Anda di halaman 1dari 3

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM STARTER BERBASIS

MOBILE LEARNING

Agung Prabowo Sudarwan, Dr. Sutiman S. Pd,. M. T

Pendidikan Teknik Otomotif, Universitas Negeri Yogyakarta

E-mail : sutiman@uny.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran sistem starter berbasis mobile
learning dan mengetahui tingkat kelayakan produk media pembelajaran yang dihasilkan. Metode
yang digunakan dalam penelitian menggunakan model pengembangan 4D yaitu : (1)
Mendefinisikan masalah (define), (2) Merancang desain produk (design), (3) Pengembangan
produk (development), (4) penyebaran produk (dissemination). Tahapan pengembangan media
melalui : Definisi masalah dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi
yang menghasilkan 47.4% peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran. Desain media pembelajaran mengacu pada aplikasi android yang sederhana dan
mudah digunakan. Tahap pengembangan produk dinilai oleh ahli media, ahli materi, dan ahli
praktisi (guru) yang menghasilkan : penilaian ahli media menyatakan bahwa produk ini layak
digunakan dengan nilai sebesar 86.46%, penilaian dari ahli materi menyatakan bahwa tingkat
kesesuaian materi sebesar 86.44%, dan penilaian ahli praktisi mengatakan bahwa kelayakan
pemanfaatan media sebesar 70.39% serta kelayakan desain tampilan sebesar 69.5%. Media ini
disebarkan melalui link Googledrive yang disampaikan dengan perangkat media pesan lain
seperti Whatssap, Instagram, Telegram, dan lain-lain.

Kata Kunci : pengembangan media pembelajaran, sistem starter, mobile learning

ABSTRACT
A. PENDAHULUAN
Revolusi Industri yang telah mencapai 4.0 menuntut kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dituntut untuk ditingkatkan sesuai dengan kemajuan teknologi yang terjadi di
industri. Kompetensi yang dicanangkan di abad 21 mengacu pada basis kemampuan 4C,
yaitu : creativity (kreatif), Critical Thingking (berfikir kritis), Colaboration (kemampuan
bekerja dalam kelompok), Comunication (kemampuan berkomunikasi.
Dampak yang ditimbulkan dari revolusi Industri yang terjadi menyebabkan tuntutan
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan kerja yang tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan
bahwa pada tahun 2019 sebesar 5.28% dari total angkatan kerja diindonesia, atau 5 dari
100 orang angkatan kerja diindonesia mengalami pengangguran.
Mulai pada awal tahun 2020 Indonesia mengalami wabah virus Covid-19 yang berasal
dari China. Menurut Beritagar ID korban terdampak virus COVID-19 pada tahun 2020
mencapai 30.326,00 jiwa positif Covid-19. Pada awal tahun 2021 kasus pasien yang
terjangkiti virus Covid-19 meningkat hingga 61.260,00 jiwa. Hal ini berdampak pada
segala aktivitas masyarakat seperti pada bidang ekonomi, pendidikan, serta aktivitas
lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik dampak covid-19 terhadap pendidikan sebesar
95,21%, sehingga sistem pembelajaran yang semula berupa tatap muka yang
diselenggarakan di sekolah, menjadi sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diakses
melalui perangkat elektronik yang berbasis mobile.
Hal ini juga berlaku bagi SMK Negeri 2 Yogyakarta menggunakan sistem Pembelajaran
jarak jauh. Data hasil pra survei yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Yogyakarta
menunjukkan 57,9% peserta didik mengalami jenuh dan kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran yang dikarenakan kurang variatif dalam pengaplikasian metode
pembelajaran jarak jauh. Sebesar 56,2% menunjukkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kurang sesuai, lalu 47,4% peserta
didik kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh peserta didik, dan sebesar
89,5% peserta didik mengakses materi pembelajaran menggunakan perangkat
smartphone.
Hasil dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang digunakan
dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kurang mampu untuk meningkatkan motivasi
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hal ini didukung dengan pendapat bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan pembelajaran, dan membawa pengaruh psikologis terhadap
peserta didik. Penggunaan jenis media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan
motivasi, minat, dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran (Azhar
Arsyad, 2010 : 15). Pendapat tersebut diperkuat dengan fungsi media pembelajaran yang
dibagi menjadi empat (4) : fungsi atensi (media mampu menarik perhatian untuk
berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan), fungsi konigtif ( media mampu
memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat materi yang telah disampaikan),
fungsi afeksi (media mampu untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran), fungsi kompensatoris (media mampu memperjelas materi yang
disampaikan oleh guru) (Levie & Lents, 1982).
Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
B. METODE
C. PEMBAHASAN
D. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai