein baru yang menunjukkan seperti usia, tinggi
badan, berat badan dan pertumbuhan gigi. Perkembangan merupakan
peningkatan kompleksitas fungsi, kualitas dan menjadi bagian dari
perilaku pertumbuhan, diantaranya kemampuan berjalan, berbicara, dan
berlari. (Wulandari & Meira, 2016)
Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi sentuhan,
karena dalam pijat bayi terapat unsur sentuhan berupa kasih sayang,
perhatian, suara atau bicara, pandangan mata, gerakan, dan pijatan.
Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi sel
sel otak. (Ivra, dkk, 2014) Saat ini telah banyak penelitian yang
menyatakan bahwa pijat bayi memiliki banyak manfaat baik fisik maupun
emosional. Beberapa manfaat pijat bayi adalah diantaranya meningkatkan
nafsu makan, melipatgandakan keuntungan ASI ekslusif, meningkatkan
berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, membuat bayi tidur lebih
nyenyak, dan membina keterikatan antara orang tua dan anak.
Beberapa penelitian mengatakan pijat bayi bisa merangsang nervus
vagus, dimana saraf ini meningkatkan peristaltik usus sehingga
pengosongan lambung meningkat dengan demikian akan merangsang
nafsu makan bayi. Disisi lain pijat juga melancarkan peredaran darah dan
meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi
akan meningkat. Roesli mengutip penelitian Field dan Scafidi yaitu pada
bayi prematur yang dilakukan pemijatan 2x15 menit selama 5 minggu,
kenaikan berat badannya tiap hari 20%-47% dan pada bayi cukup bulan
usia 1-6 bulan dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama enam minggu,
kenaikan berat badannya lebih baik daripada yang tidak dipijat. Mengutip
pula penelitian yang dilakukan oleh Tri Sunarsih (2010), bayi pada
kelompok eksperimen mengalami peningkatan berat badan sebesar 17,32%
dan kelompok kontrol meningkat sebesar 13,48%.
Berdasarkan survey data awal hasil penimbangan berat badan anak
di Desa Wasegi Indah Kecamatan Prafi, terdapat 111 anak yang tercatat
4
melakukan timbangan di Posyandu dan hasilnya terdapat 30 anak yang
mengalamai gizi kurang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dasuki, 2003 dalam
jurnal yang berjudul pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan
pada bayi umur 4 bulan didapatkan hasil penelitian ada pengaruh pijat bayi
terhadap kenaikan berat badanyang signifikan, median kelompok kontrol
adalah 0,40 kg (rumus), dan median kelompok pijat adalah 0,60 kg
(rumus). Ada pengaruh pijat bayi terhadap perubahan skor-z, median
kelompok kontrol adalah 0,27 (rumus) dan kelompok pijat 0,03 (rumus)
atau kata lain kelompok kontrol mengalami gangguang pertumbuhan 0,27
SD skor-z sebulan dan kelompok pijat mengalami gangguan pertumbuhan
0,03 SD skor sebulan. Kesimpulannya, bayi yang dipijat kenaikan berat
badannya lebih besar daripada bayi yang tidak dipijat.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Marni, 2019 dengan jurnal
yang berjudul Pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada
bayi, menunjukkan hasil nilai p value = 0,000 (<0,05) ada perbedaan berat
badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat bayi.
Kesimpulannya ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Berat Badan pada Balita Gizi Kurang di Desa Wasegi Indah
Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada peneleitian ini adalah
“Apakah ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada
balita gizi kurang di Desa Wasegi Indah Kecamatan Prafi Kabupaten
Manokwari tahun 2022?’’
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat
badan pada balita gizi kurang di Desa Wasegi Indah Kecamatan Prafi
Kabupaten Manokwari tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui peningkatan berat badan pada balita gizi
kurang sebelum dilakukan pijat bayi di Desa Wasegi Indah
Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari tahun 2022.
b. Untuk mengetahui peningkatan berat badan pada balita gizi
kurang setelah dilakukan pijat bayi di Desa Wasegi Indah
Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari tahun 2022.
c. Menganalisis pengaruh pemberian pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan pada balita gizi kurang di Desa Wasegi
Indah Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari tahun 2022.
D. Manfaat Penelitian
1. Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan bahan referensi bagi akademik/pendidik serta untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang perbedaan pemberian
pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada balita gizi kurang di
Desa Wasegi Indah Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari sebagai
bahan masukan.
2. Manfaat bagi orang tua bayi
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
kepada orang tua bayi tentang pengaruh pemberian pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan pada balita gizi kurang di Desa Wasegi Indah
Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari.
3. Manfaat bagi ilmu Kebidanan
6
a. Untuk menambah wawasan serta sebagai bahan informasi tentang
pengaruh pemberian pijat bayi terhadap peningkatan berat badan
pada balita gizi kurang di Desa Wasegi Indah Kecamatan Prafi
Kabupaten Manokwari.
b. Sebagai bahan masukan penelitian selanjutnya dalam mencari
referensi terkait pengaruh pemberian pijat bayi terhadap peningkatan
berat badan pada balita gizi kurang di Desa Wasegi Indah
Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya dengan tema relevan sebagaimana yang telah
penulis angkat pernah pula dilakukan penelitian oleh peneliti-peneliti lain
yakni:
Tabel 1.1 Penelitian yang berkaitan dengan pijat bayi dan
peningkatan berat badan
No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian Penelitian
1. Wahyu Puji, Pengaruh pijat Penelitian ini Hasil penelitian Desain
2015 bayi terhadap menggunakan menunjukan bahwa penelitian,
peningkatan jenis penelitian dari 24 responden Lokasi
berat badan quasy sebagian besar penelitian,
pada balita eksperimental. responden Waktu
usia 0-2 tahun Teknik mengalami penelitian,
di BPM Ny. N pengambilan kenaikan berat Variabel
Banyuwangi sampel yang badan sebanyak 10 penelitian
digunakan responden (42%).
adalah Sedangkan hasil
purposive dari uji statistik
sampling. siperoleh pengaruh
usia 0-2 tahun
dengan tingkat
7
signifikan 0,05
dengan nilai t
hitung > t table
(8,574 > 2,201)
8
Kabupaten sampel peningkatan berat
Monawe menggunakan badan dari 30
Selatan purposive responden
sampling. sebanyak 30
responden yang
mengalami
kenaikan berat
badan dan dapa
disimpulkan bahwa
ada pengaruh
signifikan terhadap
peningkatan berat
badan pada bayi
yang dipijat.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi
balita dapat dipantau dengan penimbangan anak setiap bulan dan
dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). (Proverawati & Erna,
2010)
a. Energi
Menurut Depkes RI (2006) kebutuhan energi pada balita
umur 6-24 bulan yang sebagai mana terdapat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Kebutuhan Energi pada Balita 6-24 Bulan
11
c. Lemak
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak.
WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 20-30%
kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini
memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk
membantu penyerapan vitamin larut-lemak. (Almatsier, 2009)
d. Karbohidrat
Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan
agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat
kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula
sederhana. (Almatsier, 2009)
4. Status Gizi Balita
a. Pengertian
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari natriture dalam
bentuk variabel tertentu. (Supariasa, dkk, 2012) Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. (Almatsier, 2009)
b. Pertumbuhan balita
Masa pertumbuhan pada balita membutuhkan zat gizi yang
cukup, karena pada masa itu semua organ tubuh yang penting
sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Balita
merupakan kelompok masyarakat rentan gizi.
12
Tabel 2.3 Tabel Pertumbuhan Balita
13
(BB/U) Gizi Baik -2 SD s/d 2 SD
Gizi Lebih > 2 SD
Sumber: Kemenkes RI, (2010)
14
1) Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang turut menentukan kebutuhan zat
gizi. Kebutuhan zat gizi orang sakit berbeda dengan orang
sehat, karena sebagian sel tubuh orang sakit telah mengalami
kerusakan dan perlu diganti, sehingga membutuhkan zat gizi
lebih banyak. Selain untuk membangun kembali sel tubuh yang
telah rusak, zat gizi lebih ini diperlukan untuk pemulihan.
(Adriani, 2014)
2) Keadaan Infeksi
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba
pathogen dan bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai
makhluk hidup memiliki cara bertahan hidup dengan
berkembang biak pada suatu reservoir lainnya yang baru
dengan cara menyebar atau berpindah. Penyebaran mikroba ini
tentunya merugikan bagi orang dalam keadaan sehat, terlebih
lagi bagi orang dalam keadaan sakit ataupun dalam proses
penyembuhan. Kejadian infeksi pada anak akan mempengaruhi
pada penurunan nafsu makan yang merupakan gejala klinis
suatu penyakit, sehingga asupan makan anak akan berkurang
dan menyebabkan defisiensi nutrisi pada anak tersebut.
(Ratufelan, 2018)
3) Umur
Anak balita yang sedang mengalami pertumbuhan
memerlukan makanan bergizi yang lebih banyak dibandingkan
orang dewasa per kilo gram berat badannya. Dengan semakin
bertambahnya umur, semakin meningkat pula kebutuhan zat
tenaga bagi tubuh. Usia 2-5 tahun merupakan masa golden age
dimana pada masa tersebut dibutuhkan zat tenaga yang
diperlukan bagi tubuh untuk pertumbuhannya. Semakin
bertambah usia semakin meningkat kebutuhan zat tenaga yang
15
dibutuhkan oleh tubuh untuk mendukung meningkatnya dan
semakin beragamnya kegiatan fisik. (Adriani, 2014)
4) Riwayat ASI Eksklusif
Pemberian ASI secara eksklusif untuk bayi hanya diberikan
ASI tanpa diberi tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air mineral. Pemberian ASI eksklusif
dianjurkan untuk jangka minimal 4 atau 6 bulan. ASI mudah
dicerna oleh system pencernaan bayi, lengkap kandungan
gizinya, juga mengandung zat kekebalan yang mampu
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Selain itu ASI
juga menurunkan angka kematian bayi baru lahir karena diare.
(Adriani, 2014)
5) Riwayat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Makanan pendamping ASI atau MP-ASI adalah makanan
yang diberikan pada bayi di samping ASI, untuk memenuhi
kebutuhan gizi anak mulai dari usia 4-6 bulan sampai 24 bulan.
Bayi membutuhkan zat gizi tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. (Adriani, 2014)
b. Faktor Eksternal
Faktor gizi eksternal adalah faktor yang mempengaruhi di luar
diri seseorang. (Adriani, 2014) Faktor gizi eksternal meliputi:
1) Status Sosial-Ekonomi Orangtua
Menurut teori, jika suatu keluarga memiliki pendapatan
yang besar serta cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anggota
keluarga maka pemenuhan kebutuhan gizi pada balita dapat
terjamin. Sementara pendapatan yang rendah menyebabkan
daya beli rendah sehingga tidak mampu membeli pangan dalam
jumlah yang diperlukan dan pada akhirnya berakibat buruk
terhadap status gizi anak balitanya. (Putri, 2015)
2) Jumlah Anggota Keluarga dan Jarak Kelahiran Anak
16
Jumlah anak yang banyak pada keluarga meskipun
keadaan ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya
perhatian dan kasih sayang orang tua yang di terima anaknya,
terutama jika jarak anak yang terlalu dekat. Hal ini dapat
berakibat turunnya nafsu makan anak sehingga pemenuhan
kebutuhan primer anak seperti konsumsi makanannya akan
terganggu dan hal tersebut akan berdampak terhadap status gizi
anaknya. Jumlah anak yang banyak akan berpengaruh terhadap
tingkat konsumsi makanan, yaitu jumlah dan distribusi
makanan dalam rumah tangga. Dengan jumlah anak yang
banyak diikuti dengan distribusi makanan yang tidak merata
akan menyebabkan anak balita dalam keluarga tersebut
menderita kurang gizi. (Putri, 2015)
3) Pengetahuan Gizi Ibu
Pengetahuan penting peranannya dalam menentukan
asupan makanan. Tingkat pengetahuan gizi seseorang
berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih mkanan yang
akan berdampak pada asupan gizinya. Dengan adanya
pengetahuan tentang gizi masyarakat akan tahu bagaimana
menyimpan dan menggunakan pangan dengan tepat.
Pengetahuan ibu akan mempengaruh pengambilan
keputusan dalam hal manfaat gizi dari berbagai jenis maknan
yang akan disediakan dan berpengaruh pada kemampuannya
mengatur sumber daya yang ada dalam menyediakan makanan
yang dikonsumsi keluarganya. (Adriani, 2014)
4) Pola Konsumsi Pangan dan Gizi
Pola konsumsi memberikan gambaran frekuensi konsumsi
satu pangan dalam periode waktu tertentu. Faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan pola konsumsi dari makanan dari
suatu tempat ialah sikap kepercayaan seseorang dalam memilih
makanan. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi
17
pola konsumsi pangan, seperti faktor yang berhubungan dengan
pengadaan dan persediaan bahan pangan, kebijakan pemerintah
dalam bidang pangan, jumlah keluarga, dan sosial budaya.
(Adriani, 2014)
5) Pola Asuh Ibu
Terdapat hubungan pola asuh ibu terhadap status gizi
balita selalu memiliki hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pola asuh ibu dengan status gizi balita. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pola asuh sangat
mempengaruhi status gizi seperti memberikan perhatian yang
penuh serta kasih sayang pada anak, memberi waktu yang
cukup untuk memperhatikan asupan gizinya sehingga status
gizi anak menjadi lebih baik. Selain itu berdasarkan penelitian
Hamal anak-anak yang selalu mendapat tanggapan, respon dan
pujian dari ibunya menunjukan keadaan gizi yang lebih baik.
(Hamal, 2011)
6) Pijat Bayi
Penelitian yang dilakukan pleh Prof. T. Field & Scafidi
(1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi premature
(berat badan 1.280 dan 1.176 gram), yang dipijat 3x15 menit
selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20-
47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian bayi cukup
bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali
seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan
yang lebih dari kontrol. (Roesli, 2005)
18
kebutuhan zat gisi optimal terpenuhi. Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal.
(Pipit Festi W., 2018)
Gizi Kurang adalah suatu keadaan dimana berat badan balita tidak
sesuai dengan usia yang disebabkan oleh karena konsumsi gizi yang
tidak mencukupi kebutuhan dalam waktu tertentu. Gizi kurang
merupakan salah satu masalah gizi yang di sebabkan karena
kurangnya asupan gizi baik dalam jangka waktu pendek maupun
panjang. (Setyawati, 2018)
2. Klasifikasi Gizi
Klasifikasi status gizi standar Harvard adalah sebagai berikut:
a. Gizi baik, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya
lebih dari 89%. Pada KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan
untuk pemantauan status gizi balita di Posyandu yang menunjukkan
status gizi baik pada balita adalah bila berat badan berada pada pita
hijau.
b. Gizi kurang, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umur
berada di antara 60,1%-80%. Pada KMS yang digunakan untuk
pemantauan status gizi balita di Posyandu, yang menunjukkan
status gizi kurang pada balita adalah bila berat badan balita berada
pada pita warna kuning yang berada di bawah pita warna hijau.
c. Gizi buruk, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya
60% atau kurang dari standar. KMS merupakan alat yang penting
untuk memantau tumbuh kembang anak yang dipakai di lapangan
atau Posyandu. Dalam KMS hanya menggunakan korelasi antara
umur dan berat badan balita, dikarenakan perubahan berat badan
merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau
pertumbuhan anak, selain itu lebih mudah dalam pengukurannya
dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum sehingga dalam
KMS memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan
korelasi berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan
19
pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini,
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat
dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
3. Faktor penyebab Gizi Kurang
Menurut Irianti, 2018 faktor-faktor yang menyebabkan status Gizi
Kurang pada balita yaitu:
a. Pengetahuan ibu
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh cukup tidaknya
informasi dan pengetahuan orang lain, dan pengalaman yang
didapat. Pengetahuan ibu merupakan salah satu penyebab
terjadinya gizi kurang pada balita karena pengetahuan ibu yang
rendah mengakibatkan pertumbuhan balita tidak baik dan
mengakibatkan kekurangan gizi.
b. Perekonomian
Perekonomian orang tua yang rendah salah satu yang
menyebabkan terjadinya gizi kurang pada balita.
c. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu rapat dapat menyebabkan terjadinya
gizi kurang pada balita. Untuk tidak terjadinya balita gizi kurang
maka orang tua haruslah mengatur jarak kelahiran anaknya. Agar
mereka bisa meghidupi keluarganya dengan baik khususnya dapat
memberikan gizi yang terbaik buat balitanya.
4. Dampak Gizi Kurang
Masalah gizi pada balita dapat memberi dapak terhadap kualitas
sumber daya manusia, sehingga jika tidak diatasi dapat menyebabkan
lost generation. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan gagal tumbuh
kembang, meningkatnya angka kematian kesakitan serta penyakit
terutama pada kelompok usia rawan gizi yaitu balita. Dampak lain
akibat gizi kurang pada balita adalah penurunan daya tahan,
menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita.
5. Penanganan Gizi Kurang
20
Bila anak mengalami gizi kurang, anak akan mudah sekali
terkena berbagai macam penyakit, anak yang kurang gizi tersebut,
akan sembuh dalam waktu yang lama. Dengan demikian kondisi ini
juga akan mempengaruhi perkembangan intelegensi anak. Untuk itu,
bagi anak yang mengalami kurang gizi, harus dilakukan upaya untuk
memperbaiki gizinya. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut antara
lain adalah meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi,
melakukan pengobatan kepada si anak dengan memberikan makanan
yang dapat menjadikan status gizi si anak menjadi lebih baik.
Dengan demikian, harus dilakukan pemilihan makanan yang
baik untuk si anak. Makanan yang baik adalah makanan yang
kuantitas dan kualitasnya baik. Makanan dengan kuantitas yang baik
adalah makanan yang diberikan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
si anak dan makanan yang berkualitas baik adalah makanan yang
mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan anak.
21
ibu yang belum bisa melakukan pijat bayi secara mandiri. Pijat telah
digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi
selama ratusan tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik
terapi tertua di dunia. (Butsainatul, dkk., 2015)
3. Mekanisme Pijat Bayi
Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai receptor
terluas yang dimiliki manusia. Sensasi sentuh atau raba adalah indra
yang aktif berfungsi sejak dini. Karena ujung-ujung saraf yang
terdapat pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap sentuhan-
sentuhan. Pijat atau sentuhan juga merangsang peredaran darah dan
akan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan
lebih banyak dikirim ke otak dan seluruh tubuh.
Penelitian tentang pijat bayi sampai saat ini terus berkembang,
ada beberapa teori yang menerangkan mekanisme tentang pijat bayi,
antara lain:
a. Betha endorphins
Betha endorphins adalah teknik pemijatan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu
neurochemical betha-endorphine, yang akan mengurangi
pembentukan hormone pertumbuhan karena menurunnya jumlah
dan aktivitas ODC jaringan.
b. Aktivitas Nervus Vagus
Aktifitas ini akan mempengaruhi mekanisme penyerapan
makanan. Anak yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus
vagus yang menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan
gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan
menjadi lebih baik. Dengan rutin dilakukan pemijatan maka berat
badan anak akan meningkat lebih banyak dari pada yang tidak
dipijat.
c. Teori perubahan Gelombang Otak
22
Pijat bayi yang baik akan membuat anak tidur lebih lelap
serta meningkatkan konsentrasi. Pijat ini dapat mengubah
gelombang otak, pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha.
d. Teori Imunitas
Aktivitas pemijatan akan meningkatkan kapasitas sel reseptor
yang mengikat adrenalin suatu hormon stres. Proses ini sangat
membantu dalam penurunan kadar hormon stres yang efeknya
dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Manfaat Pijat Bayi
Adapun manfaat pijat bayi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Manfaat bagi balita
1) Meningkatkan berat badan
2) Meningkatkan pertumbuhan
3) Membina ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak.
b. Manfaat bagi orang tua
1) Meningkatkan kepercayaan diri
2) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
23
e. Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit
guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan.
f. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.
g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan
bersih.
h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi
i. Memintalah ijin kepada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan
cara membelai wajah dan kepala bayi sambal mengajaknya bicara.
(Syaukan, 2015)
6. Teknik Memijat Bayi
Urutan pemijatan bayi sebagai berikut:
a. Pijat pada kaki
Ada beberapa teknik pemijatan pada kaki yaitu:
1) Perahan
Pertama-tama, pegang kaki pada pangkal paha, kemudian
Gerakan tangan kebawah secara bergantian, seperti memerah
susu.
2) Peras dan putar
Pegang kaki pada pangkal paha dengan kedua tangan secara
bersamaan, kemudian peras dan putar kaki dengan lembut di
mulai dari pangkal paha kearah mata kaki perlahan.
b. Pijat pada telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian
dan perlahan yang diawali dengan memijat tumit kaki menuju
jari-jari diseluruh telapak kaki.
24
Pemijatan pada perut harus dilakukan dengan ekstra hati-hati,
apalagi bagi orang tuan yang baru punya anak dan baru
mempraktekan pijatan pada anak. Gerakan pemijatan yang bisa
dilakukan pada perut anak yaitu dimulai pada bagian atas bawah
perut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan tangan
kanan dan kiri.
3) Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan
tangan ke arah jari-jari.
25
Pijat pada muka akan merelaksasi dan melemaskan otot-otot
wajah dan akan terlihat lebih ceria.
1) Pijat pada dahi
Pertama, letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan
dahi, lalu letakan jari-jari dengan lembut mulai dari tengah
dahi keluar ke samping kanan dan kiri.
2) Pijat pada alis
Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis mata dengan
menggunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut
pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke
samping.
3) Belakang telinga dengan mempergunakan ujung-ujung jari,
berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan
dan kiri.
2) Maju mundur
Pijatlah punggung dengan gerakan maju mundur dari bawah
leher sampai bokong.
3) Usapan punggung
Tahan bokong dengan tangan kiri lalu tangan kanan
mengusap dari leher sampai bokong.
4) Usapan punggung kaki diangkat
Tangan kiri memegang kaki dan tangan kanan mengusap dari
punggung sampai tumit.
26
5) Gerakan Circle
Gerakan melingkar kecil-kecil mengunakan jari-jari batas
teguk sampai ke pantat di punggung sebelah kiri dan kanan.
6) Gerakan mengaruk
Gerakan mengaruk dari pangkal leher ke arah bawah sampai
pantat.
7) Gerakan akhir
Sedikit tangupan kedua tangan, lalu tepuk punggung dan
pundak dari atas ke bawah.
27
Penelitian yang dilakukan oleh Marni, 2019 dengan metode
penelitian kuantitatif, menggunakan quasi eksperiment design dengan
rancangan pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah
bayi usia 2-12 bulan di kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri yang
berjumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia
2 -12 bulan di kelurahan Giripurwo, sampel dalam penelitian ini adalah
total populasi. Analisa univariat adalah jenis kelamin, usia bayi. Analisa
Bivariat untuk membuktikan pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan
berat badan bayi sebelum dan sesudah treatment menggunakan Uji
Wilcoxon. Pengukuran berat badan responden kelompok intervensi
dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pertama pada saat pengambilan data
sebelum dilakukan pijat bayi, dan terakhir pada saat setelah sebulan
dilakukan pijat bayi. Hasil: nilai P Value = 0,000 (< 0,05) yang artinya ada
perbedaan berat badan sebelum dan setelah dilakukan intervensi pijat.
Simpulan: Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada
bayi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Santoso, 2010 berdasarkan hasil
uji Wilcoxon Test pada kelompok perlakuan nilai p=0,012 < 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang memberi makna bahwa pijat bayi
berpengaruh terhadap peningkatan berat badan pada balita gizi kurang.
Sedangkan pada kelompok kontrol, nilai p=0,018 < 0,05 yang artinya
signifikan. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan berat badan antara
kedua kelompok ini dilakukan uji beda selisih mean berat badan akhir dari
kedua kelompok tersebut dengan menggunakan Mann Whitney Test
hasilnya p=0,004 < 0,05. Kesimpulan: Ada pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan pada balita gizi kurang usia 12-24 bulan atau
signifikan.
E. Kerangka Teori
Berdasarkan landasan teori pada Bab II, maka dapat disusun
kerangka teori sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan berat badan pada
balita gizi kurang: 28
1. Status Kesehatan
2. Keadaan Infeksi
3. Umur
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Keterangan:
: Mempengaruhi
Sumber:
BAB III
METODE PENELITIAN
29
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori
yang mendukung penelitian tersebut. (Notoatmodjo, 2015) kerangka konsep
dalam penelitian ini digambarkan :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Berat Badan pada Balita Gizi Kurang
B. Hipotesis
Hipotesa dalam penelitian adalah suatu jawaban sementara dari
pertanyaan penelitian. (Notoatmodjo, 2010)
Hipotesis penelitian (Ha) merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang menunjukan adanya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ha: Ada Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada
Balita Gizi Kurang di Desa Wasegi Indah Kecamatan Prafi.
30
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (variabel bebas) merupakan variabel yang
kedudukanya memberi pengaruh terhadap variabel terikat, dapat
dimanipulasi, diubah atau diganti. Dalam penelitian eksperimen,
variabel bebas merupakan perlakuan (treatment) yang diberikan
kepada kelompok kontrol. (Payadnya, 2018)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pijat bayi.
2. Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang menjadi
akibat dari pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dapat diartikan
sebagai karakteristik yang diukur setelah mendapatkan perlakuan.
(Payadnya, 2018)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah Berat Badan pada Balita
Gizi Kurang.
E. Definisi Operasional
Table 3.1
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Kategori Skala
Bebas Operasional Ukur
31
Bayi bentuk Bayi Guttman (Penilaian
sentuhan (checklist) (skala ini berat badan
dengan digunakan balita gizi
teknik- untuk kurang
teknik mendapatkan sebelum
tertentu jawaban dilakukan
yang yang tegas pemijatan).
diberikan atas suatu
1 = Sesudah
kepada anak. permasalahan
(Penilaian
Tujuan yang
berat badan
diberikan ditanyakan
balita gizi
pemijatan dan
kurang yang
pada anak merupakan
dilakukan
agar dapat skala yang
pemijatan
memberikan terdiri dari
selama 2x15
rasa nyaman dua interval
menit setiap
dan curahan yaitu
minggunya
perhatian misalnya
selama jangka
yang penting “ya” dan
waktu 5
bagi “tidak”).
minggu).
kesehatan. (Sugiyono,
2017)
Berat Balita gizi - Lembar Skala 0=Tidak Rasio
Badan kurang Observasi Guttman Meningkat
Balita adalah suatu - Timbangan (skala ini (Berat badan
Gizi keadaan yang digunkaan Balita gizi
Kurang dimana berat sesuai untuk kurang tidak
badan balita standar mendapatkan mengalami
tidak sesuai jawaban peningkatan
dengan usia yang tegas setelah
yang atas suatu dilakukan
32
disebabkan permasalahan pemijatan
oleh karena yang selama 2x15
konsumsi ditanyakan menit setiap
gizi yang dan minggunya
tidak merupakan selama jangka
mencukupi skala yang waktu 5
kebutuhan terdiri dari minggu).
dalam waktu dua interval 1=Meningkat
tertentu. yaitu (Berat badan
misalnya Balita gizi
“ya” dan kurang
“tidak”). mengalami
(Sugiyono, peningkatan
2017) setelah
dilakukan
pemijatan
selama 2x15
menit setiap
minggunya
selama jangka
waktu 5
minggu).
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Desa Wasegi Indah Kecamatan
Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat Tahun 2022.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai dengan Februari 2023.
33
Populasi dapat didefinisikan sebagai jumlah kasus yang
memenuhi seperangkat kreteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu yang memiliki
Balita Gizi Kurang yang berada di Desa Wasegi Indah kecamatan
Prafi, Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Data yang diambil
dari Desa Wasegi Indah Kecamatan Prafi yang berjumlah 30 Balita.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Dalam definisi sederhana,
sampel sejumlah data yang dipilih dari populasi sebagai bahan kajian
Penelitian. (Lubis, 2018)
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah karakteristik
umum subjek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau
yang akan diteliti, kriteria sampel Inklusi dalam penelitian ini
adalah:
1) Terdata sebagai Balita Gizi Kurang di Desa Wasegi Indah
2) Balita dalam keadaan sehat
3) Orang tua bersedia balitanya dijadikan sampel
4) Orang tua bersedia untuk dijadikan responden
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti) adalah
menghilangkan/mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria
Inklusi, kriteria sampel Eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Bukan Balita Gizi Kurang di Desa Wasegi Indah
2) Orang tua tidak bersedia untuk menjadi responden
3) Balita yang tiba-tiba mengalami sakit
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive
sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pemilihan pada sekelompok subjek dalam
34
purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. (Payadnya, 2018)
Dalam Payadnya, 2018 menentukan banyaknya sampel menurut
teori Slovin menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
n : besarnya sampel
N : besarnya populasi
30
n =
30(0,05²) + 1
30
n =
30(0,0025) + 1
30
n =
0,075 + 1
30
n =
1,075
35
Ada beberapa alat ukur yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Checklist
Atau yang disebut dengan daftar cek adalah pedoman di dalam observasi
dengan memberikan tanda centang (√) atau cek untuk menentukan ada
atau tidaknya sesuatu berdasarkan pengamatanya.
36
J. Metode Pengolahan Data
1. Editing
Adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian data dari
responden. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan-
kesalahan data yang telah dikumpulkan dan untuk memonitor jangan
sampai terjadi kekosongan dari data yang dibutuhkan.
2. Scoring
Scoring yang dilakukan saat entry data adalah kegiatan memasukkan data
yang telah dikumpulkan dalam master table atau database komputer
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.
a. Pijat Bayi
Sebelum = 0
Sesudah = 1
b. Berat badan balita gizi kurang
Tidak Meningkat = 0
Meningkat =1
3. Coding
Coding adalah pekerjaan memindahkan data dari daftar yang akan
memberikan informasi diubah menjadi bentuk angka untuk
mempermudah perhitungan selanjutnya. Coding dalam penelitian ini
peneliti mengumpulkan data dari hasil kuesioner yang telah dilakukan
pada kelompok intervensi atau balita dilakukan pemijatan bayi. Untuk
mempermudah dalam pengelolaan data yang tetap berpedoman pada
definisi operasional.
a. Data umum
a. Responden
Responden 1 = 1
Responden 2 = 2
Responden n = n
b. Jenis kelamin
Laki-laki = 1
37
Perempuan = 2
b. Data Khusus
1) Pijat bayi
Sebelum = 1
Sesudah = 2
2) Berat Badan Balita Gizi Kurang
Tidak Meningkat = 1
Meningkat = 2
4. Tabulating
Tabulating adalah membuat penilaian data, sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang telah diinginkan oleh peneliti.
K. Analisa Data
1. Analisa Univariate
38
2. Analisis Bivariate
Hipotesis penelitian ini adalah adanya efektifitas baby
massage terhadap kualitas tidur pada bayi usia 6-12 bulan di Desa
Ho : μ1 < μ2
Ha : μ1 > μ2
pada bayi usia 6-12 sebelum diberikan baby massage diperolah nilai
data berdistribusi normal, sedangkan untuk kualitas tidur pada bayi usia
x 1−x 2
t=
√
S 1 1
+
n1 n 2
Keterangan:
39
n1 = jumlah responden setelah perlakuan
2
S1 = varians kelompok setelah perlakuan
2
S2 = varians kelompok sebelum perlakuan
DAFTAR PUSTAKA
Abeway, S. et al. 2018. Research Article: Stunting and Its Determinants among
Children Aged 0-59 Months in Nothern Ethiopia: A Cross-Sectional Study.
Journal of Nutrition and Metabolism.
40
Utama.
Adriani, M, Bambang W. 2014. Gizi Kesehatan Balita (Peranan Mikro Zinc pada
Pertumbuhan Balita). Jakarta: Kencana.
Andriani, R. 2016. Hubungan Antara Indeks Masa Tubuh dan Aktivitas Fisik
dengan Volume Oksigen Maksimum. Universitas Muhammadiyah
Surakarta: Surakarta.
Astriana, A & Suryani, I. 2016. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat
Badan pada Bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar
Lampung. Holistik Jurnal Kesehatan 11 (2), 72-76, 2017.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=astriana+dan+suryani+2016&btnG=#d=gs_qabs
&t=1669171207445&u=%23p%3D7o2Oi2Mb98MJ. Diakses tanggal 05
Oktober 2022.
Aziz, Moh. Ali dkk. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi
Metodologi. Yogyakarta: LKiS Pelangi Nusantara.
Dasuki, MS. 2003. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi
umur
4 bulan. Universitas Gajah Mada. https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+pijat+bayi+terhadap+kenaikan+berat+
badan&btnG=#d=gs_qabs&t=1669189427474&u=%23p
%3DZOc2UFQ4ws4J. Diakses tanggal 19 September 2022.
Depkes RI. 2006. Status Gizi dan Imunisasi Ibu dan Anak di Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Dewi, SSS. 2018. Pengembangan Galeri Pelatihan Pijat Bayi bagi kader
Posyandu
Balita Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Rasoki. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Aufa (JPMA) 3 (1), 33-37, 2018.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=dewi+sri+2014+pijat+bayi&btnG=#d=gs_qabs&t
=1669167184713&u=%23p%3DmMZLTH94bqAJ. Diakses tanggal 20
September 2022.
41
Field, T. M., S. Schanberg. 1989. Massage Alters Growth and Catecholamine
Production in Preterm Newborns, in Advances Touch. New Implication in
Human Development, Pediatric Round Table. USA.
Irianti, B. 2018. Faktor-faktor yang menyebabkan Status Gizi Kurang pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Sail Pekanbarutahun 2018. Midwifery
Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram 3 (2), 95-98, 2018.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=irianti+2018+gizi+kurang&btnG=#d=gs_qabs&t
=1669166965899&u=%23p%3DwutQ9Hs8gyQJ. Diakses tanggal 29
September 2022.
KEMENKES RI, 2018. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola
Asuh
dan Sanitasi.
http://www.depkes.go.id/article/view/18040700002/cegah-
stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi-2-.html.
Diakses pada 24 Agustus 2022.
Marni. 2019. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi.
Jurnal Kebidanan Indonesia 10 (1), 12-18, 2019.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=marni+2019+pijat+bayi&btnG=#d=gs_qabs&t=1
669171423724&u=%23p%3DcuuKMnmGcmQJ. Diakses tanggal 11
Oktober 2022.
42
Persagi. 1992. Penuntun Diet Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Proverawati, Atikah dan Wati, Erna Kusuma. 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan
& Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ratufelan, E & Unaidi, J. 2018. Hubungan Pola Makan, Ekonomi Keluarga dan
Riwayat Infeksi dengan Kejaian Gizi Kurang pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Benu-Benua tahun 2018. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat 3 (2).
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ratufelan+2018&btnG=#d=gs_qabs&t=16691665
66220&u=%23p%3DUNWxDZQW4TkJ. Diakses tanggal 14 Agustus
2022.
Santoso, I. 2010. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada
Balita Gizi Kurang usia 12-24 bulan di Puskesmas Imogiri II Kabupaten
Bantul. UMS, 2010.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=santoso+2010+pijat+bayi&btnG=#d=gs_qabs&t
=1669171549784&u=%23p%3DENslhIVVxwYJ. Diakses tanggal 12
Oktober 2022.
Setyawati, A, & Hartini, Eko. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat. CV. Budi Utama: Sleman.
Soetjiningsih dan Ranuh, G. 2018. Tumbuh Kembang Anak Ed. 2. Jakarta: EGC
43
LAMPIRAN 1
Judul :
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat
Badan Pada Balita Gizi Kurang Di Desa Wasegi
Indah Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari
Tahun 2022
Responden :
Umur Responden :
Hari/tanggal :
A. Data Umum
1. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
2. Status Kesehatan
Sehat
Sakit
44
B. LEMBAR OBSERVASI
45
28.
LAMPIRAN 2
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia
2. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan tahapan yang dilakukan selama
melakukan pijat bayi.
46
a. Pijat pada Ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah
ketiak dari atas ke bawah.
b. Peras dan Putar
Peras dan putarlah lengan dengan lembut
mulai dari pundak ke pergelangan tangan.
c. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari
dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.
5. Pijat Daerah Muka
a. Pijat pada dahi
Pertama, letakkan jari-jari kedua tangan
pada pertengahan dahi, lalu letakan jari-
jari dengan lembut mulai dari tengah dahi
keluar ke samping kanan dan kiri.
b. Pijat pada alis
Letakkan kedua ibu jari di antara kedua
alis mata dengan menggunakan kedua ibu
jari untuk memijat secara lembut pada alis
mata dan di atas kelopak mata, mulai dari
tengah ke samping.
c. Belakang telinga dengan mempergunakan
ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut
pada daerah belakang telinga kanan dan
kiri.
6. Pijat Punggung
a. Relaxation touch
Sentuhan lembut dan halus dipunggung.
b. Maju mundur
Pijatlah punggung dengan gerakan maju
mundur dari bawah leher sampai bokong.
c. Usapan punggung
Tahan bokong dengan tangan kiri lalu
tangan kanan mengusap dari leher sampai
47
bokong.
d. Usapan punggung kaki diangkat
Tangan kiri memegang kaki dan tangan
kanan mengusap dari punggung sampai
tumit.
e. Gerakan Circle
Gerakan melingkar kecil-kecil
mengunakan jari-jari batas teguk sampai
ke pantat di punggung sebelah kiri dan
kanan.
f. Gerakan mengaruk
Gerakan mengaruk dari pangkal leher ke
arah bawah sampai pantat.
g. Gerakan akhir
Sedikit tangupan kedua tangan, lalu tepuk
punggung dan pundak dari atas ke bawah.
48
LAMPIRAN 3
Wasegi Indah,
November 2022
Kepada Yth.
Responden
di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ni Kadek Muliastiti
NIM : 12120321066
Alamat : Manokwari-Papua Barat
49
Kegiatan ini tidak menimbulkan kerugian ataupun membahayakan
responden. Kerahasiaan informasi dari responden akan terjaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Peneliti,
Nama Ibu
Nama Bayi :
Alamat :
Demikian pernyataan ini saya sampaikan dengan sadar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.
50
Peneliti
Responden
( )
LAMPIRAN 5
NIM : 12120321066
51
No Hari/ Jam Uraian Kegiatan
Tanggal
Materi Hasil Bimbingan
yang berkaitan
dengan kebugaran
“Pengaruh Pijat
Bayi terhadap
Peningkatan Berat
Gizi Kurang”
52
No Hari/ Jam Uraian Kegiatan
Tanggal
Materi Hasil Bimbingan
2022”
2 tentang
1. Bahas Permasalahan Balita dengan
bagaimana cara Gizi Kurang
2. Upaya untuk menagani permasalahan
penyusunan balita dengan gizi kurang apa saja
( sampai dengan upaya pijat bayi
Proposal yang dapat menjadi solusi )
3. Masukan data-data dari WHO
(internasional)
4. Data dari nasional (riskesdas dll)
5. Data di wilayah penelitian
6. Masukan narasi hasil penelitian dari
orang lain. Terkait penelitianmu
7. Kesimpulan paragraf (berdasarkan
uraian tersebut penelitian terkait
pengambilan penelitian)
tentang bagaiman
53
No Hari/ Jam Uraian Kegiatan
Tanggal
Materi Hasil Bimbingan
caranya untuk
Pengambilan Data
2 3 A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis
C. Rancangan Penelitian
- Desain
- Pendekatan
D. Variabel
E. DO
- no/variabel/DO/Alat
Ukur/cara ukur/skala
F. Lokasi dan waktu Penelitian
G. Populasi, Sample, dan Teknik sampel
- Populasi berapa
- Sampel berapa
- Teknik sampling yang
digunakan
H. Alat ukur penelitian
I. Uji validitas dan rehabilitates
J. Jenis data dan pengumpulan data
1. Jenis data
a. Data primer
b. Data skunder
2. Metode pengumpulan data
K. Metode pengolahan data
L. Analisa data
54
No Hari/ Jam Uraian Kegiatan
Tanggal
Materi Hasil Bimbingan
12 24/11/202 13.12 Konsultasi Bab 1- Lengkapi semua kemudian susun PPT daftar
pustaka, lembar
persetujuan
Pati, ................................
Dosen Pembimbing
55
LAMPIRAN 6
terhadap Peningkatan
56
No Hari/ Tanggal Jam Uraian Kegiatan
Kecamatan Prafi
Kabupaten
Manokwari Tahun
2022”
menggunakan metode
judul saudara
57
No Hari/ Tanggal Jam Uraian Kegiatan
dilanjutkan pembahasan
Pati,................................
Dosen Pembimbing
58