Anda di halaman 1dari 82

PENGEMBANGAN MEDIA VIDIO TUTORIAL TEKNIK DASAR

OLAHRAGA PERMAINAN FUTSAL DI EKSTRAKURIKULER


SEKOLAH MENENGAH ATAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian


Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh :

Muhammad Rizky Naim


NIM. 6193311045

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
ABSTRAK

Muhammad Rizky Naim : Pengembangan Media Vidio Tutorial Teknik


Dasar Olahraga Permainan Futsal Di Ekstrakurikuler Sekolah Menengah
Atas (Pembimbing Skripsi : Sabaruddin Yunis Bangun), Skripsi, Medan :
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan 2023.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengembangan media vidio
tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di Ekstrakurikuler Sekolah
Menengah Atas. Metode yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan
(Research and Development/R&D) dengan populasi yang saya gunakan sebesar
50 orang siswa dan sampel dalam penelitian ini adalah uji kelompok kecil 20
siswa dan uji kelompok besar 30 siswa di Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 18
Medan. Tenik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
kuesioner/angket yang diberikan kepada ahli dan siswa, teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif.
Persentase untuk mengetahui analisis kebutuhan adalah 36% dimana
penilaian persentase validasi ahli Sudjana (2005 : 46-47) maka nilai rata-rata
validasi berada pada rentang nilai 29% - 46% dengan kategori kurang baik.
Persentase validitas untuk uji kelompok kecil adalah 71% dan penilaian
persentase validasi ahli Sudjana (2005 : 46-47) maka nilai rata-rata validasi berada
pada rentang nilai 65% - 82% dengan kategori baik untuk digunakan pada tahap
uji kelompok besar setelah perbaikan. Dimana persentase validitasnya untuk uji
kelompok besar adalah 94% dan nilai rata-rata validasi berada pada rentang nilai
83% - 100% menunjukan bahwa dengan kategori sangat baik, media vidio tutorial
teknik dasar olahraga permainan futsal di Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas
berjalan secara efektif dan efesien. Hasil uji kelompok kecil melibatkan 20 siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 18 Medan memiliki
hasil persentase dengan nilai 74% dengan kategori yang didapat baik dan hasil uji
kelompok besar melibatkan 30 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
futsal SMA Negeri 18 Medan memiliki hasil persentase dengan nilai 90% dengan
kategori yang didapat sangat baik.
Berdasarkan hasil dari uji coba dan hasil pembahasan peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga
permainan futsal pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal di
SMA Negeri 18 Medan adalah suatu terobosan baru dalam dunia olahraga
permainan futsal di ekstrakurikuler tersebut yang dimana didalamnya terdapat
materi teknik dasar permainan futsal dan bisa membuat siswa lebih cekatan atau
aktif bergerak serta memahami apa yang mereka harus lakukan. Dari hasil angket
ahli pada analisis kebutuhan, uji coba kecil dan uji coba besar menyatakan bahwa
pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di
ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas ini sangat layak digunakan pada kegiatan
latihan futsal di ekstrakurikuler SMA Negeri 18 Medan, semoga kedepannya
pengembangan media pembelajaran lebih banyak dan lebih kreatif dari ini.
Kata Kunci : Media, Vidio, Tutorial, Ekstrakurikuler, Futsal
ABSTRACT

Muhammad Rizky Naim: Video Media Development Tutorial on Basic


Sports Techniques for Futsal Games in High School Extracurriculars (Thesis
Supervisor: Sabaruddin Yunis Bangun), Thesis, Medan: Faculty of Sports
Science, Medan State University 2023.

The aim of this research is to determine the development of video


tutorial media on basic techniques for the sport of futsal in high school
extracurriculars. The method used is the Research and Development (R&D)
method with a population of 50 students and the sample in this research is a
small group test of 20 students and a large group test of 30 students in the
Futsal Extracurricular at SMA Negeri 18 Medan. The data collection
technique in this research uses questionnaires given to experts and students.
The data analysis technique used is quantitative data analysis technique.
The percentage for knowing the needs analysis is 36%, where the
validation percentage assessment by expert Sudjana (2005: 46-47) means that
the average validation value is in the range of 29% - 46% with a poor
category. The validity percentage for the small group test is 71% and
according to expert Sudjana's (2005: 46-47) validation percentage
assessment, the average validation value is in the range of 65% - 82% with a
good category for use in the large group test stage after improvement. Where
the percentage of validity for the large group test is 94% and the average
validation value is in the range of 83% - 100%, indicating that in the very
good category, the video tutorial media for the basic techniques of futsal in
extracurricular high school games runs effectively and efficiently. . The
results of the small group test involving 20 students who took part in futsal
extracurricular activities at SMA Negeri 18 Medan had a percentage result
with a score of 74% with a good category and the results of the large group
test involving 30 students who took part in extracurricular futsal activities at
SMA Negeri 18 Medan had a percentage result with a score 90% with the
category obtained is very good.
Based on the results of the trials and the results of the researchers'
discussions, it can be concluded that the development of video tutorial media
on the basic techniques of futsal game sports for students who take part in
futsal extracurricular activities at SMA Negeri 18 Medan is a new
breakthrough in the world of extracurricular futsal game sports which
includes There is material on basic futsal game techniques and can make
students more agile or active in moving and understanding what they have to
do. From the results of expert questionnaires on needs analysis, small trials
and large trials, it is stated that the development of video media tutorials on
basic sports techniques for playing futsal in high school extracurriculars is
very suitable for use in futsal training activities in extracurricular activities
at SMA Negeri 18 Medan. Hopefully in the future the media will be
developed more learning and more creative than this.
Keywords: Media, Video, Tutorial, Extracurricular, Futsal
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produktersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan

penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji produk

pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di

ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas supaya dapat berfungsi dimasyarakat

luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Menurut Jane Ruseski (2014:396) olahraga merupakan proses sistematik

yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan

dan membina potens – potensi jasmani dan rohani seseorang sebagai perorangan

atau anggota masyarakat berupa permainan, pertandingan dan prestasi puncak

dalam pembentukan manusia yang memiliki idiologi yang seutuhnya dan

berkualitas berdasarkan dasar Negara atau pancasila. Zaman sekarang olahraga

merupakan suatu aktivitas rutin yang dilakukan masyarakat di berbagai usia.

Olahraga permainan adalah jenis olahraga yang biasanya dilakukan secara beregu

atau tim (lebih dari satu orang), sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik

antarpemain dalam sebuah tim. Ada banyak jenis olahraga permainan yang sering

dilakukan oleh masyarakat salah satu contohnya adalah olahraga beregu seperti

sepak bola, bola basket, bola voli, futsal atau olahraga beregu lainnya. Masyarakat
terutama golongan remaja yang dengan giat menekuni olahraga yang mereka

sukai, bahkan tidak jarang olahraga tersebut hampir dilakukan setiap hari. Salah

satu olahraga beregu yang mulai dimainkan oleh kalangan remaja dan pelajar pada

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut seperti olahraga permainan futsal.

Futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan

Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan,

terutamanya di Brasil. Keterampilan yang dikembangkan dalam permainan ini

dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil

di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil,

contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi

pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah

perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia.

Menurut Mulyono (2017:5) futsal merupakan cabang olahraga permainan

yang dimainkan oleh dua regu didalam ruangan menggunakan bola futsal yang

masing-masing regu terdiri dari 5 orang. Permainan ini dimainkan dua babak,

setaip babak selama 2 x 20 menit dengan waktu istirahat tidak boleh lebih dari 15

menit dan mempunyai waktu time out 1 x 1 menit disetiap babak,yang dipimpin

oleh 2 wasit dan dibantu oleh 1 asisten serta 1 pencatat waktu dan disetiap

pelanggaran ada sangsinya. Oleh karena itu pemain diharapkan memelihara

sportivitas. Tim atau regu yang paling banyak memasukan bola ke gawang lawan

adalah pemenangnya. Olahraga futsal mempunyai kesamaan dengan sepak bola,

salah satu bentuk kesamaannya adalah memiliki tujuan untuk merebut bola dari

penguasaan lawan dan memasukkan bola sebanyak mungkin, serta menjaga


pertahanan sehinggah tidak kemasukan bola, dan pemenang diketahui dari total

gol tercipta. Walaupun futsal dan sepak bola itu sepintas hanya memiliki

kesamaan namun ada beberapa yang membedakan.

Ditinjau dari pelaksanaan olahraga pemainan futsal, bahwa olahraga

permainan futsal membutuhkan skill yang sangatlah perlu dalam permainan

tersebut. Setelah mematangkan latihan fisik, pelatih mengajarkan teknik dasar.

Latihan fisik didahulukan sebelum latihan skill dan teknik seperti kecepatan dalam

berlari, endurance, dan keseimbangan (speed balance). Hal ini sangat

berpengaruh terhadap akselerasi dan pergerakan dengan atau tanpa bola. Terdapat

5 teknik dasar yang harus dikuasai dalam olahraga permainan futsal yang terdiri

dari mengumpan bola (passing), menggiring bola (dribbling), menembak ke

gawang lawan (shooting), mengkontrol bola (controlling) dan menyundul bola

(heading). Tanpa memiliki teknik yang baik, penguasaan permainan akan sulit

dilakukan. Untuk dapat meningkatakan tentunya harus didahului dengan latihan

yang rutin dan serius.

Menurut Mulyono (2017:5) latihan merupakan sebuah proses yang

dilakukan dengan cara sistematis juga terencana baik individual maupun terus-

menerus tujuan meningkatkan fisik maupun kesegaran dan kebugaran jasmani.

Terbentuknya kemajuan latihan yang dilakukan dalam kurun waktu seminggu tiga

kali, dan semaksimalnya kurang lebih 12-14 pertemuan dalam seminggu dua sesi.

Penulis menyipulkan latihan meningkat secara signifikan jika melakukan latihan

tiga kali dalam seminggu dan selama empat minggu. Prinsip latihan adalah hal hal

yang harus diperhatikan, dilakukan atau dihindari agar tujuan itu tercapai sesuai
yang diharapkan. Prinsip prinsip latihan mempunyai peran penting kepada aspek

psikologis dan fisiologis atlet. Jadi untuk melakukan prinsip-prinsip latihan harus

dengan hati-hati, juga memerlukan ketelitian penyusunan, ketepatan dan

pelaksanaan program latihan.

Proses kegiatan latihan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

mengarahkan atlet pada perubahan tingkah laku/fisik dan teknik dasar yang

diinginkan. Pengertian ini kelihatan cukup simpel dan sederhana, akan tetapi

pengertian ini ditelaah lebih mendasar, maka akan terlihat rumit dan begitu

kompleksnya proses yang dituntut dalam proses kegiatan latihan itu sendiri. Hal

tersebut bisa dipahami karena mengarahkan atlet menuju perubahan yang

mengkedepankan suatu pencapaian yang berat. Pekerjaan ini membutuhkan suatu

perencanaan yang matang, berkesinambungan serta cara penerapan kepada atlet

tentang konsep latihan yang diberikan pelatihan. Proses kegiatan latihan olahraga

permainan futsal memiliki banyak macam teknik dasar yang akan diberikan pada

kegiatan latihan ekstrakurikuler futsal di Sekolah Menengah Atas seperti passing,

dribbling, shooting, controll dan heading. Teknik dasar tersebut akan diberikan

kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dalam bentuk video tutorial

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebelum penulis melakukan observasi kepada sekolah yang ingin diteliti

maka peneliti mengambil data atau bantuan dalam proses pengembangan media

vidio tutorial, dimana pengembangan tersebut dilakukan peneliti untuk

memperbaiki proses kegiatan latihan yang akan diberikan kepada siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler menggunakan penggunaan media vidio tutorial. Media


berbasis vidio tutorial terdahulu dilakukan atas nama Faiz Choirullah Nizwan

alumni PJKR 2018 yang melakukan penelitian berjudul “pengembangan media

pembelajaran berbasis vidio tutorial olahraga permainan sepakbola” dan hasil

produk yang dibuat peneliti sebelumnya berupa vidio yang diunggah pada aplikasi

youtube yang memiliki link https://youtu.be/Zdbq6OZNQRk, akan tetapi banyak

hal yang masih kurang dalam vidio tutorial yang dibuat peneliti sebelumnya.

Maka dari itu saya sebagai peneliti akan melakukan penyempurnaan menurut

pendapat saya dalam pembuatan media alat bantu latihan berbasis vidio tutorial

yang akan digunakan untuk membantu siswa dalam proses kegiatan latihan teknik

dasar permainan futsal.

Proses penggunaan media berbasis vidio tutorial yang terdahulu memiliki

kekurangan, menurut saya sebagai peneliti kekurangan dalam vidio tersebut yang

pertama adalah kurangnya estimasi waktu dalam vidio teknik dasar, kekurangan

yang kedua adalah slowmotion dalam vidio tersebut masih terlalu cepat sehingga

peneliti harus mengulang kembali jika ingin dipraktikan pada saat melihat vidio

tersebut dan kelemahan yang terakhir atau ketiga adalah kurangnya petunjuk pada

perkenaan bola dalam melakukan teknik dasar tersebut sehingga penikmat atau

penonton vidio tersebut masih merasa bingung dimana perkenaan bola pada saat

ingin melakukan teknik dasar tersebut. Sedangkan dari kelebihannya menurut

pendapat saya sebagai peneliti dan penonton dalam vidio tersebut dapat dilihat

dibawah ini :
1. Kesempurnaan penjelasan pada saat melakukan vidio tutorial.

2. Peneliti terdahulu membuat penjelasan tertulis atau pengertian pada

teknik dasar tersebut.

3. Pemberian bentuk gambar (kartun) dalam vidio tutorial yang dibuat

terdahulu.

Sedangkan kelebihan dari media vidio tutorial yang dikembangkan adalah

peneliti lebih menyempurnakan penjelasan pada saat melakukan vidio tutorial

agar siswa yang mengikuti kegiatan latihan ekstrakurikuler futsal dapat memahi

gerakan teknik dasar dalam permainan tersebut, slowmotion dari vidio yang

digunakan dibuat peneliti sesuai dengan kebutuhan pengguna dan langkah-

langkah (tatacara) melakukan gerakan tersebut.

Untuk itu saya sebagai peleniti ingin mengembangkan suatu bentuk

media vidio tutorial dari produk vidio tutorial terdahulu menjadi produk hasil

yang akan dilakukan peneliti dari kekurangan yang ada pada vidio tutorial

terdahulu, setelah melihat hasil produk sebelumnya peneliti melakukan observasi

kesalah satu sekolah yang memiliki ekstrakurikuler di tingkat Sekolah Menengah

Atas yang ada di SMA Negeri 18 Medan. Penulis mengamati teknik dasar yang

sering dilakukan pada pertandingan dan latihan dalam cabang olahraga

permainan futsal yang sedang berlangsung. Penulis melakukan wawancara

dengan pelatih dan beberapa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut serta

memberikan beberapa pertanyaan tentang materi teknik dasar olahraga

permainan sepakbola. Wawancara yang digunakan pada pelatih dan atlet adalah

kegiatan latihan teknik dasar dalam olahraga permainan futsal, peneliti ingin
mengetahui tingkatan teknik dasar yang sulit dilakukan dalam permainan futsal,

maka dari itu peneliti ingin membantu mencari jalan keluar agar ekstrakurikuler

futsal di SMA Negeri 18 Medan dalam memiliki kemampuan teknik dasar yang

baik dan bagus.

Ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan memiliki sedikit

kekurangan atau kelemahan dalam melakukan teknik dasar dan kelemahan

tersebutlah yang membuat peneliti mengangkat masalah yang ada disekolah

tersebut seperti :

1. Bentuk kegiatan latihan teknik dasar yang diberikan kurang bervariasi

dan hanya sekedar melakukan teknik dasar tersebut secara bergantian.

2. Tidak diberikan masukan atau arahan dari pelatih seperti apa teknik

dasar yang benar dalam suatu kegiatan latihan

3. Tidak diberikan masukan atau koreksi perkenaan tubuh pada teknik

dasar yang ingin dilakukan pada kegiatan latihan.

Maka dari itu saya sebagai peneliti ingin melalukan dan membantu

ekstrakurikuler olahraga permainan futsal tersebut agar setidaknya membantu

siswa dalam memahami cara melakukan teknik dasar yang benar dalam kegiatan

latihan menggunakan vidio tutorial agar bisa dilakukakn secara efektif dalam

bertanding nantinya. Pengembangan media pembelajaran berbasis vidio tutorial

yang dibuat oleh peneliti memiliki bentuk atau produk yang dapat dilihat seperti

dibawah ini :

1. Terdiri dari penjelasan pada saat melakukan vidio tutorial agar siswa

dapat memahi gerakan


2. Slowmotion dari vidio yang digunakan dibuat peneliti sesuai dengan

kebutuhan pengguna

3. Langkah-langkah (tatacara) melakukan gerakan tersebut

4. Tingkat pencahayaan dari kamera yang digunakan

5. Penyesuaian waktu yang digunakan dalam vidio tutorial masih belum

disempurnakan.

Maka dari itu peneliti melakukan validasi kepada ahli terlebih dahulu

agar dapat membantu memberikan masukan atau arahan supaya vidio tutorial

yang dikembangkan sempurna untuk digunakan. Oleh karena itu peneliti

memilih sekolah ini karena ingin memberikan bentuk proses kegiatan latihan

yang diberikan pelatih terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal

masih kurang efektif dikarenakan kondisi sarana dan prasarana yang terbatas,

maka peneliti membuat suatu peluncuran bentuk kegiatan latihan secara mandiri

menggunakan media berbasis video tutorial dalam olahraga permainan futsal

pada materi teknik dasar permainan kepada siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan. Maka dari itu peneliti

memberikan sedikit perubahan cara proses kegiatan latihan menggunakan media

video tutorial agar bisa membantu pelatih dan siswa dalam suatu bentuk teknik

dasar latihan futsal. Penjelasan dan latar belakang permasalahan di atas, maka

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengembangan

Media Pembelajaran Vidio Tutorial Teknik Dasar Olahraga Permainan Futsal Di

Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas”.


1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas fokus masalah

dalam penelitian ini adalah pengembangan media video tutorial teknik dasar

seperti dribbling, shooting, passing, control dan heading dalam olahraga

permainan futsal di Ekstrakurikuler pada tingkat Sekolah Menengah Atas.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus masalah, maka perumusan

masalah yang dapat diajukan adalah “Bagaimanakah pengembangan media vidio

tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di Ekstrakurikuler Sekolah

Menengah Atas?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dikemukakan diatas maka

tujuan dalam penelitian ini adalah “Mengetahui pengembangan media vidio

tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di Ekstrakurikuler Sekolah

Menengah Atas”.

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

1. Penelitian ini secara garis besarnya dapat dijadikan sebagai alat bantu

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dalam menggali informasi

tentang kegiatan latihan teknik dasar dalam olahraga permainan futsal di

tingkat Sekolah Menengah Atas.


2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran atau informasi

secara teoritis untuk memilih, menentukan bentuk latihan teknik dasar dan

media pembelajaran berbasis vidio tutorial.

b. Manfaat praktis

1. Bagi peserta didik, sebagai salah satu media alat bantu kegiatan latihan

berbasis vidio tutorial yang dapat memudahkan peserta didik dalam

mengenal dan memahami teknik dasar dalam olahraga permainan futsal

walaupun belum dapat secara langsung mempraktikkan di dalam proses

kegiatan latihan.

2. Bagi pelatih (guru), merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan

penggunaan media vidio tutorial dan membantu mempermudah proses

kegiatan latihan pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal,

khususnya untuk memahami teknik dasar dan dapat meningkatkan serta

memperbaiki kemampuan dalam kegiatan latihan.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk

mengembangkan media vidio tutorial demi mendukung kelancaran

kegiatan latihan teknik dasar di ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas.

4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan memperluas pengetahuan

penulis dalam upaya membantu siswa mencapai tujuan kegiatan latihan

dengan kondisi sarana dan prasarana yang kurang memadai pada sekolah

tersebut sehingga peneliti berinisiatif membuat judul tersebut.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pengembangan

Menurut Sugiyono (2003:333) metode penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produktersebut.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat

analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat

berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut.

Menurut Sukmadinata (2005:164) bahwa penelitian pengembangan adalah

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut selanjutnya dikatakan bahwa penelitian dan

pengembangan adalah suatu proses atau langkah - langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,yang dapat

dipertanggung jawabkan. Penelitian pengembangan merupakan suatu siklus yang

diawali dari adanya suatu kebutuhan dan membutuhkan pemecahan dengan

menggunakan produk tertentu.

Pengembangan sendiri menurut seels & richey Alimsumarno (2012)

adalah proses menterjemhkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam

bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berate proses menghasilkan

bahan-bahan pembelajaran. sedangkan menurut Tessmer dan Richey Alim


Sumarno (2012:13) pengembangan memusat kan perhatian nya tidak hanya pada

analisi kebutuhan, tetapi juga isuisu luas tentang analisi hasil awal akhir, sperti

analisi konteksuwal. Pengembangan bertujuan umtuk menghasilkan produk yang

berdasarkan temuan temuan uji lapangan.

Pada hakikat nya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal

mau pun nonformal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur

dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh,

selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta

kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah,

meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainnya martabat, mutu dan

kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri (Iskandar

Wiryokusumo, 2011:4).

Dwiyogo (2004:7) juga menguraikan langkah dari proses pengembangan

produk adalah analisis kebutuhan, pengembangan produk, dan uji coba produk.

Ketiga langkah tersebut menunjukan urutan waktu dan kegiatan. Penelitian

Pengembangan merupakan pendekatan penelitian yang dihubungkan pada

kerjarancangan dan pengembangan serta memiliki tujuan untuk pengembangan

dalam perancangan kebutuhan lingkungkan, perumusan kurikulum, dan

penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran dan secara serempak,

mengusahakan untuk berperan dalam pemahaman fundamental ilmiah.

Kesimpulannya bahwa penelitian pengembangan merupakan suatu penelitian

yang mendasarkan pada pembuatan suatu produk, dan uji coba produk.
Elly Estiningsih (dalam Pujiati, 2012:4) menyatakan bahwa media

pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran yang harus dilakukan pada

masa pandemic covid-19 yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari

konsep yang dipelajari. Sedangkan menurut Sudjana (2002:59) media

pembelajaran adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan

tujuan membantu guru/pelatih agar proses mengajar lebih efektif dan efisien.

Menurut Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2010:3), mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.

Uraian di atas dapat kita pahami pengembangan suatu media

pembelajaran atau latihan sangat dituntut dalam proses kegiatan latihan. Jadi

sudah suatu keharusan dalam kegiatan latihan semua cabang olahraga dapat

mengembangkan media alat bantu latihan dan dapat disimpulkan juga bahwa

pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana,

terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yang

semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk

menciptakan mutu.

2.2 Kerangka Teoritis

2.2.1 Hakikat Media Vidio Tutorial

Arti media menurut KBBI adalah alat atau perantara, dalam hal

pendidikan maka dapat diartikan alat dan bahan yang digunakan dalam proses

pengajaran atau pembelajaran. Oleh karena itu media dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar pesan yang diperuntukkan kepada penerima pesan.

Terdapat pula media menurut Education Assocation (NEA), media adalah sebagai

benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca/dibicarakan beserta

instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat

mempengaruhi efektifitas program instruksional (Usman,2002).

Menurut Gagne (2017:31) Media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Menurut Briggs

(2013:12) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film

bingkai adalah contoh-contohnya. Menurut Gearlach & Ely, mengatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian

yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal.

Media adalah pengantar pesam dari pengirim ke penerima pesan, dengan

demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

pesan. National Education Association (NEA) atau Asosiasi Teknologi dan

Komunikasi Pendidikan Amerika (Sadiman, dkk., 2002: 6) mendefinisikan media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan

pesan/informasi. Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan


tentunya sangat bermanfaat jika di implementasikan ke dalam proses

pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut

sebagai media pembelajaran.

Menurut Ahmad Rohani (2017:3) mendefinisikan media sebagai segala

sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk

proses komunikasi (proses belajar-mengajar). Pengertian serupa diungkapkan

Arief S. Sadiman (2016:7) yang menyatakan media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi. Sementara Smaldino, et.al (2015:5) menyatakan

media sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi. Berdasarkan pendapat

diatas, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi

dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan pesera

didik.

Gerlach dan Ely yang dikutip Azhar Arsyad (2016:13). Sementara Sri

Anitah (2013:4) mendefinisikan media adalah setiap orang, bahan, alat, atau

peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik

menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap. Lebih lanjut Azhar Arsyad

(2017: 6-7) mengemukakan ciri-ciri umum yang terkandung dalam batasan media,

sebagai berikut; (1) media pendidikan memiliki pengertian fisik (hardware) yang

dapat dilihat, diraba dan didengar dengan panca indera, (2) media pendidikan

memiliki pengertian non fisik (software) yaitu kandungan pesan yang terdapat

dalam perangkat hardware merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa,
(3), penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan video, (4) media

pendidikan dapat diartikan sebagai alat bantu proses belajar, (5) media pendidikan

digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta

didik, (6) media pendidikan dapat digunakan secara masal.

Arief S. Sadiman (2014:6) mengatakan bahwa media adalah segala alat

fisik yang menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti film,

buku, dan kaset. Reclark (2016:62) mengungkapkan bahwa “the of of media ti

encourage student to invest more afford in hearing has a long history”. Media

pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pembelajaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman

gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi,

atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai

dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidivisum yang

artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat. Media video

merupakan salah satu jenis media audio visual. Media audio visual adalah media

yang mengandalkan indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audio

visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran

menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa

dapat menyimak sekaligus melihat gambar.

Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan

gambargambar dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui

lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis
media audio-visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak

bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video

melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video

dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep- konsep

yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu,

dan mempengaruhi sikap.

Video adalah gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat

gambar hidup. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan hiburan,

dokumentasi dan pendidikan. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan

proses, menjelaskan konsepkonsep yang rumit, mengajarkan keterampilan dan

mempengaruhi sikap. Alat-alat yang termasuk audio-visual adalah TV, VCD,

soudslide, dan film. Pada pengembangan media berbentuk video ini, setelah video

selesai dibuat, maka hasilnya akan ditayangkan melalui Video Compact Disk

(VCD).

Sumber video dapat dibagi menjadi tiga yaitu: (1) gambar bergerak,

(movie image) gambar ini bersumber dari camcoder dan juga disertai dengan

suara. Jadi gambar bergerak ini yang sering disebut video. Gambar gambar yang

bergerak itu terdiri dari rangkaian gambar yang berformat bitmap. (2) gambar

diam (still image) gambar ini bersumber dari kamera digital atau sering disebut

foto. Gambar diam ini dapat dibuat ke dalam bentuk video atau gambar bergerak

dengan bentuk slide atau biasa disebut dengan slide foto. (3) gambar rekayasa

(animation, cartoon, dll) untuk gambar yang satu ini bukan termasuk ke dalam
tipe gambar yang diambil dari alam (natural image) seperti kedua sumber gambar

di atas. Alat yang digunakan untuk menghasilkan gambar ini adalah sebuah

komputer dengan menggunakan software seperti photoshop, 3Ds max, dll.

Gambar yang dihasilkan merupakan kreasi kita sendiri dan dapat dalam bentuk

bergerak, diam dan bersuara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2021:1261), Video adalah bagian yang

memancarkan gambar pada pesawat telivisi; rekaman gambar hidup atau program

televisi untuk ditayangkan. Iqra‟ Al Firdaus (2017:13-14), Video atau film adalah

rangkaian banyak frame gambar yang diputar secara cepat. Masing-masing frame

merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dalam suatu gerakan. Semakin cepat

perputarannya, semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda

antarframe. Namun, kita (sebagai manusia) tidak bisa menangkap jeda tersebut.

Cheppy Riyana (2017:2) media video adalah media yang menyajikan

audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep,

prinsip, prosedur, teori aplikasi untuk membantu pemahaman terhadap suatu

materi pembelajaran. Sedangkan menurut Sukiman (2012:188) video adalah

seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus

suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakikat video adalah mengubah

suatu idea tau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara yang proses

perekamannya dan penayangannya melibatkan teknologi tertentu.

Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual dan dapat

menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah


atau suara yang sesuai. Video menyajikan informasi, memaparkan proses,

menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau

memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Penggunaan media video tutorial dalam pembelajaran ataupun kegiatan

latihan sangat bermanfaat, sebab dengan penggunaan media peserta didik dapat

memberikan tanggapan, mengomentari dan juga dapat lebih mengingat materi

yang disampaikan. Cecep dan Bambang (2011: 34), media vidio tutorial

berbentuk video dapat digolongkan kedalam jenis Audio Visual Aids (AVA) atau

media yang dapat dilihat dan di dengar. Sanaky Hujair (2015: 105 ) menjelaskan

bahwa media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan

gambar bergerak dan bersuara. Teknologi audio-visual merupakan cara

penyampaian materi menggunakan bantuan alat mekanis dan elektronik, untuk

menyajikan pesan-pesan audio visual. Kamera video portabel mulai populer di

Indonesia sekitar tahun 1983. Ketika itu hampir setiap acara penting direkam ke

pita video. Seiring dengan perkembangan teknologi hampir semua perusahaan

elektronika memproduksi kamera video, dengan berbagai model dan jenis.

Video sistem dalam penggunaannya sebagai peralatan pemain ulang

(playback) dari suatu program (rekaman) terdiri dari minimal satu buah video

taperecorder dan satu buah monitor atau lebih. Video tutorial berasal dari kata

video dan tutorial. “Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia video berarti: (1)

bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; (2) rekaman gambar

hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi”

(http://kamusbahasaindonesia.org. 06/05/2012).
Sedangkan kata tutorial berarti: “(1) Pembimbingan kelas oleh seorang

pengajar (tutor) untuk seorang mahasiswa atau sekelompok kecil mahasiswa; (2)

pengajaran tambahan melalui tutor” (http://kamusbahasaindonesia.org.

21/04/2012). Jadi video tutorial dapat diartikan sebagai video yang sengaja dibuat

dalam rangka membimbing pembelajaran kepada para siswa atau sekelompok

siswa. Video tutorial/training dapat diproduksi untuk menjelaskan secara detail

suatu proses tertentu, cara pengerjaan tugas tertentu, cara latihan, dan lain

sebagainya guna memudahkan tugas para trainer/instruktur/guru/dosen/manajer.

Dalam proses produksi video ini, informasi dapat ditampilkan dalam kombinasi

berbagai bentuk (shooting video, grafis, animasi, narasi, dan texs), yang

memungkinkan informasi tersebut terserap secara optimal oleh para penonton.

Sebagai contohnya ialah training safety process produksi di pabrik kimia, latihan

ritual manasik haji, training sepak bola, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan

yang lebih mudah dipahami jika dijelaskan secara visual (Iqra‟ Al Firdaus, 2017:

70-71). Dapat disumpulkan dari penjelasan diatas bahwa video tutorial adalah

adalah rangkaian gambar hidup yang ditayangkan oleh seorang pengajar yang

berisi pesan-pesan pembelajaran untuk membantu pemahaman terhadap suatu

materi pembelajaran sebagai bimbingan atau bahan pengajaran tambahan kepada

sekelompok kecil peserta didik.

2.2.2 Hakikat Olahraga

Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian

masyarakat umum, bahkan hingga menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam

hidup. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat penting karena tidak terlepas dari
kebutuhan mendasar dalam melaksanakan aktivitas gerak sehari-hari. Olahraga itu

sendiri pada dasarnya merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan

terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, serta bertujuan

untuk mempertahankan, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Hal tersebut

sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan

Nasional Nomor 3 Tahun 2005 bahwa, “olahraga adalah segala kegiatan yang

sistematisuntuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani,

rohani, dan sosial”.

Saat ini, masalah kesehatan pada individu sedang meningkat karena

kurang olahraga dan aktivitas fisik, seperti mesin melakukan sebagian besar

pekerjaan, yang membuat aktivitas tubuh penting secara individual. Di sisi lain,

lewat acara olahraga, banyak orang terlibat dengan olahraga secara langsung atau

tidak langsung, baik dengan aktif tampil atau dengan menonton olahraga. Secara

umum, olahraga membantu individu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka

dan menjadi sumber kesenangan dan hiburan. Dari hal inilah bahwa dengan

melakukan aktifitas fisik atau dengan kita berolahraga akan memberikan berbagai

manfaat bagi tubuh kita (Suleyman Yildiz, 2012:689).

Secara sederhana olahraga dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun,

dimanapun, tanpa memandang dan membedakan jenis kelamin, suku, ras, dan lain

sebagainya. Toho Cholik Mutohir (2017: 23) menjelaskan bahwa, hakekat

olahraga adalah sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di dalam

olahraga tergambar aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu masyarakat, yang

terpantul melalui hasrat mewujudkan diri melalui prestasi olahraga. Kita sering
mendengar kata-kata bahwa kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat tercermin

dari prestasi olahraganya. Harapannya adalah olahraga di Indonesia dijadikan alat

pendorong gerakan kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul, baik

secara fisikal, mental, intelektual, sosial, serta mampu membentuk manusia

seutuhnya.

Jane Ruseski (2014:396) mengatakan dengan berolahraga atau melakukan

aktifitas fisik yang teratur dapat mengurangi resiko penyakit kronis, mengurangi

stress dan depresi, meningkat kesejahteraan emosional, tingkat energi,

kepercayaan diri dan kepuasan dengan aktivitas sosial. Douglas Hartmann,

Christina Kwauk. (2011:285) mengatakan pada dasarnya olahraga adalah tentang

partisipasi. Olahraga menyatukan individu dan komunitas, menyoroti kesamaan

dan menjembatani perbedaan budaya atau etnis. Olahraga menyediakan forum

untuk belajar keterampilan seperti disiplin, kepercayaan diri, dan kepemimpinan

dan mengajarkan prinsip-prinsip inti seperti toleransi, kerja sama, dan rasa

hormat. Olahraga mengajarkan nilai usaha dan bagaimana mengatur kemenangan

dan juga kekalahan. Saat ini aspek positif dari olahraga ditekankan, olahraga

menjadi kendaraan yang kuat yang melaluinya.

Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan yang bersifat fisik mengandung unsur-

unsur permainan serta berisi perjuangan dengan diri sendiri dengan orang lain

yang terkait dengan interaksi lingkungan atau unsur alam yang terbuka bagi

seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kesenangan. Kegiatan

olahraga tergantung dari sikap sesorang dari mana dia memaknainya, karena
beragam definisi olahraga disebabkan oleh karakteristik olahraga itu sendiri yang

semakin berkembang, semakin lama semakin berubah dan semakin kompleks baik

dari jenis kegiatannya, dan juga penekanan motif yang ingin dicapai ataupun

konteks lingkungan sosial budaya tempat pelaksanaannya.

2.2.3 Hakikat Latihan

Latihan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik,

mencakup kemampuan fisik, kemampuan fungsional organ tubuh, dan kualitas

psikis. Pengertian latihan dalam terminology asing sering disebut dengan training,

exercaise, practice (Djoko Pekik Irianto. 2009:1). Dalam Bahasa Inggris kata-kata

tersebut memiliki makna yang berbeda-beda, sedaangkan dalam istilah Bahasa

Indonesia kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu Latihan. Menurut

Sukadiyanto (2011:1) menyatakan latihan merupakan suatu proses perubahan ke

arah yang lenih baik, yaitu untuk meningkatkan kuaitas fisik, kemampuan

fungsional tubuh, dan kualitas psikis anak latih. Oleh karena itu latihan

merupakan bagian penting bagi seorang atlet.

Menurut Bompa dalam Budiwanto (2012 : 16), percaya bahwa yang

dimaksud dengan latihan adalah kegiatan olahraga yang sistematis dilakukan

dalam waktu lama, ditingkatkan secara bertahap dan individual, bertujuan untuk

membentuk manusia yang berfungsi secara fisiologis dan psikologis untuk

memenuhi tuntutan tugas. Definisi Kent dalam Budiwanto (2012 : 16), bahwa

latihan adalah program latihan fisik yang dirancang untuk membantu mempelajari

keterampilan, meningkatkan kebugaran fisik, dan yang terpenting untuk

mempersiapkan atlet untuk kompetisi penting.


Pengertian latihan berasal dari kata practice yaitu kegiatan untuk

meningkatkan keterampilan (skills) dengan menggunakan peralatan yang berbeda

sesuai dengan tujuan dan kebutuhan olahraga. Artinya, selama proses latihan

kegiatan untuk menguasai keterampilan gerak olahraga selalu ditunjang dengan

penggunaan berbagai peralatan penunjang. Misalnya, jika seorang pemain sepak

bola agar dapat menggiring bola sepenuhnya dengan terkendali, latihan dalam

menggiring bola sangat diperlukan. Untuk itu diperlukan peralatan seperti

peralatan pengkondisian: hardles, tongkat/tiang, simpai, bangku, kotak, tali, alas

lantai, pita pengukur, spidol, kerucut, tangga untuk latihan kelincahan dan

koordinasi, serta latihan dribbling dan sebagainya (Emral, 2017 : 8).

Latihan adalah proses mempersiapkan atlet untuk peningkatan kinerja

yang lebih baik. Selain itu, latihan dapat didefinisikan sebagai kemampuan

seorang pelatih untuk secara sistematis mengoptimalkan kinerja yang dihasilkan

dari proses latihan berdasarkan pengetahuan dan diperluas dengan berbagai

disiplin ilmu. Latihan mempersiapkan seorang atlet untuk mencapai tujuan yang

jelas, secara fisiologis faktor yang dikembangkan adalah sistem dan fungsi

organisme untuk mencapai prestasi olahraga yang optimal. Proses pelatihan

bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan tugas

atau latihan yang dilakukan. Aspek-aspek tersebut meliputi: pengembangan fisik

multilateral, pengembangan fisik olahraga, keterampilan teknis, keterampilan

taktis dan strategis, faktor psikologis, pemeliharaan kesehatan, ketahanan cedera

dan pengetahuan teoritis, seperti yang dikemukakan oleh Amansyah (2019 : 43).
Latihan merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang membutuhkan

perencanakan, terstruktur, dan dilakukan berulang kali dengan maksud untuk

meningkatkan atau memelihara satu atau lebih komponen kebugaran jasmani,

(Werner dalam Nasrulloh et al., 2018 : 1). Sukadiyanto dalam Nasrulloh et al.,

(2018 : 1), mengatakan bahwa, latihan adalah proses menyempurnakan

kemampuan berolahraga berisi materi teoretis dan praktis, menggunakan metode

dan aturan pelaksanaannya dengan pendekatan saintifik, dengan menggunakan

prinsip-prinsip pendidikan yang baik direncanakan dan diatur agar tujuan

pelatihan dapat tercapai tepat waktu . Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa

berolahraga adalah sistematis, terencana, terprogram, terukur, teratur dan

dilakukan berulang-ulang, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan atau

mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik pada waktu yang

tepat.

Menurut Mikail dan Suharjana (2019 : 17) pengertian dari latihan adalah

suatu proses yang panjang dan lama sehingga latihan harus dilakukan secara

sistematis dan terprogram dengan membagi beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap Latihan Dasar, yaitu tahapan yang harus dilewati seorang atlet muda

sebelum melangkah ke tahap latihan seterusnya. Tahapan ini harus dijalani

para atlet muda sebelum memasuki tahapan spesialisasi cabang olahraga

yang akan ditekuni. Latihan pada tahap ini harus bersungguh-sungguh

terhadap multilateral sehingga atlet tersebut bisa diketahui bakatnya sejak

muda. Hal yang terpenting dalam tahap ini adalah pembentukan psikologi,

moral, fisik dan mekanik sebagai prakondisi untuk menggapai hasil yang
baik melalui kemapuan, pengembangan, keterampilan, dan karakter. Target

yang harus dicapai dalam tahapan ini adalah pengembangan kondisioning

dan koordinasi, pengembangan pola gerak dasar olahraga yang akan

ditekuni, kesiapan berlatih dan pembentukan karakter, menanamkan

pengalaman saat berlatih maupun bertanding dengan sikap yang sportif,

serta menemukan bakat atlet dan mengembangkannya.

2. Tahap latihan lanjut, yaitu tahap yang menghubungkan tahap latihan dasar

dan tahap prestasi tinngi. Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah

untuk membentuk fondasi keterampilan, kualitas, dan kemampuan fisik dan

melakukan latihan spesialisasi terhadap cabang olahraga yang ditekuni.

Tahapan ini dimulai dari usia 14 tahun pada cabang-cabang olahraga

tertentu. Target yang digapai dalam tahapan ini adalah memperkuat

kemauan untuk lebih giat berlatih dan menghadapi berbagai masalah pada

psikologis dan fisik, mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dan

koordinasi untuk menuju spesialisasi cabang olahraga dengan pendasaran

fisik yang kuat menuju prestasi yang lebih lanjut dan mengembangkan

latihan strategi dan teknik dengan melakukan sebuah uji coba latihan seperti

mengikuti pertandingan.

3. Tahap prestasi tinggi, yaitu tahapan yang paling akhir dari seluruh tahapan

latihan. Target ataupun sasaran dalam tahapan ini adalah atlet diminta untuk

berprestasi tinggi. Tahapan prestasi tinggi ini harus menyiapkan kemampuan

atlet dalam mengikuti kejuaraan nasional maupun internasional.


Sebelum melakukan latihan perlu ditetapkan tujuan dan sasaran agar hasil

yang menjadi tujuan utama latihan dapat maksimal. Menurut Jonas Solissa dalam

Matitaputty (2019 : 106) itu bersifat jangka panjang dan bersifat jangka pendek

dalam sesi latihan. Tujuan latihan jangka panjang umumnya merupakan proses

pembinaan yang panjang bagi atlet yang masih pemula. Tujuan utamanya adalah

untuk memperkaya keterampilan berbagai gerakan dasar dan teknik dasar yang

baik. Dalam program pembinaan jangka panjang, pelatihan dari pemula hingga

atlet berprestasi merupakan bagian integral dari proses perencanaan dalam fase

pelatihan (fase I, II, III,). Setiap tahapan memiliki perumusan tujuan dan sasaran

pelatihan. Sedangkan tujuan dan sasaran jangka pendek, waktu persiapannya

kurang dari setahun.

Sasaran dan tujuan utama secara langsung ditujukan untuk meningkatkan

unsur-unsur kesegaran jasmani. Begitu juga untuk sesi latihan, setiap sesi latihan

harus memiliki tujuan dan sasaran yang nyata dan terukur. Adapun maksud dan

tujuan secara umum antara lain: mengembangkan fisik secara umum,

mengembangkan fisik secara khusus, mengembangkan taktik, mengembangkan

strategi, taktik dan pola bermain, dan meningkatkan kematangan mental

(Matitaputty 2019 : 107).

Sasaran dan tujuan yang paling utama dari latihan berfungsi untuk

menolong atlet agar melakukan peningkatan pada keterampilannya semaksimal

mungkin. Untuk menggapai hal itu, ada empat aspek latihan yang harus diamati

oleh atlet, yaitu : latihan teknik, latihan fisik, latihan taktik, dan latihan mental.

Maka dari itu sasaran dan tujuan latihan dalam penelitian ini yaitu untuk
menyempurnakan maupun memperbaiki keterampilan teknik dan fisik atlet untuk

menggapai prestasi yang diinginkan.

2.2.4 Hakikat Olahraga Permainan Futsal

Futsal adalah pemainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-

masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke

gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain

utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti

permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis,

bukan net atau papan. Futsal turut juga dikenali dengan berbagai nama lain. Istilah

"futsal" adalah istilah internasionalnya, berasal dari kata spanyol atau portugis,

futbol dan sala.

Futsal adalah permainan berupa regu terdiri atas 5 lawan 5, dan

produktivitas setiap gol pertandingannya sangat cepat sehingga olahraga ini

nyaman untuk ditekuni. Menang atau kalah dalam pertandingan dilihat dari

tingkat baik buruknya pemain serta proses strategi dalam pertandingan. Menurut

Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu cabang olahraga yang termaksud

bentuk permainan bola besar. Sepak bola futsal yang dimainkan di dalam ruangan

adalah olahraga berupa team dengan sifat dinamis. Sedangkan menurut Naser &

Ali (2016: 1) pengertian futsal adalah sebuah versi sepakbola yang dimainkan di

dalam ruangan lima melawan lima (satu penjaga gawang dan lima sebagai

pemain) yang telah disetujui oleh badan pengatur sepak bola internasional atau

yang biasa kita sebut (Federation International de asosiasi sepakbola, FIFA 2014).
Menurut Rezaimanesh (2012:3138) disetiap kompetisi pertandingan

olahraga atlet dapat memecahkan rekor yang dilakukan sebelum atau sesudah

dengan hasil yang jauh lebih baik karena persiapan fisik, mental dan teknis.

Serrano (2013:157) menambahkan mengenai keputusan juga faktor-faktor penting

kenyamanan dalam permainan. Menurut Dogramaci (2011:650) secara alami,

hasil pertandingan adalah penentu utama intensitas selama pertandingan

pertandingan futsal. Menjadi tinggi insensitas pemain futsal juga akan lebih cepat

ketika merasakan kelelahan antara waktu ketika permainan berlangsung.

Permainan bentuk team futsal mampu bertransisi dalam hitungan perdetik, dengan

mengiringi perubahan dari posisi bertahan ke serangan begitu pula sebaliknya (Aji

2016: 84).

Menurut Mulyono (2017:5) futsal adalah salah satu di antara cabang

olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola berkembang

menjadi alternatif olahraga futsal, karena lebih efesien untuk digunakan lahan sera

ukuran lapangan yang agak lebih kecil. Futsal dimainkan oleh dua tim yang

masing-masing terdiri atas lima pemain, salah satunya adalah kiper, futal

mempunyai karakteristik di antaranya adalah semua pemain aktif berpartisipasi

secara merata dan kapan saja bisa main walaupun dalam keadaan fase bertahan

atau menyerang, eksekusi sangat cepat dengan tingkat presisi yang sangat tinggi

sehingga dapat mengejutkan lawan kemudian melakukan langkah cepat sepanjang

permainan. Olahraga permainan futsal seolah-olah mengalir begitu saja, karena

atlet kewajiban melakukan improvisasi arahan dari pelaih ketika dalam


menghadapi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan konsentrasi dan intlegensi

yang tinggi.

Tiap atlet diharuskan berjuang agar selalu menguasai mengontrol bola, dan

juga ditekankan agar selalu berlari dengan tempo yang tinggi, hal ini sesuai

dengan pernyataan Lhaksana (2012:4) bahwa olahraga futsal merupakan

permainan dinamis dan cepat, dan transisi bola bertahan ke menyerang harus

seimbang. Setiap altet melakukan gerakan kombinasi tubuh yang baik dari rotasi

sepatu pemain dan permukaan lapangan futsal. Menurut Sarmento (2016: 628)

analisis permainan futsal semestinya tidak hanya mencakup aksi permainan di

lapangan saja, namum sebaiknya pemain futsal yang dapat dihasilkan dari

lapangan khususnya pola atau strategi untuk menciptakan gol.

Futsal adalah permainan sepakbola yang dilakukan dalam ruangan dan

berlangsung sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang sangat kecil,

hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan

kerja sama antar pemain lewat passing yang akurat dan membutuhkan kondisi

fisik yang prima (Justinus Lhaksana, 2011:7). Pada tingkat professional, futsal

dimainkan dengan intensitas tinggi (Castagna et al, 2018:14). Sama seperti

sepakbola, dalam permainan futsal tidak hanya memperebutkan bola di antara

para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola ke gawang lawan, tetapi juga

mempertahankan gawang dari kemasukan bola. Pemenang adalah tim adalah yang

memasukkan bola ke gawang lawan lebih banyak dari kemasukan bola di gawang

sendiri.
Berdasarkan penjelasan penjelasan para ahli di atas, penulis

menyimpulkan bahwa permainan futsal adalah sebuah permainan dilakukan

dengan dua regu yang masing-masing terdiri atas lima orang pemain disetiap

team. Permainan futsal merupakan hasil dari adopsi olahraga sepak bola yang

telah dimodivikasi menjadi sebuah permainan dan memiliki tujuan yang sama

yaitu merebut bola dari penguasaan lawan juga mencetak gol sebanyak banyaknya

ke gawang dengan melibatkan seluruh tubuh tidak termaksud tangan. Olahraga

futsal sendiri mempunyai peraturan yang sangat terperinci, sehingga bisa

membedakan mana sepak bola dan mana futsal. Adapun khusus aturan di

lapangan baik ukuran tertentu seperti, ukuran bola, ukuran pada gawang, ukuran

lapangan, permainan, dan tidak terbatas melakukan pergantian pemain. Futsal

adalah pemainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing

beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,

dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu

juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Dalam permainan apapun pasti ada

yang namanya peraturan permainan, maka dari itu permainan futsal mempunyai

peraturannya sendiri yaitu :

a. Bola

Pada permainan futsal, bola yang digunakan berbeda dengan bola yang

biasa digunakan dalam permainan sepakbola. Ukuran bola standar international

yang digunakan dalam permainan futsal ukurannya lebih kecil ketimbang bola

yang digunakan dalam permainan sepak bola. Terdapat beberapa aturan bola yang

harus diperhatikan. Menurut standar aturan resmi FIFA dalam law of the game
(2014: 5) bola yang digunakan harus :

Gambar 2.1 Bola Futsal


Sumber : Google Image

1. Mempunyai bentuk bulat.

2. Bahan kulit atau sejenisnya.

3. Minimal 62 cm dan maksimalnya 64 cm.

4. Ketika pertandingan berat bola minimal 40 gram dan maksimalnya 440

gram.

5. Mempunyai tekanan yang sama dengan 0,6 - 0,9 atmosfir (600 - 900

gram).

6. Ketika dipantulkan ketinggian bola antara 50cm - 65cm.

b. Lapangan Futsal

Menurut Aji (2016:96) lapangan futsal memiliki ukuran ukuran tersendiri

seperti bentuk persegi panjang dengan ukuran 25-42 m, dan lebar lapangan 25 m.

Dimaksudkan lapangan berbentuk bujar sangakar dengan garis ke samping

kemudian pembatas lapangan harus lebih panjang dari pada garis gawang,

minimal panjang 25 m kemudian untuk panjang 42 m lebar minimal 16 m dan

maksimalnya 25 m. Ukurukan yang digunakan untuk pertandingan internasional

adalah panjangnya minimal 38 m, dan maksimalnya 42 m, kemudian lebar untuk


ukurannya minimal 20 m, kemudian maksimalnya 25 m. Lapangan mempunyai

segala sesuatu yang sudah diatur dalam menggunakan batas batas lapangan yang

ditujukan kepada pemain agar mengetahui bola masih keadaan aktif atau tidak

(Mulynoo, 2014:10). Lapangan futsal juga mempunyai tanda garis yang

menempel di lapangan, diperoleh dua garis pembatas utama yaitu garis pada

gawang dan garis pada lapangan. Lapangan menjadi dua bagian dengan

digunakannya garis tengah lapangan, dimana diameternya diberi tanda titik bulat

yang persis di tengah-tengah lapangan. Tanda titik bulat letaknya di tengah

memiiki fungsi untuk menaruh bola di tengah menandakan dimulainya

pertandingan, kemudian titik bulat bertanda sebuah lingkaran yang memiliki

radius 3 m. Didalam area pinalti memiliki tanda garis yang berbentuk setegah

lingkaran dari kedua garis berukuran seperempat lingkaran. Adapun ketentuannya

sebagai berikut :

Gambar 2.2 Lapangan Futsal


Sumber : Google Image

1. Tendangan titik penalti pertama

Terletak posisi yang berjarak 6 m dari titik tengah yang berada diantara

kedua tiang gawang.


2. Tendangan titik penalti kedua

Terletak posisi 10 m dari titik tengah yang berada diantara kedua tiang

dan gawang. Tendangan sudut disetiap pojok lapangan telah dibuat garis

berbentuk seperempat lingkaran yang mempunyai 25 jari-jari cm. Tendangan

sudut adalah jalan untuk memulai kembali permainan, kemudian melalui

tengan sudut dapat menciptakan gol akan tetapi diberikan untuk tim lawan.

Mengenai pemberian tendangan pojok dalam.

c. Gawang

Menurut Aji (2016: 98) garis gawang harus ditempatkan pada bagian

tengah. Gawang adalah salah satu alat perlengkapan futsal yang letaknya pada

posisi kedua sisi lapangan (Mulyono, 2017: 55). Aturan law of the games futsal

(2012: 4) posisi gawang wajib pada bagian tengah diantara masing-masing garis

gawang. Pada dasarnya futsal dan sepak bola memiliki kesamaan mengenai

gawang, yakni memiliki dua tiang diantara tiang yang satu dan tiang lainnya,

kemudian bentuknya horizontal yang terletak bagian tas diantara masing-masing

kedua tiang. Akan tetapi, ukuran gawang dalam permainan futsal memiliki ukuran

yang lebih kecil ketimbang ukuran gawang dalam permainan sepak bola. Bentuk

penopang pada tiang gawang hanya bolehkan berbentuk kotak dan lingkaran, dari

kedua pilihan tersebut penopang yang berbentuk lingkaran lebih untuk dianjurkan,

alasannya karena relatif lebih aman bila bola terbentur pada penopang akan

menghasilkan pantulan bola yang akurat.


Gambar 2.3 Gawang Futsal
Sumber : Google Image

Tinggi gawang permainan futsal masing-masing memiliki dua meter dan

tiga meter. Jaring gawang lataknya pada bagian belakang tiang pas diluar garis

pembatas. Ukuran bagian atas jaring gawang adalah 80 cm dan ukurang bagian

bawah 100 cm, kemudian bahan tali gawang dianjurkan dengan tali nilon karena

bahasnya agak kuat dan tahan lama.

d. Durasai Pertandingan

Durasi pertandingan futsal 2 x 20 menit bersih selama dua babak. Durasi

akan dilanjutkan apabila selama pertandingan belum diketahui pemenangnya.

Oleh karena itu durasi pertandingan ditambahkan kurang lebih 2 x 10 menit, jika

masih tetap seimbang maka wasit menentukan dengan cara pinalti. Tiap-tiap tim

diberikan kesempatan untuk melakukan time out. Time out memiliki durasi kurang

lebih satu menit, kemudian untuk waktu istirahat diantara babak kedua dan

pertama maksimal 12 menit.

e. Jumlah Pemain

Saat pertandingan futsal berjalan, masing masing dari kedua tim tersebut

terdiri atas 5 player yang berada di lapangan, salah satunya yaitu kiper. Permainan

futsal dalam pertandingan pemain tidak dibatasi pergantian pemain, maksudnya


setiap player diizinkan berbuat bergantian pemain sewaktu waktu dalam

pertandingan. Pergantian dapat dibolehkan ketika bola berada didalam lapangan

ataupun di luar. Jumlah player pengganti di batasi hingga 9 player (law of the

games, 2012: 8). Kiper juga dapat bergantian posisi dengan pemain lainnya pada

saat permainan.

f. Perlengkapan Permainan

Menurut law of the games (2012: 10) setiap pemain diwajibkan memakai

perlengkapan bertujuan menunjang pemain. Adapun beberapa dasar perlengkapan

yang wajib dimiliki seorang pemain adalah :

1. Memakai seragam kostum team kecuali kiper.

2. Celana pendek, jika pemain memakai celana yang bentuknya stretch

pants maka warnanya ikut menyusuaikan dengan warna utama.

3. Memakai kaos kaki, juga plaster disesuaikan warna yang disepakati.

4. Wajib memakai shinguards.

5. Sepatu yang dipakai harus sama dengan model yang diperkenankan

petunjuk lapangan.

g. Wasit

Dalam peraturan pertandingan futsal akan dipimpin oleh kedua wasit yang

telah mempunyai keputusan penuh dalam mengontrol permainan. Wasit

bertanggung jawab dalam mengamplikasikan aturan aturan yang sudah ditentukan

oleh wasit, kemudian menjamin pemain untuk mengikuti semua aturan yang wasit

tetapkan agar pemain dengan kondisi yang baik untuk mengamati pelanggaran.

Kesuksesan wasit dalam olahraga futsal sekurang kurangnya sebagian


kemampuannya menjalankan tuntutan fisik dan psikologis yang digunakan

sewaktu berlangsungnya pertandingan. Dari penjelasan beberapa ahli dapat

disimpulkan bahwa untuk permainan futsal dan sepak bola mempunyai lebih dari

dua kesamaan, tetapi permainan olahraga futsal mempunyai autran sendiri yang

sudah ditetapkan oleh FIFA.

2.2.5 Hakikat Teknik Dasar Dalam Olahraga Permainan Futsal

Teknik dasar olahraga futsal dan sepak bola memiliki kesamaan yang

hampir mirip, namum yang membedakan diantara kedua cabang ini adalah

permainan futsal dimainkan ditempat yang lebih kecil dari pada lapangan sepak

bola. Permukaan lapangan futsal yang digunakan ialah datar sehingga terjadi

sedikit perbedaan dalam melaksanakan teknik permainan. Menurut Hermans

(2011: 23) teknik adalah permainan yang dalam bentuk memperebutkan bola dan

tujuannya untuk melwati lawan lebih dari satu dan menyuplai gerakan team.

Setiap pemain diwajibkan untuk dapat melaksanakan transisi bermain cepat, dari

bertahan ke menyerang maupun menyerang dan bertahan. Oleh sebab itu

memerlukan kesanggupan dalam mengontrol teknik dalam permainan futsal

dengan benar dan baik. Adapun mengenai teknik futsal yang patut dikuasai yaitu :

a. Teknik Passing

Teknik passing dalam pernainan futsal sangat sering dilakukan selama

pertandingan maupun bermain keterampilan futsal, setimbang dari teknik lainnya,

karena untuk melatihan teknik dasar passing sesuatu yang diwajibkan bagi

pemain. Passing bola kepada teman dengan kaki bagian dalam agar melakukan

passing cukup keras dan bola dapat dikontrol oleh teman.


b. Teknik Shooting

Keterampilan bermain futsal kemenangan team bisa dilihat dari total gol

yang dimasukkan ke dalam gawang lawan. Untuk bisa melakukan gol seorang

pemain harus menguasai dasar-dasar shooting. Menurut Mulyono (2017: 42)

shooting memiliki tujuan yang penting, pertama menjauhkan bola dari area

pertahanan, dan kedua adalah untuk mencetak gol ke gawang awan. shooting yang

paling baik dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam.

c. Teknik Control

Menurut Mulyono (2017 : 40) teknik mengontrol bola dalam permainan

futsal adalah teknik menghentikan bola supaya dapat dikuasai secara sempurna,

dengan mengontrol bola pada bagian telapak kaki bawah. Adapun ketika

mengontrol bola khusus pada bagian dada bisa dilakukan jika bola posisi

melambung tinggi di atas permukaan lapangan.

d. Teknik Dribling

Menggiring bola (dribbling) Pada dasarnya menggiring bola adalah

menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang

digunakan untuk menggiring bola sama dengan bagian kaki yang digunakan untuk

menendang bola.

e. Teknik Heading

Teknik menyundul bola pada bermain futsal sama dengan teknik yang

dilakukan pada permainan sepak bola yaitu melakukan heading dengan

menggunakan pada bagian kepada yaitu kening. Sebagaimana dijelaskan

Mulyono, (2017: 45) cara melakukan heading merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan bola dengan menggunakan bagian kepala. Pemain harus

menjaga keseimbangan dan ketepatan untuk membaca arah bola sehingga bisa

melakukan heading dengan baik, namun sangat jarangdijumpai untuk melakukan

heading karena pada dasarnya gerakan futsal sangat cepat.

Berdasarkan defenisi dari beberapa ahli di atas, penulis menyimpulkan

bahwa teknik dasar futsal memiliki beberapa kesamaan dengan teknik permainan

sepakbola. Teknik dasar yang memebedakan dari kedua teknik dasar tersebut,

seperti control jika mengontrol dalam permainan futsal menggunakan telapak

kaki, sedangkan dalam permainan sepak bola menggunakan kaki bagian dalam.

Perbedaan yang kedua yaitu dribbling, dalam permainan futsal selalu

menggunakan ujung bawah kaki pada bagian depan sedangkan sepak bola selalu

menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar.

2.2.6 Hakikat Ekstrakurikuler

Menurut Wibowo (2015: 2), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang

dilakukan di luar jam sekolah yang berfungsi untuk mewadahi dan

mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa. Lebih lanjut, kegiatan

ekstrakurikuler diartikan sebagai kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan

pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan

berkewenangan disekolah/madrasah.

Prihatin (2011: 164) mengungkapkan kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan di luar jam biasa dan waktu libur sekolah yang dilakukan di sekolah
maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa,

mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat

serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.

Shaleh dalam Said (2012: 16) juga berpendapat bahwa kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan diluar

pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan,

bimbingan dan pembiasaan siswa agar meniliki pengetahuan dasar penunjang.

Ekstrakurikuler merupakan sebuah kegiatan tambahan yang dilaksanakan di luar

jam belajar seperti sekolah pada umumnya. Selaras dengan pengertian yang

disampaikan oleh Yudha M.S dalam Armia (2014: 25), mengungkapkan bahwa

ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam biasa yang bertujuan agar siswa lebih

memperdalam dan menghayati apa yang yang dipelajari dalam kegiatan

intrakulikuler.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mendukung dan memperdalam apa yang

ada dalam program kurikuler. Program ekstrakurikuler yang ada harus selaras

dengan program kurikuler yang ada dan telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


Dalam cabang olahraga futsal terdapat pembinaan atlet atau siswa dari usia

dini menuju remaja di sebuah ekstrakurikuler futsal disini para atlet atau siswa

diberikan beberapa pelajaran tentang permainan futsal yang baik dan benar berupa

teknik, taktik, dan diluar teknik dan taktik ada pendidikan karakter kedisiplinan,

tanggung jawab sebagai bekal menjadi pemain futsal professional nantinya. Selain

itu keberadaan ekstrakurikuler SMA Negeri 18 Medan berperan dalam

membentuk kondisi fisik dasar sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Oleh karena itu tahap pembinaan pada ekstrakurikuler SMA Negeri 18

Medan dalam membangun atlet yang memiliki prestasi sangat penting.

Ekstrakurikuler SMA Negeri 18 Medan dibentuk pada tahun 2015. Prestasi yang

didapat pada ekstrakurikuler SMA Negeri 18 Medan sudah banyak dan sudah

menerbitkan pemain yang berpotensi baik untuk GSI (Gala Siswa Indonesia)

cabang olahraga futsal. Pada hakikatnya keberhasilan atau kegagalan pembinaan

atlet sangat tergantung dari kemampuan pelatih. Untuk itu kualitas pembinaan di

tingkat dasar harus diperhatikan secara serius, teliti dan cermat terutama pada

penguasaan gerak teknik dasar yang dianjurkan oleh pelatih.

2.2.7 Karakteristik Siswa SMA

Di Indonesia sekarang ini, rata-rata usia SMA adalah umur 17 tahun,

walau untuk beberapa sekolah bisa saja umur 16 tahun. Selama tiga tahun ke

depan, mereka akan resmi menjadi Siswa Menengah Atas. Rentang usia siswa

SMA tergolong ke dalam usia remaja pertengahan. Sebetulnya, proses perubahan


ke fase remaja awal ini sudah mulai dari usia 15 tahun, yaitu ketika anak-anak

masih di SMP. Namun, ada kemungkinan perubahannya belum terlalu signifikan.

Ada banyak sekali perubahan yang akan dialami oleh anak-anak. Oleh

sebab itu, bukan tidak mungkin jika perubahan-perubahan ini cukup membuat

orang tua kaget, apalagi saat mereka minim persiapan dan pengetahuan.

Menghadapi anak yang baru saja menginjakkan usia remaja adalah sesuatu yang

berbeda dan harus dipelajari dengan baik. Dengan memahami karakteristik

remaja, orang tua akan lebih siap dan tidak memunculkan ekspektasi-ekspektasi

yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Karakteristik perkembangan kofnitif siswa

SMA, berikut adalah perubahan pada area kognitifnya.

2.2 Kerangka Berpikir

1) Konsep

Konsep sangat penting dalam segala hal, tak terkecuali ketika kita akan

membuat vidio tutorial. Sebelum membuat vidio tutorial kita harus tahu dan

paham apa yang akan kita buat dan bagaimana cara membuatnya. Kemudian

disusun secara runtut apa yang akan di lakukan dari awal hingga akhir dalam

pembuatan vidio.

a. Menentukan konsep kegiatan latihan teknik dasar olahraga permainan

futsal yang disesuaikan.

b. Menentukan ahli validasi sesuai dengan keahlian di bidang yang terkait

dengan produk.

c. Menentukan tempat uji coba produk.

d. Menentukan subjek uji coba produk.


e. Pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian untuk penilaian terhadap kualitas

produk yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing penilai yaitu:

ahli materi dosen pengampuh mata kuliah futsal, pelatih ekstrakurikuler

yang diteliti, ahli media dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Sekolah

Menengah Atas.

f. Pembuatan instrumen penelitian yang akan digunakan adalah lembar

validasi dan angket.

2) Kamera

Kamera adalah seperangkat perlengkapan yang memiliki fungsi untuk

mengabdikan suatu objek menjadi sebuah gambar/video yang merupakan hasil

proyeksi pada system lensa.

3) Proses editing

Setelah pengambilan video selesai, kita masuk proses editing. Dalam

proses ini, kita bisa mengetahui bagian video mana yang kurang ataupun bagian

vidio mana yang harus di potong dan bisa juga menambahkan infografik yang

akan memperindah dan mempermudah vidio tutorial dalam menyampaikan

edukasi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 18 Medan, yang berada di Jl.

Wahidin No.55 C, Pandau Hulu I, Kec.Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara

20211.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan peneliti di Ekstrakurikuler Futsal SMA

Negeri 18 Medan pada tanggal 3 Oktober 2023 sampai 10 Oktober 2023.

3.2 Sampel Uji Coba

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Random

Sampling, Penyusunan sampel uji coba pada penelitian ini dengan tahap uji coba

tahap I (uji coba kelompok kecil) dan uji tahap II ( uji coba kelompok besar)

ditunjukkan pada siswa sebagai berikut :

1. Pada uji coba tahap I (uji coba kelompok kecil) dalampenelitian ini

melibatkan 20 siswa di SMA Negeri 18 Medan.

2. Pada uji coba tahap II (uji coba kelompok besar dalam penelitian ini peneliti

melibatkan sebanyak 30 siswa di SMA Negeri 18 Medan.


3.3 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang merupakan suatu

proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

meyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta menggunakan metode

penelitian pengembangan Research & Development (R&D) dengan desain

pengembangan yang dipilih adalah merujuk pada pengembangan yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2016:298).

Menurut Sugiyono (2016:298) metode penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat

analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat

berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan

produk berupa :

1. Menguji sebuah kelayakan pengembangan media vidio tutorial teknik

dasar olahraga permainan futsal untuk ekstrakurikuler di SMA Negeri 18

Medan.

2. Menciptakan subuah pengembangan media vidio tutorial teknik dasar

olahraga permainan futsal yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa

ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan.


Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan penelitian pengembangan. Penelitian dalam model pembelajajaran

ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta menggunakan model

pengembangan Research & Development (R & D) dari Sugiyono.

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Reasearch and

Development (R & D) (Sugiyono 2016:298)

Adapun langkah-langkah pada desain di atas antara lain :

1. Pertama kali yang ditentukan adalah potensi dan masalah yang akan dijadikan

landasan awal pada proses pengembangan.

2. Pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan informasi sebagai landasan

pemikiran untuk membuat konsep.

3. Desain produk yaitu pengembangan media vidio tutorial teknik dasar

olahraga permainan futsal yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam

proses kegiatan latihan yang telah di rancang dan akan dikembangkan oleh

peneliti.

4. Validasi desain, revisi dilakukan oleh ahli yang bersangkutan sesuai dengan

apa yang akan dikembangkan.


5. Revisi desain, sebelum diujicobakan, desain terlebih dahulu harus di nilai dan

direvisi oleh pakar ahli.

6. Uji coba produk I kelompok kecil, dilakukan dengan menggunakan media

vidio tutorial yang dikembangkan disaat penelitian berlangsung.

7. Revisi produk, pengujian terhadap subjek dalam uji coba kelompok kecil.

8. Uji coba produk II kelompok besar, dilakukan dengan mencoba

pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal

yang sudah ditetapkan peneliti mengikuti kegiatan latihan teknik dasar di

ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 18 Medan.

3.4 Langkah-langkah Pengembangan Model

3.4.1 Identifikasi Potensi dan Masalah

Potensi yang diperoleh, dimanfaatkan untuk dijadikan nilai lebih dalam

pengembangan media vidio tutorial. Potensi yang ada di SMA Negeri 18 Medan

adalah identifikasi kebutuhan, menentukan materi, kompetensi dan tujuan

kegiatan latihan. Peneliti juga menganalisis masalah dalam proses kegiatan latihan

yang dilksanakan oleh pelatih dalam olahraga permainan futsal. Berikut

merupakan beberapa masalah yang diperoleh dari hasil observasi yaitu :

Terbatasnya kemampuan dan waktu pelatih untuk membuat media vidio tutorial

yang sesuai dengan kebutuhan siswa di ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 18

Medan.

3.4.2 Pengumpulan Informasi

Langkah kedua dalam penelitian pengembangan adalah mengumpulkan

berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan


produk tertentu. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

kajian pustaka, materi teknik dasar latihan olahraga permainan futsal, pengamatan

atau observasi kelapangan, melakukan wawancara dan pengumpulan referensi

untuk pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal.

Selain data diatas, data pendukung yang dikumpulkan juga berupa, pengambilan

video, pembuatan suara, analisis gerakan, slomotion dan perlengkapan untuk

pembuatan video tutorial. Sumber belajar yang digunakan guru dan siswa berupa

buku cetak sehingga latihan pada olahraga permainan futsal yang dilaksanakan

terlihat monoton dengan sumber belajar tersebut.

3.4.3 Desain Produk

Perancangan produk media video tutorial teknik dasar olahraga permainan

futsal didesain agar dapat dimanfaatkan dalam proses kegiatan latihan dan dapat

menjadi salah satu media yang menunjang pada proses kegiatan latihan.

Rancangan desain produk media vidio tutorial mengenai materi teknik dasar yang

ada pada olahraga permainan futsal. Teknik dasar tersebut akan buat semaksimal

mungkin menjadi media vidio tutorial untuk membantu pelatih dan siswa.

Adapaun langkah-langkah dalam membuat desain produk pengembangan media

video tutorial yaitu :

Tabel 3.1 Desain Produk Pengembangan

PENGEMBANGAN
Membuat video
Editing, teks, gambar, video, suara.
Membuat naskah materi / penjelasan
Menampilkan video pada materi (Slomotion)
Kesimpulan
Langkah-langkah atau tatacara pembuatan pengembangan media video

tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal. Berikut hal yang harus dipahami

dalam pembuatan media vidio tutorial yaitu :

1) Konsep

Konsep sangat penting dalam segala hal, tak terkecuali ketika kita akan

membuat vidio tutorial. Sebelum membuat vidio tutorial kita harus tahu dan

paham apa yang akan kita buat dan bagaimana cara membuatnya. Kemudian

disusun secara runtut apa yang akan di lakukan dari awal hingga akhir dalam

pembuatan vidio.

a. Menentukan konsep kegiatan latihan teknik dasar olahraga permainan

futsal yang disesuaikan.

b. Menentukan ahli validasi sesuai dengan keahlian di bidang yang terkait

dengan produk.

c. Menentukan tempat uji coba produk.

d. Menentukan subjek uji coba produk.

e. Pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian untuk penilaian terhadap kualitas

produk yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing penilai yaitu:

ahli materi dosen pengampuh mata kuliah futsal, pelatih ekstrakurikuler

yang diteliti, ahli media dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Sekolah

Menengah Atas.

f. Pembuatan instrumen penelitian yang akan digunakan adalah lembar

validasi dan angket.


2) Kamera

Kamera adalah seperangkat perlengkapan yang memiliki fungsi untuk

mengabdikan suatu objek menjadi sebuah gambar/video yang merupakan hasil

proyeksi pada system lensa.

3) Proses editing

Setelah pengambilan video selesai, kita masuk proses editing. Dalam

proses ini, kita bisa mengetahui bagian video mana yang kurang ataupun bagian

vidio mana yang harus di potong dan bisa juga menambahkan infografik yang

akan memperindah dan mempermudah vidio tutorial dalam menyampaikan

edukasi.

3.4.4 Validasi Ahli Produk

Setelah produk awal selesai dibuat, langkah selanjutnya validasi desain

yang dilakukan dengan dua uji yaitu uji kualitas materi dan uji media. Validasi

produk dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli

yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.

Validasi desain produk dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen ahli materi, dan

ahli media. Tahap ini dilakukan guna memperoleh informasi mengenai kelayakan

produk yang terdiri dari :

a) Uji ahli materi

Pada uji ahli materi bertujuan untuk dapat menguji kelayakan media vidio

tutorial. Adapun ahli materi dalam validasi produk adalah orang yang

berkompeten seperti dosen FIK UNIMED yang bernama Zulpikar Ilham, S.Pd,

M.Pd memberikan mata kuliah futsal, memberikan komentar atau revisi untuk
membantu kekurangan dalam penelitian dan skripsi peneliti, dengan revisi bentuk

pengembangan media video tutorial teknik dasar permainan futsal yang

dikembangkat harus memiliki daya tarik.

b) Uji ahli media

Ahli media merupakan ahli yang sudah kompeten dan berpengalaman

dalam menilai kelayakan dari media vidio tutorial yang baru dibuat. Ahli media

ini mengetahui ketepatan standar minimal yang diterapkan dalam media video

tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal untuk mengetahui seberapa

menarik dan sesuainya media vidio tutorial tersebut dalam kegiatan latihan.

Adapun ahli media dalam validasi produk adalah orang yang berkompeten dalam

bidang media vidio tutorial yaitu Bapak M. Dani Adli, S.Kom, memberikan

komentar atau revisi untuk membantu kekurangan dalam penelitian dan skripsi

peneliti, dengan revisi video tutorial yang dikembangkan harus mempunyai

penjelasan yang sesuai untuk melakukan materi teknik dasar olahraga permainan

futsal menggunakan media video tutorial dan alangkah baiknya media video

tutorial tersebut berbentuk slow motion.

c) Uji Ahli Bahasa

Validasi bahasa dilakukan oleh guru pengampuh mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SMP Negeri 35 Medan dan SMA Swasta Ira Medan yang bernama

Muhammad Doli Harmen Lubis, S.Pd. Tamatan dari Universitas Negeri Medan

Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Validasi ahli bahasa ini

dilakukan dengan tujuan untuk menguji kelayakan bahasa yang digunakan pada

instrument (angket) yang digunakan untuk dibagikan kepada ahli dan siswa,
kemudian ahi bahasa juga dapat memberikan masukan tentang teks atau tulisan

yang akan dibuat pada vidio tutorial yang. Lembar validasi ahli bahasa ini berupa

angket atau kuesioner yang berisikan pernyataan-pernyataan tentang kelayakan

bahasa. Selain itu, lembar validasi juga berisi kolom masukan-masukan atau saran

terhadap pengembangan vidio tutorial.

3.4.5 Revisi Desain

Setelah melakukan uji analisis kualitas materi, dan uji media, maka

langkah selanjutnya mengkonsultasikan produk yang telah di validasi oleh ahli

kepada pembimbing serta mencari hal-hal yang perlu diperbaiki untuk dapat

diujicobakan ke langkah selanjutnya. Pada tahapan ini menghasilkan produk awal

yang siap untuk diujicobakan.

3.4.6 Uji Coba produk

Produk yang telah divalidasi dan dinyatakan layak oleh ahli serta telah

dikonsultasikan kepada pembimbing, selanjutnya diujicobakan dalam kegiatan

latihan. Uji coba yang dimaksut untuk mendapatkan informasi kelayakan media

video tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal sebagai media kegiatan

latihan. Pada tahap ini, uji coba dilakukan menggunakan uji kelompok kecil yang

yang diujikan kepada siswa 20 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di

SMA Negeri 18 Medan sebagai responden.

3.4.7 Revisi produk

Dari hasil uji coba produk, apabila tanggapan siswa mengatakan bahwa

produk ini baik dan layak, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan media

video tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal ini telah selesai
dikembangkan sehingga menghasilkan produk akhir. Jika produk belum sempurna

maka hasil dari uji coba ini dijadikan bahan perbaikan dan penyempurnaan media

vidio tutorial untuk membantu teknik dasar pada olahraga permainan futsal yang

dibuat, sehingga dapat menghasilkan produk akhir yang siap digunakan pada

ekstrakurikuler futsal disekolah.

3.4.8 Uji coba pemakaian

Produk yang telah divalidasi dan dinyatakan layak oleh ahli serta telah

dikonsultasikan kepada pembimbing, selanjutnya diujicobakan dalam kegiatan

latihan teknik dasar pada olahraga permainan futsal uji coba pemakaian (uji

kelompok besar). Uji coba dimaksudkan untuk mendapatkan informasi kelayakan

media video tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal sebagai media alat

bantu kegiatan latihan. Pada tahap ini, uji coba dilakukan menggunakan uji

kelompok besar yang yang diujikan kepada 30 siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan sebagai responden.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini berupa lembar validasi ahli materi dan ahli media,

lembar validasi ahli materi digunakan untuk mengetahui seberapa dalam materi

yang disampaikan dan relevansinya terhadap kompetensi yang diharapkan. Lembar

validasi ahli media digunakan untuk mengetahui kelayakan media tersebut untuk

digunakan dalam kegiatan laltihan. Instrumen penelitian divalidasi secara teoritik,

yaitu dengan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing penelitian. Hasil validasi

tersebut adalah instrumen yang siap digunakan untuk pengumpulan data

penelitian. Penelitian membagi instrumen menjadi 4 instrumen, yaitu :


1. Lembar validasi oleh ahli materi

2. Lembar validasi oleh ahli media

3. Lembar validasi oleh ahli bahasa

4. Angket terhadap siswa terkait dengan produk yang dikembangkan

Berikut adalah kisi-kisi instrument kuesioner/angket yang akan digunakan

dalam pengumpulan data pada penelitian pengembangan media video tutorial

teknik dasar olahraga permainan futsal ekstrakurikuler di SMA Negeri 18 Medan,

yang terdiri dari :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Validasi Produk


Validator Variabel Indikator Sub Indikator Butir Jumlah
Soal Soal
Kesesuaian materi 1,2 2
Tata cara 3,4,5 3
Kualitas Materi
Media Berbasis melakukan teknik
Video Tutorial dasar
Ahli Materi Teknik Dasar Keaktifan siswa 12,13,14 3
Permainan Futsal Bentuk gambar 6,7 2
dalam video
Pengambilan suara 8,9 2
Kualitas Video
dan pengambilan
sudut video
Pencerahan video 10,11,15 3
dan slowmotion
Jumlah 15
Fisik Video Kapasitas dan 1,2 2
durasi
Media Berbasis Membuka Link Petunjuk 3,4 2
Video Tutorial Video Gambar 5 1
Ahli Media Teknik Dasar Warna tulisan 6 1
Permainan Futsal Ukuran dan jenis 7 1
tulisan
Tata letak tulisan 8 1
dan gambar
Tata suara 9 1
Desain Cover, warna dan 10,11,12 3
tulisan
Jumlah 12
Media Berbasis 1. Kesesuaian 1,2,3 3
Video Tutorial Kaidah Bahasa
Ahli Bahsa Teknik Dasar Kelayakan Bahasa 2. Penggunaan 4,5,6 3
Permainan Futsal Istilah, Simbol atau
Ikon
3. Komunikatif 7,8 2
4. Lugas 9,10 2
Jumlah 10

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Untuk Siswa


No. Aspek Penilaian Jumlah Butir
1. Aspek Materi 5
2. Aspek Desain Video Tutorial 5
3. Aspek Desain Cover 5

Serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan evaluasi mulai dari

“tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan cara dengan memberi “√” pada

kolom yang tersedia.

Tabel 3.4 Penilaian Pengembangan Media Vidio Tutorial


No Klasifikasi Kategori Presentase Makna
1 Sangat Baik 5 83% - 100% Digunakan
2 Baik 4 65% - 82% Digunakan
3 Cukup Baik 3 47% - 64% Digunakan (bersyarat)
4 Kurang Baik 2 29% - 46% Diperbaiki
5 Sangat Tidak Baik 1 <29% Dibuang

(Sumber: Sudjana, 2005 : 46-47)

X
Rumus : P x100%
Xi
P = Persentase
∑X = Jumlah Jawaban
∑Xi= Jumlah Jawaban Maksimal

Tabel 3.5 Analisis Uji Coba


Presentase Keterangan Makna
76%-100% Valid Digunakan
56%-75% Cukup Valid Digunakan
40%-55% Kurang Valid Tidak Digunakan (Diperbaiki)
<40% Tidak Valid Tidak Digunakan
(Sumber: Arikunto, 2006:242)
a. Pedoman penilaiannya adalah sebagai berikut :

1) Jawaban a mempunyai nilai atau skor 5

2) Jawaban b mempunyai nilai atau skor 4

3) Jawaban c mempunyai nilai atau skor 3

4) Jawaban d mempunyai nilai atau skor 2

5) Jawaban e mempunyai nilai atau skor 1

b. Saran-saran sebagai perbaikan mohon ditulis pada lembar yang telah

disediakan.

Setelah data diperoleh kemudian dilakukan analisis data untuk setiap ahli

desain, sedangkan untuk mengetahui hasil produk olahraga permainan futsal pada

ekstrakruikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan yang di uji cobakan kepada

subjek sudah berhasil atau belum, maka data yang harus dikumpulkan, yaitu : data

tentang kemampuan teknik dasar olahraga permainan futsal pada siswa dalam

menggunakan media video tutorial tersebut dan bisa digunakan dengan baik,

dengan tujuan agar proses keberhasilan kegiatan latihan siswa berjalan dengan

yang diinginkan. Pengumpulan data ini dilakukan pada saat uji coba kelompok

kecil dan uji coba kelompok besar.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Potensi dan Masalah

Potensi yang diperoleh, dimanfaatkan untuk dijadikan nilai lebih dalam

pengembangan media vidio tutorial. Potensi yang ada di SMA Negeri 18 Medan

adalah identifikasi kebutuhan, menentukan materi, kompetensi dan tujuan

kegiatan latihan. Peneliti juga menganalisis masalah dalam proses kegiatan latihan

yang dilksanakan oleh pelatih dalam olahraga permainan futsal. Berikut

merupakan beberapa masalah yang diperoleh dari hasil observasi yaitu :

Terbatasnya kemampuan dan waktu pelatih untuk membuat media vidio tutorial

yang sesuai dengan kebutuhan siswa di ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 18

Medan.

4.1.2 Pengumpulan Data

Langkah kedua dalam penelitian pengembangan adalah mengumpulkan

berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan

produk tertentu. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

kajian pustaka, materi teknik dasar latihan olahraga permainan futsal, pengamatan

atau observasi kelapangan, melakukan wawancara dan pengumpulan referensi

untuk pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal.

Selain data diatas, data pendukung yang dikumpulkan juga berupa, pengambilan

video, pembuatan suara, analisis gerakan, slomotion dan perlengkapan untuk


pembuatan video tutorial. Sumber belajar yang digunakan guru dan siswa berupa

buku cetak sehingga latihan pada olahraga permainan futsal yang dilaksanakan

terlihat monoton dengan sumber belajar tersebut.

4.1.3 Desain Produk

Perancangan produk media video tutorial teknik dasar olahraga permainan

futsal didesain agar dapat dimanfaatkan dalam proses kegiatan latihan dan dapat

menjadi salah satu media yang menunjang pada proses kegiatan latihan.

Rancangan desain produk media vidio tutorial mengenai materi teknik dasar yang

ada pada olahraga permainan futsal. Teknik dasar tersebut akan buat semaksimal

mungkin menjadi media vidio tutorial untuk membantu pelatih dan siswa.

4.1.4 Validasi Desain (Hasil Analisis Kebutuhan)

Pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal

di ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas dalam rangka meningkatkan hasil

latihan pada siswa yang mengikuti ektrakurikuler futsal dan meningkatkan minat

latihan siswa yang didasarkan analisa awal dan akhir. Pengumpulan informasi

dilakukan dengan menganalisa permasalahan dan materi yaitu melalui survei

lapangan, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan materi dan pendukungnya.

Analisis sampel dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2023, sebelum melakukan

tahapan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar peneliti terlebih

dahulu melakukan uji coba kebutuhan yang dilakukan kepada ahli materi dan ahli

media, uji coba kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam sebuah

angket/kuesioner yang ingin disebar kepada siswa pada tahapan uji coba

kelompok kecil.
Hasil analisis kebutuhan pada ahli memiliki nilai rata-rata analisis

kebutuhan yang dilakukan peneliti pada ahli materi dan ahli media memiliki hasil

total sebesar 67 persentase 36% dengan kategori kurang baik dan bermakna

diperbaiki. Berdasarkan keterangan dalam gambar penilaian persentase validasi

ahli Sudjana (2005 : 46-47) maka nilai rata-rata validasi berada pada rentang nilai

29% - 46% maka dapat disimpulkan analisis kebutuhan pengembangan media

vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di ekstrakurikuler Sekolah

Menengah Atas dikategorikan kurang baik dan tidak valid untuk digunakan pada

tahap uji coba setelah perbaikan. Hasil penelitian sebagai berikut :

Gambar 4.1 Penilaian persentase analisis kebutuhan validasi ahli

Hasil Analisis Kebutuhan


38%
37%
37%
36%
36%
35%
35%
34%
34%
33%
33%
Ahli Materi Dosen FIK Ahli Media Vidio Tutorial Ahli Bahasa
UNIMED

Dari hasil yanng didapat dalam pengujian analisis kebutuhan dari para ahli

maka dapat disimpulkan peneliti harus memperbaiki/revisi setiap masukan dari

para ahli. Dari gambar diatas disimpulkan bahwa persentase dari ahli materi

Dosen FIK UNIMED sebesar 37% dengan memiliki kategori kurang baik, dari
ahli media vidio tutorial sebesar 36% dengan memiliki kategori kurang baik dan

dari ahli bahasa sebesar 34% dengan memiliki kategori kurang baik.

4.1.5 Revisi Desain

Setelah validasi desain dilakukan maka tahapan berikunya adalah revisi

desain sesuai dengan revisi yang diberikan oleh ahli. Adapun hal-hal yang direvisi

oleh ahli sebagai berikut :

Tabel 4.1 Revisi Desain (Masukan Para Ahli)


Nama Ahli Revisi
Zulpikar Ilham, S.Pd, M.Pd Sebagai 1. Materi teknik dasar yang diajarkan
Ahli Materi Dosen FIK UNIMED harus sesuai dengan tingkatan latihan
teknik dasar di ekstraurikuler futsal
yang diteliti
2. Masih banyak kekurangan vidio
tutorial dalam membuat pemahaman
yang jelas dalam membantu pelatih
dalam kegiatan latihan untuk
meningkatkan hasil teknik dasar
permainan futsal pada siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler futsal
3. Pengambilan vidio atau gambar
dalam vidio kurang sempurna,
diperbaiki lagi kalau bisa vidionya
4. Petunjuk dalam materi pada vidio
tutorial masih kurang baik, coba
dibuatlah petunjuknya agar siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler futsal
dan pelatih bisa megerti dalam
memahami materi tersebut
5. Coba di desain lebih menarik, vidio
tutorial yang kamu kembangkan
masih kurang menarik dari segi
editor
6. Apakah menurut kamu vidio tersebut
tersebut sudah layak digunakan untuk
alat bantu meningkatkan hasil latihan
siswa dalam materi teknik dasar
permainan futsal
7. Rasa saya vidio tutorial yang kamu
tunjuki/berikan masih kurang
menarik
Muhammad Dani Adli, S.Kom 1. Video tutorial ini kurang bagus atau
Sebagai Ahli Media Vidio Tutorial bisa dikatakan tidak layak karna
masih ngeblur dan patah-patah
2. Desainya masih kurang, coba kamu
desain lebih menarik dan sesuai
dengan warna yang cocok pada vidio
tersebut
3. Pengambilan vidio sebelum editing
saya rasa kurang jelas, makanya hasil
vidio editing tidak ada sedikitpun
menarik dan sepertinya tidak pantas
untuk digunakan
4. Huruf, warna dan daya tarik masih
kurang maka dari itu coba kamu
perbaiki lagi ya
5. Kapasitas vidio tutorial masih terlalu
besar
Muhammad Doli Harmen Lubis, S.Pd 1. Kesesuaian bahasa yang digunakan
Sebagai Ahli Bahasa dalam vidio belum menggunakan
EYD
2. Kesesuaian bahasa yang digunakan
dalam vidio belum menggunakan
KBBI
3. Penyampaian bahasa dalam gambar
belum jelas dan susah dipahami
untuk siswa yang mengikuti kegiatan
latihan ekstrakurikuler futsal
4. Penggunaan kalimat yang tidak
bersifat pribadi menimbulkan
kesulitan bagi siswa
Setelah desain di revisi maka desain siap untuk di uji coba kembali pada

tahap uji coba kelompok kecil.

4.1.6 Uji Coba Produk (Kelompok Kecil)

Setelah melakukan uji coba kebutuhan maka peneliti dapat melanjutkan

ketahapan berikutnya yaitu uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok kecil

dilakukan kepada para ahli terlebih dahulu dan kemudian kepada 20 siswa yang
sudah ditetapkan. Pengujian uji coba produk (uji kelompok kecil) yang dilakukan

peneliti kepada ahli mendapatkan hasil nilai 132 dengan persentase sebesar 71%

memiliki kategori baik dan bermakna bisa digunakan. Berdasarkan keterangan

dalam gambar penilaian persentase validasi ahli Sudjana (2005 : 46-47) maka

nilai rata-rata validasi berada pada rentang nilai 65% - 82% maka dapat

disimpulkan uji coba kelompok kecil pengembangan media vidio tutorial teknik

dasar olahraga permainan futsal di ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas

dikategorikan baik dan cukup valid untuk digunakan pada tahap uji coba setelah

perbaikan. Hasil penelitian sebagai berikut :

Gambar 4.2 Penilaian persentase uji coba produk (uji kelompok kecil)
validasi ahli

Hasil Uji Coba Kelompok Kecil


72%
72%
72%
72%
71%
71%
71%
71%
71%
70%
Ahli Materi Dosen FIK Ahli Media Vidio Tutorial Ahli Bahasa
UNIMED

Dari hasil yanng didapat dalam pengujian uji coba produk (uji coba

kelompok kecil) dari para ahli maka dapat disimpulkan peneliti harus

memperbaiki/revisi setiap masukan dari para ahli. Dari gambar diatas disimpulkan

bahwa persentase dari ahli materi Dosen FIK UNIMED sebesar 71% dengan
memiliki kategori baik, dari ahli media vidio tutorial sebesar 72% dengan

memiliki kategori baik dan dari ahli bahasa sebesar 72% dengan memiliki

kategori baik. Hasil yang didapat dalam pengujian uji coba kelompok kecil pada

ahli berlanjut diuji coba kepada siswa dengan sampel 30 siswa pada SMA Negeri

18 Medan.

Pada tahap ini ada 20 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA

Negeri 18 Medan melakukan uji coba kelompok kecil terhadap pengembangan

media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di ekstrakurikuler

Sekolah Menengah Atas. Setelah melakukan uji coba maka siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan diberikan instrument penilaian

dan evaluasi untuk menilai vidio tutorial teknik dasar permainan futsal. Nilai

persentase uji coba kelompok kecil oleh sampel 20 siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan adalah sebesar 74% dengan

kategori yang didapat baik. Tabel pengolahan data dan bukti instrument yang

dinilai dapat dilihat di lampiran.

4.1.7 Revisi Produk

Setelah produk diuji coba dalam kelompok kecil dan divalidasi maka

tahapan berikunya adalah revisi produk sesuai dengan revisi yang diberikan oleh

ahli. Adapun hal-hal yang direvisi oleh ahli sebagai berikut :

Tabel 4.2 Revisi Produk (Revisi Uji Kelompok Kecil)


Nama Ahli Revisi
Zulpikar Ilham, S.Pd, M.Pd Sebagai 1. Masih banyak kekurangan vidio
Ahli Materi Dosen FIK UNIMED tutorial dalam membuat pemahaman
yang jelas dalam membantu pelatih
dalam kegiatan latihan untuk
meningkatkan hasil teknik dasar
permainan futsal pada siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler futsal
2. Petunjuk dalam materi pada vidio
tutorial masih kurang baik, coba
dibuatlah petunjuknya agar siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler futsal
dan pelatih bisa megerti dalam
memahami materi tersebut
3. Coba di desain lebih menarik, vidio
tutorial yang kamu kembangkan
masih kurang menarik dari segi editor
4. Rasa saya vidio tutorial yang kamu
tunjuki/berikan masih kurang menarik
Muhammad Dani Adli, S.Kom 1. Desainya masih kurang, coba kamu
Sebagai Ahli Media Vidio Tutorial desain lebih menarik dan sesuai
dengan warna yang cocok pada vidio
tersebut
2. Huruf, warna dan daya tarik masih
kurang maka dari itu coba kamu
perbaiki lagi ya
3. Kapasitas vidio tutorial masih terlalu
besar
Muhammad Doli Harmen Lubis, S.Pd 1. Kesesuaian bahasa yang digunakan
Sebagai Ahli Bahasa dalam vidio belum menggunakan
EYD
2. Kesesuaian bahasa yang digunakan
dalam vidio belum menggunakan
KBBI

Setelah produk di revisi maka produk siap untuk di uji coba kembali pada

tahap uji coba kelompok besar.

4.1.8 Uji Coba Pemakaian (Kelompok Besar)

Setelah melakukan uji coba produk maka peneliti dapat melanjutkan

ketahapan berikutnya yaitu uji coba kelompok besar, uji coba kelompok besar

dilakukan kepada para ahli terlebih dahulu dan kemudian kepada 30 orang siswa

yang sudah ditetapkan. Pengujian uji coba pemakaian (uji kelompok besar) yang

dilakukan peneliti kepada ahli mendapatkan hasil nilai keseluruhan 174 dengan
persentase sebesar 94% memiliki kategori sangat baik dan bermakna bisa

digunakan. Berdasarkan keterangan dalam gambar penilaian persentase validasi

ahli Sudjana (2005 : 46-47) maka nilai rata-rata validasi berada pada rentang nilai

83% - 100% maka dapat disimpulkan uji coba kelompok besar pengembangan

media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di ekstrakurikuler

Sekolah Menengah Atas dikategorikan sangat baik dan valid untuk digunakan

tanpa perbaikan. Hasil penelitian sebagai berikut :

Gambar 4.3 Penilaian persentase uji coba pemakaian (uji kelompok besar)
validasi ahli

Hasil Uji Coba Kelompok Besar


98%
97%
96%
95%
94%
93%
92%
91%
90%
89%
88%
Ahli Materi Dosen FIK Ahli Media Vidio Tutorial Ahli Bahasa
UNIMED

Dari hasil yanng didapat dalam pengujian uji coba pemakaian (uji coba

kelompok besar) dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa peneliti bisa

melakukan tahapan selanjutnya tanpa perbaikan. Dari gambar diatas disimpulkan

bahwa persentase dari ahli materi Dosen FIK UNIMED sebesar 91% dengan

memiliki kategori sangat baik, dari ahli media vidio tutorial sebesar 97% dengan

memiliki kategori sangat baik dan dari ahli bahasa sebesar 96% dengan memiliki
kategori sangat baik. Hasil yang didapat dalam pengujian uji coba kelompok besar

pada ahli berlanjut diuji coba kepada siswa dengan sampel 30 siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan.

Pada tahap ini ada 30 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA

Negeri 18 Medan melakukan uji coba kelompok besar terhadap pengembangan

vidio tutorial teknik dasar permainan futsal. Setelah melakukan uji coba maka

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan diberikan

instrument penilaian dan evaluasi untuk menilai vidio tutorial latihan teknik dasar

permainan futsal. Nilai persentase uji coba kelompok besar oleh sampel 30 siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan adalah sebesar

90% dengan kategori yang didapat sangat baik. Tabel pengolahan data dan bukti

instrument yang dinilai dapat dilihat di lampiran.

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan yang sudah disesuaikan dengan

pendapat ahli tentang R&D dan tahapan tersebut menjadi pemodan penulis.

Setelah melakukan tahapan tersebut maka dapat dibandingkan persentase analisis

kebutuhan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar memiliki

peningkatan. Peningkatan dari hasil uji coba tersebut didapat dari masukan dari

para ahli. Masukan atau revisi dari ahli membantu peneliti memiliki kesesuaian

pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di

ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas. Vidio tutorial teknik dasar permainan

futsal yang dikembangkan peneliti membantu pelatih untuk meningkatkan hasil

teknik dasar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18


Medan. Perbandingan persentase dari kegiatan uji coba yang dilakukan peneliti

dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 4.4 Perbandingan persentase kepada validasi ahli

Perbandingan Persentase Para Ahli


120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Ahli materi
Ahli Media Vidio
Dosen FIK Ahli Bahasa
Tutorial
UNIMED
Uji Coba Analisis Kebutuhan 37% 36% 34%
Uji Coba Kelompok Kecil 71% 72% 72%
Uji Coba Kelompok Besar 91% 97% 92%

Perbandingan persentase dari setiap uji coba memiliki peningkatan

tersendiri persentase pada Ahli materi Dosen FIK UNIMED memiliki persentase

uji coba kebutuhan memiliki persentase 37%, uji coba kelompok kecil memiliki

persentase 71% dan uji coba kelompok besar memiliki persentase 91%. Ahli

media vidio tutorial memiliki persentase uji coba kebutuhan memiliki persentase

36%, uji coba kelompok keci memiliki persentase 72% dan uji coba kelompok

besar memiliki persentase 97%. Ahli bahasa memiliki persentase uji coba

kebutuhan memiliki persentase 34%, uji coba kelompok kecil memiliki persentase

72% dan uji coba kelompok besar memiliki persentase 96%. Hasil tersebut dapat

dilihat pada gambar diatas.


4.2 Pembahasan

Menurut Cecep dan Bambang (2011: 34), media vidio tutorial berbentuk

video dapat digolongkan kedalam jenis Audio Visual Aids (AVA) atau media yang

dapat dilihat dan di dengar. Sanaky Hujair (2015: 105 ) menjelaskan bahwa media

audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar

bergerak dan bersuara. Teknologi audio-visual merupakan cara penyampaian

materi menggunakan bantuan alat mekanis dan elektronik, untuk menyajikan

pesan-pesan audio visual.

Futsal adalah permainan berupa regu terdiri atas 5 lawan 5, dan

produktivitas setiap gol pertandingannya sangat cepat sehingga olahraga ini

nyaman untuk ditekuni. Menang atau kalah dalam pertandingan dilihat dari

tingkat baik buruknya pemain serta proses strategi dalam pertandingan. Menurut

Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu cabang olahraga yang termaksud

bentuk permainan bola besar. Sepak bola futsal yang dimainkan di dalam ruangan

adalah olahraga berupa team dengan sifat dinamis. Sedangkan menurut Naser &

Ali (2016: 1) pengertian futsal adalah sebuah versi sepakbola yang dimainkan di

dalam ruangan lima melawan lima (satu penjaga gawang dan lima sebagai

pemain) yang telah disetujui oleh badan pengatur sepak bola internasional atau

yang biasa kita sebut (Federation International de asosiasi sepakbola, FIFA 2014).

Media vidio tutorial yang dikembangkan peneliti adalah suatu bentuk vidio

yang dimana vidio tersebut berisi tutorial teknik dasar dalam permainan

sepakbola, pada vidio tutorial tersebut dijelaskan apa pengertian futsal, apa saja

teknik dasarnya, tata cara melakukan teknik dasar permainan futsal, perkenaan
bola pada kaki yang digunakan pada perlakuan teknik dasar dan vidio perlakuan

teknik dasar dalam permainan futsal tersebut.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan

mengunakan angket. Angket yang digunakan adalah angket analisis kebutuhan

dan angket uji validasi. Angket digunakan untuk menjaring data pertama (analisis

kebutuhan) yang dilakukan kepada ahli untuk ditujukan kepada siswa SMA

Negeri 18 Medan. Angket tersebut akan mengupas hal-hal yang terkait dengan

pengembangan media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di

ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas. Kemudian, untuk memperoleh data

kedua, (uji kelompok kecil dan uji kelompok besar) akan dilakukan kepada pakar

ahli dan siswa. Hasil pengujian uji coba analisis kebutuhan, uji coba kelompok

kecil dan uji kelompok besar dapat dijabarkan dalam pembahasan berikut :

a. Ahli Materi Dosen FIK UNIMED

Data yang di hasilkan dari validasi ahli materi dosen FIK UNIMED atas

nama Zulpikar Ilham, S.Pd, M.Pd memiliki kategori pada tahapan analisis

kebutuhan kurang baik, memiliki kategori pada tahapan uji coba kelompok kecil

baik dan memiliki kategori pada tahapan uji coba kelompok besar sangat baik,

persentase dan kategori tersebut di dapat dari pengisian ahli materi Dosen FIK

UNIMED dengan jumlah angket diujikan sama dengan tahapan lainnya.

Persentase dan kategori yang didapat dari ahli materi Dosen FIK UNIMED dapat

dilihat pada lampiran membantu peneliti untuk menyempurnakan kekurangan

yang ada dalam penelitian dengan komentar atau masukan yang tertulis pada tabel

4.1 dan 4.2 dalam bentuk revisi. Pengaruh yang sangat berdampak pada peneliti
dalam pengisian angket dan komentar (masukan) dari ahli materi Dosen FIK

UNIMED yang berdampak dari hasil persentase dan kategori yang didapat

peneliti dari penilaian angket dari ahli materi Dosen FIK UNIMED, hasil

persentase dan kategori tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Ahli Media Vidio Tutorial

Data yang di hasilkan dari validasi ahli media vidio tutorial atas nama M.

Dani Adly, S.Kom memiliki kategori pada tahapan analisis kebutuhan kurang

baik, memiliki kategori pada tahapan uji coba kelompok kecil baik dan memiliki

kategori pada tahapan uji coba kelompok besar sangat baik, persentase dan

kategori tersebut di dapat dari pengisian ahli media vidio tutorial dengan jumlah

angket diujikan sama dengan tahapan lainnya. Persentase dan kategori yang

didapat dari ahli media vidio tutorial dapat dilihat pada lampiran membantu

peneliti untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dalam penelitian dengan

komentar atau masukan yang tertulis pada tabel 4.1 dan 4.2 dalam bentuk revisi.

Pengaruh yang sangat berdampak pada peneliti dalam pengisian angket dan

komentar (masukan) dari ahli media vidio tutorial yang berdampak dari hasil

persentase dan kategori yang didapat peneliti dari penilaian angket dari ahli media

vidio tutorial, hasil persentase dan kategori tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

c. Ahli Bahasa

Data yang di hasilkan dari validasi ahli bahasa atas nama Muhammad Doli

Harmen Lubis, S.Pd memiliki kategori pada tahapan analisis kebutuhan kurang

baik, memiliki kategori pada tahapan uji coba kelompok kecil baik dan memiliki

kategori pada tahapan uji coba kelompok besar sangat baik, persentase dan
kategori tersebut di dapat dari pengisian ahli bahasa dengan jumlah angket

diujikan sama dengan tahapan lainnya. Persentase dan kategori yang didapat dari

ahli bahasa dapat dilihat pada lampiran membantu peneliti untuk

menyempurnakan kekurangan yang ada dalam penelitian dengan komentar atau

masukan yang tertulis pada tabel 4.1 dan 4.2 dalam bentuk revisi. Pengaruh yang

sangat berdampak pada peneliti dalam pengisian angket dan komentar (masukan)

dari ahli bahasa yang berdampak dari hasil persentase dan kategori yang didapat

peneliti dari penilaian angket dari ahli bahasa, hasil persentase dan kategori

tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

d. Siswa

Pada tahap ini ada 20 siswa yang melakukan uji coba kelompok kecil

terhadap vidio tutorial teknik dasar permainan futsal di SMA Negeri 18 Medan.

Setelah melakukan uji coba maka siswa diberikan instrument penilaian dan

evaluasi untuk menilai vidio tutorial teknik dasar permainan futsal. Kategori yang

didapat dalam uji coba kelompok kecil oleh 20 sampel adalah baik. Pada tahap ini

ada 30 siswa yang melakukan uji coba kelompok besar memiliki kategori sangat

baik. Setelah melakukan uji coba maka siswa diberikan instrument penilaian dan

evaluasi untuk menilai vidio tutorial teknik dasar permainan futsal.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa

media vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal yang terdapat materi

teknik dasar permainan futsal dan bisa membuat siswa lebih cekatan atau aktif

bergerak serta memahami apa yang mereka harus lakukan. Pengembangan media

vidio tutorial teknik dasar olahraga permainan futsal di ekstrakurikuler Sekolah

Menengah Atas ini sangat layak digunakan pada kegiatan latihan futsal di

ekstrakurikuler SMA Negeri 18 Medan. Semoga hasil pengembangan media vidio

tutorial teknik dasar permainan futsal pada tingkatan Sekolah Menengah Atas

yang dikembangkan peneliti dapat membantu siswa dalam meleksanakan kegiatan

latihan teknik dasar secara mandiri, dilakukan secara berulang-ulang dan dapat

menarik siswa dalam melaksanakan latihan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil uji coba lapangan hasil pembahasan peneliti, maka dapat

disarankan bahwa kepada peneliti berikutnya yang ingin mengembangkan media

vidio tutorial teknik dasar permainan futsal pada siswa yang mengikuti kegiatan

latihan ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 18 Medan hendaknya juga diteliti

lebih lanjut dan dikembangkan lagi dari segi fisik medianya sehingga diperoleh

produk yang lebih sempurna, agar pengembangan media pembelajaran vidio


tutorial olahraga permainan futsal ini dapat digunakan oleh para pelatih untuk

membantu kegiatan latihan yang lebih baik kedepannya, maka sebaiknya dicetak

video lebih banyak lagi, sehingga nantinya para pelatih dapat memahami dengan

baik, dan dapat mengaplikasikannya.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.R., Maliki, A.B.H.M., Musa,R.M., Kosni, N.A., & Juahir, H. (2016).
Intelligent Prediction of Soccer Technical Skill on Youth Soccer Player‟s
Relative Performance Using Multivariate Analysis and Artificial Neural
Network Techniques. International Journal on asvanced science enginering
information technology.

Adi, S. H. D. (2019). Peningkaasastan Keterampilan Teknik Dasar Futsal Melalui


Penggunaan Media Video pada Mahasiswa Putra Penghobi Futsal.
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahragasasasasasa (SENALOG),
2(1), 21–24.

Adi Sumarsono, Anisah. Audio Visual Media as An Effective Solution for Motor
Learning. Vol. 4 No. 1 Hal. 103-110 (2019) ISSN 2580-071X, DOI
:10.17509/jpjo.v4i1.12298.

Agung Sunarno, Doris Apriani Ritonga & Chairul Azmi (2020). The effect of E-
learning toward student learning outcomes. 1st Unimed International
Conference on Sport Science (UnICoSS 2019). Publication date :
2020/3/9, Pages 29-30.

Aguss, R. M., & Yuliandra, R. (2020). Page 1. Persepsi Atllet Futsal Putra
Universitas Teknokrat Indonesia Terhadap Hipnoterapi Dalam
Meningkatkan Konsentrasi Bertanding, 7, 1–19.

Ali, A., Williams, C., Hulse, M., Strudwick, A., Reddin, J., Howarth, L., Eldred,
J., Hirst, Matthew., & McGregor, S. (2007). Reliability and validity of two
tests of soccer skill. Journal of Sports Sciences, 25:13, 1461-1470, DOI:
10.1080/02640410601150470

Anam, Khoiril. (2013). “Pengembangan Latihan Ketepatan Tendangan dalam


Sepakbola untuk Anak Kelommpok Umur 13-14 Tahun”. Jurnal Media
Ilmu Keolahragaan Indonesia. 3(2): 78-88. ISSN: 2088-6802.

Atmojo,Yudo Tri., et all. (2017). “The Evaluation Of Futsal Training Program In


Student Activity Units Of Engineering Program In Universitas Diponegoro
Semarang”. International Journal of Physiology, Nutrition and Physical
Education. Vol 2 (2): 366-368. ISSN: 2456-0057.

Balyan, Melih & Faik Vural. (2018). “Futsal World Cup: Differences Created by
Winning, Losing and Drawing Variables in Scored Goals and Offensive
Variations”. Journal of Education and Training Studies. 6(5):65-71 .ISSN
2324-8068.

Budi Valianto, dkk. (2021). Pengembangan Tutorial Perwasitan Futsal Berbasis


Web. Jornal of Physical Education, health, and Sport, Vol.1 No.2.
Darmawan, Rahmad & Putera, G. (2012). Jadi Juara dengan Futsal Possesion.
Jakarta: Kick Off Media.

Budi Valianto, dkk. (2021). Pengembangan Tutorial Perwasitan Futsal Berbasis


Web. Jornal of Physical Education, health, and Sport, Vol.1 No.2.

Chairul Azmi. (2017). Intensive Training Program Evaluation of the Indonesian


National Sports Committee of North Sumatera. International Journal of
Science and Research (IJSR). Vol.6, No.4, 33-36, Tahun 2017

Darmawan, Rahmad & Putera, G. (2012). Jadi Juara dengan Sepakbola Possesion.
Jakarta: Kick Off Media.

David A. Sadlier, Noel E. O’Connor. (2005). “Event Detection in Field Sports


Video Using Audio– Visual Features and a Support Vector Machine”.
IEEE Transactions On Circuits and Systems For Video Technology, vol.
15, no. 10, oktober 2009.

Dini Rosdiani (2013). Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani


dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Eva Faridah (2016). Mengajar Pendidikan Jasmani Melalui Permainan “Ide


Kreatif Mengoptimalkan Aspek Pedagosis.” Jurnal Ilmu Keolahragaan,
15(2), 38–53.
Frey, B. A., & J. M. S. 2010.A Model for Developing Multimedia Learning
Projects. Journal of Online Learning and Teaching, Volume (6), Nomor 2
(hlmn.491-507). Tersedia pada https://edcavas-uploads.s3.amazonaws.com
diakses pada hari kamis tanggal 07/10/2021

Gao B., & Dong J. (2014) Football best shooting area and goal ration correlation
research based on multivariate statistical model. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Researc 2014, 6(3):988-993 ISSN : 0975-7384

Ibrahim Sembiring, dkk, (2020). Pengembangan Media Alat Bantu Untuk


Meningkatkan Keterampilan Shooting Bola Basket Di Fakultas Ilmu
Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan. Medan : Jurnal Ilmu
Keolahragaan.

I Gede Handika Putra, I Nyoman Kanca, I Gede Suwiwa, (2017). Pengembangan


Media Video Pembelajaran Dengan Model ADDIE Pada Materi Passing
Bola Voli Kelas X Di SMA PGRI 2 Denpasar. Vol. 7 No. 1 (2017). E-
journal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Diakses kamis, 07/10.2021
pukul 14.10
I Wayan Yoga Aryanata, dkk. Media Video Pembelajaran Teknik Dasar Bermain
Bola Voli Pada Pelajaran Penjaskes.Vol. 4 No. 2 (2020). Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (JPPP).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/view/27164. Diakses
kamis, 07/10.2021 pukul 14.28

J. Zou, dkk (2012) “Development of a Moodle course for schoolchildren’s table


tennis learning based on Competence Motivation Theory: Its effectiveness
in comparison to traditional training method” Computers & Education,
vol. 59, pp. 294-303, 2012.

Mahadewi, D. (2012). Buku Ajar: Media Vedio Pembelajaran (E-Bokk).


Singaraja: Undiksha.

Marwan, Iis. Pengembangan Model Pembelajaran Seni Gerak Pencak Silat


Berbasis Aplikasi Android. Vol. 3 No. 2 Hal.153-160, (2018). ISSN 2580-
071X. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga DOI
:10.17509/jpjo.v3i2.12453. http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index.
Diakses kamis, 07/10/2021 pukul 13.59

Mislan, Ari D Susanto. Peran Pengembangan Media Terhadap Keberhasilam


Pembelajaran PJPK di Sekolah. Vol. – ISSN 2622-0156 (2019),
https://core.ac.uk/download/pdf/322553169.pdf. Diakses Kamis,
07/10/2021 pukul 12.22

Nur, Vendhika. 2018. Pengembangan Variasi Latihan Renang Gaya Bebas Dalam
Bentuk Media Video Untuk Atlet Pemula di Club Artseidon Swimming
Kota Malang. Skripsi (online). http:Iib.UM.ac.id/skripsi.pdf, diakses pada
tanggal 21 November 2021, Universitas Negeri Malang

Pane, Aan Deki Praja and akhmad, Imran (2018) Pengembangan Media
Pembelajaran Audio Visual Tutorial Materi Renang Gaya Bebas Untuk
SMA Sederajat ISBN 978-602-53100-0-3 In: Seminar Nasional
Pendidikan Olahraga, Sabtu, 08 SEPTEMBER 2018.

Rezaie, Sayyed Hassan Seyyed, Barani Ghasem. 2011. Iranian Teachers’


Perspective Of The Implementation Of Audiovisual Devices In Teaching.
Vol 3: hal. 1576 – 1580. (www.sciencedirect.com, diakses pada tanggal 26
Oktober 2017).

Rifqi Aufan & Abdul Haris Handoko (2022). Design Aktifitas Fisik Dan Lafit
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Kebugaran Jasmani Para Lansia.
Journal Coaching Education Sports. Vol : 3 (1), Pages 113-124.

Saipul Ambri Damanik, dkk (2021). Jurnal Prestasi. Implementasi Pembelajaran


PJOK Pada Masa Pandemi Covid-19 di SD Negeri Se-Kecamatan Percut
Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 5 (2), 59-64
Samsuddin Siregar, Eva Faridah & Rosmaini Hasibuan (2023), Applications-
Based Learning Media to Improve Students’ Table Tennis Basic Skills:
Viewing its Effectiveness, Universitas Negeri Medan 2023, AL-ISHLAH:
Jurnal Pendidikan 15 (1)
Sabaruddin Yunis bangun. Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli,
Siswa SMK Melalui Variasi Pembelajaran. Jurnal Pemikiran, Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat Bidang Pendidikan. Vol 9, No 2 (2019): 125-
133.

Sabaruddin Yunis Bangun, dkk. (2021). Dribble Training Model Development


Jump Shoot Basketball Sports Branch On Student. Jornal of Physical
Education, health, and Sport, Vol.5 No.1.

Sabaruddin Yunis Bangun, dkk. (2016). Pengembangan Pengetahuan Anak


Difabel Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Outbound. Jornal of
Physical Education, health, and Sport, Vol.1 No.1.

Saryono. (2006). Futsal Sebagai Salah Satu Permainan Alternatif Untuk


Pembelajaran Sepakbola Dalam Pendidikan Jasmani. Universitas Negeri
Yogyakarta

Septiawan Awang, Darni. (2019). “Keterampilan Bermain Futsal Atlet Club


Gamarel FC Kota Padang 2019”. Jurnal Pendidikan Dan Olahraga.
Volume 2, Nomor 2 (hlm. 55-58)

Suci Cahyati, Wawan S. Suherman. Pengembangan Media Pembelajaran


Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Berbasis Komputer Untuk
SMA. Vol. 2 No. 1 e-ISSN: 2461-0259 Diakses Kamis, 07/10/2021 pukul
12.27

Suryadi Damani, dkk. (2022). Development of Learning Variations to Improve


Basic Jumping Skills and Play Approaches of Elementary School
Students. Jurnal International Journal of Education in Mathematics,
Science and Technology, 10(2) Hal.360-371.

Sugiyono, 2016.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Usman Nasution & Zulpikar Ilham (2021). The effect of E-learning toward
student learning outcomes. 1st Unimed International Conference on Sport
Science (UnICoSS 2019). Publication date : 2021/11/22, Pages 847-849.

W. Cates, Jr. & G. S. Bowen. (July 1989). Education for aids prevention: not our
only voluntary weapon. American Journal of Public Health: Vol. 79 No. 7,
Hal.871 Diakses Kamis, 07/10/2021 pukul 14.16

Anda mungkin juga menyukai