Anda di halaman 1dari 14

Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science

Volume 4 Issue 3 December 2022


p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

PENGGUNAAN KLAUSA RELATIF DALAM ARTIKEL


“RAGAM PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN
BERBICARA BIPA” OLEH RENI ARTANA

Shafariana

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri
Makassar, Jl. Dg. Tata Raya, Makassar, 90222, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian deskriptif kualitatif ini difokuskan pada klausa relatif yang
terdapat pada fungsi subjek, predikat, dan objek. Data dalam penelitian ini
adalah klausa relatif yang terdapat dalam artikel ilmiah “Ragama
Permainan dalam Pembelajaran Berbicara BIPA” oleh Reni Artyana.
Sumber data dalam penelitian ini yakni artikel ilmiah yang berjudul
“Ragam Permainan dalam Pembelajaran Berbicara BIPA” oleh Reni
Artyana yang dipublikasikan secara daring dalam ASILE 2014 Conference
dengan total 42 halaman. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
dokumentasi melalui kegiatan baca-simak dan catat. Data dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yakni reduksi data (menyeleksi,
melabeli dengan nomor, memilah sesuai fokus, dan mengelompokkan sesuai
karakteristik); penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini
adalah adalah (1) terdapat 33 dari 40 data yang tergolong dalam klausa
relatif dengan posisi yang direlativisir yakni subjek. Penggunaan klausa
relatif ini memiliki enam variasi pola klausa, yakni pola S-P-O, S-P-K, S-P,
S-P-Pel, S-P-O-Pel, dan S-P-O-K.. Penggunaan klausa relatif berpola S-P-
O dengan posisi yang direlativisir pada subjek terdapat sebanyak 8 data,
berpola S-P-K 9 data, berpola S-P 9 data, berpola S-P-Pel 2 data, berpola
S-P-O-Pel 2 data, dan berpola S-P-O-K 3 data; (2) tidak ditemukan satupun
dari 40 data yang tergolong dalam klausa relatif dengan posisi yang
direlativisir pada predikat. Ada dua data yang hampir terlihat sebagai
klausa relatif, namun sebenarnya bukan; dan (3) terdapat 5 dari 40 data
yang tergolong dalam klausa relatif dengan posisi yang direlativisir yakni
objek. Penggunaan klausa relatif ini memiliki enam variasi pola klausa,
yakni pola S-P-O (3 data), S-P-Pel (1 data), dan S-P-Pel-K (1 data).

Kata kunci: klausa relatif; relativisir; konjungsi yang; relatif

ABSTRACT
This qualitative descriptive research focuses on relative clauses found in the
functions of subject, predicate, and object. Relative clauses from "Ragama
Permainan dalam Pembelajaran Berbicara BIPA" by Reni Artyana served
as the research's source of data. The scientific article by Reni Artyana titled
"Ragam Permainan dalam Pembelajaran Berbicara BIPA" that was
published online at the ASILE 2014 Conference with a total of 42 pages

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 804


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

serves as the research's data source. Reading and taking notes were used as
the primary data collection methods. The data were analyzed using
qualitative descriptive analysis, involving data reduction (selection,
numbering labels, sorting by focus, and grouping by attributes), data
presentation, and formulation of conclusions. The findings of this study are
as follows: (1) Of the 40 data, 33 were identified as relative clauses with
relativized subject positions. Six different clause patterns are used when
using relative clauses: S-P-O, S-P-K, S-P, S-P-Pel, S-P-O-Pel, and S-P-O-
K. The application of relative clauses with the S-P-O clause pattern, which
relativizes the subject position, was discovered in 8 data, the S-P-K pattern
in 9 data, the S-P pattern in 9 data, the S-P-Pel pattern in 2 data, the S-P-O-
Pel pattern in 2 data, and the S-P-O-K pattern in 3 data; (2) none of the 40
data were classified as relative clauses with relativized predicate position.
There were 2 data that seemed to be relative clauses but weren't; and (3) out
of 40 data, 5 were classified as relative clauses with relativized object
position. The use of relative clauses has six variations of clause patterns,
namely S-P-O (3 data), S-P-Pel (1 data), and S-P-Pel-K (1 data).

Keywords: relative clause; relativization; conjunction that; relative

PENDAHULUAN
Secara hierarkis, kalimat merupakan satuan klausa di bawah tataran
wacana. Kalimat merupakan konstituen wacana atau pembentuk wacana. Perilaku
kalimat sebagai unsur pembentuk wacana sangat beragam. Ada yang secara
potensial dapat berdiri sendiri, tetapi ada juga yang memiliki ketergantungan
dengan kalimat yang lain. Ada kalanya kalimat dibentuk oleh kata, frasa, atau
klausa. Dengan demikian, seluk-beluk kalimat menjadi lebih kompleks bila
ditinjau dari berbagai segi. Orang dapat meninjau kalimat dalam kaitannya dengan
keberadaan kalimat dalam wacana atau meninjau kalimat dari susunan unsur yang
membentuknya atau dapat pula dari amanat atau informasi yang disandangnya
(Dola, 2010).
Suatu kalimat dapat terdiri atas beberapa klausa. Inilah yang disevut
dengan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat dibentuk melalui dua cara,
yakni melalui rapatan dan sematan. Klausa dirapatkan dengan klausa lain
membentuk kalimat disebut dengan klausa rapatan dan kalimat yang dibentuk itu
disebut kalimat rapatan. Begitupun dengan klausa relatif, klausa yang disematkan
ke dalam klausa lain atau kalimat dasar membentuuk kalimat, dan kalimat
bentukannya disebut kalimat sematan.
Berbicara mengenai kalimat sematan dan klausa sematan, dalam
penggunaannya, klausa sematan sangat banyak digunakan, baik itu disadari atau
tidak disadari. Klausa ini dibedakan atas tiga klausa, yakni kalusa pelengkap,
klausa oblik, dan klausa relatif. Khusus klausa relatif, klausa ini sangat sulit untuk
dideteksi keberadaannya karena direlatifkan dengan klausa lain, terutama dalam
menganalisa struktur fungsi kalimat kompleks. Oleh karena itu, pengetahuan akan
klausa relatif sangat penting guna membentuk kalimat-kalimat kompleks yang
akan membangun sebuah wacana dan menganalisa struktur fungsi kalimat

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 805


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

kompleks itu sendiri. Pengetahuan akan klausa relatif tidak jauh dari konsep
struktur fungsi kalimat sebagai lokasi perelatifan klausa tersebut.
Namun, dalam realitanya, banyak masyarakat bahasa termasuk penulis
sulit membedakan antara perluasan frasa dengan perelatifan klausa. Klausa relatif
biasa menggunakan kata “yang” dalam proses perelatifannya. Hal ini
menjadikannya hampir sama dengan frasa yang lebih diperluas. Akibatnya, dalam
analisis struktur fungsi kalimat kompleks sangat sukar diketahui apakah suatu kata
masih bagian dari fungsi yang satu ataukah sudah menjadi fungsi lain, terutama
pada fungsi predikat. Padahal, seperti yang dikatakan sebelumnya, hal ini sangat
penting dalam analisa struktur fungsi kalimat. Oleh karena itu, pada artikel ini
dibahas mengenai analisis klausa relatif berdasarkan letak perelatifannya dalam
artikel.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang menghasilkan
data deskriptif mengenai penggunaan klausa relatif. Penelitian ini difokuskan pada
klausa relatif yang terdapat pada fungsi subjek, predikat, dan objek. Data daam
penelitian ini adalah klausa relatif yang terdapat dalam artikel ilmiah “Ragama
Permainan dalam Pembelajaran Berbicara BIPA” oleh Reni Artyana. Sumber data
dalam penelitian ini yakni artikel ilmiah yang berjudul “Ragam Permainan dalam
Pembelajaran Berbicara BIPA”. Artikel ini merupakan tulisan dari Reni Artyana
yang dipublikasikan secara daring dengan total 42 halaman. Artikel ini
diikutsertakan dalam ASILE 2014 Conference. Data dikumpulkan dengan
menggunakan teknik dokumentasi yang di dalamnya terdapat kegiatan baca-simak
dan catat. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif, yakni reduksi data (menyeleksi data, melabeli data dengan
nomor, memilah sesuai fokus, dan mengelompokkan sesuai karakteristik);
penyajian data, dan penarikan simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Klausa Relatif pada Subjek
Pada penelitian ini terdapat 33 dari 40 data yang tergolong dalam klausa relatif
pada subjek atau posisi yang direlativisir adalah subjek.

Klausa relatif berpola S-P-O


a. Jika ternyata ia memilih tempat yang menyimpan harta karun, maka ia
mendapat kesempatan sekali lagi untuk bertanya arah bangunan lain. (data
26)
b. Guru bisa mengganti jenis barang yang dijual penjual dan jumlah uang yang
dimiliki pembeli. (data 31)
c. Tiap pasangan menerima sepuluh kertas yang masing-masing memiliki dua
buah kotak kosong. (data 36)
Data (26), klausa relatif yakni yang menyimpan harta karun memiliki induk ia
menduduki fungsi subjek dalam kalimat. Induk tersebut dimasukkan ke dalam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 806


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

klausa relatif sehingga berada pada fungsi subjek. Jadi, posisi subjek yang
direlativisir. Penyematan tersebut menggunakan bantuan kata “yang” untuk
merelatifkan kalimat tersebut. Klausa sematan relatif ini berpola subjek (ia),
predikat (menyimpan), dan objek (harta karun).
Pada data (31) terdapat beberapa klausa. Klausa pertama yakni Guru bisa
mengganti jenis barang yang dijual penjual dan klausa kedua Guru bisa mengganti
jumlah uang yang dimiliki pembeli dengan masing-masing memiliki klausa
relatif. Klausa relatif data (31) yang pertama yakni yang dijual penjual memiliki
induk barang dan klausa relatif data (31) yang kedua yakni yang dimiliki pembeli
memiliki induk uang dengan masing-masing juga menduduki fungsi objek dalam
kalimat. Induk tersebut dimasukkan ke dalam klausa relatif sehingga berada pada
fungsi subjek. Jadi, posisi subjek yang direlativisir. Penyematan tersebut
menggunakan bantuan kata yang untuk merelatifkan kalimat tersebut. Klausa
sematan relatif ini berpola subjek (barang/ uang), predikat (dijual/ dimiliki), dan
objek (penjual/ pembeli).
Adapun data (36), frasa sepuluh kertas pada kalimat merupakan objek dari
kalimat. Frasa ini disebut induk. Klausa relatif dalam kalimat yakni yang masing-
masing memiliki dua buah kotak kosong ... . Induk tersebut dimasukkan ke dalam
klausa relatif sehingga berada pada fungsi subjek. Jadi, posisi subjek yang
direlativisir. Adapun fungsi sintaksis klausa tersebut yakni subjek (sepuluh
kertas), predikat (masing-masing memiliki), dan objek (dua buah kotak kosong).

Klausa relatif berpola S-P-K


a. Makalah ini akan memperkenalkan ragam permainan yang dapat digunakan
dalam kegiatan pembelajaran berbicara BIPA. (data 5)
b. Dengan demikian pengajar diharapkan dapat memiliki berbagai alternatif
kegiatan yang dapat diterapkan di kelas. (data 6)
c. Foreman (2003) berpendapat bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui
proses peragaan akan merangsang kemampuan siswa untuk menemukan,
menganalisis, menafsir, juga memecahkan masalah. (data 15)
Pada data (5), klausa relatif yakni yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran berbicara BIPA ... memiliki induk ragam permainan yang
menduduki fungsi objek dalam kalimat. Meskipun demikian, ketika induk
tersebut dimasukkan ke dalam klausa relatif sehingga berada pada fungsi subjek.
Jadi, posisi subjek yang direlativisir. Adapun fungsi sintaksis klausa tersebut
yakni subjek (permainan itu), predikat (dapat digunakan), dan keterangan (dalam
kegiatan pembelajaran berbicara BIPA).
Pada data (6), juga ditemukan klausa relatif yakni yang dapat diterapkan di
kelas ... memiliki induk alternatif kegiatan yang juga menduduki fungsi objek
dalam kalimat. Meskipun demikian, induk tersebut dimasukkan ke dalam klausa
relatif sehingga berada pada fungsi subjek. Jadi, posisi subjek yang direlativisir,
bukan objek. Adapun fungsi sintaksis klausa tersebut yakni subjek (alternatif
kegiatan itu), predikat (dapat diterapkan), dan keterangan (di kelas).
Penelitian ini menemukan pula bentuk klausa sematan dalam klausa seperti
pada data (15). Kata pembelajaran merupakan subjek dalam klausa pembelajaran

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 807


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

yang dilakukan melalui proses peragaan akan merangsang kemampuan siswa


untuk menemukan, menganalisis, menafsir, juga memecahkan masalah ... . Subjek
tersebut disematkan klausa relatif yang dilakukan melalui proses peragaan... .
Penyematan tersebut menggunakan bantuan kata yang untuk merelatifkan kalimat
tersebut. Induk dalam kalimat itu yakni kata pembelajaran dimasukkan ke dalam
klausa relatif sehingga tetap berada pada fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang
direlativisir. Klausa sematan relatif ini berpola subjek (pembelajaran), predikat
(dilakukan), dan keterangan (melalui proses peragaan).

Klausa relatif berpola S-P


a. Pembelajaran bahasa asing yang menyenangkan akan meningkatkan
motivasi siswa untuk melatih keterampilan berbahasa mereka. (data 9)
b. Beberapa di antaranya merupakan modifikasi dari permainan-permainan
yang sudah ada sebelumnya dan telah disesuaikan agar lebih cocok
digunakan dala pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia bagi
penutur asing. (data 12)
c. Keinginan dan kegembiraan ini menjadi motivasu untuk terus mengikuti
setiap langkah yang harus dilewati untuk dapat terus mengikuti dan
akhirnya menyelesaikan permainan tersebut. (data 13)
Frasa pembelajaran bahasa asing pada kalimat dalam data (9) merupakan
subjek kalimat. Pada fungsi subjek itu disematkan klausa relatif yang
menyenangkan ... . Frasa pembelajaran bahasa asing inilah sebagai induk klausa
relatif. Induk tersebut dimasukkan ke dalam klausa relatif sehingga tetap berada
pada fungsi subjek. Jadi, posisi subjek jugalah yang direlativisir. Klausa sematan
relatif ini berpola subjek (pembelajaran bahasa asing) dan predikat
(menyenangkan).
Data (12) memiliki beberapa klausa. Klausa modifikasi dilakukan terhadap
permainan-permainan agar lebih cocok digunakan dalam pembelajaran
keterampilan berbicara bahasa Indonesia bagi penutur asing ... memiliki objek
yakni permainan-permainan. Objek itulah sebagai induk klausa relatif karena
direlatifkan dengan klausa relatif yang sudah ada sebelumnya dan telah
disesuaikan. Oleh karena objek sebagai induk tersebut dimasukkan ke dalam
klausa relatif sehingga menduduki fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang
direlativisir, bukan objek dengan urutan fungsi subjek (permainan-permainan itu)
dan predikat (sudah ada sebelumnya dan telah disesuaikan) .
Untuk data (13) memiliki beberapa klausa karena berupa kalimat rapatan.
Klausa motivasi terus mengikuti setiap langkah ... direlatifkan pada fungsi objek
yakni setiap langkah. Jadi, objek setiap langkah merupakan induk. Objek tersebut
direlatifkan dengan menyematkan klausa yang harus dilewati. Oleh karena objek
sebagai induk tersebut juga dimasukkan ke dalam klausa relatif, sehingga ia
menduduki fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang direlativisir, bukan objek
dengan struktur subjek (setiap langkah itu) dan predikat (harus dilewati).

Klausa relatif berpola S-P-Pel

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 808


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

a. Siswa A mendapat peta yang berisi keterangan lengkap, sedangkan siswa B


mendapat peta yang tak memiliki keterangan. (data 25)
b. Berikan gambar yang memuat beberapa objek atau benda. (data 32)
Klausa relatif pada objek ditemukan ada dua pada data (25) yang terdapat
beberapa klausa. Kata peta dalam klausa pertama siswa A mendapat peta ... dan
klausa kedua siswa B mendapat peta ... pada data (25) menduduki fungsi objek
dan merupakan induk klausa relatif karena direlatifkan. Objek pada klausa
tersebut direlatifkan dengan menyematkan klausa relatif yang berisi keterangan
lengkap ... pada klausa pertama dan klausa yang tak memiliki keterangan ... pada
klausa kedua. Induk tersebut dimasukkan ke dalam dua klausa relatif sehingga
beralih menjadi fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang direlativisir, bukan
objek. Klausa relatif sematan terhadap objek ini berpola subjek (peta), predikat
(berisi/ tak memiliki), dan objek (keterangan lengkap/ keterangan).
Sementara pada data (32) kata gambar pada kalimat data (32) merupakan
objek kalimat Berikan gambar. Objek tersebut direlatifkan –disebut induk–
dengan menyematkan klausa relatif “yang memuat beberapa objek atau benda ... .
Induk tersebut dimasukkan ke dalam klausa relatif sehingga beralih menjadi
fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang direlativisir, bukan objek. Klausa relatif
sematan terhadap objek ini berpola subjek (gambar itu), predikat (memuat), dan
objek (beberapa objek atau benda).

Klausa relatiif berpola S-P-O-Pel


a. Misalnya, guru sebaiknya tidak memakai permainan yang meminta siswa
sekolah dasar membuat percakapan percakapan singkat antara dua pegawai
di perusahaan. (data 21)
b. Siswa bebas mencari alasan yang menyebabkan dia memiliki perasaan itu.
(data 27)
Pada data (21) terdapat dua klausa. Kata permainan pada kalimat data (21)
merupakan objek dari klausa guru sebaiknya tidak memakai permainan ... . Objek
pada klausa tersebut direlatifkan sehingga disebut induk dengan menyematkan
klausa relatif yang meminta siswa sekolah dasar membuat percakapan percakapan
singkat antara dua pegawai di perusahaan ... . Induk tersebut dimasukkan ke
dalam klausa relatif sehingga beralih menjadi fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah
yang direlativisir, bukan objek. Klausa relatif sematan terhadap objek ini berpola
subjek (permainan itu), predikat (meminta), objek (siswa sekolah dasar) dan
pelengkap (membuat percakapan percakapan singkat antara dua pegawai di
perusahaan).
Sementara data (27) memiliki objek alasan pada kalimat Siswa bebas
mencari alasan. Objek tersebut direlatifkan –disebut induk– dengan menyematkan
klausa relatif yang menyebabkan dia memiliki perasaan itu … . Induk tersebut
yang menduduki fungsi objek dimasukkan ke dalam klausa relatif sehingga
beralih menjadi fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang direlativisir, bukan
objek. Klausa relatif sematan terhadap objek ini berpola subjek (alasan tesebut),
predikat (menyebabkan), objek (dia) dan pelengkap (memiliki perasaan itu).
Klausa relatif berpola S-P-O-K

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 809


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

a. Sebelum berbicara tentang penggiunaan permainan dalam pembelajaran


berbicara BIPA, ada baiknya kita mengingat kembali hal-hal yang harus
dikuasai seseorang di penghujung prosesnya dalam mempelajari bahasa
asing. (data 23)
b. Pembeli yang bisa paling banyak membeli barang dengan uang Rp1.000.000
itu akan menjadi pemenangnya. (data 30)
c. Setiap orang yang telah dipilih oleh siswa sebelumnya, tidak boleh lagi
dipilih lagi. (data 38)
Data (23) menunjukkan adanya klausa relatif yakni yang harus dikuasai
seseorang di penghujung prosesnya dalam mempelajari bahasa asing ... . Klausa
ini disematkan pada fungsi objek hal-hal tersebut yang merupakan induk. Ketika
induk tersebut dimasukkan ke dalam klausa relatif, maka induk tersebut berada
pada fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang direlativisir, bukan objek.
Data (30), fungsi subjek diduduki oleh kata pembeli. Subjek ini direlatifkan oleh
klausa relatif pembeli bisa paling banyak membeli barang dengan uang
Rp1.000.000 ... . Hal ini menunjukkan induk klausa relatif yakni kata pembeli.
Ketika induk tersebut dimasukkan ke dalam klausa relatif sehingga tetap berada
pada fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang direlativisir. Klausa ini berpola
subjek (pembeli), predikat (bisa paling banyak membeli), objek (barang), dan
keterangan (dengan uang Rp1.000.000).
Sementara data (38), fungsi subjek diduduki oleh frasa setiap orang.
Subjek ini direlatifkan oleh klausa relatif setiap orang yang telah dipilih oleh
siswa sebelumnya ... sehingga induk tersebut yakni frasa setiap orang. Ketika
induk tersebut dimasukkan ke dalam klausa relatif sehingga tetap berada pada
fungsi subjek. Jadi, posisi subjeklah yang direlativisir. Klausa ini berpola subjek
(setiap orang), predikat (telah dipilih), objek (oleh siswa), dan keterangan
(sebelumnya).

Klausa Relatif pada Predikat


Pada penelitian ini tidak terdapat satupun dari 40 data yang tergolong
dalam klausa relatif pada predikat. Hanya saja terdapat data yang menunjukkan
relativisator atau komplementer sehingga mirip dengan klausa relatif. Berikut ini
data yang ditemukan pada artikel Ragam Permainan dalam Pembelajaran BIPA
oleh Reni Artyana.
a. Seorang guru bukan tak menyadari saat siswanya mulai terlihat bosan di
kelas. (data 7)
b. Jika sudah demikian, bukan tak mungkin lama-kelamaan siswa akan
merasa frustasi terhadap mata pelajaran tersebut. (data 8)
Data (7) menunjukkan bahwa frasa tak menyadari sebagai predikat dalam
kalimat diterangkan atau diperjelas oleh kata adverbia negasi yakni bukan. Kata
bukan disebut relativisator. Jadi, kata bukan pada data itu adalah relativisator
sehingga kedua data itu tidak memuat sebuah klausa relatif.
Hal ini juga terjadi pada data (8), frasa tak mungkin sebagai predikat
dalam kalimat juga diterangkan atau diperjelas oleh kata adverbia negasi yakni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 810


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

bukan. Kata bukan disebut relativisator. Jadi, kata bukan pada data itu adalah
relativisator sehingga kedua data itu tidak memuat sebuah klausa relatif.

Klausa Relatif pada Objek


Klausa relatif pada objek merupakan klausa relatif yang hanya sedikit
ditemukan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini terdapat 5 dari 40 data yang
tergolong dalam klausa relatif pada objek.

Klausa relatif berpola S-P-O


a. Permainan dapat mengurangi rasa khawatir takut salah ketika menggunakan
bahasa yang mereka pelajari. (data 24)
b. Setiap penjual akan mendapat daftar harga dan barang-barang yang mereka
jual. (data 28)
c. Daftar itu diletakkan di meja denan posisi terbuaka agar pembeli bisa
memilih barang yang mau mereka beli. (data 29)
Data (24) terdapat beberapa klausa, dan terdapat pula klausa dalam klausa.
Kata bahasa pada kalimat data (24) merupakan objek dari klausa yang dirapatkan
dengan klausa lain dalam kalimat. Objek pada klausa tersebut pun direlatifkan
dengan menyematkan klausa relatif yang mereka pelajari ... . Berdasarkan hal
tersebut, objek bahasa merupakan induk klausa relatif. Ketika induk tersebut
dimasukkan ke dalam klausa relatif, induk tersebut tetap berada pada fungsi objek.
Jadi, posisi objeklah yang direlativisir. Klausa relatif sematan terhadap objek ini
berpola subjek (mereka), predikat (pelajari), dan objek (bahasa).
Sementara pada data (28) frasa barang-barang pada kalimat data (28)
merupakan objek kalimat. Objek tersebut direlatifkan dengan menyematkan
klausa yang mereka jual ... . Berdasarkan hal tersebut, objek barang-barang
merupakan induk klausa relatif. Ketika induk tersebut dimasukkan ke dalam
klausa relatif, induk tersebut juga tetap berada pada fungsi objek. Jadi, posisi
objeklah yang direlativisir. Klausa relatif sematan terhadap objek ini berpola
subjek (mereka), predikat (jual), dan objek (barang-barang).
Data (29) juga terdapat beberapa klausa. Kata barang merupakan objek dari
klausa pembeli bisa memilih barang ..., yang disematkan dalam fungsi keterangan
dalam kalimat data (29). Objek pada klausa tersebut direlatifkan dengan
menyematkan klausa relatif yang mau mereka beli ... . Ketika induk tersebut
dimasukkan ke dalam klausa relatif, induk tersebut juga tetap berada pada fungsi
objek. Jadi, posisi objeklah yang direlativisir. Klausa relatif sematan ini berpola
subjek (mereka), predikat (mau beli), dan objek (barang).

Klausa relatif berpola S-P-Pel


Dengan kata lain, mintalah siswa memberikan alasan sebanyak-banyaknya
agar mereka dapat berlatih untuk lebih banyak menggunaan kosakata yang mereka
ketahui. (data 35)
Data (35) terdapat beberapa klausa. Kata kosakata merupakan objek dari
klausa siswa lebih banyak menggunakan kosakata … yang sebelumnya telah
disematkan dalam klausa lain dalam kalimat data (35). Objek pada klausa tersebut

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 811


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

direlatifkan dengan menyematkan klausa relatif yang mereka ketahui ... . Jadi,
yang menjadi induk klausa relatif adalah kosakata. Induk tersebut dimasukkan ke
dalam klausa relatif, dan tetap berada pada fungsi objek. Jadi, posisi objeklah
yang direlativisir. Klausa relatif sematan ini berpola subjek (mereka), predikat
(ketahui), dan objek (kosakata itu).

Klausa relatif berpola S-P-Pel-K


Kegembiraan yang siswa rasakan saat melakukan permainan ini membuat
mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang mempelajari sesuatu.
(data 20)
Kata kegembiraan pada kalimat merupakan subjek kalimat. Frasa tersebut
direlatifkan oleh klausa relatif yakni yang siswa rasakan saat melakukan
permainan. Jadi, kata kegembiraan disebut induk. Induk tersebut dimasukkan ke
dalam klausa relatif, dan menjadi fungsi objek. Jadi, posisi objeklah yang
direlativisir oleh klausa relatif, bukan subjek. Klausa relatif sematan ini berpola
subjek (siswa), predikat (rasakan), dan objek (kegembiraan).

Pembahasan
Klausa Relatif pada Subjek
Pada penelitian ini terdapat 33 dari 40 data yang tergolong dalam klausa
relatif dengan posisi yang direlativisir yakni subjek. Penggunaan klausa relatif ini
memiliki enam variasi pola klausa, yakni pola S-P-O, S-P-K, S-P, S-P-Pel, S-P-O-
Pel, dan S-P-O-K.
Penggunaan klausa relatif berpola S-P-O dengan posisi yang direlativisir
pada subjek terdapat sebanyak 8 data, berpola S-P-K 9 data, berpola S-P 9 data,
berpola S-P-Pel 2 data, berpola S-P-O-Pel 2 data, dan berpola S-P-O-K 3 data.
Perelativan kedelapan data berpola S-P-O dilakukan dengan menggunakan kata
yang untuk merelatifkan subjek. Hal ini sesuai dengan pandangan Agustina (2007)
bahwa klausa relatif menggunakan pronomina relatif yang yang tidak berstatus
argumen. Kata yang dikategorikan sebagai pronomina relatif karena kata yang
mengacu pada induk sehingga bukan sebagai relativisator (Bicford, 1998). Hal ini
ditunjukkan dalam salah satu data berikut.
Salah satu hal yang memengaruhi karakteristik pembelajaran BIPA adalah
motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia. (data 1)
Frasa salah satu hal pada kalimat merupakan subjek. Frasa tersebut diterangkan
oleh klausa relatif yakni yang memengaruhi karakteristik pembelajaran BIPA.
Frasa salah satu hal disebut induk, sebagaimana pandangan Bicford (1998) bahwa
induk adalah nomina/verba yang diterangkan oleh klausa relatif. Induk salah satu
hal ini juga berada diluar klausa relatif itu sendiri karena menduduki fungsi subjek
dalam kalimat. Hal ini persis dengan apa yang dikatakan Bicford (1998) bahwa
induk klausa relatif biasanya berada di luar klausa relatif itu dan hampir tidak
pernah dilihat induk klausa relatif berada di dalam klausa relatif. Posisi yang
direlativisir oleh klausa relatif berdasarkan cara mudah menentukan posisi versi
Bicford (1998) dengan memasukkan induk ke dalam klausa relatif dan menjawab
pertanyaan hubungan gramatikal apa yang akan dimiliki induk dalam klausa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 812


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

relatif, kalau ini muncul di sana? adalah fungsi subjek. Hal ini ditunjukkan bentuk
Hal itu memengaruhi karakteristik pembelajaran BIPA. Jadi, posisi subjek yang
direlativisir oleh klausa relatif.
Penggunaan klausa relatif yang berpola S-P-K, S-P, S-P-Pel, S-P-O-Pel,
dan S-P-O-K dengan posisi yang direlativisir berada pada subjek juga sama
seperti pola S-P-O. Hanya saja ada klausa relatif yang melekat pada klausa
sematan lainnya. Hal ini ditunjukkan pada data berikut.
Foreman (2003) berpendapat bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui
proses peragaan akan merangsang kemampuan siswa untuk menemukan,
menganalisis, menafsir, juga memecahkan masalah. (data 15)
Kalimat tersebut memuat dua klausa yakni klausa pertama Foreman (2003)
berpendapat ... dan klausa kedua pembelajaran yang dilakukan melalui proses
peragaan akan merangsang kemampuan siswa untuk menemukan, menganalisis,
menafsir, juga memecahkan masalah. yang disematkan oleh konjungsi kopula
bahwa. Klausa kedua memuat klausa relatif. Perelativan tersebut juga dilakukan
dengan menggunakan kata yang untuk merelatifkan subjek. Hal ini sebagaimana
pandangan Agustina (2007) bahwa klausa relatif menggunakan pronomina relatif
yang yang tidak berstatus argumen. Kata yang dalam hal ini juga dikategorikan
sebagai pronomina relatif karena mengacu pada induk sehingga bukan sebagai
relativisator (Bicford, 1998).
Kata pembelajaran pada klausa kedua merupakan subjek. Frasa tersebut
diterangkan oleh klausa relatif yakni yang dilakukan melalui proses peragaan.
Kata pembelajaran disebut induk, sebagaimana pandangan Bicford (1998) bahwa
induk adalah nomina/verba yang diterangkan oleh klausa relatif. Induk
pembelajaran ini juga berada diluar klausa relatif itu sendiri karena menduduki
fungsi subjek dalam klausa kedua. Hal ini persis dengan apa yang dikatakan
Bicford (1998) bahwa induk klausa relatif biasanya berada di luar klausa relatif itu
dan hampir tidak pernah dilihat induk klausa relatif berada di dalam klausa relatif.
Posisi yang direlativisir oleh klausa relatif berdasarkan cara mudah menentukan
posisi versi Bicford (1998) yakni dengan memasukkan induk ke dalam klausa
relatif dan menjawab pertanyaan hubungan gramatikal apa yang akan dimiliki
induk dalam klausa relatif, kalau ini muncul di sana? adalah fungsi subjek. Hal ini
ditunjukkan bentuk Pembelajaran dilakukan melalui proses peragaan. Jadi, posisi
subjek yang direlativisir oleh klausa relatif.
Selain itu, dalam data penelitian juga diperoleh klausa relatif dengan posisi
subjek yang direlativisir terletak pada fungsi objek dalam klausa yang ada pada
kalimat. Hal ini ditunjukkan data berikut.
Oleh karena itu, pengajar dituntut untuk kreatif dalam merancang kegiatan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa agar terlibat penuh,
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. (data 2)
Perelativan juga dilakukan dengan menggunakan kata yang untuk merelatifkan
subjek. Hal ini sesuai dengan pandangan Agustina (2007) bahwa klausa relatif
menggunakan pronomina relatif yang yang tidak berstatus argumen. Kata yang
dikategorikan sebagai pronomina relatif karena kata yang mengacu pada induk
sehingga bukan sebagai relativisator (Bicford, 1998). Frasa kegiatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 813


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

pembelajaran pada kalimat merupakan objek dari klausa merancang kegiatan


pembelajaran ... . Frasa tersebut diterangkan oleh klausa relatif yakni yang dapat
menumbuhkan motivasi siswa. Frasa kegiatan pembelajaran disebut induk,
sebagaimana pandangan Bicford (1998) bahwa induk adalah nomina/verba yang
diterangkan oleh klausa relatif. Induk kegiatan pembelajaran ini juga berada diluar
klausa relatif itu sendiri karena menduduki fungsi objek dalam kalimat. Hal ini
persis dengan apa yang dikatakan Bicford (1998) bahwa induk klausa relatif
biasanya berada di luar klausa relatif itu dan hampir tidak pernah dilihat induk
klausa relatif berada di dalam klausa relatif. Posisi yang direlativisir oleh klausa
relatif berdasarkan cara mudah menentukan posisi versi Bicford (1998) dengan
memasukkan induk ke dalam klausa relatif dan menjawab pertanyaan hubungan
gramatikal apa yang akan dimiliki induk dalam klausa relatif, kalau ini muncul di
sana? adalah fungsi subjek dalam bentuk Kegiatan pembelajaran dapat
menumbuhkan motivasi siswa. Jadi, posisi subjek yang direlativisir oleh klausa
relatif.

Klausa Relatif pada Predikat


Pada penelitian ini tidak ditemukan satupun dari 40 data yang tergolong
dalam klausa relatif dengan posisi yang direlativisir pada predikat. Ada dua data
yang hampir terlihat sebagai klausa relatif, namun sebenarnya bukan. Berikut ini
paparan data penggunaan klausa yang hampir sama dengan klausa relatif dengan
posisi yang direlativisir pada predikat yang terdapat pada artikel Ragam
Permainan dalam Pembelajaran BIPA oleh Reni Artyana.
Penggunaan klausa relatif dengan posisi yang direlativisir pada predikat
menggunakan adverbia relatif bukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Agustina
(2007) yang menyatakan bahwa klausa relatif (Agustina, 2007) menggunakan
pronomina relatif (yang), adverbia relatif (waktu, tempat, bagaimana, mengapa,
negasi, dll), preposisi relatif (untuk dan dari), dan posposisi, serta sifar (ø) yang
masing-masingnya tidak berstatus argumen. Pada data (7) dan data (8) ditemukan
bentuk penggunaan kata “bukan” tetapi sebagai relativator atau komplementer
bukan sebagai adverbia relatif. Hal ini ditunjukkan dalam salah satu data berikut.
Seorang guru bukan tak menyadari saat siswanya mulai terlihat bosan di kelas.
(data 7)
Jika sudah demikian, bukan tak mungkin lama-kelamaan siswa akan
merasa frustasi terhadap mata pelajaran tersebut. (data 8)
Frasa tak menyadari dan tak mungkin pada kalimat merupakan predikat
dalam kalimat tersebut. Frasa tersebut diterangkan atau diperjelas oleh kata
adverbia negasi yakni bukan. Kata bukan disebut relativisator. Sebagaimana
pandangan Bicford (1998) bahwa induk adalah nomina/verba yang diterangkan
oleh klausa relatif, namun dalam kasus ini, kata bukan menerangkan frasa tak
menyadari dan tak mungkin yang merupakan predikat sehingga kata bukan bukan
sebuah induk. Selanjunya, Bicrford (1998) juga mengemukakan bahwa perbedaan
antara yang sebagai pronomina relatif dan relativisator adalah kata yang sebagai
relativisator tidak mengacu kepada induk. Hal tersebut dapat dianalogikan untuk
membedakan adverbia relatif bukan dan relativisator bukan. Berkaitan dengan hal

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 814


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

tersebut, bahwa penggunaan kata bukan pada kedua data itu adalah relativisator
sehingga kedua data itu tidak memuat sebuah klausa relatif.

Klausa Relatif pada Objek


Pada penelitian ini terdapat 5 dari 40 data yang tergolong dalam klausa
relatif dengan posisi yang direlativisir yakni objek. Penggunaan klausa relatif ini
memiliki enam variasi pola klausa, yakni pola S-P-O (3 data), S-P-Pel (1 data),
dan S-P-Pel-K (1 data).
Perelativan data dilakukan dengan menggunakan kata yang untuk
merelatifkan objek. Hal ini sesuai dengan pandangan Agustina (2007) bahwa
klausa relatif menggunakan pronomina relatif yang yang tidak berstatus argumen.
Kata yang dikategorikan sebagai pronomina relatif karena kata yang mengacu
pada induk sehingga bukan sebagai relativisator (Bicford, 1998). Hal ini
ditunjukkan dalam salah satu data berikut.
this is Setiap penjual akan mendapat daftar harga dan barang-barang yang mereka jual.
object(data 28)
Kata ulang barang-barang pada kalimat merupakan objek. Frasa tersebut
diterangkan oleh klausa relatif yakni yang mereka jual. Kata ulang barang-barang
disebut induk, sebagaimana pandangan Bicford (1998) bahwa induk adalah
nomina/verba yang diterangkan oleh klausa relatif. Induk “barang-barang” ini
juga berada diluar klausa relatif itu sendiri karena menduduki fungsi objek dalam
kalimat. Hal ini persis dengan apa yang dikatakan Bicford (1998) bahwa induk
klausa relatif biasanya berada di luar klausa relatif itu dan hampir tidak pernah
dilihat induk klausa relatif berada di dalam klausa relatif. Posisi yang direlativisir
oleh klausa relatif berdasarkan cara mudah menentukan posisi versi Bicford
(1998) dengan memasukkan induk ke dalam klausa relatif dan menjawab
pertanyaan hubungan gramatikal apa yang akan dimiliki induk dalam klausa
relatif, kalau ini muncul di sana? adalah fungsi objek dalam bentuk Mereka jual
barang-barang. Jadi, posisi objek yang direlativisir oleh klausa relatif.
Penggunaan klausa relatif ada beberapa yang melekat pada klausa sematan
lainnya. Hal ini ditunjukkan pada salah satu data berikut.
Permainan dapat mengurangi rasa khawatir takut salah ketika menggunakan
this is bahasa yang mereka pelajari. (data 24)
object Kalimat tersebut memuat dua klausa yakni klausa pertama Permainan
dapat mengurangi rasa khawatir takut salah ... dan klausa kedua menggunakan
bahasa yang mereka pelajari. yang rapatkan oleh konjungsi ketika. Klausa kedua
memuat klausa relatif. Perelativan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan
kata yang untuk merelatifkan objek. Hal ini sebagaimana pandangan Agustina
(2007) bahwa klausa relatif menggunakan pronomina relatif yang yang tidak
berstatus argumen. Kata yang dalam hal ini juga dikategorikan sebagai pronomina
relatif karena mengacu pada induk sehingga bukan sebagai relativisator (Bicford,
1998).
Kata bahasa pada klausa kedua merupakan objek. Frasa tersebut
diterangkan oleh klausa relatif yakni yang mereka pelajari. Kata bahasa disebut
induk, sebagaimana pandangan Bicford (1998) bahwa induk adalah nomina/verba

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 815


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

yang diterangkan oleh klausa relatif. Induk pembelajaran ini juga berada diluar
klausa relatif itu sendiri karena menduduki fungsi objek dalam klausa kedua. Hal
ini persis dengan apa yang dikatakan Bicford (1998) bahwa induk klausa relatif
biasanya berada di luar klausa relatif itu dan hampir tidak pernah dilihat induk
klausa relatif berada di dalam klausa relatif. Posisi yang direlativisir oleh klausa
relatif berdasarkan cara mudah menentukan posisi versi Bicford (1998) yakni
dengan memasukkan induk ke dalam klausa relatif dan menjawab pertanyaan
hubungan gramatikal apa yang akan dimiliki induk dalam klausa relatif, kalau ini
muncul di sana? adalah fungsi objek dalam bentuk Mereka pelajari bahasa. Jadi,
posisi objek yang direlativisir oleh klausa relatif.
Uniknya, salah satu data klausa relatif dengan posisi objek yang
direlativisir menduduki fungsi subjek dalam kalimat. Perelativan dilakukan
dengan menggunakan kata yang untuk merelatifkan objek Hal ini sesuai dengan
pandangan Agustina (2007) bahwa klausa relatif menggunakan pronomina relatif
yang yang tidak berstatus argumen. Kata yang dikategorikan sebagai pronomina
relatif karena kata yang mengacu pada induk sehingga bukan sebagai relativisator
(Bicford, 1998). Hal ini ditunjukkan dalam salah satu data berikut.
Kegembiraan yang siswa rasakan saat melakukan permainan ini membuat
mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang mempelajari sesuatu.
(data 20). Kata kegembiraan pada kalimat merupakan subjek kalimat. Frasa
tersebut diterangkan oleh klausa relatif yakni yang siswa rasakan saat melakukan
permainan. Kata kegembiraan disebut induk, sebagaimana pandangan Bicford
(1998) bahwa induk adalah nomina/verba yang diterangkan oleh klausa relatif.
Induk kegembiraan ini juga berada diluar klausa relatif itu sendiri karena
menduduki fungsi subjek dalam kalimat. Hal ini persis dengan apa yang dikatakan
Bicford (1998) bahwa induk klausa relatif biasanya berada di luar klausa relatif itu
dan hampir tidak pernah dilihat induk klausa relatif berada di dalam klausa relatif.
Posisi yang direlativisir oleh klausa relatif berdasarkan cara mudah menentukan
posisi versi Bicford (1998) dengan memasukkan induk ke dalam klausa relatif dan
menjawab pertanyaan hubungan gramatikal apa yang akan dimiliki induk dalam
klausa relatif, kalau ini muncul di sana? adalah fungsi objek dalam bentuk Siswa
rasakan kegembiraan saat melakukan permainan. Jadi, posisi objek yang
direlativisir oleh klausa relatif.

KESIMPULAN
Beberapa simpulan mengenai penelitian ini adalah (1) terdapat 33 dari 40
data yang tergolong dalam klausa relatif dengan posisi yang direlativisir yakni
subjek. Penggunaan klausa relatif ini memiliki enam variasi pola klausa, yakni
pola S-P-O, S-P-K, S-P, S-P-Pel, S-P-O-Pel, dan S-P-O-K.. Penggunaan klausa
relatif berpola S-P-O dengan posisi yang direlativisir pada subjek terdapat
sebanyak 8 data, berpola S-P-K 9 data, berpola S-P 9 data, berpola S-P-Pel 2 data,
berpola S-P-O-Pel 2 data, dan berpola S-P-O-K 3 data; (2) tidak ditemukan
satupun dari 40 data yang tergolong dalam klausa relatif dengan posisi yang
direlativisir pada predikat. Ada dua data yang hampir terlihat sebagai klausa
relatif, namun sebenarnya bukan; dan (3) terdapat 5 dari 40 data yang tergolong

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 816


Universitas Bosowa Makassar
Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science
Volume 4 Issue 3 December 2022
p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772

dalam klausa relatif dengan posisi yang direlativisir yakni objek. Penggunaan
klausa relatif ini memiliki enam variasi pola klausa, yakni pola S-P-O (3 data), S-
P-Pel (1 data), dan S-P-Pel-K (1 data). Berkenaan dengan itu, hendaknya
pengajaran klausa relatif dalam bahasa Indonesia lebih ditingkatkan dengan
memberikan latihan kepada siswa/mahasiswa. Selain itu, penelitian/pengkajian
mengenai klausa relatif dalam bahasa Indonesia perlu diperbanyak untuk
menambah khazanah.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina. (2007). “Klausa Relatif dalam Bahasa Indonesia: Sebuha Fenomena
Kontroversial?”. Linguistik Indonesia. Daring. No. 2 Ed. Agustus 2007.
http://www.linguistik-indonesia.org/images/files/KlausaRelatifdalamBah
asaIndonesia.pdf. Diakses pada 16 Desember 2018.
Alwi, Hasan dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed. Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Artyana, Ellis Reni. (2014). “Ragam Permainan dalam Pembelajaran Berbicara
BIPA”. ASILE 2014 Conference. 29-30 September 2014. Bali.
Bicford, J. Albert. 1998. Alat Penganalisis Bahasa-bahasa di Dunia, Morfologi
dan Sintaksis. Summer Institut of Linguistics: Dalla.
Dola, Abdullah. (2010). Tataran Sintaksis dalam Gramatika Bahasa Indonesia.
Makassar: Badan Penerbit UNM.
Djajasudarma, T. Fatimah. (1997). Analisis Bahasa Sintaksis dan Semantik.
Bandung: Humaniora Uama Press.
Khairah, Miftahul dan Ridwan, Sakura. (2015). Sintaksis: Memahami Satuan
Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kridalaksana, Harimurti. (2002). Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori
Sintaksis. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atmajaya.
Kridalaksana, Harimurti. (2009). Kamus Linguistik. Ed. IV. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Purwo, Bambang Kaswanti. 2000. Bangkitnya Kebhinekaan Dunia Linguistik dan
Pendidikan. Jakarta: Mega Media Abadi.
Universitas Kristen Maranatha. Daring. https://repository.maranatha.edu/7076/
3/0842006_Chapter1.pdf. Diakses pada 16 Desember 2018.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Daring. Bandung: http://repository.upi.
edu/8969/2/t_bind_029526_chapter1.pdf. Diakses pada 16 Desember
2018.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 817


Universitas Bosowa Makassar

Anda mungkin juga menyukai