Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Riset Inovatif 2018

ISBN 978-602-6428-73-8

Pengembangan Media Pembelajaran PJOK


Berbasis ICT di SMP

I Ketut Iwan Swadesi1, I Nyoman Kanca2


1,2Prodi S2 Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Email: swadesi2000@yahoo.co.id, kanca.nyoman@yahoo.co.id

ABSTRACT
The use of learning media in the era of millennium, which is supported by the advancement of information
and communication technology can be used by teachers to achieve optimal learning output. Inability to use and
utilise ICT may hinder the achievement of the learning process goals. This study aimed to develop a model of
Physical Education forSports and Health using an Android application. Respondents participated in assessing the
development trial of this learning model were academics in charge of Physical Education and Health subject and
those dealing with Learning Media subject, outsourced PE teachers and students. Based on the material and
content development of the aforementioned Android based learning model, a 26 item questionnaire was
distributed and found that the learning model was effective with an average score of 4.349 (scale 5) and
categorised Very Good.This data reflects the significant contribution of ICT towards the quality of learning.

Keywords: development, media, information, communication, technology

ABSTRAK
Pemanfaatan media pembelajaran pada zaman mileniumdidukung kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi dapat digunakan oleh guru untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Ketidakmampuan
pemanfaatan ICT bisamenjadi masalah yang bisa menghambat pencapaian tujuanproses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan dengan menggunakan aplikasi Android.Responden yang menilai uji coba pengembangan model
pembelajaran ini adalah; dosen Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan serta dosen media pembelajaran,
guru PJOK dan siswa. Berdasarkan pengembangan materi dan isi model pembelajaran berbasis aplikasi Android
seperti tersebut di atas, kuesioner penilaian yang terdiri dari 26 pertanyaan telah disebarkan dan mendapatkan
hasil yang menunjukkan bahwa uji coba model pembelajaran iniefektif dengan nilai skor rata-rata 4,349 (skala 5)
dan dikategorikan “Sangat Baik”.Data ini mencerminkan bahwa pemanfaatan ICT berperan penting terhadap
kualitas pembelajaran.

Kata kunci: pengembangan, media, informasi, komunikasi,teknologi

1. Pendahuluan
Pada era milenium sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya
teknologi informasi dan komunikasi (information and comunication technology/ICT) demikian pesat
kemajuannya. Pesatnya kemajuan ICT ini tidak mempengaruhi kesenjangan yang terjadi dari proses
pembelajaran yang ada dikota dengan pedesaan. Salah satu contoh kongkrit adalah penggunaan
media pembelajaran yang masih jauh ketimpangannya antara kota dengan desa. Kemajuan teknologi
pendidikan (educational technology), maupun teknologi pembelajaran (instructional technology)
seharusnya bisa menjadi fasilitator untuk digunakan dalam berbagai media pembelajaran
(instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated) guna
menghilangkan ketimpangan penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu sarana dalam
membantu kesuksesan proses pembelajaran. Sejalan dengan kemajuan ICT dan untuk
menghilangkan ketimpangan tersebut, pemerintah memberikan kewenangan dalam mengelola sistem
pendidikan yag menekankan pada peningkatan kwalitas dalam persaingan pendidikan di era
melenium tanpa melupakan ciri dan karakter bangsa.
Dengan dibangunnya sistem pembelajaran modern saat ini, peserta didik bukan saja
memainkan peran sebagai penerima pesan, tapi peserta didik juga memainkan peran sebagai
komunikator atau penyampai pesan. Dalam situasi dan kondisi seperti itu, akan terjadi apa yang
disebut dengan komunikasi dua (2) arah bahkan komunikasi banyak arah (multi arah). Dalam
komunikasi pembelajaran, media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas
pencapaian tujuan pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi
antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media ICT.
Dunia pendidikan dewasa ini memasuki era dunia media, dimana proses kegiatan
pembelajaran dituntut untuk mengurangi metode convensional dan lebih cendrung ditambahkan

SENARI ke-6 274


Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

pemakaian beberapa media yang lebih menarik dan memotivasi anak dalam belajar. Proses
pembelajaran pada saat ini menekankan pada keterampilan proses dan aktif learning, maka peran
media pembelajaran sangatlah penting. Konteks dan fungsi media pembelajaran, ada beberapa
penekanan antara lain; 1) media sebagai alat untuk proses pembelajaran lebih efektif, 2)
mempercepat proses belajar mengajar, 3) lebih meningkatkan kwalitas proses belajar mengajar, 4)
mengkongkretkan sesuatu yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penafsiran verbalisme
yang keliru.
Penapsiran ini harus dibangun pada waktu penanaman konsep mulai dari jenjang pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tingkat atas. Khusus dalam bidang Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan (PJOK) , penanaman konsep belajar gerak (motor learning) harus mendapatkan
perhatian secara mengkusus, karena penyampaian belajar gerak (motor learning) secara
konvensional akan membosankan dan tidak menimbulkan motivasi belajar peserta didik.
Pengembangan model pembelajaran menjadi keharusan dalam jaman milenium (digitalisasi) supaya
menimbulkan kertertarikan dan memotivasi peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Pengembangan model pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dengan
menggunakan aplikasi yang terdapat pada telepon pintar (Smart Phone) yang mencirikan kebutuhan
para generasi milenium ini yang bisa dibawa kemana saja dalam kegiatan apapun, akan sangat
membantu dan memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran sesuai dengan kurikulum
yang sedang berlaku. Sejalan dengan yang amanatkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(2006:702) menyatakan bahwa: Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Penelitian pengembangan model pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
ini menjadi sangat penting karena; 1) membantu guru dalam memberi pesan dalam proses belajar
mengajar, 2) membantu peserta didik dalam menerima pesan dalam proses belajar mengajar, 3) guru
tidak usah berulang kali membuat media pembelajaran yang sama dari tahun ke tahun, 4) materi dan
media pembelajaran yang menarik didapat dengan mudah. Dengan terciptanya dan terlaksananya
pengembangan model pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan berdasarkan
aplikasi android, secara nyata akan meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatanpada khususnya. Para guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan nantinya akan lebih inovatif dalam memberikan pelajaran di sekolah mereka masing-
masing untuk kamajuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan secara menyeluruh.Secara
spesifik dapat disebutkan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
mengembangkan media pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan berbasis
information and communication technology/ICT? Dengan permalahan yang telah diajukan maka
adapun tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan berbasis information and communication technology/ICT. Serta bermanfaat
bagi kelancaran prose pndidikan secara keseluruhan dan peningkatan prestasi belajar bagi siswa dan
peningkatan kualitas proses pembelajaran bagi guru.

a. Media
Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”, secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education and Communication Technology
(AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses
informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan untuk kegiatan tersebut (Tejo Nurseto, 2011: 20). Media juga bisa juga bisa sebagai
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Rusman, 2013: 169)

Dengan demikian pemanfaatan media pembelajaran baik di kelas, laboratorium dan lapangan
merupakan suatu kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kwalitas pembelajaran yang
mengarah kepada ketuntasan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dipahami,
mengingat proses belajar mengajar yang peserta didik alami tertumpu pada bermbagai macam
kegiatan belajar mengajar yang gunanya menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup sekarang
dan masa yang akan datang. Untuk mencapai itu segala cara dan upaya harus dilakukan untuk
menciptakan suasana belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya proses dan pengalaman
belajar untuk menggerakkan segala sumber belajar, metode belajar, cara mengajar yang efketif dan

SENARI ke-6 275


Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

efisien. Dalam hal ini media pengajaran merupakan salah satu pendukung yang sangat efektif dalam
membantu pencapaian transpormasi ilmu dan pengetahuan yang diinginkan.Ditekankan oleh (Chidi E.
Onyenemezu, 2014: 76) bahwa Pendidikan merupakan salah satu fondasi dasar bagi perkembangan
manusia dan masyarakat. Dengan demikian pendidikan dengan menggunakan media merupakan
tantangan tersendiri bagi setiap pendidikan dan peserta didik.
Zaman melenium sekarang ini peserta didik bukan bukan hanya sebagai penerima pesan
pendidikan, tetapi juga peran peserta didik juga bisa sebagai komunikator atau penyampai pesan
pendidikan. Dengan demikian tidak mengenal lagi yang namanya satu arah atau dua arah melainkan
multi arah. Keterlibatan media pembelajaran dalam mengkomunikasikan materi pembelajaran
sangatlah dibutuhkan dan penting untuk meningatkan efektifitas capaian tujuan pembelajaran. Ini
memiliki pesan bahwa proses pembelajaran akan efektif apabila ada komunikasi dalam kepemahanan
pesan dengan sumber belajar dengan media pembelajaran. Metode konvensional sudah mulai
dikurangi dan ditinggalkan karena menimbulkan ketidak ketertarikan peserta didik dalam proses
belajar. Keterampilan proses dan active learning lebih ditekankan tanpa melupakan ciri dan karakter
dari masing-masing materi pembalajaran dan Bangsa Indonesia.

b. Manfaat Media Pembelajaran.


Banyak manfaat praktis yang diperoleh dari penggunaan berbagai media pembelajaran yang
ada dalam melaksanakan proses belajar mengajar (Arsyad, 2009: 26):
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar proses dan hasil belajar; jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat
membantu pembelajar dan pebelajar melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama
proses pembelajaran. Tanpa media, seorang pembelajar mungkin akan cenderung berbicara
satu arah kepada pebelajar. Namun dengan media, pembelajar dapat mengatur kelas sehingga
bukan hanya pembelajar sendiri yang aktif tetapi juga pebelajarnya.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar; banyak pilihan media pembelajaran yang bisa digunakan untuk
terjadinya transpormasi pesan kepada peserta didik. Dengan banyaknya pilihan dimungkinkan
motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran akan semakin meningkat.
3) Media pembelajaran dapat menanggulangi keterbatasan indera, ruang, serta waktu; obyek-
obyek pelajaran yang tidak terjangkau oleh panca indra, (terlalu besar, kecel atau terlalu
jauh/dekat) dapat dipelajari melalui bantuan media pembelajaran. Demikian pula obyek berupa
proses/kejadian yang sangat cepat atau sangat lambat, dapat kita amati dan pelajari dengan
jelas melalui media pembelajaran, dengan cara memperlambat, atau mempercepat kejadian.
Misalnya, proses perkembangan janin dalam kandungan selama sembilan bulan, dapat
dipercepat dan disaksikan melalui media hanya dalam waktu beberapa menit saja (Yamin,
Martinis. 2006: 27-50 ).
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka; untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda
terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu, bantuan media pembelajaran sangat
membantu sekali dalam melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media
yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh pebelajar-
pebelajar lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara pebelajar di manapun berad. Dengan konsep yang sama antar peserta didik,
kedepan mereka tinggal mengembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka
masing-masing.
Perlu mendapat pencermatan penggunaan tentang penggunaan media pembelajaran yang berlebihan
dann tidak terkontrol akan dapat menjadi bumerang teruatama kepada peserta didik dan yangpaling
bertanggung jawab adalah para pendidik itu sendiri. Pemanfaatan media yang tidak pada tempatnya
akan berpotensi mengubah fundamental karakter sosial hidup, baik ditingkat interpersonal ataupun
ditingkat masyarakat yang lebih luas (Trisha Dowerah Baruah, 2012: 1)

c. Bentuk dan Jenis Sumber Belajar (Imran Akhmad, 2016 : 2)


1) Bentuk-bentuk sumber belajar: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat,
dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat,
pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides,
gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;
(4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan
tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/
metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan,

SENARI ke-6 276


Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas,
studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
2) Jenis-jenis Sumber Belajar, ada dua yaitu: (1) Sumber belajar yang dirancang (learning
resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan
sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
bersifat formal. (2) Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu
sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Efektifnya stimulisasi yang diberikan akan terlihat dalam pemberian respon dari peserta didik dalam
pengetahuan dalam belajar sudah tercapai dengan keunikan peserta didik masing-masing (Abbas,
2012: 106).

d. Pembelajaran PJOK Berbasis ICT


Dalam Jurnal U.S Departement of Health and Human Service (2010:1) disebutkan establishing
and implementing highquality physical education (PE) programs can provide students with the
appropriate knowledge, skills, behaviors, and confidence to be physically active for life. High-quality
PE is the cornerstone of a school’s physical activity program. Membangun dan menerapkan
pendidikan jasmani yang berkualitas tinggai di sekolah sangat penting, hal tersebut dapat memberikan
para siswa dengan pengetahuan yang tepat, keterampilan, perilaku, dan kepercayaan diri untuk
menjadi aktif secara fisik untuk hidup. Capaian ini didukung oleh pesatnya perkembangan Teknologi
Informasi (TI) pada zaman sekarang ini membawa perubahan paradigma yang sangat besar dalam
dunia pendidikan. Perubahan paradigma yang besar tersebut terlihat secara nyata salah satunya
adalah hal media pembelajaran dan cara peserta didik kita dalam memahami materi yang baru secara
cepat dan praktis. Salah satu contoh sederhana yang dapat kita amati adalah tidak ada lagi
penggunaan media untuk presentasi pembelajaran, dari papan tulis menjadi OHP (Over Head
Projector) sampaipenggunaan LCD Projector. Perkembangan gadget yang semakin pesat juga
membawa perubahan pada media pembelajaran. Media pembelajaran berbasis komputer yang
sebelumnya marak digunakan kini beralih ke media pembelajaran berbasis mobile dalam berbagai
platform, mulai dari android, windows phone, iPhone, flash lite, java, dan sebagainya. Berbagai
software untuk mengembangkan media atau aplikasi berbasis mobile antara laib Eclipse, Android
Studio, Adobe Flash CS6, Construct 2 dan sebagainya. Media yang dikembangkan dapat diakses
oleh siswa melalui smart phone yang dimiliki.
Pengembangan model pembelajaran PJOK yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
“pengembangan media atau aplikasi berbasis mobile”. Adapun langkah langkah pengembangan
media atau aplikasi berbasis mobile; sebagai berikut:
1) Membuat menu utama aplikasi;
a) Judul aplikasi; informasi tentang nama aplikasi yang sedang digunakan.
b) Paduan; memberikan informasi secara umum tentang cara mengunakan aplikasi.
c) Start; suatu pilihan/menu untuk memulai aplikasi yang dirancang.
d) Exit; pilihan/menu untuk mengakhiri aplikasi yang sedang digunakan.
e) Logo undiksha; memberikan identitas kepada pengguna tentang lembaga yang pembuat
aplikasi.
f) ID; informasi pembuat aplikasi.
2) Mengidentifikasi materi pelajaran PJOK yang akan dimasukkan kedalam aplikasi.
3) Membuat materi berupa gambar dan video pendek bagian demi bagian materi pelajaran PJOK.
4) Analisis gambar dan video pendek bagian demi bagian materi pelajaran PJOK.
5) Memasukkan gambar dan video pendek bagian demi bagian materi pelajaran PJOK ke dalam
aplikasi.

2. Metode
Pengembangan media media pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
termasuk penelitian pengembangan (reseach and development / R&D). Perangkat lunak yang akan
dirancang dan dikembangkan melalui 10 tahapan yang meliputi Borg & Gall (2003:772); 1)
Pengumpulan data awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan draf produk, 4) Uji coba lapangan awal,
5) merevisi hasil uji coba, 6) uji coba lapangan, 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, 8) uji
pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir dan 10) diseminasi dan implementasi .
Dengan mengikuti tahapan-tahapan umum penelitian pengembangan, maka metode dan
instrumen pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Berkaitan dengan unsur desain kegunaan, tampilan, operasional dan interaktifitas penggunaan
media, dilakukan dengan review oleh para ahli media dan ahli pembelajaran untuk menganalisis

SENARI ke-6 277


Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

pengembangan media pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang sedang
dikembangkan.
b) Pengembangan media pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ini diukur
kwalitasnya, dengan cara pengisian angket kepada para pengguna (guru, anak didik).
Selama ujicoba atau validasi pengembangan media pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan ini, para penguna diberikan alat pengumpul data berupa angket dengan skala likert. Skor
yang didapat dengan alat pengumpul data berupa angket ini, kemudian dikompilasi dan dicari rerata.
Untuk melengkapi analisis statistika kualitatif, maka masing-masing jawaban pada angket diberikan
skor sebagai berikut:

Tabel 01: Kreteria Tes


Kreteria Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Baik 3
Kurang Baik 2
Sangat Kurang Baik 1

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil perkembangan penelitian beserta implementasinya perlu dilaporkan secara jelas sehingga
tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda tarhadap perkembangan hasil penelitian yang dimaksud.
Berdasarkan hasil perancangan telah diidentifikasi dan rancangan konten/materi dalam palikasi
khusus untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu:
1) Materi untuk aplikasi permainan bola besar/bolabasket:
a. Sejarah Singkat.
b. Lapangan permainan bolabasket.
c. Keterampilan gerak permainan bolabasket.
1. Melempar dan menangkap.
1) Persiapan melakukan lempar bola setinggi dada (chest pass).
2) Gerakan gerak dasar lempar bola setinggi dada (chest pass).
3) Akhir gerakan gerak dasar passing bawah.
2. Teknik melempar bola pantul (bounce pass).
1) Persiapan melakukan gerak dasar lemparan bola pantul (bounce pass).
2) Gerakan melakukan gerak dasar lemparan bola pantul (bounce pass)
3) Akhir gerakan melakukan gerak dasar lemparan bola pantul (bounce pass).
3. Keterampilan teknik melempar bola dari atas kepala (over head pass).
1) Persiapan melempar bola dari atas kepala (over head pass).
2) Gerakan melempar bola dari atas kepala (over head pass).
3) Akhir gerakan melempar bola dari atas kepala (over head pass).
4. Keterampilan Gerak dasar menangkap bola.
1) Persiapan melekukan gerak dasar menangkap bola.
2) Gerakan gerak dasar menangkap bola.
3) Akhir gerakan gerak dasar menangkap bola.
5. Keterampilan gerak dasar menggiring bola.
1) Cara melakukannya.
6. Keterampilan Gerak dasar Menembak.
1) Menembak bola (shooting) dengan dua tangan.
2) Menembak (shooting) dengan satu tangan.
3) Gerak dasar lay-up shoot.
4) Lay-up shoot diawali menggiring bola.
2) Materi untuk aplikasi permainan bola besar /bolavoli:
a. Sejarah Singkat.
b. Lapangan permainan bolavoli.
c. Keterampilan gerak permainan bolavoli.
1. Gerak dasar passing bawah.
1) Persiapan sebelum melakukan gerak dasar passing bawah:
2) Gerakan gerak dasar passing bawah:
3) Akhir gerakan gerak dasar passing bawah:
2. Gerak dasar passing atas.
1) Persiapan sebelum melakukan gerak dasar passing atas:

SENARI ke-6 278


Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

2) Gerakan gerak dasar passing atas:


3) Akhir gerakan gerak dasar passing atas:
3. Gerak dasar servis atas.
1) Persiapan sebelum melakukan gerak dasar servis atas:
2) Gerakan gerak dasar servis atas:
3) Akhir gerakan servis atas:
4. Gerak dasar smash.
1) Persiapan sebelum melakukan gerak dasar smash:
2) Gerakan gerak dasar smash:
3) Akhir gerakan smash:
3) Materi untuk aplikasi permainan bola besar/sepakbola):
a. Konsep permainan sepakbola.
b. Lapangan permainan sepakbola.
c. Mengumpan menggunakan kaki bagian dalam.
1) Posisi awal mengumpan bola dengan kaki bagian dalam:
2) Gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian dalam:
3) Akhir gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian dalam:
d. Mengumpan menggunakan kaki bagian luar.
1) Posisi awal mengumpan bola dengan kaki bagian luar:
2) Gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian luar:
3) Akhir gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian luar:
e. Mengumpan menggunakan punggung kaki.
1) Posisi awal mengumpan bola dengan punggung kaki:
2) Gerakan mengumpan bola dengan punggung kak:
3) Akhir gerakan mengumpan bola dengan punggung kaki:
f. Teknik dasar menghentikan bola dengan kaki bagian dalam.
1) Posisi awal menghentikan bola dengan kaki bagian dalam:
2) Gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian dalam:
3) Akhir gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian dalam:
g. Teknik dasar menghentikan bola dengan kaki bagian luar.
1) Posisi awal menghentikan bola dengan kaki bagian luar:
2) Gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian luar:
3) Akhir gerakan mengumpan bola dengan kaki bagian luar:
h. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam.
1) Posisi awal menggiring bola dengan kaki bagian dalam:
2) Gerakan menggiring bola dengan kaki bagian dalam:
3) Akhir gerakan menggiring bola dengan kaki bagian dalam:
i. Menggiring bola dengan kaki bagian luar.
1) Posisi awal menggiring bola dengan kaki bagian luar
2) Gerakan menggiring bola dengan kaki bagian luar:
3) Akhir gerakan menggiring bola dengan kaki bagian luar:
j. Menembak bola dengan kaki bagian dalam.
k. Menembakkan bola menggunakan punggung kaki.

Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, hasil penilaian siswa pada aspek pembelajaran
menunjukan bahwa media pembelajaran memiliki kualitas yang sangat baik, dibuktikan dengan rerata
skor 4,349. Berikut ini ringkasan data penilaian pada aspek pembelajaran dari uji coba lapangan.

Tabel 01. Penilaian Aspek Pembelajaran Pada Uji Coba Lapangan


Rata-rata Rata-rata
Responden Nilai Kreteria Responden Nilali Kreteria
Nilai Nilai
1 52 4,8 Sangat Baik 16 45 4,19 Sangat Baik
2 51 4,63 Sangat Baik 17 52 4,79 Sangat Baik
3 42 3,93 Baik 18 51 4,7 Sangat Baik
4 43 3,9 Baik 19 43 3,9 Baik
5 41 3,71 Baik 20 48 4,21 Sangat Baik
6 52 4,72 Sangat Baik 21 47 4,15 Sangat Baik
7 47 4,35 Sangat Baik 22 51 4,7 Sangat Baik
8 51 4,8 Sangat Baik 23 53 4,8 Sangat Baik
9 40 3,74 Baik 24 52 4,63 Sangat Baik
10 44 3,81 Baik 25 54 4,9 Sangat Baik

SENARI ke-6 279


Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

Rata-rata Rata-rata
Responden Nilai Kreteria Responden Nilali Kreteria
Nilai Nilai
11 45 4,09 Sangat Baik 26 47 4,34 Sangat Baik
12 44 4,43 Sangat Baik 27 41 4,8 Sangat Baik
13 50 3,81 Baik 28 43 3,9 Baik
14 41 3,72 Baik 29 51 4,72 Sangat Baik
15 48 4,5 Sangat Baik 30 52 4,8 Sangat Baik
Jumlah Rerata Skor 130 Sangat Baik Rerata Skor 4,349 Sangat Baik

Tabel 02. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Pembelajaran pada Uji Coba Lapangan
Kriteria Frekuensi %
Sangat Baik 21 70
Baik 9 30
Cukup Baik 0 0
Kurang Baik 0 0
Sangat Kurang Baik 0 0
Jumlah 30 100

Diagram Batang
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang
Baik

Frekuensi %

4. Simpulan
Berdasarkan rancangan dan hasil penelitian pengembangan media pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) tingkat SMP untuk permainan bola besar, dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan media pembelajaran yaitu;
1) Pengumpulan data awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan draf produk, 4) Uji coba lapangan
awal, 5) merevisi hasil uji coba, 6) uji coba lapangan, 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, 8)
uji pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir dan 10) diseminasi dan implementasi.
Setelah melakukan tahap pengembangan tersebut, dihasilkan produk media pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) tingkat SMP untuk permainan bola besar, yang telah diuji
cobakan kepada peserta didik sebagai pengguna dan mendapatkan nilai rerata skor sebesar 4,349
dengan kriteria “sangat Baik”.

Daftar Rujukan
Abbas Pourhossein Gilakjani, 2012. Visual, Auditory, Kinaesthetic Learning Styles and Their Impacts
on English Language Teaching, Journal of Studies in Education ISSN 2162-6952, 2012, Vol. 2,
No. 1, Lahijan Branch, Islamic Azad University, Lahijan, Iran English Language Department,
Islami c Azad University, Lahijan, Iran
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

SENARI ke-6 280


Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Lampiran Standar Isi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta
Chidi E. Onyenemezu And Olumati, 2014. Educational Media And Technology: A Panacea For
Effective Teaching And Learning Among Trainee Adult Educators In University Of Port
Harcourt, Vol.2,No.3, Pp.75-81,July 2014, Department Of Adult And Non-Formal
Education,University Of Port Harcourt, Port Harcourt Rivers State, Nigeria
Imran Akhmad. 2016. Sumber Belajar Dan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Untuk
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h. 169.
Tejo Nurseto, 2011: Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik, Jurnal Ekonomi & Pendidikan,
Volume 8 Nomor 1, April 2011, (Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Trisha Dowerah Baruah, 2012: Effectiveness of Social Media as A Tool Of Communication and Its
Potential For Te Chnology Enabled Connections: A Micro-Level Study, International Journal of
Scientific And Research Publications , Volume 2, Issue 5, May 2012, ISSN 2250-3153,
Department Of Mass Communication Krishna Kanta Handiqui State Open University, Dispur,
Guwahati – 781006, Assam, India.
U.S Departement of Health and Human Service. 2010. Strategies to Improve the Quality of Physical
Education. (Online). (http://www.cdc.gov/healthyyouth/physicalactivity/pdf/quality_pe.pdf.).
Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press

SENARI ke-6 281

Anda mungkin juga menyukai