Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi Trisakti

https://www.e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jet
Vol. 3 No. 1 April 2023 : hal : 1427-1436
http://dx.doi.org/10.25105/jet.v3i1.16125
e-ISSN 2339-0840

PENGARUH FREKUENSI RAPAT DEWAN DIREKSI, FREKUENSI RAPAT


DEWAN KOMISARIS, LEVERAGE (DER), ASSETS TURN OVER (TATO)
DAN SALES GROWTH TERHADAP EARNING PER SHARE

Rizky Hakim Sulistyo1


Agus Bagus Budi2
1,2
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
*Penulis korespondensi: yoseph.agus@trisakti.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel independent pada penelitian ini adalah frekuensi
rapat dewan direksi, frekuensi rapat komisaris, leverage, assets turn over dan Sales Growth, sedangkan
variabel terikatnya adalah earning per share. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan dari website www.idx.co.id yang khusus laporan keuangan perusahaan produksi tahun 2018-
2021. Purposive sampling adalah metode yang digunakan penulis untuk melakukan analisis, disertai
penggunaan metode regresi berganda pada pelaksanaan penelitian. Penggunaan metode tersebut selaras dengan
apa yang ingin dicapai pada penelitian ini dalam rangka menganalisis apa yang menjadi pengaruh pada variable
bebas dan variabel terikat. Sebanyak 32 perusahaan yang namanya sudah terdaftar di BEI 2018 – 2021 yang
digunakan sebagai sampel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah frekuensi rapat dewan direksi tidak
berpengaruh terhadap earning per share, frekuensi rapat dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap earning
per share, leverage (DER) berpengaruh terhadap earning per share, TATO berpengaruh terhadap earning per
share, dan sales growth berpengaruh terhadap earning per share.

Kata Kunci: Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Leverage, Asset Turnover, Growth Sales, Earning Per Share

Abstract
This study aims to examine the effect of the independent variables in this study, namely the frequency of board
meetings, the frequency of commissioners' meetings, leverage, asset turnover and Sales Growth, while the
dependent variable is earnings per share. The secondary data used in this study are financial reports from the
website www.idx.co.id specifically for the financial reports of production companies for 2018-2021. Purposive
sampling is the method used by the author to carry out the analysis, accompanied by the use of multiple
regression methods in conducting research. The use of this method is in line with what is to be achieved in this
study in order to analyze what influences the independent variable and the dependent variable. A total of 32
companies whose names have been registered on the IDX 2018 – 2021 were used as samples. The conclusion
of this study is that the frequency of board of directors meetings has no effect on earnings per share, the
frequency of board of commissioners meetings has no effect on earnings per share, leverage (DER) has an
effect on earnings per share, TATO has an effect on earnings per share, and sales growth has an effect on
earnings per share.

Keywords: Board of Commissioners, Board of Directors, Leverage, Asset Turnover, Growth Sales, Earning
Per Share

Artikel dikirim: 01-02-2023 Artikel Revisi: 04-02-2023 Artikel diterima: 09-02-2023

1427
Jurnal Ekonomi Trisakti

PENDAHULUAN
Pada masa pandemi, sejumlah perusahaan mengalami keadaan yang insignifikan, investor
dituntut untuk menjadi lebih teliti dalam pengambilan keputusan saat melakukan investasi, dimana
keputusan ini dipengaruhi oleh pengelolaan perusahaan. Jumlah besarnya harga saham menjadi salah
satu alat ukur dari pengelolaan perusahaan yang berhasil, dan untuk menilai apakah niali saham
tersebut baik atau buruk diperlukan suatu pengukuran, dapat menjadikan investasi menarik, dimana
saat tingkat earning per share tinggi, kepercayaan investor yang berpotensi untuk berinvestasi akan
terpengaruh (Efendy, 2017).
Adanya naik dan turun dari earning per share juga merupakan sebuah hal sebagai perhatian
paling utama, terkhusus pada sektor usaha manufaktur dan barang yang dikonsumsi, terlebih
perusahaan yang terdaftar pada bursa efek Indonesia (BEI) pasti sudah sangat mengerti pentingnya
earning per share bagi perusahaan. Terdapat 32 perusahaan yang terdaftar di BEI pada 2018-2021
tetapi mengalami penurunan di awal periode penelitian dan mengalami kenaikan pada akhir periode
penelitian.
Sales growth merupakan proyeksi penjualan yang mengalami kenaikan pada tahun sekarang
dibandingkan tahun terdahulu. Dengan tingginya nilai sales growth akan semakin baik bagi
perusahaan. Ketika laba yang diterima dari penjualan semakin besar, memungkinkan perusahaan
terhindar dari financial distress. Sales growth diukur dengan selisih setiap tingkat volume penjualan
di akhir periode dengan akhir periode tahun sebelumnya (Fadli & Suraya, 2019).
Berdasarkan permasalahan yang dialami mengenai adanya naik turn earning per share
diperlukan sebuah penelitian mengenai pengaruh frekuensi rapat dewan direksi, frekuensi rapat
dewan komisaris, leverage (DER), assets turn over (TATO) dan sales growth terhadap earning per
share tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling theory juga menggambarkan laporan keuangan berkualita baik berperan sebagai
sinyal atau tanda suatu perusahaan telah mengoperasikan proses kerjanya dengan baik. Untuk itu
manajer memiliki kewajiban menyampaikan sinyal perihal seperti apa situasi perusahaan kepada
pemilik yang menjadi bentuk tanggung jawab manajer terhadap pengelolaan perusahaan.
Agency Theory.
Agency theory atau teori agen yang dikenal dengan hubungan antara dua pihak, yaitu pemilik
atau yang sering disebut prinsipal dan pihak manajemen atau yang sering disebut agen. Tidak terjadi
pemisahan yang terjadi di antara pemilik dengan agen suatu perusahaan, maka berpotensi muncul
masalah agensi diakibatkan kedua pihak tersebut yang berlomba-lomba dalam memaksimalkan
fungsi utilitasnya (Yunia, 2018). Namun dengan perusahaan yang mengalami perkembangan yang
semakin besar dapat meningkatkan frekuensi terjadinya konflik antar pemilik dan manajemen selaku
investor dengan agent yang diwakilkan oleh manajemen atau pihak direksi.
1428
Vol. 3 No. 1 April 2023

Earning Per Share


Investor menggunakan analisis mereka sendiri untuk menentukan nilai saham perusahaan.
Cara yang biasa digunakan salah satunya adalah teknik analisis fundamental informasi dari laporan
keuangan sering digunakan dalam strategi ini. Peningkatan laba perusahaan kemudian akan
diperkirakan dengan menggunakan laporan keuangan tahunan sebagai contoh. Ketika EPS tinggi,
yang merupakan metrik keuangan digunakan untuk menilai perusahaan, saham menjadi mahal
(Rachmawati & Sherlita, 2021).
Leverage
Leverage (DER) merupakan Rasio untuk menghitung jumlah investasi aset dan didukung oleh
utang. Dengan modal yang terbatas, angka rasio ini yang tinggi akan mempersulit perolehan modal
luar atau pendanaan dari kreditur, yang akan berpengaruh pada kinerja perusahaan dan pada akhirnya
kemampuannya dalam menghasilkan laba.
Kerangka Pemikiran
Kerangka konseptual merupakan gambaran untuk mengidentifikasi variabel dalam penelitian
dan menjelaskan hubungan antara masing-masing variabel.

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Hipotesis Penelitian
Pengaruh Frekuensi Rapat Dewan Direksi Terhadap Earning Per Share
Dewan direksi adalah badan yang mengawasi dan mengatur korporasi. Itu juga berkomunikasi
dengan pemegang saham dan investor lain melalui laporan keuangan tahunan perusahaan. Kebijakan
perusahaan ditetapkan oleh dewan direksi. Rapat dewan direksi, menurut Schwartz-Ziv dan Weisbach
(2013), berkorelasi positif dengan laba per saham perusahaan. Direksi memiliki kesempatan untuk
membahas kinerja bisnis pada rapat dewan reguler. Pengawasan dewan direksi terhadap operasi
perusahaan adalah salah satu tugasnya yang paling penting. Oleh karena itu, dengan meminimalkan
masalah agensi, rapat dewan reguler dapat meningkatkan laba per saham perusahaan. Maka
berdasarkan hal tersebut hipotesis yang diajukan:
H1: Frekuensi rapat dewan direksi berpengaruh positif terhadap earning per share (EPS).
Pengaruh Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Terhadap Earning Per Share
Menurut teori keagenan yang berpendapat bahwa jika dibuat kesepakatan oleh pemilik dengan
manajer agen pengelola perusahaan, adanya masalah dari keagenan masing-masing pihak akan

1429
Jurnal Ekonomi Trisakti

berupaya dalam memaksimalkan fungsi utilitasnya (Digdowiseiso, 2022). Tanggung jawab


pengawasan perusahaan ditanggung oleh dewan komisaris maka hal ini mempengaruhi penentuan
EPS, maka hipotesis 2 dapat dirumuskan sebagai berikut:
H2: Frekuensi rapat dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap earning per share (EPS).
Pengaruh Leverage Terhadap Earning Per Share
Leverage dengan jumlah tinggi dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam memberikan
pengaruh terhadap tingginya earning per share yang diberikan perusahaan kepada investor. Debt to
equity akan memengaruhi earning per share secara signifikan. Hal ini disebabkan perusahaan yang
sudah bisa mengefektifkan keuntungan di periode selanjutnya (Digdowiseiso, 2022). Terkait dengan
hal ini, tingginya persentase rasio leverage akan memotivasi manajemen melakukan aktivitas
manajemen laba agar kredibilitas kreditur terhadap perusahaan tidak menurun (Mayasari et al., 2019).
Oleh karena itu, dapat dirumuskan hipotesis:
H3: Leverage berpengaruh positif terhadap earning per share (EPS).
Pengaruh Asset Turnover Terhadap Earning Per Share (EPS)
Pengoptimalan aktiva pada perusahaan yaitu kinerja akan memberikan hasil berupa laba yang
harus bias diukur Husnan dan Pudjiastuti (2012: 77) menjelaskan bahwa rupiah aktivitas yang
dimiliki merupakan rasio yang digunakan pada pengukuran berapa banyak penjualan yang dapat
diciptakan merupakan sebuah asset turnover (TATO). Dengan meningkatkan rasio total assets
turnover yang diikuti dalam peningkatan pertumbuhan laba, memperlihatkan efisiensi pemakaian
jumlah aktiva perusahaan guna mendapatkan penjualannya, apabila perusahaan mendapat
penjualannya yang lebih banyak sehingga rasio total asset turnover makin baik dikarenakan
kemampuan mendapat laba juga makin besar (Nur & Lutfi, 2022).
Kemampuan perseroan terbatas untuk menanggapi peningkatan permintaan barang atau jasa
akan terhambat oleh manajemen aset yang tidak tepat, yang juga akan mengakibatkan pasokan kas
minimum dan penurunan laba per saham perusahaan. Bagi pemilik yang ingin berinvestasi dalam
bisnis, TATO dapat menjadi pertanda baik.
H4: Total asset turn over berpengaruh positif terhadap earning per share (EPS).
Pengaruh Sales Growth Terhadap Earning Per Share (EPS)
Setiap bisnis membutuhkan uang untuk meningkatkan penjualannya. Untuk bertahan dari
persaingan yang semakin ketat, bisnis harus menginvestasikan uang dalam aset. Perusahaan biasanya
memiliki batasan dalam meningkatkan kinerjanya, oleh karena itu memilih untuk meminjam uang
dari pihak ketiga adalah langkah strategis untuk meningkatkan daya saing. Perusahaan yang memiliki
pertumbuhan penjualan yang tinggi akan berdampak kepada kenaikan laba sehingga perusahaan akan
memiliki tren laba dan penjualan yang tinggi pada periode berjalan. Untuk mengantisipasi tren laba
yang menurun di periode mendatang perusahaan akan memindahkan transaksi pada periode sekarang
ke periode berikutnya (Murtanto & Athira, 2022). Hal ini berarti sales growth dapat memberikan hal
positif berupa harapan baik bagi pemilik jika akan melakukan iinvestasi.
H5: Sales growth berpengaruh positif terhadap earning per share (EPS).

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Data yang digunakan penelitian ini ialah data kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana
pengujian yang guna memperoleh karakteristik dari variabel yang nantinya diteliti pada suatu
kejadian. Penelitian yang digunakan menggunakan metode hypothesis testing, dengan tujuan guna
melihat apakah adanya pengaruh frekuensi rapat dewan direksi, frekuensi rapat dewan komisaris,
1430
Vol. 3 No. 1 April 2023

leverage, asset turnover dan sales growth terhadap earning per share. SPSS statistics dipakai penulis
sebagai alat untuk menganalisis penelitian ini. Penelitian ini memakai financial statement perusahaan
yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI), dan penelitian ini diraih di website bursa efek Indonesia
(www.idx.co.id) purposive sampling method dipakai sebagai metode pengumpulan sampel.
Variabel Dependen
Variabel ini merupakan sebuah variabel yang dapat terkena dampak atau variabel yang
menjadi faktor akibat munculnya variabel bebas dikenal sebagai variabel terikat atau variabel terikat.
Dari perspektif ini dapat dipahami bahwa kemampuan perusahaan untuk memberikan return kepada
pemegang sahamnya ditunjukkan oleh laba per sahamnya. Formula pada perhitungan earning per
share (EPS) dapat diformulakan sebagai berikut :
Laba Bersih
EPS =
Jumlah Saham Beredar
Variabel Independen
Variabel independen ialah variabel dimana keberadaannya nantinya mempengaruhi variabel
dependen. Variabel independen pada penelitian ialah frekuensi rapat dewan direksi, frekuensi rapat
dewan komisaris, leverage, asset turnover dan sales growth.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyajikan ringkasan variabel dan pengukurannya
dalam bentuk tabel yaitu :
Tabel 1. Variabel Independen
No Variabel Metode Pengukuran Skala
Frekuensi Rapat
1 Σ Rapat Dewan Direksi Selama Satu Tahun Rasio
Dewan Direksi
Frekuensi Rapat
2 Dewan Σ Rapat Dewan Komisaris Selama Satu Tahun Rasio
Komisaris
Leverage Total Hutang
3 = Rasio
(DER) Total Modal

Asset Turnover Penjualan


4 = Rasio
(TATO) Total Asset

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠(𝑡) − 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠(𝑡 − 1)
5 Sales Growth = 𝑋 100% Rasio
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠(𝑡 − 1)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Statistik Deskriptif
Tabel 2. Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dewan 128 0,6938 1 0,962805 0,0530602
Direksi
Dewan 128 0,6938 1 0,964416 0,0586369
Komisaris
DER 128 0,02833321 1,97925467 0,60311373 0,49146309
TATO 128 0,00133342 2,99074273 1,36187044 0,69712017

1431
Jurnal Ekonomi Trisakti

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Sales 128 0,0084374 1,47468413 0,53988834 133,43388
Growth
EPS 128 1.3 479.82 124,4570 133,43388
Valid N 128
(Listwise)
Sumber: SPSS
Berdasarkan uji deskriptif statistic diketahui bahwa nilai minimum dari variabel dewan
direksi adalah sebesar 69.38%, variabel dewan komisaris sebesar 69.38%, variabel DER sejumlah
0.028, variabel TATO sebesar 0.0013, variabel sales growth sebesar 0.0084, dan variabel EPS sebesar
1.30. Nilai Maksimum dari variabel dewan direksi adalah sebesar 100%, variabel Dewan Komisaris
sebesar 100%, variabel DER sebesar 1.979, variabel TATO sebesar 2.991, variabel sales growth
sebesar 1.475, dan variabel EPS sebesar 479.82. Nilai mean dari variabel dewan direksi adalah
sebesar 96.28%, variabel dewan komisaris sebesar 96.44%, variabel DER sebesar 0.603, variabel
TATO sebesar 1.362, variabel sales growth sebesar 0.5399, dan variabel EPS sebesar 124.457. Nilai
standar deviasi dari variabel dewan direksi adalah sejumlah 5.306%, variabel Dewan Komisaris
sebesar 5.864%, variabel DER sebesar 0.4914, variabel TATO sejumlah 0.6971, variabel sales growth
sebesar 0.4899, dan variabel EPS sejumlah 133.4338.

Uji Normalitas
Tabel 3. Uji Normalitas
N 128
Normal Parameters Mean 0.00000000
Std. Deviation 0,796
Most Extreme Differences Absolute 0.050
Positive 0.043
Negative -0,05
Test Statistic 0,05
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200
Sumber: SPSS
Mean menghasikan 0.00000000, std deviation 0,796, absolute bernilai 0.050, positive bernilai
o,o43, negative bernilai -0.05, test statistic bernilai 0.05 dan asympg bernilai 0,200 Maka kesimpulan
dari distribusi ini yaitu menyatakan bahwa data berdistribusi normal.

Gambar 2. Observed Cum Prob

1432
Vol. 3 No. 1 April 2023

Berdasarkan gambar normal p-plot of regression standardized residual di atas, diketahui


bahwa persebaran data berada di sekitar garis tengah dan tidak berada jauh dari garis tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa residu data pada penelitian ini berdistribusi normal.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4. Analisis Regresi Liner Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
-
(Constant) -86,627 132,59 0,515
0,653
Dewan Direksi 2,718 1,948 0,108 1,395 0,166 Ditolak
Dewan -1,858 1,753 -0,082 -1,06 0,291 Ditolak
1 komisaris
DER -42,399 18,708 -0,156 - 0,025 Diterima
2,266
TATO 67,103 14,361 0,351 4,673 0,000 Diterima
Sales Growth 116,198 20,897 0,427 5,561 0,000 Diterima
Sumber: SPSS
Dari output hasil pengujian SPSS pada tabel Coeffients maka dapat disusun persamaan
model regresi linier berganda sebagai berikut :
𝑌̂ = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + ɛ
𝑌̂ = −86.627 + 2.718 X1 − 1.858 X2 − 42.399 X3 + 67.103 X 4 + 116.198 X5 + ɛ
𝑌̂ = −86.627 + 2.718𝐷𝐷 − 1.858 DK − 42.399 DER + 67.103 TATO + 116.198 SG + ɛ
Berdasarkan pengujian analisis regresi linier berganda mendapatkan hasil ditolak bagi model
dewan direksi, ditolak bagi dewan komisaris, diterima pada DER, diterima pada TATO, dan diterima
pada sales growth.
Uji t
Tabel 5. Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
-
(Constant) -86,627 132,59 0,515
0,653
Dewan Direksi 2,718 1,948 0,108 1,395 0,166 Ditolak
Dewan -1,858 1,753 -0,082 -1,06 0,291 Ditolak
1 komisaris
DER -42,399 18,708 -0,156 - 0,025 Diterima
2,266
TATO 67,103 14,361 0,351 4,673 0,000 Diterima
Sales Growth 116,198 20,897 0,427 5,561 0,000 Diterima
Sumber: SPSS
Pada pengujian uji t memiliki dasar pengambilan keputusan yaitu apabila nilai sig. > 0,05
tidak berpengaruh signifikan apabila nilai sig. < 0,05 berpengaruh signifikan. berdasarkan output
diketahui statistik uji t bernilai 1.395 (dewan direksi), -1.060 (dewan komisaris), -2.266 (DER), 4.673
(TATO), dan 5.561 (sales growth) dengan nilai signifikansi 0.166 (dewan direksi), 0.291 (dewan
1433
Jurnal Ekonomi Trisakti

komisaris), 0.025 (der), 0.000 (TATO), dan 0.000 (sales growth). dikarenakan nilai signifikansi
variabel der, tato, dan sales growth bernilai 0.05 dan meunjukkan nilai yang lebih kecil berdasarkan
taraf signifikasi maka diambil keputusan tolak h0 yang artinya secara individu variabel der, tato, dan
sales growth berpengaruh signifikan terhadap eps.
Uji R Square
Tabel 6. Uji R Square
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error Durbin-
Square of the Watson
Estimate
1 0.827a 0. 684 0.671 76.57021 1.865
Sumber: SPSS
Berdasarkan hasil uji output pengolahan data menggunakan SPSS pada tabel di atas, diketahui
bahwa nilai R Square = 0.671 artinya kontribusi variabel Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Leverage
(DER), TATO, dan sales growth terhadap EPS sebesar 67.1%, sedangkan sisanya sebesar 32.9%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut. Dengan kata
lain, sebesar 67.1% EPS dapat dijelaskan oleh variasi variabel Dewan Direksi, Dewan Komisaris,
DER, TATO, dan sales growth.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa
kesimpulan ataspenelitian ini, yaitu: frekuensi rapat dewan direksi dan komisaris tidak berpengaruh
terhadap earning per share, leverage berpengaruh negatif terhadap earning per share, TATO
berpengaruh positif terhadap earning per share dan sales growth berpengaruh positif terhadap
earning per share.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada sumber data yang dikumpulkan dan digunakan
berasal dari data sekunder yang diperoleh melalui situs resmi bursa efek indonesia (BEI), sehingga
data yang diperoleh tidak sepenuhnya lengkap yang memaksa peneliti untuk mengeluarkan beberapa
sampel yang tidak memiliki data yang dibutuhkan. Sehingga disarankan untuk mengambil sampel
yang lebih banyak, hal ini bertujuan untuk keakuratan data yang lebih baik dalam penelitiannya,
melihat dan menilai setiap perubahan prilaku responden dari waktu ke waktu dan terdapat tambahan
variabel lain yang mungkin juga mempengaruhi banyak hal dalam penelitian ini.
Saran
Dengan implikasi dari penelitian ini diantaranya adalah bagi investor yang akan berinvestasi
dapat memperhatikan variabel yang terbukti berpengaruh signifikan, yaitu DER yang memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap earning per share, asset turnover yang memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap earning per share dan sales growth yang memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap earning per share serta memiliki implikasi bagi institusi pendidikan dalam
menambah pemahaman teoritis.

DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S. (2019). Pengaruh Current Ratio, Earning Per Share, Return on Equity Terhadap Leverage Pada
Perusahaan Yang Termasuk Di Jakarta Islamic Index (Jii) Periode 2013-2017. Ekonomica Sharia:
Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Ekonomi Syariah, 4(2), 15–24.
Debbiyanto, M. R., & Bawono, A. D. B. (2021). Pengaruh Audit Report, Audit Firm, Current Ratio Dan
1434
Vol. 3 No. 1 April 2023

Corporate Governance Terhadap Earning Per Share. Prosiding Seminar Stiami, 8(1), 79–83.
Digdowiseiso, A. K. (2022). Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin, Dan Leverage Terhadap Earning Per
Share Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014- 2020. Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(3).
Efendy, L. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Debt Ratio dan Asset Turnover terhadap Earning Per
Share Indeks LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia. FInAcc, 2(06), 855–868.
Fadli, A. A. Y., & Suraya, A. (2019). Pengaruh Leverage (DAR) Dan Profitabilitas (ROE) Terhadap Earning
Per Share (EPS). Jurnal Ekuivalensi, 5(2), 74–88.
Faruq, A., Wianto Putra, I. M., & Riasning, N. P. (2021). Pengaruh Current Ratio, Leverage, Return on Equity
Terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Sub Sektor Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2014-2018. Jurnal Riset Akuntansi Warmadewa, 2(1), 35–40.
https://doi.org/10.22225/jraw.2.1.2929.35-40
Intia, L. C., & Azizah, S. N. (2021). Pengaruh Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen, Dan Dewan
Pengawas Syariah Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Riset Keuangan
Dan Akuntansi, 7(2), 46–59. https://doi.org/10.25134/jrka.v7i2.4860
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Jakarta.
Kusumah (2021). The Influence of Company Growth and Company Value on Stock Returns. Psychology and
Education of Company Growth and Company Value on Stock Returns, 58(3), 434–439
Mayasari, M., Yuliandini, A., & Permatasari, I. I. (2019). the Influence of Corporate Governance, Company
Size, and Leverage Toward Earning Management. Jurnal Akuntansi Trisakti, 6(1), 19–30.
https://doi.org/10.25105/jat.v6i1.4869
Murtanto, & Athira. (2022). Pengaruh NPM, DER, TATO, DAN CR TERHADAP PERTUMBUHAN LABA.
Jurnal Ekonomi Trisakti, 2(2), 1229–1240.
Nur, R. A., & Lutfi, B. (2022). PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITY, SALES GROWTH, FIRM
SIZE DAN TAX PLANNING TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT. Jurnal Ekonomi Trisakti,
2(2), 305–318.
Rachmawati, R., & Sherlita, E. (2021). Effect of Sales Growth, Firm Size, Profitability on Earning Per share.
Turkish Journal of Computer and Mathematics Education, 12(8), 675–680.
Yunia, D. (2018). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Komisaris Independen, Dan Kualitas Audit Terhadap
Earning Per Share (Eps). Jurnal Riset Akuntansi Terpadu, 11(1), 1–11.
https://doi.org/10.35448/jrat.v11i1.4159

1435
Jurnal Ekonomi Trisakti

1436

Anda mungkin juga menyukai