Anda di halaman 1dari 8

Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

BAB 7

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
(PENJASORKES)

A. Pengertian
Penilaian hasil belajar Penjasorkes bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru secara
berkesinambungan dan mencakup seluruh aspek pada diri peserta didik, baik aspek
sikap, keterampilan maupun pengetahuan. sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
penjasorkes. Setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menilai hasil
belajar peserta didik pada kelompok mata pelajaran Penjasorkes, yaitu:
1. Penilaian ditujukan untuk menilai hasil belajar peserta didik secara
menyeluruh, mencakup aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Informasi hasil belajar yang menyeluruh menuntut berbagai bentuk sajian,
yakni berupa angka prestasi, kategorisasi, dan deskripsi naratif sesuai
dengan aspek yang dinilai. Informasi dalam bentuk angka cocok untuk
menyajikan prestasi dalam aspek kognitif dan psikomotor. Sajian dalam
bentuk kategorisasi disertai dengan deskriptif-naratif cocok untuk
melaporkan aspek afektif.
2. Hasil penilaian dapat digunakan untuk menentukan pencapaian kompetensi
dan melakukan pembinaan dan pembimbingan pribadi peserta didik.
3. Penilaian oleh pendidik terutama ditujukan untuk pengembangan seluruh
potensi peserta didik, termasuk pembinaan prestasi. Misalnya, seorang
peserta didik kurang berminat terhadap mata pelajaran penjaorkes, maka
hendaknya diberi motivasi agar ia menjadi lebih berminat.
4. Untuk memperoleh data yang lebih dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan perlu digunakan banyak teknik penilaian yang
dilakukan secara berulang dan berkesinambungan.

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 71


Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

B. Pelaksanaan
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik dalam pembelajaran
Penjasorkes, sesuai dengan karakteristiknya guru harus memahami secara jelas
tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri,
khususnya berkaitan dengan:
a. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai;
b. Fokus penilaian yang akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan; dan
c. Tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori,
atau proses.

Terkait dengan asesmen autentik dan penilaian berbasis kinerja (performance


based assessment) dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan Marilyn M.
Buck, dkk., menjelaskan beberapa contoh unsur yang dinilai, yaitu:

1. Kemampuan menggunakan keterampilan dalam situasi permainan yang


sesungguhnya;
2. Kemampuan dalam menyusun program latihan, melakukan latihan, dan
mengukur hasil latihan program kebugaran jasmani;
3. Menerapkan prinsip-prinsip belajar gerak dalam upaya menguasai
keterampilan yang baru dipelajari.

Selain menjelaskan unsur-unsur yang dinilai, Marilyn M. Buck, dkk. juga


menyebutkan karakteristik khusus dalam penilaian berbasis kinerja pada
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, meliputi:

1. Peserta didik menampilkan, mengkreasikan, atau melakukan sesuatu.


Mereka dituntut untuk menggunakan “higher level thinking” untuk
diterapkan pada berbagai konteks kehidupan nyata dan berarti. Keterampilan
yang dikuasai dapat ditransfer ke dalam kehidupan sosial secara nyata dan
pekerjaan yang sesungguhnya.

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 72


Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

2. Peserta didik benar-benar mengetahui kriteria yang digunakan untuk


mengevaluasi performanya.
3. Peserta didik dapat mengambil pelajaran untuk dapat merefleksi atau
mengevaluasi kinerjanya sendiri, sehingga guru hanya berperan melayani
sebagai pelatih maupun fasilitator.
4. Peserta didik memiliki espektasi atau pengharapan agar kemampuannya
dapat dilihat orang lain.
5. Asesmen memuat pengujian terhadap proses maupun hasil belajar.

C. Langkah-Langkah Menerapkan Penilaian Autentik

Seorang guru dapat menerapkan penilaian autentik dengan terlebih dahulu


merancangnya dengan berbagai tahap berikut ini:

1. Memilih kompetensi dasar, pembanding sebagai patokan (benchmark) yang


terstandar atau dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi yang
ada, seta tujuan pembelajaran.
2. Menginventarisir berbagai teknik penilaian untuk setiap domain
pembelajaran.
3. Menjawab pertanyaan “Apa tugas yang dapat saya berikan kepada peserta
didik untuk menunjukkan penguasaan konsep, keterampilan, dan sikap yang
mereka miliki?”
4. Melengkapi tugas yang diberikan dengan petunjuk yang memuat jenis tugas
(pribadi/berpasanagn/kelompok), waktu penyelesain tugas, fasilitas yang
diperlukan, alternatif tugas bagi peserta didik yang sangat berbakat,
instrumen uji formatif untuk memberikan feedback, dan cara merefleksikan
diri dengan bantuan guru maupun pasangan.
5. Menyiapkan informasi “model” yang dapat dijadikan sebagai contoh bagi
peserta didik atas capain kompetensi yang diinginkan.
6. Memahami cara mengevaluasi dan melakukan konversi data ke dalam
derajat kemampuan peserta didik.

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 73


Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

7. Memilih strategi pembelajaran yang mungkin akan digunakan untuk


mengajarkan pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat
memenuhi tugas yang diberikan. Strategi tersebut meliputi pra asesmen
terhadap bekal awal (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang
diperlukan, berbagai kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan serta alternatif yang sesuai dengan gaya belajar dan kapabilitas
peserta didik, dan cara untuk membantu peserta didik mengembangkan sikap
positif mengenai pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan.
8. Merencanakan cara kerja peserta didik dan atau pasangannya menilai
kinerjanya.

D. Teknik yang Digunakan

Dalam penilaian autentik dikenal beberapa teknik yang dapat digunakan. Guru dapat
memilih beberapa cara yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, kompetensi
dasar yang akan dinilai, serta pertimbangan lainnya. Berikut adalah teknik penilaian
otentik tersebut:

1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengungkap pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran penjasorkes. Berdasarkan waktu pelaksanaannya tes dilakukan
dalam situasi yang disediakan khusus, misalnya: ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes
dapat juga dilakukan melekat dalam proses pembelajaran, misalnya dalam
bentuk kuis, untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat menguasai
atau menyerap materi pelajaran.
2. Penilaian Berbasis Kinerja (Performance Based Asessment)
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian keterampilan gerak (skill test).
Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya
dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran penjasorkes.

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 74


Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

Penilaian kinerja dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dapat


berupa penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menerapkan
keterampilan dasar bermain sepakbola, keterampilan dasar bermain bolabasket,
keterampilan dasar bermain bolavoli, dan sebagainya ke dalam permainan yang
sesungguhnya. Penilaian domain keterampilan dalam penilaian kinerja yang
diterapkan pada pembelajaran penjasorkes akan sangat tergantung dari jenis
keterampilan yang akan dinilai. Menilai keterampilan yang bersifat
terpenggal/tunggal (discrete) tentu berbeda dengan keterampilan yang bersifat
rangkaian beberapa gerak dasar (serial) atau berulang (continuous). Berbeda
pula menilai keterampilan yang bersifat tertutup (close loop skill) dengan
keterampilan yang bersifat terbuka (open loop skill). Demikian pula dengan jenis
gerak kasar (gross motor skill) dengan menggunakan otot besar tentu berbeda
cara menilainya dengan jenis gerak halus (fine motor skill) dengan menggunakan
otot halus.
3. Pengamatan/Observasi
Pengamatan terhadap kinerja dilakukan untuk mengumpulkan data, sehingga
dapat diketahui seberapa jauh peserta didik telah menguasai suatu kompetensi
berdasarkan kinerja yang ditampilkan selama, sesudah, dan atau setelah beberapa
kali proses pembelajaran penjasorkes. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan lembar pengamatan dipandu dengan pedoman pengamatan
perilaku.
Pengamatan juga dilakukan terhadap perilaku yang ditampilkan peserta didik
terkait dengan ranah afektif. Kompetensi afektif meliputi perwujudan sikap
dalam pembelajaran penjasorkes yang dapat diidentifikasi sebagai sikap
menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai
anugrah Tuhan yang tidak ternilai, percaya diri dalam melakukan berbagai
aktivitas fisik dalam bentuk permainan dan santun kepada teman dan guru selama
pembelajaran.
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
portofolio peserta didik yang merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Portofolio bukan merupakan sebuah metode penilaian,
melainkan alat pengumpul dan alat komunikasi tentang pembelajaran peserta

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 75


Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

didik. Penilaian portofolio memerlukan tanggung jawab peserta didik dalam


mengelola diri, penilaian diri sendiri, dan evaluasi berpasangan. Jenis-jenis
portofolio dapat berupa: a. portofolio personal jika dipegang dan dikelola oleh
peserta didik. Biasanya berguna untuk menuliskan cabang olahraga yang
disenangi, harapan, refleksi diri, serta berbagi gagasan dari pengalaman yang
diperoleh, sepanjang periode pembelajaran. b. portofolio terekam dan tersimpan
(record-keeping portofolios), portofolio ini dapat diisi dan disimpan oleh peserta
didik, namun sebagian dari informasi yang direkam juga di simpan oleh guru. c.
portofolio tematik (thematic portofolios), portofolio ini menggambarkan kegiatan
pembelajaran pada satu pokok bahasan (tema) yang berdurasi antara dua hingga
enam minggu. Contohnya, untuk topik kerja sama pada sebuah tim permainan,
peserta didik dapat mencatatkan refleksi mengenai pola penyerangan dan
bertahan (kognitif), menerapkan keterampilan gerak pada strategi penyerangan
dan bertahan (psikomotor), dan upaya mencapai hasil (kognitif). d. portofolio
terintegrasi (integrated portofolios), portofolio ini dapat digunakan untuk
menggambarkan “potret” siswa secara keseluruhan, dan berbagai subyek
pembelajaran. e. portofolio selebrasi (celebration portofolios) untuk mencatat
prestasi cabang olahraga. f. portofolio tahun jamak (muliyears potofolios), yaitu
portofolio yang digunakan dengan jangka beberapa tahun dan digunakan oleh
peserta didik dari satu tingkatan kelas ke kelas yang lebih tinggi.
Berikut adalah contoh salah satu jenis portofolio yang dapat digunakan dalam
pembelajaran penjasorkes.

Nama : ____________________________ Tanggal : ______________________


___Sept, ___Des, ___Maret, ___Juni, Guru : ______________________

Bergerak Memerlukan Tercapa


ke arah peningkatan i
pencapaian
INTELEKTUAL
1. Mengetahui aturan dan prosedur
pengembangan aktivitas gerak dan
permainan
2. Mengenali akibat dari ruang, waktu, tenaga,
dan arah gerak terhadap kualitas gerak yang
dilakukan
3. Menerapkan prinsip-prinsip mekanika dasar

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 76


Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

yang mempengaruhi dan mengendalikan


gerak
Komentar
_________________________________________________________________
Sosial
1. Menghargai hak, pendapat, dan kemampuan
orang lain
2. Berbagi, mengambil peran, dan kesediaan
membantu
3. Berpartisipasi secara kooperatif dalam
berbagai kegiatan kesiswaan
Komentar
_________________________________________________________________
Emosional
1. Tanggung jawab dalam memberikan dan
mengikuti arah pembelajaran
2. Keberanian mengambil keputusan secara
pribadi
3. Merespon secara bebas dan penuh percaya
diri, ditunjukkan dari bahasa tubuh yang
ditampilkan
Komentar
_________________________________________________________________
Nilai-nilai
1. Tanggung jawab dalam menyelesaikan
seluruh tugas
2. Kemauan memilih berbagai aktivitas fisik
yang disenangi
3. Melibatkan diri dalam aktivitas fisik secara
suka rela
Komentar _____________________________________________________________
Fisik
1. Melakukan seluruh keterampilan dasar
dalam berbagai lingkup pembelajaran secara
koordinatif
2. Bergerak secara terkendali pada aktivitas-
aktivitas khusus (senam, aktivitas gerak
ritmis, dan aktivitas di air)
3. Bergerak secara terkontrol dalam aktivitas-
aktivitas manipulatif
Komentar_____________________________________________________________

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 77


Perencanaan Pembelajaran Penjas 2018

5. Penilaian Reflektif, Self Assessment dan Penilaian Teman Sebaya (Peer


Review)
Penilian ini dilakukan olh peserta didik sendiri dan bersifat refleksi atas sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya. Berbeda dengan cara ini, penilaian teman
sebaya (peer review) menjadikan teman sebagai penilai, lalu kemudian berganti
peran.
6. Penilaian Proyek Individu dan Kelompok (Individual – Small Group
Project)
Penilaian proyek tidak hanya ditujukan untuk menilai hasil akhir dari proyek
tersebut, melainkan juga proses dalam mengerjakan proyek tersebut. Tugas yang
dapat diberikan dalam penjasorkes dapat berupa menyusun rangkaian gerak
dalam senam, koreografi aktivitas ritmik, desain pola penyerangan dalam
permainan bolabasket, dan lain-lain.
7. Penilaian Tugas Even (Event Task)
Penilaian ini serupa dengan penilaian proyek. Penilaian hasil akhir berupa
laporan even yang dipilih, selain itu juga proses dalam mengerjakan laporan
melalui kunjungan pada even tersebut.

Bambang Gatot Sugiarto, STKIP PASUNDAN 78

Anda mungkin juga menyukai