id
BAB II
A. Penelitian Terdahulu
pelesapan argumen dilakukan Sawardi pada tahun 2011 dengan judul Pivot dan
Subjek dalam Kasus Bahasa Jawa. Dalam makalahnya ini, Sawardi membahas
mengenai peran pivot yang digunakan untuk mengetahui jenis bahasa Jawa
Jika bahasa Jawa memperlakukan S sama dengan A maka bahasa Jawa termasuk
maka bahasa Jawa merupakan bahasa ergatif. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa bahasa Jawa tidak memiliki perilaku S/A pivot atau S/O pivot
sehingga bahasa Jawa termasuk bahasa yang tidak memiliki mekanisme pivot.
penelitian yang dilakukan oleh I Made Netra, Petrus Pita, I Wayan Mandra, dan
Indonesia. Penelitian ini berbentuk makalah dan menjadi salah satu makalah
dalam Linguistika tahun 2008. Penelitian ini mengangkat masalah tipologi bahasa
sama dengan O. Pembahasan pada makalah ini terfokus pada bentuk struktur
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahasa Indonesia. Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah bahasa
Indonesia memiliki semua jenis tipologi bahasa yaitu akusatif, aktif, pasif, ergatif,
dan antipasif. Selain itu Netra, dkk (2008:152). juga menyatakan bahwa
klausa lainnya.
banyak dikendalikan oleh frasa nomina subjek daripada frasa nomina objek,
pelengkap, atau keterangan. Hal lain yang disimpulkan Sugono adalah pelesapan
subjek dapat menimbulkan ketaksaan jika dalam klausa tempat frasa nomina
pengendali terdapat frasa nomina lain yang memiliki kesamaan ciri semantik
penelitian yang dilakukan Paina dalam tesisnya yang berjudul Pelesapan Objek
dalam Wacana Tulis Bahasa Jawa. Paina membagi pelesapan objek menjadi dua
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
karena sifat leksikal unsur pengisi fungsi predikat (2001:20). Pelesapan objek ini
juga tidak lepas dari unsur yang bersifat koreferensial dengan objek itu sendiri
bisa terjadi apabila objek dalam sebuah klausa bersifat koreferensial dengan objek
memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pembentuk struktur dan fungsi stilistika.
Sintaksis dalam Bahasa : Bahasa Bali, Sasak, dan Indonesia. Penelitian yang
apakah ketiga bahasa tersebut, yaitu bahasa Bali, bahasa Sasak, dan bahasa
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Minangkabau : Akusatif, Ergatif, atau Campur? ini meneliti tentang tipe bahasa
satu cara untuk menentukan jenis sebuah bahasa. Penelitian mengenai pelesapan
apakah sebuah bahasa berperilaku akusatif maupun ergatif dan belum pernah
dibahas secara mendalam. Padahal masih banyak hal-hal yang perlu dibahas pada
penelitian pelesapan argumen. Salah satu hal yang menarik dan belum pernah
dibahas secara lebih lanjut dalam penelitian pelesapan argumen adalah masalah
struktur klausa pada pelesapan argumen ini penting dan menarik untuk dibahas
karena mempengaruhi apakah argumen bisa dilesapkan atau tidak. Selain itu
B. Landasan Teori
bagian landasan teori akan dijelaskan teori mengenai klausa, perubahan struktur
commit
klausa, argumen, pelesapan argumen, dan to user gramatikal.
aliansi
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pengertian Klausa
Klausa merupakan bagian dari kalimat yang paling tidak terdiri dari subjek
ada unsur-unsur berupa kata atau frase yang berfungsi sebagai predikat dan unsur
klausa sebagai “satuan gramatikal yang terdiri dari subjek dan predikat baik
disertai objek, pelengkap, dan keterangan maupun tidak” (1987:89). Hal ini
(Ramlan, 1987:91-99)
Contoh klausa (1), (2), (3), dan (4) di atas merupakan klausa yang terdiri
dari subjek dan predikat, baik disertai objek, pelengkap, dan keterangan maupun
tidak. Klausa tidak jauh berbeda dengan kalimat. Perbedaan yang dimiliki klausa
dan kalimat hanya terletak pada intonasi akhir atau tanda baca (Alwi, et al.,
2003:313). Klausa baru dapat disebut kalimat jika disertai intonasi dan tanda baca.
Baik kalimat maupun klausa mempunyai unsur fungsi, kategori, dan peran
di dalamnya. Fungsi dalam kalimat atau klausa adalah apa yang dikenal dengan
subjek, predikat, objek dan keterangan. Unsur kategori adalah yang sering disebut
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan kelas kata, yaitu nomina, verba, ajektiva, dan numeralia. Unsur terakhir,
yaitu unsur peran mengistilahkan pelaku, penderita, dan penerima dalam klausa
(Chaer, 2007:207).
Ada beberapa jenis pembagian klausa dalam bahasa Indonesia. Jika dilihat
dari predikatnya, klausa dibagi menjadi dua, yaitu klausa transitif dan klausa
memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif dan objek itu dapat
berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif (Alwi, et al., 2003:91). Beberapa
Pada contoh klausa (5), (6), dan (7) di atas, ibu, polisi, dan rakyat
merupakan fungsi subjek yang kemudian diikuti dengan predikat atau verba
diikuti objek berupa kamar itu, arus lalu lintas dan pemimpin yang jujur.
verba yang tidak mengharuskan adanya tujuan atau objek”. Alwi, dkk (2003:93),
commit to user
yang menyebut intransitif dengan istilah taktransitif, menjelaskan “verba dalam
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai subjek dalam kalimat pasif”. Contoh klausa intransitif dapat dilihat
sebagai berikut.
akan bersangkutan pada hubungan antara satu klausa dengan klausa lainnya.
Untuk menjadi sebuah kalimat, klausa bisa terdiri dari satu klausa saja ataupun
lebih. Kalimat yang terdiri dari satu klausa disebut kalimat tunggal sedangkan
kalimat yang terdiri dari dua klausa disebut kalimat majemuk. Ada dua cara untuk
subordinasi.
hubungan koordinasi tidak bersangkutan satu sama lain secara hierarki karena
klausa yang satu bukan konstituen klausa yang lainnya. Untuk lebih jelasnya
(12) Dia di kawasan industri, hanya saja dia tidak bekerja di sana.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada contoh penggabungan klausa (10), (11), dan (12), kedua klausa yang
sehingga bila dipisah, masing-masing mampu berdiri sendiri. Pada contoh klausa
(10) misalnya, klausa pertama ia segera masuk ke kamar bukan merupakan bagian
lebih yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain (Alwi, et al.,
mempunyai kedudukan setara dan salah satu klausanya merupakan konstituen dari
padam.
Pada contoh penggabungan klausa (13), (14), dan (15), salah satu klausa
merupakan klausa turunan dari klausa lainnya dan tidak dapat berdiri sendiri bila
dipisahkan. Klausa utama yang dapat berdiri sendiri disebut klausa utama
sedangkan klausa turunan dari klausa utama disebut klausa subordinatif. Contoh
kalimat (15) misalnya, terdiri dari dua klausa yaitu (i) meskipun usianya sudah
commit to user
lanjut dan (ii) semangat belajarnya tidak pernah padam. Klausa (i) tidak dapat
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berdiri sendiri tanpa klausa (ii). Klausa (i) disebut klausa subordinatif dan klausa
a. Pemasifan
predikatnya menjadi empat yang meliputi : (i) kalimat aktif, yaitu kalimat
yaitu kalimat subjeknya adalah pelaku dan penderita predikat; dan (iv)
Proses perubahan kalimat aktif menjadi kalimat pasif dapat dilihat pada
kalimat berikut.
turunan intranstif);
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bentuk pasif);
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Argumen objek kue kering pada kalimat aktif (16i) kue kering
predikat atau verba pada struktur kausatif memiliki arti “membuat jadi”.
Pada bahasa Indonesia, predikat atau verba pada struktur kausatif ditandai
dengan afiksasi berupa : (i) akhiran –kan, (ii) akhiran –i, (iii) awalan per-,
kausatif secara morfologi ini hanya dapat dilakukan jika struktur sebelum
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(Winarti, 2009:65-66).
promosi dan demosi di sini adalah naik dan turunnya argumen berdasarkan
1. Subjek
2. Objek langsung
4. Oblik
Kenaikan hierarki biasanya terjadi pada oblik atau kasus bukan inti
terjadi pada objek langsung yang bergeser menjadi objek tidak langsung
commit to user
atau menjadi unsur bukan inti.
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Argumen
klausa yang biasanya berupa nomina atau frasa nominal (2008:165). Sebelumnya,
konstituen inti atau nuklir dan konstituen luar inti atau periferal (2008:164).
Nomina yang berupa periferal biasanya ditandai dengan preposisi, misalnya untuk
saya, oleh ayah, dan kepada para wartawan. Pembagian mengenai konstituen inti
dan kontituen periferal ini berdasarkan pada konstituen yang hadir karena sifat-
klausa (17), preposisi to memiliki hubungan yang erat dengan verba dan
(Verhaar, 2008:165). Komplemen dapat dilihat pada struktur klausa saya tinggal
di Jakarta. Klausa saya tinggal bukan merupakan klausa lengkap tanpa hadirnya
konstituen di Jakarta.
commit
menyatakan semua bahasa dibedakan to user
antara klausa yang verbanya memiliki satu
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
argumen (klausa intransitif) dan klausa yang verbanya memiliki dua argumen atau
Biasanya predikat dari klausa intransitif ini tidak memerlukan hadirnya argumen
objek (O).
dalam menentukan A dan O melalui peran semantik, yaitu agent „agen‟, donor
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A secara otomatis menjadi fungsi O. Pada klausa yang memiliki partisipan lebih
dari satu, hanya ada satu partisipan yang mengontrol aktivitas. Pada klausa Mary
hit John „Mary memukul John‟ (Dixon, 1994:115), Mary yang mengontrol
aktivitas tersebut. Walau ada kemungkinan Mary tidak sengaja memukul John,
tapi John tetap tidak bisa menjadi agen yang mengontrol aktivitas.
4. Pelesapan argumen
suatu kalimat atau teks tanpa mengurangi makna kalimatnya (2003:415). Adapun
secara tersurat pada kalimat berikutnya tetapi kehadiran unsur itu dapat
kalimat.
Unsur yang hilang pada sebuah pelesapan tidak begitu saja dilesapkan
tanpa adanya acuan. Alwi, dkk menyatakan bahwa “unsur-unsur yang dilesapkan
dapat ditelusuri balik dari teks secara tepat” dan lebih lanjut menyebut unsur yang
sama yang tidak dilesapkan disebut anteseden dari unsur yang lesap (2003:415).
Adapun Sugono menyatakan bahwa unsur yang hilang pada sebuah pelesapan
memiliki anteseden atau acuan, baik acuan yang ada dalam konteks bahasa
maupun yang ada di luar konteks bahasa (1991:13). Hal ini berlaku pula pada
pelesapan argumen yang akan dibahas pada penelitian ini. Argumen yang lesap
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
harus memiliki anteseden yang menjadi acuan, terutama acuan yang ada pada
konteks bahasanya. Hubungan antara unsur yang lesap dengan antesedennya ini
istilah pivot yang digunakan untuk menentukan tipe bahasa, apakah bahasa
dan pengendali. Frasa nomina yang berfungsi sebagai pengendali dalam klausa
inti disebut sebagai controller pengendali dan klausa nominal pada klausa turunan
disebut pivot atau terkendali. Dalam bahasa akusatif, seperti bahasa Inggris,
pivotnya adalah subjek dalam sebuah klausa, sedangkan dalam bahasa bertipe
sebagai berikut.
a. S1 = S2
b. S1 = O2
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. S1 = A2
d. O1 = S2
e. A1 = S2
f. O1 = O2
g. A1 = A2
h. O1 = A2
i. A1 = O2
j. O1 = O2 dan A1 = A2
k. O1 = A2 dan A1 = O2
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
argumen yang melibatkan argumen O, yaitu pada kekoreferensialan (b), (d), (f),
(h), (i), dan (k). Adapun kekoreferensial argumen (a), (c), (e), (g), dan (j) tidak
tata bahasanya. Menurut Artawa (1997:108) tujuan pokok dari linguistik tipologi
bahasa tersebut dan menjawab pertanyaan “seperti apakah bahasa X itu?”. Kajian
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau antar klausa dalam suatu bahasa secara tipologis, apakah persekutuan itu S =
menggunakan istilah pasien (P) yang merujuk pada argumen objek (argumen O)
pada Dixon).
yang selanjutnya menunjukkan tiga tipe bahasa juga, yaitu bahasa yang termasuk
tipe akusatif, tipe ergatif, dan bahasa yang termasuk tipe split-s atau s-terpilah
disebut bahasa ergatif. Adapun tipe bahasa s-terpilah, subjek yang mirip agen (Sa)
dan subjek yang mirip objek (So) dimarkahi berbeda Tiga tipe bahasa yang
S - He danced
„Dia menari‟
A O - He hit him
„Dia memukulnya (dia)‟
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bentuk him.
S - ηuma banaga-nyu
Ayah (ABS) kembali
„Ayah kembali‟
Hal ini dapat dilihat pada contoh bahasa Dyirbal. Dalam contoh di
membedakannya dari S.
Sa So - Siti tiba
Nama jatuh
Siti jatuh
A O - Siti n-joget
Nama AKT-menari
„Siti menari‟
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mirip objek (So). Pada contoh kalimat dalam bahasa Jawa di atas,
C. Kerangka Pikir
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bagan 1
Kerangka Pikir
commit to user
31