BAB 7
A. Pengertian
Penilaian hasil belajar Penjasorkes bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru secara
berkesinambungan dan mencakup seluruh aspek pada diri peserta didik, baik aspek
sikap, keterampilan maupun pengetahuan. sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
penjasorkes. Setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menilai hasil
belajar peserta didik pada kelompok mata pelajaran Penjasorkes, yaitu:
1. Penilaian ditujukan untuk menilai hasil belajar peserta didik secara
menyeluruh, mencakup aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Informasi hasil belajar yang menyeluruh menuntut berbagai bentuk sajian,
yakni berupa angka prestasi, kategorisasi, dan deskripsi naratif sesuai
dengan aspek yang dinilai. Informasi dalam bentuk angka cocok untuk
menyajikan prestasi dalam aspek kognitif dan psikomotor. Sajian dalam
bentuk kategorisasi disertai dengan deskriptif-naratif cocok untuk
melaporkan aspek afektif.
2. Hasil penilaian dapat digunakan untuk menentukan pencapaian kompetensi
dan melakukan pembinaan dan pembimbingan pribadi peserta didik.
3. Penilaian oleh pendidik terutama ditujukan untuk pengembangan seluruh
potensi peserta didik, termasuk pembinaan prestasi. Misalnya, seorang
peserta didik kurang berminat terhadap mata pelajaran penjaorkes, maka
hendaknya diberi motivasi agar ia menjadi lebih berminat.
4. Untuk memperoleh data yang lebih dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan perlu digunakan banyak teknik penilaian yang
dilakukan secara berulang dan berkesinambungan.
B. Pelaksanaan
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik dalam pembelajaran
Penjasorkes, sesuai dengan karakteristiknya guru harus memahami secara jelas
tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri,
khususnya berkaitan dengan:
a. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai;
b. Fokus penilaian yang akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan; dan
c. Tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori,
atau proses.
Dalam penilaian autentik dikenal beberapa teknik yang dapat digunakan. Guru dapat
memilih beberapa cara yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, kompetensi
dasar yang akan dinilai, serta pertimbangan lainnya. Berikut adalah teknik penilaian
otentik tersebut:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengungkap pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran penjasorkes. Berdasarkan waktu pelaksanaannya tes dilakukan
dalam situasi yang disediakan khusus, misalnya: ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes
dapat juga dilakukan melekat dalam proses pembelajaran, misalnya dalam
bentuk kuis, untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat menguasai
atau menyerap materi pelajaran.
2. Penilaian Berbasis Kinerja (Performance Based Asessment)
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian keterampilan gerak (skill test).
Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya
dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran penjasorkes.