A. Pendahuluan
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, diisap,dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
bnetuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotina, Tabacum, Nicotina
Rustica dan spsies lainnya atau sintetis yang asapnya mengandung nikotin dan
tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Kawasan Tanpa Rokok yang
selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau daerah yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual mengiklankan,
dan atau mempromosikan produk tembakau.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
mengamanatkan Pemerintah Daerah untuk mengatur penetapan Kawasan
Tanpa Rokok. Pada pasal 115 ayat (2) menentukan bahwa pemerintah daerah
wajib menetapkan kawasan tanpa rokok diwilayahnya. Pengaturan ini bertujuan
untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk dari setiap asap rokok. Kawasan
tanpa rokok mencakup fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak berain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja,
tempat umum dan tempat lain yg ditetapkan.
B. Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
baik digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif mauppun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan atau masyarakat. Konsep dari peraturan ini adalah
melarang kegiatan merokok, iklan rokok dan penjualan rokok dikawasan tanpa
rokok yang telah diuraikan sebelumnya kecuali ditempat umum, masih
diperbolehkan transaksi jual beli rokok.
Kawasan tanpa rokok merupakan tanggung jawab seluruh komponen
bangsa, baik individu, masyarakat, lembaga-lembaga, pemerintah dan non
pemerintah untuk melindungi hak – hak generasi sekarang maupun yang akan
datang atas kesehatan diri sendiri dan lingkungan hidup yang sehat. Komitmen
bersama dan lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan kawasan tanpa rokok.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk dari setiap asap rokok di
tempat umum sesuai peraturan yang berlaku
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan serta memberikan dorongan
individu ataupun kelompok masyarakat untuk menerapkan kawasan
bebas asap rokok
b. Untuk mengetahui informasi dan melakukan deteksi dini sebagai upaya
pencegahan bagi perokok pemula atau perokok di bawah umur
F. Sasaran
Sasaran kegiatan kawasan tanpa rokok adalah fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar, tempat anak berain, tempat ibadah, angkutan
umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yg ditetapkan.
1. Sosialisasi
Kawasan
Bebas
tanpa
Rokok
2. Skrining
Perilaku
x
merokok di
sekolah
3. Evaluasi
Evaluasi capaian program dilaksanakan setiap bulan pada saat lokakarya
mini puskesmas, permasalahan selama pelaksanaan kegiatan akan di
analisis setiap setelah kegiatan dilakukan dan menentukan rencana tindak
lanjut bersama lintas program dan kepala puskesmas
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Penanggung Jawab Kegiatan