1 Dinamika Rotasi
1 Dinamika Rotasi
com
DINAMIKA ROTASI
Materi Fisika Peminatan Kelas XI Semester I
Oleh: Asep Budi Setiawan, S.Si
𝜏⃗ = 𝐹⃗ 𝑥 𝑅
Jika arah gaya membentuk sudut α terhadap jarak titik kerja gaya ke poros puitar, maka besarnya
momen gaya dirumuskan:
𝜏 = 𝐹 . 𝑅 sin 𝛼
Keterangan:
𝜏 = momen gaya atau torsi (N.m)
𝐹 = gaya (N)
𝑅 = jarak garis kerja gaya ke poros putar (m)
𝛼 = sudut antara gaya (F) dan jarak titik kerja gaya ke poros putar.
Berdasarkan persamaan di atas, selain besar gaya dan jarak, yang mempengaruhi besarnya
momen gaya adalah sudut arah gaya terhadap jarak titik kerja gaya ke poros putar. Sehingga, jika
arah gaya tegak lurus terhadap jarak titik kerja gaya ke poros putar (𝛼 = 0) , maka akan diperoleh
besar momen gaya maksimum, yaitu:
𝜏 = 𝐹 .𝑅
Karena momem gaya merupakan hasil perkalian silang antara vektor gaya dan jarak, maka
momen gaya (torsi) merupakan besaran vektor, yang memiliki nilai dan arah. Arah momen gaya
mengikuti arah gerak rotasi bendanya, misalkan: jika benda berotasi searah putaran jarum jam, maka
momen gaya bernilai positif (+) , dan jika benda berotasi berlawanan arah putaran jarum jam, maka
momen gaya bernilai negatif (–), atau bisa sebaliknya sesuai dengan kesepakatan.
Berikut ini contoh perumusan momen gaya pada batang homogen:
F
R
𝑅 = 𝐿 sin 𝛼
𝜏 = 𝐹 . 𝐿 sin 𝛼
R
fisika sekolah asik
titik kerja gaya
poros L
𝑅=𝐿
𝜏 = 𝐹 .𝐿
𝑅=0
𝜏=0
Gaya yang bekerja tepat pada poros putar atau garis kerja gayanya tetap melalui poros putar, tidak
akan menghasilkan momen gaya (𝜏 = 0)
Contoh soal:
1. Sebuah batang homogen dengan panjang 80 cm diberikan tia buah gaya seperti gambar di
bawah:
F3 F1
½L ½L
poros 370 fisika sekolah asik
F2
Jika F1 = 5 N, F2 = 15 N dan F3 = 8 N, hitunglah besar resultan momen gaya yang bekerja pada
batang !
Penyelesaian
Diketahui:
𝐿 = 80 cm = 0,8 m
𝐹1 = 3N
𝐹2 = 15 N
𝐹3 = 8N
𝛼 = 370
Ditanyakan:
𝜏𝑅𝑒𝑠𝑢𝑙𝑡𝑎𝑛 = … ?
Jawab:
Perhatikan gambar berikut:
F3 F1
R1
½L ½L
poros 370 fisika sekolah asik
R2
F2
2. Sebuah pelat logam berbentuk persegi panjang, dengan ukuran panjang 40 cm, dan lebar 30
cm. Pada pelat tersebut diberikan beberapa gaya seperti gambar, sehingga pelat tersebut
berotasi pada pusat massanya.
F1 F4
370
p
poros
l
F2
fisika sekolah asik
F3
Penyelesaian
Diketahui:
𝑝 = 40 cm = 0,4 m
𝑙 = 30 cm = 0,3 m
𝐹1 = 10 N
𝐹2 = 7N
𝐹3 = 15 N
𝐹4 = 5N
𝛼 = 370
Ditanyakan:
𝜏𝑅𝑒𝑠𝑢𝑙𝑡𝑎𝑛 = … ?
Jawab:
F1 F4
F4y 0
37
p
F4x
R4x
R1 R4y
l
F2
R3
fisika sekolah asik F3
1
𝜏1 = −10 . ( . 0,4)
2
𝜏1 = −2 𝑁. 𝑚
Momen gaya oleh F2
F3 garis kerja gayanya tepat melalui poros putar pelat, sehingga:
𝜏2 = 0
Momen gaya oleh F3
1
𝑅2 = 𝑙
2
F3 menyebabkan pelat berotasi searah putaran jarum jam, sehingga:
1
𝜏3 = +𝐹3 . ( 𝑙)
2
1
𝜏3 = +15 . ( . 0,3)
2
𝜏3 = +2,25 𝑁. 𝑚
Momen gaya oleh F4
F4 membentuk sudut 370 terhadap garis vertikal (sumbu y), sehingga gaya F4 harus diuraikan
secara vektor terhadap sumbu x dan sumbu y, yaitu:
𝐹4𝑥 = 𝐹4 sin 370
𝐹4𝑥 = 5 (0,6)
𝐹4𝑥 = 3 𝑁
dan
𝐹4𝑦 = 𝐹4 cos 370
𝐹4𝑦 = 5 (0,8)
𝐹4𝑦 = 4 𝑁
F4x menyebabkan pelat berotasi searah arah putaran jarum jam, sehingga:
1
𝑅4𝑥 = 𝑙
2
1
𝜏4𝑥 = 𝐹4𝑥 . ( 𝑙)
2
1
𝜏4𝑥 = 3 . ( . 0,3)
2
𝜏4𝑥 = 0,45 𝑁. 𝑚
F4y menyebabkan pelat berotasi berlawanan arah putaran jarum jam, sehingga:
1
𝑅4𝑦 = 𝑝
2
1
𝜏4𝑦 = −𝐹4𝑦 . ( 𝑝)
2
1
𝜏4𝑦 = −4 . ( . 0,4)
2
𝜏4𝑥 = −0,8 𝑁. 𝑚
Resultan momen gaya:
𝜏𝑅 = 𝜏1 + 𝜏2 + 𝜏3 + 𝜏4
𝜏𝑅 = −2 + 0 + 2,25 + 0,45 − 0,8
𝜏𝑅 = −0,1 𝑁. 𝑚
Akibat keempat gaya tersebut, pelat berotasi berlawanan arah putaran jarum jam.
B. Momen Inersia
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk bergerak rotasi. Momen inersia
memiliki kesetaraan dengan besaran massa pada gerak translasi.
Suatu benda ketika diberikan gaya, akan memiliki tiga kemungkinan gerak yaitu gerak translasi,
gerak rotasi atau gerak gabungan antara gerak translasi dan rotasi. Suatu benda yang hanya
memungkinkan untuk bergerak translasi saja ketika diberikan gaya disebut benda titik (partikel).
Sedangkan benda yang memungkinkan bergerak transalasi, atau rotasi ataupun kedua-duanya disebut
benda tegar.
𝐼 = 𝑚𝑅 2
Apabila ada N buah benda titik bergerak mengelilingi suatu pusat putaran dengan jari-jari
lintasan R, maka besarnya momen inersia total merupakan hasil penjumlahan skalar dari momen
inersia masing-masing benda, yang dirumuskan:
𝐼 = 𝑚1 . 𝑅1 2 + 𝑚2 . 𝑅2 2 + 𝑚3 . 𝑅3 2 + … + 𝑚𝑁 . 𝑅𝑁 2
𝐼 = ∑ 𝑚. 𝑅 2
Keterangan:
𝐼 = momen inersia (kg.m2 atau g.cm2)
𝑚 = massa benda (kg atau g)
𝑅 = jari – jari rotasi (m atau cm)
Contoh Soal:
Tiga buah benda berada sejajar pada sebuah batang ringan yang massanya diabaikan, seperti terlihat
pada gambar.
m1 m2 m3
20 cm 40 cm
Jika m1 = 40 gram, m2 = 25 gram, dan m3 = 10 gram, hitunglah momen inersia sistem jika:
a. diputar dengan poros di tengah-tengah antara m1 dan m2.
b. diputar dengan poros melalui m3 !
Penyelesaian:
Diketahui:
m1 = 40 gram
m2 = 25 gram
m3 = 10 gram
r12 = 20 cm
r23 = 40 cm
Ditanyakan:
a. I dengan poros di tengah-tengah antara m1 dan m2.
b. I dengan poros melalui m3
Jawab:
a. I dengan poros di tengah-tengah antara m1 dan m2
poros
r1 r2
m1 m2 m3
20 cm 40 cm
r3
fisika sekolah asik
𝐼 = ∑ 𝑚𝑟 2
𝐼 = 𝑚1 𝑟1 2 + 𝑚2 𝑟2 2 + 𝑚3 𝑟3 2
𝐼 = 40 (10)2 + 25 (10)2 + 10 (50)2
𝐼 = 4.000 + 25.00 + 25.000
𝐼 = 31.500 𝑔. 𝑐𝑚2
r2
m1 m2 m3
20 cm 40 cm
fisika sekolah asik
r1
𝐼 = ∑ 𝑚𝑟 2
𝐼 = 𝑚1 𝑟1 2 + 𝑚2 𝑟2 2 + 𝑚3 𝑟3 2
𝐼 = 40 (60)2 + 25 (40)2 + 10 (0)2
𝐼 = 40(3600) + 25(1600) + 0
𝐼 = 144.000 + 40.000
𝐼 = 184.000 𝑔. 𝑐𝑚2
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚
Dengan batas – batas integral yang dipilih sehingga mencakup seluruh benda.
Dari persamaan momen inersia tersebut, dapat di rumus – rumus momen inersia untuk benda
tegar beraturan yang poros putarnya melalui pusat massanya , yang duirangkum dalam table berikut:
Rumus
No Nama Benda Tegar Letak sumbu putar Gambar
Momen Inersia
Di tengah-tengah 1
1 Batang Homogen
tegak lurus batang 𝐼0 = 𝑚𝐿2
12
Menembus pusat
1
2 Silinder pejal lingkaran sejajar 𝐼0 = 𝑚𝑅 2
panjang silinder 2
Melalui pusat
Silinder berongga 1
3
(tebal)
lingkaran tegak lurus 𝐼0 = 𝑚 (𝑅1 2 + 𝑅2 2 )
diameter 2
Melalui pusat
4 Cincin tipis lingkaran tegak lurus 𝐼0 = 𝑚𝑅 2
diameter
Melalui pusat
1
5 Cincin tipis lingkaran sejajar 𝐼0 = 𝑚𝑅 2
diameter 2
2
6 Bola berongga Melalui pusat bola 𝐼0 = 𝑚𝑅 2
3
2
7 Bola pejal Melalui pusat bola 𝐼0 = 𝑚𝑅 2
5
Melalui pusat pelat,
1
8 Pelat tipis tegak lurus 𝐼0 = 𝑚(𝑎2 + 𝑏 2 )
permukaan pelat 12
Pada tabel di atas adalah rumus – rumus momen inersia untuk beberapa benda tegar yang poros
putarnya melalui pusat massa benda. Sedangkan untuk benda tegar yang diputar dengan poros putar
digeser sejajar sejauh d dari pusat massa, momen inersianya dapat ditentukan dengan persamaan:
𝐼 = 𝐼0 + 𝑚𝑑 2
Keterangan:
𝐼 = momen inersia (kg.m2 atau g.cm2)
𝐼0 = momen inersia dengan poros di pusat massa benda (kg.m2 atau g.cm2)
𝑚 = massa benda (kg atau g)
𝑑 = jarak pergeseran poros putar dari pusat massa benda (m atau cm)
Contoh Soal:
Sebuah batang homogen bermassa 100 gram dan panjangnya 90 cm . Diputar dengan sumbu putar
1
berada di satu titik yang berjarak 3 𝑙 dari salah satu ujung batang, hitunglah momen inersia batang
tersebut !
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑚 = 100 gram
𝑙 = 90 cm
Ditanyakan:
I = … ?
Jawab:
Perhatikan gambar berikut:
1 1
𝑑= 𝑙− 𝑙
2 3
3 2
𝑑= 𝑙− 𝑙
6 6
1
𝑑= 𝑙
6
Momen inersia batang homogen dengan poros di pusat massa:
1
𝐼0 = 𝑚𝑙 2
12
1
Momen inersia batang homogen dengan poros 𝑙 dari salah satu ujung batang :
3
2
𝐼 = 𝐼0 + 𝑚. 𝑑
1 2
1 2
𝐼= 𝑚𝑙 + 𝑚. ( 𝑙)
12 6
1 1
𝐼= 𝑚𝑙 2 + 𝑚𝑙 2
12 36
3 1
𝐼= 𝑚𝑙 2 + 𝑚𝑙 2
36 36
4
𝐼= 𝑚𝑙 2
36
1 2
𝐼= 𝑚𝑙
9
1
𝐼= 100 (90)2
9
1
𝐼= 100 (8100)
9
𝐼 = 90.000 𝑔. 𝑐𝑚2
C. Dinamika Rotasi
Dinamika rotasi mempelajari tentang gerak rotasi suatu benda beserta penyebab dari gerak itu
sendiri. Dalam hal ini akan dibahas tentang hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut
benda yang berotasi akibat momen gaya tersebut.
Misalkan sebuah partikel bermassa m berputar pada pada lintasan lingkaran berjari-jari r akibat
adanya gaya tangensial F yang bekerja pada partikel tersebut seperti pada gambar berikut:
a F
m
r
𝜏=𝐼𝛼
Persamaan tersebut merupkan analogi dari persamaan hukum II Newton, yaitu 𝐹 = 𝑚 . 𝑎 pada gerak
linier. Sehingga pada dinamika gerak rotasi bisa dirumuskan resultan momen gaya:
∑𝜏 = 𝐼 𝛼
Keterangan:
𝜏 = momen gaya (N.m)
𝐼 = momen inersia benda (kg.m2 atau g.cm2)
𝛼 = percepatan sudut (rad/s2)
Contoh Soal:
Sebuah roda berbentuk bola pejal bermassa 500 gram berdiameter 10 cm ditarik mendatar dengan
gaya F di atas sebuah bidang yang kasar, seperti gambar berikut:
F=7N
Akibat gaya tersebut roda menggelinding mendatar, hitunglah besar percepatan linier yang dialami
roda !
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑚 = 500 gram = 0,5 kg
𝐷 = 10 cm
𝑟 = 5 cm = 5 x 10–2 m
𝐹 = 7N
Ditanyakan:
𝑎 = … ?
Jawab:
Perhatikan gambar berikut:
a
F
a r
fisika sekolah asik
f
Roda bergerak menggelinding, bearti roda mengalami gerak translasi mendatar ke kanan dan rotasi
searah putaran jarum jam dengan poros di pusat roda (bola pejal).
Untuk gerak translasi berlaku:
∑ 𝐹𝑥 = 𝑚. 𝑎
𝐹 − 𝑓 = 𝑚. 𝑎 …….. (1)
1
𝐸𝑘𝑅 = 𝐼 𝜔2
2
Untuk benda yang bergerak menggelinding ( bergerak translasi dan rotasi ) enrgi kinetiknya
merupakan hasil penjumlahan antara energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi, yang secara
matematis dirumuskan:
1 1
𝐸𝑘 = 𝑚 𝑣 2 + 𝐼 𝜔2
2 2
𝑣
𝜔=
𝑅
Keterangan:
𝐸𝑘 = energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
𝐼 = momen inersia benda (kg.m2 atau g.cm2)
v = kecepatan linir (m/s)
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari - jari (m)
Contoh Soal
1. Iwan sedang memutarkan sebuah tongkat homogen yang panjang 80 cm dan massanya 300 gram.
Tongkat tersebut diputar dengan poros di salah satu ujungnya dengan frekeunsi 7 Hz. Hitunglah
bear energi kinetik yang dihasilkan oleh putaran tongkat tersebut !
Penyelesaian
Diketahui:
𝑙 = 80 cm = 0,8 m
𝑚 = 300 gram = 0,3 kg
𝑓 = 7 Hz
Ditanyakan:
𝐸𝑘 = … ?
Jawab:
Tongkat homogeny diputar dengan poros di salah stu ujungnya, momen inersianya
dirumuskan:
1
𝐼 = 𝑚 𝑙2
3
1
𝐼 = (0,3) (0,8)2
3
𝐼 = 0,1 . 0,64
𝐼 = 6,4 𝑥 10−2 𝑘𝑔. 𝑚2
Kecepatan sudut tongkat;
𝜔 =2𝜋𝑓
22
𝜔=2 ( ) (7)
7
𝜔 = 44 𝑟𝑎𝑑/𝑠
2. Sebuah silinder pejal bermassa 200 gram dari keadaan diam kemudian menggelinding dari atas
menuruni bidang miring sepanjang 2 meter dengan sudut kemiringan 370. Jika percepatan
gravitasi g = 10 m/s2, hitunglah kecepatan benda saat tepat akan menyentuh dasar bidang miring!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑠 = 2m
𝑚 = 200 gram = 0,2 kg
𝜃 = 370
𝑔 = 10 m/s2
Ditanyakan:
v = … ?
Jawab:
Perhatikan gambar berikut:
A
v0 = 0
m h
B s=2
v=…?
q
Di titik B:
𝐸𝑝𝐵 = 0
1 1
𝐸𝑘𝐵 = 2 𝑚 𝑣𝐵 2 + 2 𝐼 𝜔𝐵 2 (benda menggelinding)
1 1 1 𝑣𝐵 2
𝐸𝑘𝐵 = 𝑚 𝑣𝐵 2 + ( 𝑚𝑟 2 ) ( )
2 2 2 𝑟
1 1
𝐸𝑘𝐵 = 𝑚 𝑣𝐵 2 + 𝑚 𝑣𝐵 2
2 4
3
𝐸𝑘𝐵 = 𝑚 𝑣𝐵 2
4
Dari A ke B benda mengalami kekekalan energy mekanik;
𝐸𝑀𝐴 = 𝐸𝑀𝐵
𝐸𝑝𝐴 + 𝐸𝑘𝐴 = 𝐸𝑝𝐵 + 𝐸𝑘𝐵
3
𝑚 𝑔ℎ+0= 0+ 𝑚 𝑣𝐵 2
4
3
𝑔ℎ= 𝑣𝐵 2
4
4
𝑣𝐵 2 = 𝑔ℎ
3
4
𝑣𝐵 = √ 𝑔 ℎ
3
4
𝑣𝐵 = √ (10) (1,2)
3
𝑣𝐵 = √16
𝑣𝐵 = 4 𝑚/𝑠
E. Momentum Sudut
Setiap benda yang bermassa kemudian bergerak dengan kecepatan v, maka benda tersebut
memiliki nilai momentum. Ketika benda tersebut bergerak translasi, maka nilai momentum benda
tersebut dirumuskan;
𝑝 = 𝑚 .𝑣
Ketika suatu benda bergerak rotasi dengan jari – jari R, maka benda tersebut memiliki momentum
yang disebut dengan momentum sudut (L), dimana besar momentum sudut tersebut merupakan hasil
perkalian antara momentum linier dengan jari-jari; secara matematis ditulis:
𝐿 = 𝑝 .𝑅
𝐿 = 𝑚 𝑣 .𝑅
Karena 𝑣 = 𝜔 . 𝑅 , maka momentum sudut menjadi:
𝐿=𝑚𝜔𝑅 𝑅
𝐿 = 𝑚 𝑅2 𝜔
𝐿=𝐼𝜔
Keterangan:
𝐿 = momentum sudut (kg m2/s)
𝐼 = momen inersia benda (kg.m2 atau g.cm2)
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
Hubungan momen gaya dengan momentum sudut pada benda yang bergerak rotasi menyatakan
bahwa besarnya momen gaya adalah turunan pertama dari momentum sudut terhadap waktu, yang
secara matematis dirumuskan:
𝑑𝐿
𝜏=
𝑑𝑡
Berdasarkan persamaan di atas, jika tida ada momen gaya luar yang bekerja pada suatu sistem
yang bergerak rotasi (∑ 𝜏 = 0), maka momentum sudut ( L ) yang dialami benda/sistem tersebut
nilainya akan tetap (konstan), dan inilah merupakan prinsip dari kekekalan momentum sudut. Yang
secara matematis dituliskan:
𝐿1 = 𝐿2
𝐼1 . 𝜔1 = 𝐼2 . 𝜔2
Contoh Soal
1. Rudi memutarkan tongkat homogen sepanjang 100 cm dengan poros di salah satu ujungnya
secara mendatar, jika putaran tongkat tersebut kecepatannya 300 rpm, dan massa tongkat 900
gram, hitunglah besar momentum sudut tongkat tersebut !
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑙 = 100 cm = 1 m
𝜔 = 300 rpm
𝑚 = 900 g = 0,9 kg
Ditanyakan:
𝐿 = … ?
Jawab:
Kecepatan sudut harus dikonversi dari rpm ke rad/s;
𝜋
𝜔 = 300 𝑟𝑝𝑚 = . 300 𝑟𝑎𝑑/𝑠
30
𝜔 = 10𝜋 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Momen inersia batang homogen diputar di ujung:
1
𝐼= 𝑚 𝑙2
3
1
𝐼 = 0,9 12
3
𝐼 = 0,3 𝑘𝑔. 𝑚2
2. Sebuah silinder pejal berputar pada poros di pusat permukan tegak lurus diameter dengan
frekuensi 8 Hz. Massa silinder 240 gram dan berdiameter 10 cm. Kemudian pada dinding silinder
tersebut ditempelkan plastisin bermassa 30 gram. Hitunglah frekuensi putaran silinder setelah
ditempel plastisin tersebut !
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑓1 = 8 Hz
𝑚𝑠 = 240 gram
𝑑𝑠 = 10 cm
𝑚𝑝 = 30 gram
Ditanyakan:
𝑓2 = … ?
Jawab:
Silinder berputar tanpa plastisin, memiliki momentum sudut:
𝐿1 = 𝐼𝑠 . 𝜔1
Silinder berputar dengan plastisin, memiliki momentum sudut:
𝐿2 = (𝐼𝑠 + 𝐼𝑝 ) . 𝜔2
Pada kasus ini terjadi kekekalan momentum sudut, yaitu:
𝐿1 = 𝐿2
𝐼𝑠 . 𝜔1 = (𝐼𝑠 + 𝐼𝑝 ) . 𝜔2
1 1
𝑚𝑠 𝑟 2 . 2𝜋𝑓1 = ( 𝑚𝑠 𝑟 2 + 𝑚𝑝 𝑟 2 ) . 2𝜋𝑓2
2 2
1 1
𝑚𝑠 . 𝑓1 = ( 𝑚𝑠 + 𝑚𝑝 ) . 𝑓2
2 2
1 1
(240) . (8) = ( (240) + 30 ) . 𝑓2
2 2
120 . (8) = (150 ) . 𝑓2
4. (8) = 5 . 𝑓2
32
𝑓2 =
5
𝑓2 = 6,4 𝐻𝑧
2m
3a
5a
3m
X
4a
3a
2m
Jika sistem diputar terhadap sumbu Y, besar momen inersia sistem adalah….
a. 80 ma2
b. 90 ma2
c. 98 ma2
d. 106 ma2
e. 116 ma2
3. Sebuah roda cincin memiliki massa 8 kg dengan momen inersia 0,5 kg.m2. maka jari – jari girasi
roda tersebut terhadap porosnya adalah ….
a. 25 m
b. 20 m
c. 16 m
d. 2 m
e. 0,25 m
4. Sebuah batang homogen dengan panjang 120 cm, diputar mendatar dengan poros putar 30 cm
dari salah satu ujungnya. Bila massa batang tersebut 600 gram, momen inersia batang tersebut
adalah ….
a. 0,072 kg.m2
b. 0,126 kg.m2
c. 0,288 kg.m2
d. 0,432 kg.m2
e. 0,486 kg.m2
5. Dua buah bola berongga yang identik ditempel satu sama lain, kemudian di putar dengan poros
di salah satu musat bila, seperti gambar:
R R
M
M
Jika massa bola M dan jari-jari bola R, momen inersia kedua bola tersebut adalah ….
4
a. 𝑀𝑅 2
3
7
b. 𝑀𝑅 2
3
12
c. 𝑀𝑅 2
3
14
d. 𝑀𝑅 2
3
16
e. 𝑀𝑅 2
3
B
A C
30o
FC
FB
a. 0 Nm
b. 1 Nm
c. 4 Nm
d. 6 Nm
e. 8 Nm
7. Sebuah roda menggelinding sempurna pada bidang datar kasar. Massa roda 0,5 kg dan jari-jari
roda 20 cm. Roda ditarik dengan gaya F = 2 N sehingga bergerak dengam pecepatan konstan
seperti gambar.
8. Sebuah bola pejal yang berdiameter 20 cm berotasi dengan poros yang melalui pusat bola.
Perputaran bola memiliki persamaan kecepatan sudut 𝜔 = (10 + 25𝑡) 𝑟𝑎𝑑/𝑠 dengan t dalam
sekon. Jika massa bola 4 kg, besar momen gaya yang bekerja pada bola adalah ….
a. 0,32 N.m
b. 0,40 N.m
c. 0,65 N.m
d. 0,80 N.m
e. 1,60 N.m
9. Sebuah batu gerinda memiliki massa 4 kg dan jari – jari 10 cm. ketika sebuah momen gaya tetap
dikerjakan, batu gerinda mencapai kecepatan sudut 1.200 rpm dalam 20 sekon. Jika pada saat
awal batu gerinda dalam keadaan diam dan bentuknya berupa silinder pejal, besar reultan momen
gaya yang bekerja adalah ….
a. 4 x 10–4 N.m
b. 8 x 10–4 N.m
c. 2 x 10–2 N.m
d. 4 x 10–2 N.m
e. 8 x 10–2 N.m
10. Sebuah roda pejal homogen dililitkan sebuah tali pada tepi roda seperti gambar berikut:
F
Ujung tali ditarik dengan gaya F = 12 N. Jika massa roda 5 kg dan jari-jari roda 10 cm, besar
percepatan sudut roda tersebut adalah….
a. 12 rad/s2
b. 16 rad/s2
c. 36 rad/s2
d. 40 rad/s2
e. 48 rad/s2
11. Dua buah benda, masing-masing m1 = 4 kg, m2 = 2 kg dihubungan dengan katrol bermassa 4 kg
seperti tampak pada gambar. Jika percepatan gravitasi g = 10 m/s2, percepatan yang dialami m1
dan m2 adalah ….
a. 10 m/s2
b. 5,0 m/s2
c. 3,3 m/s2
d. 2,5 m/s2
e. 2,0 m/s2
mk
m1 m2
12. Berikut ini merupakan besaran-besaran yang menentukan energi kinetik rotasi suatu benda tegar.
(1) kecepatan sudut benda
(2) massa benda
(3) bentuk benda
(4) letak sumbu putar
Jawaban yang benar ditunjukan oleh nomor….
a. (1), (2), (3) dan (4)
b. (1), (2) dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
licin
T1
Jika massa balok A, balok B, dan katrol maing – masing massanya 7 kg, 2 kg, dan 1 kg serta
massa gravitasi 10 m/s2, besar tegangan tali T1 adalah ….
a. 20 N
b. 16 N
c. 14 N
d. 8 N
e. 7 N
14. Sebuah drum minyak yang kedua ujungnya sudah terbuka bermassa m dan berjari-jari r,
menggelinding di jalanan dengan kecepatan v, jika dinding drum tersebut sangan tipis, energi
kinetik drum tersebut adalah ….
1
a. 2 𝑚𝑣 2
3
b. 𝑚𝑣 2
4
c. 𝑚𝑣 2
3
d. 𝑚𝑣 2
2
e. 2𝑚𝑣 2
15. Sebuah silinder pejal bermassa 0,1 kgmenggelinding di atas lintasan datar yang kasar denga
kelajuan tetap 4 m/s. besar energi kinetik silinder tersebut adalah ….
a. 1,0 joule
b. 1,2 joule
c. 2,0 joule
d. 2,2 joule
e. 3,0 joule
16. Dua buah benda berbentuk bola pejal dan silinder pejal mempunyai massa sama (m1 = m2) dan
jari-jari sama (r1 = r2) berotasi terhadap sumbunya dengan kecepatan sudut sama. Perbandingan
energi kinetik antara kedua benda tersebut adalah….
a. 5:4
b. 4:5
c. 2:5
d. 5:2
e. 3:5
17. Jika kecepatan angular dari benda yang bergerak rotasi diperbesar menjadi dua kali semula,
energi total dari benda yang berotasi itu menjadi ….
a. ¼ kali energi total semula
b. ½ kali energi total semula
c. sama dengan energi total semula
d. 2 kali energi total semula
e. 4 kali energi total semula
18. Sebuah bola berongga menggelinding dari keadaan diam menuruni bidang miring yang tingginya
12 m. kelajuan linier bola ketika tiba di dasar bidang miring adalah ….
a. 10 m/s
b. 11 m/s
c. 12 m/s
d. 13 m/s
e. 15 m/s
19. Sebuah roda pejal bermassa 50 kg dan berjari-jari 60 cm diputar dengan kecepatan sudut 3 rad/s.
Besar momentum sudutnya adalah….
a. 54 kg m2/s
b. 63 kg m2/s
c. 72 kg m2/s
d. 81 kg m2/s
e. 108 kg m2/s
20. Seorang penari balet berputar 3 putaran per detik dengan kedua lengannya direntangkan. Pada
saat itu momen inersia penari 8 kg.m2. Kemudian kedua lengan dirapatkan sehingga momen
inersianya menjadi 2 kg.m2. frekuensi putaran sekarang adalah ….
a. 10 Hz
b. 12 Hz
c. 16 Hz
d. 24 Hz
e. 48 Hz
1. Dua bola bermassa 100 gram dan 300 gram ditusuk dengan kawat ringan (massa kawat
diabaikan) seperti tampak pada gambar berikut:
m2
m1
10 cm 20 cm
2. Batang bermassa m ditempelkan salah satu ujungnya pada permukaan bola berongga yang
bermassa M dan berjari-jari R. Jika diketahui panjang batang adalah 4R, tentukan momen inersia
sistem jika diputar di pusat bola.
3. Tentukan momen gaya pada batang sepanjang 2 m dengan psat rotasi titik O setelah diberikan
gaya F sebesar 10 N seperti keadaan berikut:
F
30o
1m
4. Gasing memiliki momen inersia 4 kgm2 berputar dengan kecepatan sudut 360 rpm. Tentukanlah:
a. Momentum sudut gasing terhadap pusat rotasi
b. Energi kinetik rotasi dari gasing
5. Katrol pejal dililit tali seperti gambar berikut:
Ujung tali ditarik dengan gaya 20 N. Jika massa katrol 4 kg dan jari-jarinya 10 cm, tentukanlah
percepatan sudut katrol?
6. Perhatikan gambar berikut:
m2
m1
m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg, massa katrol 10 kg dan dianggap silinder pejal dengan jari-jari 20cm,
Hitunglah tegangan tali T1 dan T2 !
7. Pada suatu sistem katrol di bawah ini m1 = 2 kg dan m2 = 5 kg, massa katrol 2 kg dan dianggap
silinder pejal berjari-jari 10 cm, tentukan percepatan sistem?
m1
m2
8. Sebuah batang homogen dengan panjang L dan massa M dapat berotasi bebas pada suatu bidang
vertikal terhadap ujung O seperti tampak pada gambar. Batang mula – mula dipegang pada posisi
horizontal dan kemudian dilepaskan.
q
L
37o
10. Seorang penari balet memiliki momen inersia 4 kg.m2 ketika lengannya merapat ke tubuhnya ,
dan 16 kg.m2 ketika lengannya terentang. Pada saat kedua lengannya dirapatkan ke tubuhnya,
kelajuan putaran penari tersebut adalah 12 putaran/s. Jike kemudian kedua lengannya
direntangkan, tentukanlah kelajuan putarannya !