Tabel

Data Saham &

Pasar Uang
28042023

Scan QR Code

MARKET 13
Jumat, 28 April 2023

PROSPEK SEKTORAL

EMITEN BATU BARA JAGA MARGIN

Bisnis, JAKARTA — Sejumlah emiten pertambangan menggencarkan efisiensi dan memacu produksi untuk menjaga margin
profitabilitas di tengah melandainya harga komoditas batu bara di pasar global dan domestik.
Annisa K. Saumi

B
annisa.saumi@bisnis.com

erdasarkan data Blo-
omberg, harga batu
bara Newcastle sudah
anjlok 52,95% year-
to-date (YtD) dari le-
vel US$404,15 per
ton pada akhir 2022 ke level
US$190,15 per ton pada perda-
gangan Kamis (27/4).
Di dalam negeri, Kementerian
ESDM menetapkan Harga Batu bara
Acuan (HBA) dengan kesetaraan
nilai kalori 6.322 kcal per kilogram
GAR sebesar US$265,26 per ton.
HBA kalori tinggi itu susut 6,29%
dari posisi perdagangan bulan sebe-
lumnya di level US$283,08 per ton.
Di lantai Bursa, imbas penurunan
harga batu bara tecermin pada per-
gerakan indeks IDX Sector Energy.
Bursa Efek Indonesia mencatat
indeks tersebut melemah 7,84%
sepanjang tahun berjalan 2023.
IDX Sector Energy menjadi
indeks sektoral dengan kinerja
paling terpuruk sejak awal tahun
ini. Kinerja itu tak terlepas dari
pelemahan harga sejumlah saham
emiten batu bara, seperti ADRO
-20%, BUMI -24,2%, dan ADMR
-35,7% YtD.
Tren melandainya harga batu
bara sudah diantisipasi oleh emi-
ten-emiten pertambangan di anta-
ranya, PT Bayan Resources Tbk.
(BYAN) dan PT Adaro Energy
Indonesia Tbk. (ADRO).
Direktur Bayan Resources Rus-
sell Neil mengatakan harga batu
bara pasti mengalami penurunan
pada 2023 setelah naik signifikan
pada tahun lalu akibat oleh perang
Rusia-Ukraina yang menyebabkan
ketidakpastian dan disrupsi rantai
pasok energi global.
”Di global emerging market,
mereka bingung bisa dapat ener-
gi dari mana? Tahun ini sudah
tidak ada ketidakpastian seperti
itu, mereka sudah tahu di mana
harus dapat batu bara,” kata Neil,
Kamis (27/4).
Tahun lalu, lanjutnya, BYAN
menjual batu bara dengan harga
rata-rata US$117,9 per ton. Persero-
an memperkirakan harga batu bara
akan mencapai US$80—US$90
per ton, jauh dari tahun lalu.
Meski harga batu bara menga-
lami penurunan, BYAN menyam-
paikan belum akan melakukan
diversifikasi dari batu bara. Neil
menjelaskan rencana untuk mela-
kukan akuisisi tambang mineral
lain di luar batu bara tetap di-
pertimbangkan BYAN tahun ini.
Menurutnya, BYAN berupaya
mencari sektor tambang baru
hingga saat ini. Meski demikian,
perseroan belum memiliki target
tambang mineral mana yang pasti
akan dimasuki.
“Kami melihat ke mineral lain
seperti nikel, emas, tembaga, kami
melihat tambang-tambang yang
bukan merupakan keahlian kami,”
tutur Neil.
Saat ini, katanya, BYAN tidak
memiliki investasi utama yang
berfokus pada tambang mine-
ral. Pasalnya, perusahaan fokus
pada pertumbuhan organik. Ketika
BYAN dapat mencapai level pro-
duksi batu bara 60 juta ton per
tahun, saat itulah perseroan akan
fokus melakukan diversifikasi.
Sepanjang 2022, Bayan Resour-
ces mencatat volume penjualan
batu bara mencapai 39,9 juta ton,
angka tersebut lebih rendah dari
target produksi batu bara BYAN
sebesar 41,9 juta ton.
Pada tahun ini, panduan pro-
duksi dan penjualan batu bara
perusahaan sekitar 42 juta—48
juta ton.
Terpisah, Presiden Direktur Ada-
ro Energy Indonesia Garibaldi
‘Boy’ Thohir memperkirakan harga
batu bara pada 2023 tidak akan
setinggi dibandingkan dengan
tahun lalu.
Menurutnya, harga batu bara
tidak bisa diprediksi. Dia men-
jelaskan sekitar 2,5 tahun yang
lalu ketika pandemi, harga batu
bara anjlok dan membuat ADRO
gencar melakukan efisiensi.
“Kami fokus saja di efisiensi
dan segala macam, karena waktu
Covid-19 mulai, harga batu bara
anjlok,” kata Boy, baru-baru ini.
Setelah itu, pada 2022 harga
batu bara merangkak tinggi akibat
adanya perang Rusia-Ukraina.
Berkaca dari situasi yang tak
menentu, bos Adaro itu mem-
prediksi harga batu bara tidak
akan sebagus tahun lalu.
“Kami lakukan efisiensi terus,
tetapi sekali lagi, tidak ada yang
bisa prediksi. Seperti siapa yang
bisa menyangka kejadian Ukraina-
Rusia,” ucapnya.
SESUAI TARGET
Boy Thohir menambahkan pen-
jualan dan produksi batu bara
ADRO hingga kuartal I/2023 masih
sejalan dengan target perseroan.
Meskipun curah hujan pada ku-
artal I/2023 lebih lebat, ADRO
optimistis produksi pada kuartal
II/2023 dan kuartal III/2023 dapat
menutupi kekurangan produksi
pada kuartal I/2023.
Sebelumnya, manajemen Adaro
menargetkan dapat menjual batu
bara sebanyak 62 juta ton atau
maksimum mencapai 64 juta ton
pada 2023.
Penjualan itu akan terdiri atas
58 juta ton hingga 60 juta ton
batu bara termal. Selain itu, sekitar
3,8 juta ton hingga 4,3 juta ton
batu bara metalurgi dari Adaro
Minerals.
Sementara itu, Adaro menca-
tat rekor tertinggi produksi batu
bara sebesar 62,88 juta ton pada
2022. Jumlah itu setara dengan
kenaikan 19% dari 52,70 juta
ton pada tahun lalu. Torehan
tersebut melampaui panduan yang
ditetapkan ADRO pada kisaran
58 juta—60 juta ton.
Dua emiten itu kompak meraih
kenaikan margin laba bersih pada
2022. Berdasarkan data yang di-
olah Bisnis, BYAN membukukan
net profit margin (NPM) 42,52%
pada 2021 dan 46,31% pada 2022.
Senada, NPM Adaro tercatat
meningkat dari 23,38% pada
2021 menjadi 30,77% pada 2022
sejalan dengan tingginya harga
batu bara.
Dalam laporan terbarunya yang
berjudul Commodity Markets Out-
look yang dirilis pada 27 April
2023, Bank Dunia memperkira-
kan harga batu bara akan turun
43% secara year-on-year (YoY)
pada 2023.
Meski begitu, Bank Dunia me-
nilai permintaan yang kuat dari
sektor industri China diperkirakan
akan meningkatkan ekspor batu
bara dari Indonesia, Mongolia,
dan Rusia.
Sementara itu, analis Mirae
Asset Sekuritas Indonesia Riz-
kia Darmawan dan Jennifer A.
Harjono menyematkan peringkat
netral untuk sektor batu bara.
Peringkat itu merujuk pada tiga
faktor, yakni kenaikan produksi
batu bara domestik China dan
India, penurunan harga LNG, dan
tensi geopolitik yang melunak.
Saham PTBA menjadi top pick
di sektor ini dengan target harga
Rp5.245. Sementara itu, saham
ADRO direkomendasikan trading
buy dengan target harga Rp3.340.

KINERJA EMITEN

Laba BIRD Melejit

Bisnis, JAKARTA — Emiten
taksi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD)
menorehkan kinerja gemilang
dengan membukukan kenaikan
laba bersih tiga digit menjadi
Rp123,26 miliar pada kuartal
I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan
interim, laba periode berjalan
yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk atau laba
bersih BIRD melejit 161,46% year-
on-year (YoY) menjadi Rp123,26
miliar dibanding periode sama
tahun 2022 yang sebesar Rp47,14
miliar.
Meningkatnya laba bersih per-
seroan didorong oleh pendapatan
yang meningkat seiring dengan
mobilitas masyarakat yang lebih
leluasa. Pendapatan BIRD tercatat
naik 55,19% YoY menjadi Rp1,04
triliun hingga 31 Maret 2023,
dibanding kuartal I/2022 yang
sebesar Rp673,98 miliar.
Pendapatan BIRD ditopang oleh
segmen taksi yang berkontribusi
Rp791,2 miliar dan segmen non-
taksi sebesar Rp266,21 miliar.
Adapun, pendapatan tersebut di-
kurang biaya eliminasi Rp11,39
miliar.
Selama kuartal I/2023, Direktur
Utama Blue Bird Sigit Djoko-
soetono memaparkan segmen
layanan taksi tumbuh 54% YoY
dan berkontribusi 76% terhadap
total pendapatan dan menjadi
kontributor pendapatan terbesar
perseroan. Sementara itu, pada
bisnis segmen rental, bus charter,
intercity shuttle, dan lainnya juga
mengalami peningkatan sebesar
58% secara YoY.
“Peningkatan jumlah dan utili-
tasi armada juga menjadi bagian
dari kegiatan Blue Bird,” ung-
kapnya dalam keterangan resmi,
Kamis (27/4).
Berdasarkan data perseroan,
operasional Blue Bird pada awal
tahun ini juga didukung dengan
jumlah penambahan lebih dari
1.000 armada untuk seluruh la-
yanan mobilitas perseroan.
Hingga akhir kuartal I/2023,
total aset BIRD tumbuh 2,3%
YoY menjadi Rp7,05 triliun. Pada
saat yang sama, liabilitas perse-
roan naik tipis menjadi Rp1,57
triliun dan ekuitasnya meningkat
menjadi Rp5,47 triliun.
Selain bisnis taksi, Blue Bird
juga memiliki berbagai lini bisnis
salah satunya yakni penjualan
mobil bekas operasional taksi
yang bernama Mobil Go.
Direktur Mobil Go dan Ca-
ready BIRD Hery Sugiarto
mengatakan penjualan mobil
bekas taksi Blue Bird meningkat
hingga 20% pada momentum
Lebaran tahun ini dibanding
periode sama tahun lalu. Alhasil,
bisnis penjualan taksi bekas
Blue Bird tersebut berkontribusi
sekitar 10% dari total penda-
patan BIRD tahun ini.
Di sisi belanja modal, BIRD me-
nyiapkan anggaran sekitar Rp1,5
triliun hingga Rp2 triliun pada
2023. Belanja modal itu akan
bersumber dari kas internal per-
seroan dan pinjaman perbankan.
Secara garis besar, BIRD
akan menggunakan belanja
modal untuk membeli lebih
dari 6.000 kendaraan untuk
peremajaan dan penambahan
armada perseroan.
Tak hanya itu, Blue Bird beren-
cana menambah sekitar 200—500
unit mobil listrik pada tahun ini
sebagai upaya memperluas area
operasi mobil listrik perseroan ke
berbagai kota lainnya di Indonesia.
Hingga akhir Maret 2023, BIRD
tercatat memiliki total 22.000
unit kendaraan, termasuk 152
unit kendaraan listrik. (Rizqi Rajendra)