Anda di halaman 1dari 5

TEKS AKDEMIK

Sistematika dan Alur Berpikir Penulisan Ilmiah

Penulisan artikel ilmiah dalam pembelajaran bahasa Indonesia sudah dikenalkan kepada
siswa sejak SMP. Kemudian akan melanjutkan ke jenjang SMA, hingga perguruan tinggi.
Namun, jika pengetahuan siswa akan terus meningkat dalam penulisan ilmiah, karena mereka
sering berlatih menulis karya ilmiah dari yang mudah sampai kesulitan yang cukup kompleks.
Diskusi tentang penulisan artikel ilmiah telah menjadi isu serius di kalangan pelajar SMA dan
mahasiswa. Tumbuhnya masalah plagiarisme dan kemudahan mengakses berbagai informasi
melalui dunia maya menjadi hambatan yang cukup sulit bagi guru dan siswa. Komunikasi ilmiah
secara tertulis menuntut siswa untuk dapat mengkomunikasikan argumentasi ilmiah dalam karya
ilmiah. Karya ilmiah memiliki berbagai jenis, ada yang berupa artikel, laporan penelitian, tesis,
tesis, dan disertasi. Banyak dari mereka merasa kesulitan untuk menulis ide-ide ilmiah mereka.
Penyebab permasalahan tersebut adalah motivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan
menulis dalam kegiatan komunikasi ilmiah masih lemah. Selain itu, kemampuan berpikir kritis
siswa terhadap suatu masalah juga kurang terlatih. Kedua hal tersebut erat kaitannya dengan
kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan argumentasi baik secara lisan maupun tulisan.

Sebagai seorang pendidik, mencari solusi dari permasalahan tersebut adalah jalan terbaik
untuk membuat artikel ilmiah di lapangan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan mencari beberapa metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa. Selain itu, mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan akademik juga
harus diajarkan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran bahasa. Belajar suatu
bahasa erat kaitannya dengan proses pemahaman yang akan diberikan kepada siswa. Banyak
faktor yang menentukan keberhasilan belajar, termasuk belajar bahasa asing. Faktor-faktor
tersebut antara lain kualitas guru, kurikulum, bahan ajar, minat dan motivasi siswa, kecerdasan
siswa, sarana dan fasilitas belajar, lingkungan sekolah, pengasuhan orang tua (keluarga), latar
belakang sosial budaya dan lingkungan tempat tinggal (Arifin, 2006). ). Salah satu indikator
bahwa pembelajaran dianggap berhasil adalah mengantongi sejumlah faktor seperti tersebut di
atas. Disadari atau tidak, ternyata beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan akademik
seorang anak sangatlah kompleks. Jika kesepuluh faktor tersebut saling terkait, maka kualitas
yang baik juga akan dihasilkan baik bagi peserta didik maupun guru.
Setiap individu melewati empat tahap pembelajaran bahasa dalam hidupnya, dimulai
dengan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dari empat tahap bahasa, kemungkinan
besar ada hubungan sebab-akibat yang kuat. Bahasa sebagai sistem tanda bunyi yang dihasilkan
oleh ucapan manusia merupakan fenomena alam, tetapi bahasa sebagai sarana interaksi sosial
dalam masyarakat manusia merupakan fenomena masyarakat (Arifin, 2006). Kemampuan
manusia untuk mengubah bahasa menjadi opini dalam bentuk argumentasi juga merupakan
fenomena alam yang ada pada manusia. Kemampuan ini dapat dilatih dengan pikiran yang peka
dan sikap kritis terhadap suatu peristiwa atau peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Dalam karya
ilmiah, pendahuluan sangat penting, karena pendahuluan merupakan bab pertama dari makalah
yang mengarahkan pembaca untuk menjawab pernyataan tentang apa yang dipelajari, mengapa
penelitian itu dilakukan. Ternyata kebanyakan dari kita masih kesulitan menulis openingnya.
Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang struktur prolog dalam sebuah
karya ilmiah yang sebenarnya.

Pendahuluan adalah bab pertama dari esai ilmiah berupa tesis, disertasi, tesis dan tesis
ilmu populer, artikel, resensi buku, atau artikel yang mengarahkan pembaca untuk menjawab
pertanyaan, menjawab pertanyaan tentang maksud atau tujuan penelitian. Tujuan dan alasan
penelitian ini dilakukan. Bagian pembuka karangan ilmiah adalah bagian yang menunjukkan
posisi suatu persoalan dan perlunya dilakukan kajian atau penelitian (Nur Tanjung, Bahdin;
Afdal, 2008). Bagian ini memberikan informasi dan gambaran tentang masalah penelitian atau
penelitian. Oleh karena itu, dalam esai ilmiah berupa tesis, disertasi, dan tesis, seringkali pada
bagian ini yang menjadi permasalahan adalah mendefinisikan dan merumuskan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian atau penelitian. hipotesis), kerangka penelitian atau model.

Dalam esai, artikel, resensi buku, atau artikel populer, aspek-aspek di atas seringkali
diungkapkan tanpa menggunakan pembagian yang jelas dari aspek-aspek tersebut. Dalam esai
ilmiah jenis ini, aspek-aspek tersebut disajikan dalam beberapa paragraf, tetapi pada dasarnya
mengungkapkan beberapa aspek tersebut. Pada dasarnya, bagian pembuka esai ilmiah
menyajikan posisi masalah yang akan diteliti atau diteliti. Seperti yang ditunjukkan, dalam jenis
disertasi, tesis, dan tesis ilmiah, aspek-aspek dalam pendahuluan dipisahkan menjadi bagian-
bagian yang terpisah. Oleh karena itu, dalam tes jenis ini ada penyebab sekunder yang
mengungkapnya (Nur Tanjung, Bahdin; Afdal, 2008).
Bagian pembuka merupakan bagian terpenting dari sebuah karya ilmiah, karena bab ini
merupakan jendela menuju bab-bab selanjutnya dari karya ilmiah tersebut. Pembukaan dapat
berfungsi sebagai "batu kunci" atau "jendela skripsi" dan merupakan kesempatan pertama
penulis untuk membimbing pembaca, memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang akan
ditulis. . Seorang penasihat di Australia mengatakan bahwa pembukaan tidak boleh salah karena
dari sana pembaca akan memutuskan apakah akan melanjutkan membaca karya ilmiah atau
tidak. Menurut Swales dan Feak (Emilia, 2012) dari segi proses, penulisan draf sebenarnya
merupakan proses yang sangat lambat dan sulit serta membingungkan.

Pendahuluan menjelaskan latar belakang penelitian dan mengidentifikasi penelitian yang


dilakukan. Perannya adalah untuk menjembatani kesenjangan antara pembaca dan penulis.
Pendahuluan memberikan latar belakang pengetahuan, pernyataan masalah, minat penelitian, dan
ringkasan penelitian sebelumnya. Pendahuluan, yang merupakan bab tentang latar belakang,
implikasi, pertanyaan, dan masalah yang diselidiki dalam penelitian, harus disajikan dengan
jelas, dengan informasi yang cukup agar mudah dibaca oleh pembaca.

Bagian pembuka membawa pembaca melalui urutan langkah yang logis, menjelaskan
bagaimana dan dalam keadaan apa pertanyaan dan masalah yang diselidiki dalam penelitian
muncul. Hal ini juga merupakan awal dari eksplorasi literatur yang relevan dan diakhiri dengan
gambaran tentang tujuan penelitian dan gambaran tentang tujuan setiap bab dari karya ilmiah
dengan menggambarkan organisasi karya ilmiah. Selanjutnya, pada bab pembuka, membangun
“suara aktif” peneliti atau penulis sangat penting. Dalam pendahuluan, penulis memberikan
argumen yang meyakinkan untuk perumusan tujuan penelitian, berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, tinjauan pustaka, dan penelitian lainnya. Pada saat pembaca mencapai akhir
halaman kedua makalah penelitian, tujuan penelitian harus jelas. Bab pengantar menetapkan
nada karya ilmiah dan otoritas penulis.

Kesimpulan : Tulisan di atas merupakan teks akademik. Alasannya karena teks di atas adalah
teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang
disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar.

Ciri-Ciri Teks akademik yaitu :

a. Teks Akademik Bersifat Sederhana dalam Struktur Kalimat


Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur kalimat yang sederhana
melalui penggunaan kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan kalimat
kompleks tidak diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari jumlah aksi atau peristiwa
yang dikandung. Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya mengandung satu aksi atau
peristiwa, sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu
aksi atau peristiwa. Kenyataan tentang penggunaan kalimat simpleks yang lebih banyak
daripada kalimat kompleks secara ideasional menunjukkan logika kesederhanaan.
b. Teks Akademik Padat Informasi
Padat yang dimaksud pada teks akademik adalah padat akan informasi dan padat
akan kata-kata leksikal. Kepadatan informasi pada teks akademik dapat dijelaskan dari
dua sisi. Pertama, informasi dipadatkan melalui kalimat simpleks. Kedua, informasi
dipadatkan melalui nominalisasi.
c. Teks Akademik Padat Kata Leksikal
Kepadatan leksikal dapat dijelaskan sebagai berikut. Teks akademik lebih banyak
mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina, verba-predikator, adjektiva, dan adverbia
tertentu) daripada kata structural (konjungsi, kata sandang, preposisi, dan sebagainya).
Halliday menyatakan bahwa semakin ilmiah suatu teks, semakin besar pula kandungan
kata-kata leksikalnya. Kepadatan leksikal dapat dilihat dari kelompok nomina yang
terbentuk dari rangkaian dua kata leksikal atau lebih tanpa disisipi oleh kata structural apa
pun.
d. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Nominalisasi
Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik, nominalisasi
digunakan untuk memadatkan informasi. Sebagai upaya pembendaan, nominalisasi
ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda (antara lain verba, adjektiva, adverbial,
konjungsi) menjadi leksis benda (nomina). Nominalisasi pada teks akademik ditujukan
untuk mengungkapkan pengetahuan dengan lebih ringkas dan padat. Oleh karena itu,
nominalisasi menjadi ciri yang sangat penting pada teks akademik.
e. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui Ungkapan
Inkongruen
Teks akademik banyak memanfaatkan metafora gramatika dalam ungkapan yang
inkongruen. Jelas bahwa dari segi metafora gramatika teks-teks akademik menunjukkan
ciri keilmiahan baik secara ideasional maupun tekstual. Secara ideasional, melalui
metafora gramatika isi materi yang disampaikan menjadi lebih padat, dan secara tekstual
cara penyampaian materi yang melibatkan pergeseran tataran juga berdampak pada
perbedaan tata organisasi di tingkat kelompok kata atau kalimat.

Anda mungkin juga menyukai