puputnovicahyani@gmail.com dwinovitaekis@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran auditor internal dalam kualitas pelaporan
keuangan . Pelaporan keuangan merupakan bagian penting dalam pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, kualitas pelaporan keuangan harus diperhatikan karena mempengaruhi pengambilan
keputusan pemangku kepentingan. Saat ini peran audit internal sedang menarik perhatian sebagai
salah satu peran penting dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Penelitian ini
menggunakan data primer berupa kuesioner yang diberikan kepada auditor internal BPR di
beberapa kota Jawa Tengah. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah target sampling.
Penelitian ini menggunakan sampel BPR sebanyak 33 sample BPR termasuk 50 responden audit
internal dan mengembalikan 50 kuesioner. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi linier
sederhana.Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner yang digunakan sebelum
pengujian menggunakan regresi linier sederhana.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor
internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan dengan
skor sebesar 62,4%. Angka berarti 62,4% mempunyai pengaruh yang cukup kuat. Keterlibatan
auditor internal yang lebih besar dalam memantau keandalan pelaporan keuangan akan
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah sektor perbankan, dan diharapkan industri
perbankan dapat mengembangkan dan meningkatkan perekonomian Indonesia, khususnya dengan
mendorong pemerataan kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia.
Namun dalam hal ini pun, tanpa terkecuali, kesejahteraan masyarakat Indonesia menjadi
penting. Bank memberikan banyak kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
membangun perekonomian dengan menghimpun dana melalui operasional bank seperti tabungan,
deposito, giro, dan pinjaman. Selama ini sektor perkreditan Indonesia masih menjadi salah satu
bidang kegiatan perbankan yang menyumbang sebagian besar aset atau pendapatan bunga
dibandingkan berbagai kegiatan lainnya. Bisnis perbankan ruang lingkupnya tidak hanya mencakup
pemberian pinjaman kepada nasabah.
BPR merupakan lembaga keuangan perbankan yang menerima simpanan dalam bentuk
deposito berjangka dan tabungan.Selain sumber pendanaan internal BPR, biasanya ditribusikan
pada operasional perkreditan.
Sebab, kegiatan penyaluran kredit bersifat produktif dan menghasilkan pendapatan bunga
yang juga merupakan pendapatan terbesar bagi BPR. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi
pertumbuhan profitabilitas bank itu sendiri.
Pemantauan terhadap aktivitas perkreditan oleh manajemen diperlukan sebagai langkah
untuk mengurangi kecenderungan terjadinya risiko kredit. Tindakan pengawasan ini dilakukan dari
awal proses kegiatan sampai dengan selesainya kegiatan perkreditan. Upaya melakukan
pemantauan sebagai bagian dari pengendalian internal yang tepat ditujukan untuk memastikan
terhindarnya kesalahan dan kecurangan dalam proses pemberian kredit. Aktivitas pengendalian
internal merupakan salah satu aktivitas penting dalam suatu perusahaan, yang dalam hal ini juga
mencakup sektor perbankan.
Audit internal berfungsi sebagai alat penilaian independen dalam suatu
organisasi/perusahaan untuk meninjau dan mengevaluasi kegiatan organisasi/perusahaan
sebagai penyedia jasa bagi organisasi/perusahaan. Audit internal melakukan kegiatan konsultasi
dan jaminan independen.Auditor internal mengevaluasi kinerja suatu perusahaan dan
mengidentifikasi potensi terjadinya kecurangan, baik yang bersifat kepatuhan, inefisiensi,
kecurangan, aktivitas, operasional, maupun efektivitas dan relevansi laporan keuangan.Dia
bertugas menentukan gender. Dengan kata lain, fungsi audit internal dirancang untuk melakukan
pemantauan baik dari sudut pandang keuangan maupun operasional, dengan aspek keuangan
menjadi bagian untuk memastikan keamanan aset perusahaan dan memastikan bahwa aset
tersebut dapat diandalkan dan relevan. Membantu mengamankan informasi akuntansi
Tabel
Jumlah BPR di Indonesia
Tahun 2011-2013
Jumlah BPR di Indonesia
Bulan Tahun Unit
Januari 2011 1700
Desember 2011 1669
Januari 2012 1663
Desember 2012 1653
Januari 2013 1653
Desember 2013 1634
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa BPR mengalami penurunan setiap
tahunnya.Banyak BPR yang dibubarkan karena kurangnya pengawasan terhadap seluruh aktivitas
yang dilakukan organisasi oleh auditor internal (SPI) dan banyaknya laporan keuangan yang
berkualitas buruk. Saat menyiapkan laporan keuangan, perhatikan peraturan dan ketentuannya.
Standar yang berlaku saat ini. Banyaknya tuntutan hukum terkait likuidasi BPR telah menyita
perhatian terhadap kualitas pelaporan keuangan BPR. Pelaporan keuangan yang baik adalah
pelaporan yang mencapai tujuan pelaporannya. Selain itu, karakteristik kualitatif pelaporan
keuangan yang baik harus ditentukan oleh IASB sebagaimana diadopsi oleh IFRS. Pelaporan
keuangan yang baik menurut meliputi pelaporan yang relevan, dapat diandalkan (faithful
representasi), mudah dipahami, dan dapat diperbandingkan.
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan penelitian ini, kasus yang menjadi sasaran penyidikan adalah Bank
Perkreditan Rakyat di Kota Jawa Tengah. Peneliti melakukan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan
jenis data yang digunakan adalah kuantitatif yang berupa nilai atau penilaian atas jawaban
responden terhadap pertanyaan survei. Penulis mengumpulkan data yang terdiri dari data primer
dan sekunder serta mengidentifikasi sumber datanya.
Subyek penelitian ini adalah auditor internal Bank Perkreditan Rakyat Pusat yang beroperasi
di Jawa Tengah Berdasarkan data di website Bank Indonesia, jumlah BPR pusat di Kota Jawa
Tengah sebanyak 15 BPR, Kab.Jawa tengah 18 BPR, Metode pengambilan sampel adalah target
sampling dengan menggunakan departemen audit internal Bank Perkreditan Rakyat dan total 33
BPR pusat sebagai kriteria pengambilan sampel. Alat analisis data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi. Persamaan regresi yang digunakan merupakan
persamaan regresi sederhana karena yang diteliti hanya dua variabel yaitu auditor internal sebagai
variabel independen (X) dan kualitas pelaporan keuangan sebagai variabel dependen (Y).
Persamaannya menjadi:
Y = a + bX
Keterangan:
Y' = nilai prediksi
a = konstanta atau harga
Y = a + bX
Keterangan :
Y’= Nilai yang diprediksikan
a= Konstanta atau bila harga X=0
b= Koefisien regresi
X= Nilai variabel independent
Hipotesis dalam penelitian ini ditetapkan yaitu Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif
(H1). Ho adalah penetapan dugaan tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y,
sedangkan H1 adalah penetapan dugaan ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y
penetapan dugaan tersebut dinyatakan sebagai berikut:
Ho:𝜌 = 0,
Peranan auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan.
H1:𝜌 ≠ 0,
Peranan auditor berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Pengujian hipotesis yang telah diajukan yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara peranan
auditor internal (variabel X) dengan kualitas pelaporan keuangan (variabel Y), digunakan hipotesis
Ho dan H1 yang diusulkan:
Merumuskan hipotesis statistik
Ho : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara auditor internal dengan kualitas
pelaporan keuangan.
H1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara auditor internal dengan kualitas
pelaporan keuangan.
Menentukan tingkat signifikan adalah
α = 0,05 atau 5% dengan derajat
kebebasan dk = 50 – 2 = 48 dimana nilai ttabel sebesar 1,677.
Mencari nilai hitung
Hasil perhitungan yang diperoleh dari SPSS 23, didapat nilai hitung sebesar 9,073
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diteliti digunakan pengujian hipotesis dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Artinya, memang demikianlah masalahnya. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan di
kalangan auditor internal terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Jika taraf signifikansi tabel < 0 > (9,073 > 1,677) dan uji kebenarannya kurang dari 0,05, maka Ho
ditolak dan H1 diterima.
Artinya terdapat implikasi antara peran auditor internal. Pada tabel terdiri dari Kualitas Laporan
Keuangan.
Menentukan Hipotesis Berdasarkan tabel diatas terlihat angka 9,073 dan nilai signifikansi uji t
sebesar 0,000 . Di sini nilai signifikansinya kurang dari 0,05.
Dengan kata lain Ho ditolak. Kami menyimpulkan bahwa auditor internal mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Untuk menguji sejauh mana peran auditor
internal mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan, penelitian ini menggunakan rumus koefisien
determinasi.
PEMBAHASAN
Hasil koefisien determinasi dari tabel memberikan nilai sebesar 0,624 atau 62,4%.Nilai
tersebut berarti audit internal mempunyai pengaruh sebesar 62,4% terhadap kualitas laporan
keuangan yang dapat disajikan dan dijelaskan oleh audit internal. Sedangkan sisanya sebesar
37,6% (100% - 62,4%) yang mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan dapat dijelaskan oleh
faktor penyebab lain seperti faktor eksternal. Selanjutnya nilai t hitung yang diperoleh dari hasil
pengujian hipotesis adalah sebesar 9,073 yang merupakan nilai signifikan.
0,000. Ho ditolak berdasarkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau kriteria uji spreadsheet .
Oleh karena itu, dengan membandingkan perhitungan dengan tabel, diperoleh kesimpulan bahwa
9,073 > 1,677. Artinya variabel auditor internal mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
kualitas pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya
khususnya Shabrina (2014) yang menyimpulkan bahwa auditor internal mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan.Koordinasi dan kerjasama antara auditor internal
dan eksternal berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Semakin
tinggi tingkat keterlibatan auditor internal dalam memantau keandalan laporan keuangan maka
semakin baik pula kualitas laporan keuangan .Sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh
Lilir Sundayani (2013), dampak audit internal terhadap penerapan GCG di PT disimpulkan sebagai
berikut: Dirgantara Indonesia telah menunjukkan hasil yang berdampak. Hal ini dibuktikan dengan
nilai koefisien determinasi (KD) yang mengukur pengaruh audit internal terhadap praktik tata kelola
perusahaan yang baik sebesar 44%.
Banyak orang yang percaya bahwa audit internal hanya diperlukan oleh bisnis atau
perusahaan yang sudah besar saja. Padahal untuk mengetahui apakah Anda membutuhkan audit
internal atau tidak, ada tiga faktor penting yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, yaitu
tanggung jawab manajemen atas pengendalian internal, peran audit internal dalam membantu
memenuhi tanggung jawab tersebut.
Secara definisi, menurut Institute of Internal Auditors, audit internal adalah kegiatan atau
layanan konsultasi dan asurans yang dilakukan secara independen dan objektif dengan tujuan
untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi sebuah perusahaan. Audit internal membantu
untuk mencapai tujuannya dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola internal.
Audit internal memantau efektivitas pengendalian internal dengan cara-cara berikut ini:
Penilaian Risiko: Membantu manajemen dalam mengidentifikasi dan memprioritaskan area atau
proses yang memerlukan perhatian dan fokus audit.
Panduan Proses dan Dokumentasi: Memperoleh pemahaman tentang proses dan prosedur yang
berjalan dalam perusahaan.
Penilaian Kontrol: Mengidentifikasi kesenjangan, atau sumber titik masalah, di mana prosedur dan
kontrol tidak dilakukan dengan benar.
Pengujian Kontrol: Memverifikasi apakah kontrol internal berfungsi seperti yang sudah dirancang.
Pelaporan: Memberikan pengamatan dan merekomendasikan langkah-langkah untuk
meningkatkan proses dan kontrol internal
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2014). Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan
Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.
Maranatha, L. S. (2013). Pengaruh Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance
(GCG). Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan.
Moyes, G. D., & Baker, C. R. (2009). Factors Flags to Detect Fraudulent Financial Reporting. Internal
Auditng, 63(6), 33–40.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian, Ghalia Indonesia.Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.
Jakarta: Standar Profesi Audit Internal.
PPM School of Management. (2022). Inilah Fungsi dan Peranan Penting Akuntansi dalam Bisnis!
https://ppmschool.ac.id/peranan-akuntansi-dalam-bisnis/
Pradipta, P. S. (n.d.). Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Pelaksanaan
Good Corporate Governance. Jurnal Akuntnsi Universitas Brawijaya Malang.
Russell Bedford SBR. (2021). Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Audit Internal untuk Perusahaan.
https://sbr-cpa.co.id/manfaat-audit-internal/
Universitas Katolik Widya Karya. (2023). Peran Akuntansi dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan
Perusahaan. https://widyakarya.ac.id/peran-akuntansi-dalam-meningkatkan-kinerja-
keuangan-perusahaan/
Wardoyo, T. S., & Lena. (2010). Peranan Auditor Internal dalam Menunjang Pelaksanaan Good
Corporate Governance (Studi Kasus pada PT Dirgantara Indonesia). Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi, 3, 1–24.