Anda di halaman 1dari 4

MASALAH SOSIAL DALAM ARUS GLOBALISASI

Pada tingkat global permasalahan sosial akibat pengaruh globalisasi menjadi makin
kompleks. Kompleksitas tersebut ditunjukkan dengan perubahan sikap atau gaya hidup
masyarakat meniru budaya negara asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya sendiri.
Kondisi tersebut menyebabkan berbagai permasalahan-permasalahan sosial di tingkat
global atau internasional.
1. Konsumerisme
Pernahkah Anda berbelanja menggunakan kartu kredit? Penggunaan kartu kredit
dapat memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli. Keberadaan kartu kredit
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi akibat arus globalisasi yang semakin pesat.
Globalisasi mempermudah masyarakat memperoleh barang-barang kebutuhan yang
diinginkan. Akibatnya, masyarakat cenderung memenuhi keinginan daripada kebutuhan
pokok. Fenomena tersebut disebut konsumerisme.
Konsumerisme menyebabkan masyarakat memiliki gaya hidup boros dan tidak dapat
menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan. Masyarakat yang terjebak perilaku
konsumtif lebih tertarik mengonsumsi barang bukan karena kebutuhan, melainkan didasarkan
pada keinginan, kekinian, gengsi dan prestise.
Persaingan antarprodusen sebagai penghasil barang juga turut mendorong munculnya
masalah sosial tersebut. Globalisasi mendorong munculnya kegiatan ekspor dan impor. Pada
umumnya negara melakukan kegiatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Dalam perkembangannya, kegiatan tersebut justru dijadikan ajang untuk
mengembangkan industri dan memasarkan produk. Akibatnya, persaingan antarprodusen
meningkat. Oleh karena itu, persaingan harga menjadi pertimbangan yang memengaruhi
konsumen membeli suatu barang.
2. Budaya Populer
Kemeriahan konser musik boyband asal Korea Selatan (K-Pop) di Indonesia
menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap budaya asing. Persebaran budaya populer
seperti musik Korean Pop (K-Pop) mampu menarik perhatian masyarakat dunia, termasuk
Indonesia.
Pengaruh interaksi budaya mendorong lahirnya “budaya populer” atau “budaya
massa” dalam kehidupan masyarakat. Budaya dapat diartikan sebagai pandangan hidup,
karya, dan praktik-praktik intelektual atas hasil aktivitas kehidupan sosial masyarakat.
Sementara itu, populer berasal dari kata “pop” yang memiliki arti disukai banyak orang.
Dengan demikian, budaya populer dapat diartikan sebagai budaya yang
menyenangkan atau disukai banyak orang. Budaya populer (pop culture) kini cenderung
merujuk pada selera pasar yang komersial dan tercipta karena adanya produksi massal
(produk industrialisasi).
Adapun ciri-ciri budaya populer antara lain adalah sebagai berikut.
 Mudah diadaptasi dan diterima masyarakat.
 Adanya tren dan tingkat kesukaan publik yang tinggi.
 Mengandung unsur profit atau memiliki nilai keuntungan.
 Tingkat pemahaman yang mudah diingat dan mudah dimengerti.
 Bersifat momentum atau tidak bertahan lama.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat disimpulkan budaya populer dikonotasikan
sebagai budaya selera pasar yang cenderung mengeksplorasi kesenangan, tidak memiliki nilai
substansial, namun digemari banyak orang.
Penerimaan kebudayaan luar mendorong perubahan gaya hidup masyarakat.
Perubahan tersebut berkaitan dengan tren berpakaian, gaya rambut, cara berinteraksi, dan
penggunaan bahasa sehari-hari.
3. Neokolonialisme
Keberadaan perusahaan multinasional (PMN) atau multinational company (MNC)
yang memilki cabang di berbagai negara menunjukkan wujud nyata praktik neokolonialisme.
Neokolonialisme berasal dari kata kolonial atau colonia yang berarti tanah permukiman atau
jajahan dan neo yang artinya baru. Jadi, neokolonialisme berarti kolonialisme gaya baru.
Praktik neokolonialisme tidak hanya dilakukan dalam bentuk fisik seperti pada
penjajahan model lama. Praktik neokolonialisme saat ini diwujudkan melalui pengaruh kuat
dari intervensi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang di berbagai bidang
seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum.
Globalisasi mendorong negara-negara maju melakukan intervensi dalam berbagai
kebijakan di negara berkembang. Akibatnya, muncul permasalahan yang menyebabkan suatu
negara tidak memiliki kedaulatan untuk menetapkan kebijakan bagi negaranya sendiri.
Beberapa keterlibatan negara maju tersebut meliputi investasi asing/penanaman
modal, peminjaman modal atau utang luar negeri, penguasaan sumber daya alam, dan
pengenalan budaya asing.
4. Kerusakan Lingkungan
Krisis iklim yang telah menjadi masalah global tidak terlepas dari perkembangan arus
globalisasi. Globalisasi memiliki andil dalam mengglobalkan perdagangan internasional dan
proses industrialisasi. Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan dampak eksploitasi
sumber daya alam.
Eksploitasi sumber daya alam dapat menyebakan kerusakan lingkungan dan
pemanasan global sehingga mendorong terjadinya krisis iklim. Pemanasan global adalah
proses peningkatan suhu rata-rata bumi dan rusaknya atmosfer.
Meningkatnya suhu permukaan bumi menyebabkan perubahan iklim secara ekstrem
di bumi. Perubahan iklim bumi menyebabkan bongkahan es di Ilulissat Iceford, Greenland,
Inggris mencair seperti pada gambar di samping.
Dampak utama mencairnya es di kutub adalah kenaikan permukaan air laut dunia.
Kondisi tersebut mengakibatkan erosi pantai dan gelombang badai pantai, seperti topan akan
meningkat.
Globalisasi yang terjadi saat ini sangat memengaruhi kehidupan manusia, baik secara
positif maupun negatif. Berkat globalisasi, teknologi mengalami perkembangan yang
signifikan. Kita dapat berkomunikasi jarak jauh hanya dengan gerakan jari di smartphone.
Informasi juga bukan lagi hal yang mahal atau sulit untuk didapatkan, karena internet
menyediakan semuanya. Tapi di sisi lain, globalisasi memberikan pengaruh negatif terhadap
masyarakat. Salah satu yang paling kentara adalah perubahan nilai dan norma. Ketika
bersentuhan dengan budaya lain, tentu ada nilai-nilai luar yang kita adaptasi, walaupun itu
secara sadar atau tidak. Jika kita hanya mengambil yang baik saja, tentu tidak ada masalah.
Sayangnya, ada juga yang justru meniru nilai-nilai buruk sehingga meningkatkan
tingkat kejahatan di masyarakat. Jika digolongkan, permasalahan sosial yang disebabkan oleh
globalisasi bisa dibagi menjadi dua, yaitu kenakalan remaja dan kriminalitas. Kenakalan
Remaja Permasalah sosial pertama yang muncul sebagai akibat globalisasi adalah kenakalan
remaja. Kenakalan remaja bisa didefinisikan sebagai penyelewengan nilai dan norma yang
dilakukan oleh seorang remaja dalam aturan yang berlaku di masyarakat. Beberapa faktornya
bisa disebabkan baik oleh keadaan psikologis maupun lingkungan.
Masa remaja adalah proses mencari jati diri, sehingga tidak jarang anak muda merasa
perlu untuk mencoba hal-hal baru. Lingkungan juga berperan dalam membentuk pribadi.
Jika orang-orang atau teman-teman di sekitar melakukan hal yang buruk, bukannya tidak
mungkin mereka bisa melakukan hal yang sama. Beberapa contoh kenakalan yang umum
dilakukan remaja adalah tawuran, seks bebas, dan penyalahgunaan obat-obatan. Tawuran
sering dilakukan antarsekolah dan biasanya pelakunya hanya meniru senior-senior yang telah
melakukan itu sebelumnya. Sama seperti penyalahgunaan narkoba yang sering dipicu oleh
orang-orang di sekitar, termasuk teman sendiri. Kriminalitas Permasalahan sosial lainnya
yang muncul sebagai akibat globalisasi adalah kriminalitas. Kriminalitas sendiri memiliki arti
sebagai kejahatan atau tindakan yang melanggar nilai dan norma. Kriminalitas terbagi
menjadi empat kategori, yaitu kejahatan tanpa korban, kejahatan terorganisasi, kejahatan
kerah putih, dan kejahatan korporasi. Kejahatan tanpa korban adalah pelanggaran hukum
tanpa menimbulkan korban jiwa, contohnya penipuan. Sementara itu, kejahatan terorganisasi
adalah kejahatan yang direncanakan secara matang dan menimbulkan korban jiwa, salah satu
contohnya adalah perampokan bersenjata. Kejahatan kerah putih adalah pelanggaran oleh
pejabat pemerintah, salah satunya adalah tindak korupsi. Sementara kejahatan korporasi
adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang berstatus sosial tinggi dan memanfaatkan
jabatan, contohnya adalah penggelapan pajak. Beberapa faktor yang mendorong orang
melakukan tindak kriminal adalah kemiskinan. Pelaku tindak kriminal sering kali terpaksa
melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, adanya kesempatan juga menjadi
faktor orang melakukan tindak kriminal.Permasalahan sosial akibat globalisasi sebenarnya
merupakan bagian dari permasalahan yang sudah dihadapi oleh masyarakat umum. Namun
jadi terlihat lebih luas karena kini terbuka oleh globalisasi. Terbukanya arus informasi akibat
kemajuan teknologi membuat dunia terasa ‘kecil’ karena hubungan antar negara di dunia
terkesan menjadi lebih mudah. Akibatnya, pengaruh dari luar juga akan lebih mudah masuk.
Berikut ini adalah lima contoh permasalah sosial yang timbul akibat globalisasi, yaitu agar
tidak merusak mental khususnya generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai