Anda di halaman 1dari 9

FORCAST PENJUALAN DENGAN GARIS TREND SECARA

MATEMATIS

Ada 2 teknik dalam metode ini yang umum digunakan untuk menggambar garis
trend yaitu : metode moment dan metode least square.

1. Persamaan Metode Trend Moment.

Seperti metode semi average, metode tren momen atau moment method adalah salah
satu metode yang di gunakan dalam melakukan forecast penjualan, yang nantinya akan
di jadikan dasar sebagai penyusunan anggaran penjualan pada tahun berikutnya.
Dalam pembuatannya metode tren momen dapat di lakukan dengan menggunakan
beberapa rumus tertentu, adapun rumus yang di gunakan dalam penyusunan metode
ini adalah:
1.Y=a+bX
2.ΣY=n.a+b.Σx
3. Σxy = a Σx + b Σx2

Keterangan dari rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Rumus 1 :

Merupakan persamaan garis trend yang akan di gambarkan ( nilai trend )

Rumus ke 2 dan 3 :

Digunakan untuk menghitung nilai ” a ” dan nilai ” b ” yang akan dipakai sebagai dasar
penerapan garis linear ( garis trend ).

Kelebihan dari metode trend moment dibandingkan dengan metode lainnya terletak
pada penggunaan parameter X yang dipakai, sehingga tidak ada perbedaan apakah
data yang dipakai merupakan data historis berjumlah genap atau ganjil, karena nilai
dalam parameter X selalu di mulai dengan nilai 0 sebagai urutan pertama.

Untuk lebih jelas dalam menyusun forecast penjualan menggunakan metode trend
moment ini dapat di lihat pada contoh berikut ini :
Diketahui data penjualan tahun.

1995 130 unit


1996 145 unit
1997 150 unit
1998 165 unit
1999 170 unit

Dari data di atas dapat diketahui bahwa data tersebut berjumlah ganjil, dalam membuat
forecast penjualan berdasarkan data di atas dengan metode trend moment dapat
dilakukan dengan beberapa langkah berikut :

1) Tentukan Parameter X
Inilah yang dimaksud kelebihan dari metode trend moment, parameter X selalu dimulai
dari nilai 0, sehingga :
X

0
1
2
3
4
—–
Σx = 10.

2) Tentukan Nilai X2 DAN XY.

Langkah ini diperlukan untuk mengetahui nilai ”a” dan nilai “b“, setelah parameter X tadi
ditentukan langkah selanjutnya parameter X tadi dikuadratkan berdasarkan data historis
dari masing – masing tahun, sehingga menjadi :

X2

0
1
4
9
16
——
Σx2 = 30

Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai XY, dimana fungsi Y merupakan data
historis dari tingkat penjualan masing – masing tahun, dan X merupakan parameter
yang sudah di tentukan tadi, selanjutnya keduanya dikalikan, sehingga menjadi.

XY

0
145
300
495
680
——-
Σxy = 1620

Tahun X X2 Y XY
1995 0 0 130 0
1996 1 1 145 145
1997 2 4 150 300
1998 3 9 165 495
1999 4 16 170 680
∑ ∑10 ∑30 ∑760 ∑1620

3) Tentukan Nilai ” A ” Dan Nilai ” B “.

Setelah mengetahui jumlah total dari fungsi Y , X , X 2, dan XY, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan nilai b terlebih dahulu, dengan cara menggunakan
persamaan dari rumus 2 dan rumus 3.

Diketahui Σy = 760.

* Rumus 2.
760 = 5a + 10b.

* Rumus 3.
1620 = 10a + 30b.
Untuk mencari nilai b, rumus 2 dikalikan dengan 2, dan rumus 3 dikalikan 1

1520 = 10a + 20b

1620 = 10a + 30b


__________________ ( _ )

– 100 = – 10b

b = 10.

Jadi nilai b dari persamaan diatas adalah 10, setelah mengetahui nilai b dari persamaan
diatas, maka nilai a dapat di tentukan dengan memakai rumus 2, yaitu :

760 = 5a + 10 ( 10 )

760 = 5a + 100

660 = 5a

a = 132

4) Tentukan Fungsi Y Dan Nilai Trend.

Karena nilai a dan nilai b sudah diketahui maka fungsi Y sudah dapat dibuat.

Y = 132 + 10 X

Dari persamaan fungsi Y di atas maka nilai trend dari tahun 1995 sampai tahun 1999
dapat diketahui.

1995 132 unit


1996 142 unit
1997 152 unit
1998 162 unit
1999 172 unit
Dari persamaan fungsi Y di atas dapat juga disusun forecast penjualan pada tahun
berikutnya untuk dijadikan dasar pembuatan anggaran penjualan.

2000 182 unit


2001 192 unit
2002 202 unit
2003 212 unit
2004 222 unit

2. Persamaan Metode Least Square.

Metode least square atau metode kuadrat terkecil, dapat di pergunakan untuk
melakukan forecast penjualan, oleh karena itu metode ini merupakan salah satu teknik
dalam menyusun forecast penjualan. Yang menjadi ciri dari metode ini hampir sama
dengan metode trend moment, yaitu dalam menentukan parameter X, setelah
parameter X terbentuk dan dijumlah, jumlahnya harus 0, walaupun dalam data historis
berjumlah ganjil maupun data historis berjumlah genap. Keunikan yang lain dari metode
trend least square ini walaupun rumus yang digunakan lebih sederhana tetapi
mempunyai hasil forecast yang sama dengan metode trend moment.

Sedangkan rumus yang di gunakan dalam metode least square ini adalah :

1. Y = a + b X
2. a = ΣY : n
3. b = ΣXY : ΣX2

Keterangan dari rumus di atas sama dengan metode trend moment sebelumnya.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai metode least square dapat melihat pada contoh
berikut ini, data tabel berjumlah ganjil dan sama dengan data yang di gunakan pada
metode trend moment.
Diketahui data penjualan tahun:

1995 _ 130 unit

1996 _ 145 unit

1997 _ 150 unit

1998 _ 165 unit

1999 _ 170 unit

Untuk menyusun forecast penjualan dari data di atas dengan metode least square
dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut.

1. Tentukan Parameter X

Karena data di atas adalah data historis berjumlah ganjil, maka 1 tahun bernilai penuh,
dan karena menggunakan metode least square maka nilai ΣX harus 0, sehingga
parameter X menjadi.

-2
-1
0
1
2________ +
ΣX = 0.

2. Tentukan Nilai X2 Dan XY

Setelah parameter X ditentukan maka langkah selanjutnya dengan menentukan nilai X 2,


dengan cara mengkuadratkan parameter X yang sudah ditentukan tadi, sehingga nilai
X2 menjadi.
X2

4
1
0
1
4
____________ +
ΣX2 = 10

3. Setelah mengetahui nilai X2, kemudian mencari nilai dari XY, dengan cara
mengalikan jumlah penjualan tiap tahun dari data yang bersangkutan ( Y ), dengan
data parameter X, sehingga nilai XY menjadi,

XY
-260
-145
0
165
340
______________+
Σxy = 100

Tahun X X2 Y XY
1995 -2 4 130 -260
1996 -1 1 145 -145
1997 0 0 150 0
1998 1 1 165 -165
1999 2 4 170 340
2000 3 ?
2001 4 ?
2002 5 ?
2003 6 ?
2004 7 ?
∑ ∑0 ∑30 ∑760 ∑100

4. Buat Persamaan Trend.

Untuk membuat persamaan trend, terlebih dahulu harus menentukan nilai ” a ” dan nilai
” b “.

* Nilai ” a “

ΣY = 760 ; n = 5

a = Σy : n

= 760 : 5

= 152
* Nilai ” b “

ΣXY = 100 ; ΣX2 = 10

b = ΣXY : ΣX2

= 100 : 10

= 10

Sehingga persamaan trendnya menjadi.

Y = 152 + 10 X.
Dari persamaan fungsi Y di atas maka nilai trend dari tahun 1995 sampai tahun 1999
dapat diketahui.
Y1995 = 152 + 10 (-2) = 132 , dst.
1995 _ 132 unit

1996 _ 142 unit

1997 _ 152 unit

1998 _ 162 unit

1999 _ 172 unit.

Dari persamaan fungsi Y di atas dapat juga disusun forecast penjualan pada tahun
berikutnya untuk dijadikan dasar pembuatan anggaran penjualan.

2000 _ 182 unit.

2001 _ 192 unit.

2002 _ 202 unit.

2003 _ 212 unit.

2004 _ 222 unit.


Dari data di atas ternyata memang hasil forecast metode least square sama dengan
metode trend moment.

TUGAS 4 :

Buatlah peramalan penjualan untuk tahun 2008 dengan menggunakan Metode Moment
dan Metode Least Square berdasarkan data-data berikut ini:

DATA PENJUALAN PT “X”


TAHUN 2003 – 2007

TAHUN (X) PENJUALAN (X)

2003 145
2004 150
2005 165
2006 170
2007 175

2008 ?

Anda mungkin juga menyukai