Grafik (Repaired)
Grafik (Repaired)
Lalu bagaimana dengan valuasi dan prospek ke enam emiten tersebut untuk
tahun 2023?
Terlihat kenaikan kinerja di Q3 2023 pada ACES jika melihat tabel di bawah
ini.
Q1 9 9
Q2 7 5
Q3 3 6
Q4 22 -
BV 319.58 -
PBV 1.52 1
PER 17.77 12
Dalam rasio diatas, ACES memang sudah cukup mahal dengan harga wajar
bukunya (BV) dimana harga sahamnya 486. Namun ACES berada di bisnis
consumer cyclical yang sedang bertumbuh bahkan naik dalam sektor
consumer, dimana harga wajar tidak selalu menjadi patokan valuasi.
Dalam prospek bisnisnya ACES masuk dalam data penjualan riil. Dimana
berdasarkan data dari Bank Indonesia dalam Data Penjualan Rill hingga
Desember 2022, kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif pada
Desember 2022. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR)
Desember 2022 diprakirakan tumbuh positif sebesar 2,7% (yoy). Kinerja
penjualan eceran yang tumbuh positif tersebut diprakirakan didorong oleh
tetap kuatnya pertumbuhan Subkelompok Sandang, Kelompok Barang
Budaya dan Rekreasi, serta Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
Hal ini menandakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih tinggi,
tercermin dalam IPR diprediksi naik pada Desember 2022. Selain itu juga
dibuktikan pada laporan keuangan Q3 2022 pada ACES mengalami kenaikan
laba. ACES membukukan laba bersih Rp351,71 miliar dan tumbuh 8,94%
sepanjang Q3 2022.
Sama halnya dengan ACES yang mengalami kenaikan kinerja, AKRA pun
begitu. Terlihat pada tabel dibawah kenaikan kinerja AKRA selama periode
2022.
Q1 15 21
Q2 12 26
Q3 12 30
Q4 16 -
BV 503.92 -
PBV 2.78 1
PER 13.48 6
AKRA secara harga wajar buku (BV) juga termasuk mahal, namun sektor
bisnis AKRA sedang seksi-seksinya. Bisnis AKRA Bergerak di bidang
Infrastruktur Logistik, Perdagangan dan Distribusi Bahan Kimia Dasar,
Distribusi BBM, dan Pertambangan dan Perdagangan Batubara. Rincian
bisnis AKRA:
AKRA memiliki bisnis yang cukup banyak dan saling berkaitan. Prospek bisnis
AKRA cukup menarik. AKRA pun baru saja berhasil menjual 42 hektare (ha)
lahan JIIPE sepanjang 2022 dengan membukukan pendapatan hingga Rp 1,4
triliun. Pabrik pengolahan (smelter) tembaga terbesar yang memiliki kapasitas
produksi sebesar 600.000 metrik ton (MT) saat ini sedang dibangun di
Kawasan JIIPE milik AKRA.
Selain itu, dari sektor transportasi dan logistik, sektor ini juga diprediksi hingga
akhir 2022 akan mencapai Rp 957,9 triliun setelah pada tahun sebelumnya
sebesar Rp 719,6 triliun.
Prediksi ini berdasarkan analisis SCI atas data Badan Pusat Statistik (BPS)
sampai triwulan III-2022. Data BPS menunjukkan sektor itu tumbuh tertinggi
dibandingkan sektor-sektor lainnya pada triwulan I-III tahun 2022, berturut-
turut sebesar 15,79 persen, 21,27 persen, dan 25,81 persen. Supply Chain
Indonesia (SCI) memprediksi kontribusi lapangan usaha atau sektor
transportasi dan pergudangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
menembus angka Rp 1.090,2 triliun pada 2023.
ESSA memberikan kinerja positif pada kuartal III 2022. Terlihat pada
perbandingan kinerja tahun 2021 dan 2022.
Q1 15 21
Q2 12 26
Q3 12 30
Q4 16 -
BV 310.28 -
PBV 3.27 1
PER 7.47 20
Secara valuasi nilai buku (BV) ESSA juga terbilang mahal, namun dilihat dari
kemampuan kasnya dalam membayar kewajiban jangka pendek, ESSA cukup
baik dengan Cash Ratio berada di 109%.
Secara sektoral PER ESSA masih dibawah rata-rata industri. Jika melihat
prospek bisnis ESSA, Konsumsi Gas Domestik Capai 68,66 Persen hingga
Juli 2022, Didominasi Sektor Industri. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) melaporkan serapan gas untuk domestik hingga Juli 2022
mencapai 3.716BBTUD atau 68,66%. Kenikan konsumsi gas tersebut dapat
meningkatkan kinerja pada ESSA.
Kinerja SCMA belum naik begitu signifikan, terlihat pada tabel EPS pada
periode 2021 dan 2022.
Q1 4 4
Q2 5 4
Q3 5 3
Q4 4 -
BV 102.64 -
PBV 2.26 1
PER 15.49 11
Dari rasio diatas hal paling menonjol adalah hutang terhadap modalnya hanya
33.17% berarti kemampuan membayar kewajibannya cukup baik. Cash ratio
berada di 132.41% menandakan kas setara kas SCMA cukup kaya sehingga
mampu untuk melunasi kewajiban lancar.
Selain itu SCMA punya beberapa stasiun tv nasional seperti SCMA dan
Indonesiar. Dimana menurut survei Kementerian Kominfo adapun stasiun
televisi yang paling banyak diakses oleh responden survei ini adalah RCTI
dengan persentase 33,3%.
Di urutan selanjutnya ada SCTV, Indosiar, TV One, Trans TV, Trans 7, dan
Metro TV dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Diketahui bidang usaha Perseroan meliputi: Televisi; Digital dan Iklan Luar
Ruangan; serta Konten dan Lainnya. Perseroan berkomitmen untuk
memberikan tayangan, program, konten, dan layanan di bidang media yang
bermakna dan memperkaya gaya hidup pemirsa Indonesia.
Penurunan kinerja terjadi pada SIDO, dimana jika kita melihat kinerjanya pada
periode 2021 dengan 2022.
Q1 9 10
Q2 8 5
Q3 12 9
Q4 13 -
BV 117.5 -
PBV 6.55 1
PER 24.05 15
Secara valuasi memang SIDO sudah cukup mahal. Namun SIDO termasuk
salah satu perusahaan bertumbuh, meskin kinerja pada tahun 2022
mengalami penurunan pada kuartal II dan III tahun 2022, namun investor
masih meyakini bahwa prospek bisnis SIDO masih cukup baik. Dimana ketika
kinerja kuartal II 2022 turun, harga saham SIDO juga turun hingga ke range
630, namun harganya kembali naik ke area 700 an karena kepercayaan
investor bahwa penurunan sebelumnya adalah harga diskon sahamnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) atas
dasar harga konstan (ADHK) dari industri kimia, farmasi, dan obat tradisional
sebesar Rp58,08 triliun pada kuartal III/2022. Nilai tersebut terkoreksi 3,50%
dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy)
yang sebesar Rp60,19 triliun.
Koreksi ini terjadi setelah industri kimia, farmasi, dan obat tradisional berhasil
meraih kinerja positif sepanjang pandemi Covid-19. Hal itu mengingat
tingginya permintaan masyarakat untuk produk-produk dari industri ini selama
pagebluk. Hal ini yang membuat kinerja SIDO turun pada kuartal II dan III
tahun 2022.
SIDO memiliki ruang lingkup kegiatan usaha dalam perindustrian jamu dan
farmasi, perdagangan, pengangkutan darat, jasa, dan pertanian. Usaha
perindustrian meliputi usaha obat-obatan (farmasi), jamu dengan merek
TolakAngin dan Kuku Bima, bahan jamu, kosmetika, minuman dan makanan
yang berkaitan dengan kesehatan, serta alat-alat elektronik yang
berhubungan dengan kesehatan. Usaha perdagangan, termasuk dagang
impor, ekspor, interinsulair, keagenan, leverensir, grosir, pengadaan
(supplier), dan distributor.
Berbeda dari SIDO, kinerja SRTG pada kuartal III 2022 justru mengalami
kenaikan.
Kuartal EPS 2021 EPS 2022
Q1 85 263
Q2 1041 -19
Q3 -89 283
Q4 798 0
BV 4595.98 -
PBV 0.54 1
PER 3.51 12
GPM - >75%
Pada rasio diatas, terlihat jelas bahwa secara BV (Book Value) SRTG masih
dibilang murah karena harga sahamnya berada dibawah harga wajar
bukunya. Hal ini yang menarik dari SRTG.
SRTG bergerak di bidang investasi, salah satunya ada investasi ke
perusahaan batu bara yaitu ADRO, diketahui pada periode selama 2022 laba
SRTG meningkat tajam karena didukung investasi pada sektor komoditas
salah satunya batu bara. Kemudian SRTG juga ada investasi di MEDC
(Medco) pengilangan minyak dimana kemarin harga minyak dunia juga naik di
2022 dari awal januari 2022 hingga juni tahun 2022. Dimana ada MPMX juga
di bisnis otomotif, dimana sektor otomotif ini juga mengalami kenaikan pada
2022.