Anda di halaman 1dari 58

Disampaikan pada :

Pelatihan Calon Surveior Akreditasi


Puskesmas dan Klinik Angkatan 1

Bapelkes Cikarang, 07 Juni 2023


Erlinawati Pane
Widyaiswara Ahli Madya
Penyuluh Anti Korupsi (PAK.915.1.00012 2018)

Balai Pelatihan Kesehatan


Cikarang

081511368113

erlinapane@gmail.com
HASIL BELAJAR

Peserta diharapkan
mampu memahami
Anti Korupsi
Konsep Korupsi

Tindak Budaya Korupsi

Budaya Anti Korupsi

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran TPK


APA ITU
KORUPSI ?
KORUPSI SECARA ETIMOLOGI

• Istilah korupsi berasal dari bahasa latin


“corrumpere”, “corruptio” atau
“corruptus”
• Dari bahasa latin tersebut kemudian
diadopsi oleh beberapa bangsa di dunia
• Beberapa bangsa di dunia memiliki
istilah tersendiri mengenai korupsi
ETIMOLOGI

Bahasa inggris Bahasa perancis Bahasa belanda

Corruption, Corruptie,
Corruption
Corrupt Korruptie

Jahat, rusak,
Rusak
curang

Istilah “KORUPSI” yang dipakai di Indonesia


merupakan turunan dari bahasa Belanda
BEBERAPA PENGERTIAN KORUPSI
• KKBI : penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
• World Bank (2000) : korupsi adalah penyalahgunaan
kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi.
• Asian Development Bank (ADB): kegiatan yang melibatkan
perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai sektor
publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-
orang terdekat mereka.
Dari berbagai pengertian di atas,
korupsi pada dasarnya memiliki lima
komponen, yaitu:

• Korupsi adalah suatu perilaku.


• Ada penyalahgunaan wewenang
dan kekuasaan.
• Dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau
kelompok.
• Melanggar hukum atau
menyimpang dari norma dan
moral.
• Terjadi atau dilakukan di lembaga
pemerintah atau swasta.
07/06/2023
7 Bentuk
TIPIKOR
(UU 31/1999 Jo UU 20/2001)

07/06/2023
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
“Penyalahgunaan wewenang sehingga
merugikan keuangan negara”

CONTOH

Penggunaan mobil dinas untuk


kepentingan pribadi
07/06/2023
SUAP-MENYUAP
“Memberi sejumlah uang untuk
memuluskan kebutuhan si penyuap.”

CONTOH

Menyuap Polantas agar terbebas dari


tilang
07/06/2023
PENGGELAPAN DALAM JABATAN
“Menggelapkan uang dokumen untuk
keuntungan pribadi.”

CONTOH

Manipulasi kuitansi kosong

07/06/2023
PEMERASAN
“Memaksa orang lain melakukan
sesuatu untuk keuntungan pribadi.”

CONTOH

Pungli (pungutan liar)

07/06/2023
PERBUATAN CURANG
“Segala bentuk kecurangan adalah
korupsi”
CONTOH

Kecurangan proyek pembangunan yang


melibatkan kontraktor, tukang,
ataupun toko bahan bangunan
07/06/2023
BENTURAN KEPENTINGAN DALAM
PENGADAAN
“Seorang pejabat yang dihadapkan pada
peluang untuk menguntungkan dirinya sendiri,
keluarga, ataupun kroni-kroninya”

CONTOH

Melibatkan usaha pribadi dalam proyek


lembaga
07/06/2023
GRATIFIKASI
“Pemberian hadiah dalam bentuk apa
pun dengan maksud tertentu”

CONTOH

Memberikan paket perjalanan gratis,


parsel hari raya, dan hadiah lainnya
07/06/2023
Tindakan KORUPSI apa
yang mungkin terjadi
terkait pekerjaan Anda
saat ini ?
PENYEBAB KORUPSI

07/06/2023
TERPAKSA (by needs)

3 PENYEBAB
KORUPSI
MEMAKSA (by greeds)

DIPAKSA (by system)


• Adalah sikap dan perilaku untuk tidak mendukung
adanya upaya untuk merugikan keuangan negara
ANTI KORUPSI dan perekonomian negara.

• Merupakan sikap menentang terhadap adanya


korupsi.
NILAI-NILAI ANTI
KORUPSI
NILAI-NILAI ANTI KORUPSI

Jujur ETOS Kerja Keras


Sederhana
Disiplin INTI Nilai- KERJA Mandiri
Tanggung jawab
Nilai Anti
Korupsi

Adil
Berani SIKAP
Peduli
JUJUR
Adalah sikap dan perilaku yang
mencerminkan kesatuan
antara pengetahuan,
perkataan, dan perbuatan.
Jujur berarti mengetahui apa
yang benar, mengatakan dan
melakukan apa yang benar.
DISIPLIN
Adalah kebiasaan dan tindakan
yang konsisten terhadap
segala bentuk peraturan atau
tata tertib yang berlaku.
Disiplin berarti patuh pada
aturan.
TANGGUNG
JAWAB
Adalah sikap dan perilaku
seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, baik
yang berkaitan dengan diri
sendiri, sosial, masyarakat, bangsa,
negara maupun agama.
ADIL
Berarti tidak berat sebelah,
tidak memihak pada salah
satu. Adil juga berarti
perlakuan yang sama untuk
semua tanpa membeda-
bedakan berdasarkan
golongan atau kelas tertentu.
BERANI

Adalah hati yang mantap, rasa


percaya diri yang besar dalam
menghadapi ancaman atau hal
yang dianggap sebagai bahaya
dan kesulitan. Berani berarti
tidak takut atau gentar
PEDULI

Adalah sikap dan tindakan


memperhatikan dan
menghiraukan orang lain,
masyarakat yang
membutuhkan, dan
lingkungan sekitar.
KERJA KERAS
Yaitu sungguh-sungguh
berusaha ketika menyelesaikan
berbagai tugas atau amanah
dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.

Kerja keras berarti pantang


menyerah dan terus berjuang.
SEDERHANA

Sederhana berarti
menggunakan sesuatu
secukupnya dan tidak
berlebihan (bersahaja)
MANDIRI

Adalah dapat berdiri sendiri.


Mandiri berarti tidak
bergantung pada orang lain,
juga berarti mampu
menyelesaikan, mencari, dan
menemukan solusi atas
masalah yang dihadapi.
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI

1. REPRESIF

2. PERBAIKAN SISTEM

3. EDUKASI DAN KAMPANYE


REPRESIF
PENGADUAN

PENYELIDIKAN

EKSEKUSI

PENYIDIKAN
PERBAIKAN
SISTEM
PERMAINAN

Menulis
lagu-lagu Menulis cerpen
antikorupsi atau puisi
tentang Membuat vlog
korupsi tentang
antikorupsi
TATA CARA
PELAPORAN
DUGAAN
PELANGGARAN
TINDAK PIDANA
KORUPSI
PENGELOLAAN GRATIFIKASI DI KEMENTERIAN KESEHATAN
Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan yang telah
dibentuk melalui SK Inspektur Jenderal No. 01.T.PS.17.04.215.10.3445
tanggal 30 Juli 2010 tentang Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi di
Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tugas:
1.Melakukan sosialisasi dan desiminasi tentang pengendalian gratifikasi.
2.Memfasilitasi pelaporan Gratifikasi PNS di lingkungan Kemkes kepada
KPK.
3.Membuat pelaporan penerimaan dan pemberian gratifikasi di
lingkungan instansi.

46
TATA CARA PELAPORAN GRATIFIKASI
DISAMPAIKAN SECARA TERTULIS DENGAN MENGISI FORMULIR SEBAGAIMANA
DITETAPKAN OLEH KPK DENGAN MELAMPIRKAN DOKUMEN YANG BERKAITAN
DENGAN GRATIFIKASI.

FORMULIR PELAPORAN MEMUAT:


1. Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi gratifikasi;
2. Jabatan pegawai negeri atau penyelenggara negara;
3. Tempat dan waktu penerima gratifikasi;
4. Uraian jenis gratifikasi yg diterima;
5. Nilai gratifikasi yang diterima.
https://itjen.kemkes.go.id/pelaporan online
Unit Unit Pengendalian Gratifikasi yang
Pengendalian selanjutnya disebut UPG adalah Unit
Gratifikasi pelaksana program pengendalian
gratifikasi

49
….Lanjutan UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI
50
UPG Kemenkes :
Analisa, pelaporan, monev ke KPK
terkait Gratifikasi

Unit UPG Unit Utama :


Penerima laporan dari aparatur
Pengendalian Kemenkes, klarifikasi dan
Gratifikasi mengumpulkan berkas terkait
gratifikasi
(UPG)

UPG Unit Pelaksana Teknis :


Penerima laporan dari aparatur
Kemenkes, klarifikasi dan
mengumpulkan berkas terkait
gratifikasi
MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI

▪ Aparatur Kemenkes wajib lapor gratifikasi ke KPK


▪ Untuk mempermudah koordinasi, pelaporan gratifikasi di lingkungan Kemenkes
dapat dilakukan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG).
▪ Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada UPG Kemenkes,
harus memberitahukan kepada UPG Unit Utama atau UPG UPT disertai bukti
tanda terima dari UPG Kemenkes.
▪ Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada KPK, harus
memberitahukan kepada UPG Kemenkes disertai bukti tanda terima dari KPK.
▪ Ketentuan pelaporan gratifikasi dikecualikan bagi gratifikasi yang ditetapkan
sebagai tindak pidana korupsi dan/atau sedang dalam proses hukum

51
Batasan Waktu Pelaporan GRATIFIKASI

KPK

15 hari
30 hari

5 hari UPG Kemenkes

5 hari
UPG Unit Utama

5 hari
UPG Unit
Pelaksana Teknis

Aparatur
Kemenkes 52
PELAPORAN GRATIFIKASI ONLINE

• DAPAT DIAKSES DI WEBSITE


www.itjen.kemkes.go.id
• DIGUNAKAN KHUSUS BAGI
PEGAWAI/ APARATUR
KEMENKES

6/7/2023
SELF ASSESSMENT PELAPORAN GRATIFIKASI
1. Apakah ada aturan atau kode etik yang melarang penerimaan tersebut ?
2. Apakah ada kegiatan kedinasan yang dilakukan bersama-sama dengan pihak
pemberi saat itu ?
3. Apakah publikasi atas penerimaan tersebut akan membuat anda merasa malu
atau apakah pemberian dilakukan secara terbuka atau tertutup (sembunyi-
sembunyi) ?
4. Apakah setidaknya patut diduga seseorang memberikan gratifikasi karena
pemberi berpikir bahwa anda memiliki jabatan di sebuah instansi, terkait
pengambilan keputusan, pelayanan atau perizinan ?
5. Apakah nilai pemberian gratifikasi tersebut wajar atau tidak ?
6. Apakah nilai moral pribadi anda memperbolehkan sebuah gratifikasi diterima ?

Apabila jawaban dari salah satu dari pertanyaan reflektif di atas adalah “YA”,
maka penerimaan tersebut sebaiknya ditolak, atau jika terpaksa diterima segera
dilaporkan.
Contoh penerimaan GRATIFIKASI yang jika ditinjau dari segala keadaan
(circumstances) dapat dianggap terkait dengan jabatan pegawai negeri/
penyelenggara negara yang menerimanya sehingga wajib dilaporkan, antara lain:

1. Pemberian karena hubungan keluarga, yaitu dari kakek/nenek, bapak/ibu/mertua,


suami/istri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/ adik/ ipar, sepupu, dan
keponakan yang memiliki konflik kepentingan;
2. Penerimaan uang/barang oleh pejabat/pegawai dalam suatu kegiatan seperti pesta
pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, potong gigi, atau upacara
agama/adat/tradisi lainnya yang melebihi Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per
pemberian per orang;
3. Pemberian terkait dengan musibah atau bencana yang dialami oleh penerima,
bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak penerima gratifikasi yang melebihi
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang;
07/06/2023
4. Pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi
jabatan, dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk
setara uang (cek, bilyet giro, saham, deposito, voucher, pulsa, dan lain-lain)
yang melebihi nilai yang setara dengan Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)
per pemberian per orang dengan total pemberian Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;

5. Pemberian sesama rekan kerja tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk
setara uang (cek, bilyet gori, saham, deposito, voucher, pulsa, dan lain-lain)
yang melebihi Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per pemberian per orang
dengan total pemberian maksimal Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1
(satu) tahun dari pemberi yang sama;

Sumber : Pedoman Pengendalian Gratifikasi (KPK, Juni 2016)


07/06/2023
“ Orang yang suka berkata jujur
mendapatkan tiga hal: kepercayaan,
cinta dan rasa hormat ”

- ALI BIN ABI THALIB -


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai