Kelompok 7-Makalah 4
Kelompok 7-Makalah 4
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Dosen Pengampu
Aulia Hidayat Burhamidar., S.T., M.T.
Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
rahmat-Nya,sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktu nya. Laporan ini
disusun agar mahasiswa dapat mengetahui tentang mata kuliah Bahan Galian Industri.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku penyusun mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Aulia Hidayat Burhamidar.,S.T., M.T selaku dosen Bahan Galian Industri
beserta para staf pengajar lainnya.
2. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi
penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan hasil bumi.
Kekayaan hasil bumi Indonesia menjadi salah satu sektor yang menunjang
pertumbuhan dan perkembangan negara ini. Tetapi disamping itu masih banyak
masyarakat umum yang memiliki pengetahuan minin tentang bahan galian yang
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari tersebut. Hal ini dapat berdampak pada
kerusakan yang terjadi akibat ketidaktepatan manusia dalam proses
pengambilan endapan dari bumi. Oleh karna itu dibutuhkan pengetahun tentang
genesa serta proses pembentukan endapan sehingga kita dapat menyesuaikan
metode apa yang akan digunakan dalam penggalian endapan tersebut
B. Tujuan Masalah
1. Mengetahui proses hidrothermal serta bahan galian induustri Indonesai
yang berkaitan dengan proses hidrothermal
2. Mengetahui defenisi batuan metamorf serta bahan galian industri
Indoensia yang berkaitan dengan batuan metamorf
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hidrothermal
Proses hidrothermal merupakan suatu proses sirkulasi cairan, menghasilkan
perubahan fisika dan kimia dimana batu tersebut berada. Proses hidrotermal terjadi
ketika cairan bersentuhan dengan batuan sehingga keseimbangan mineral-mineral
dari batuan terubah,tergantung pada suhu, tekanan, kimia batuan, serta komposisi
batuan yang dilalui oleh cairan. Bentuk jebakan hidrotermal sering mengikuti
bentuk rongga/rekahan yang diisinya, kadang - kadang diikuti oleh proses yaitu
subtitusi/penggantian. Klasifikasi bentuk endapan tergantung pada bentuk
rongga/rekahan yang diisinya.
Pada batuan beku intrusi eruptif, bentuk endapan yang banyak terjadi adalah
berbentuk urat. Pada batu gamping dan dolomit sering memperlihatkan bentuk
subtitusi, sedangkan pada batupasir dan tufa, sering berupa bentuk impregnasi.
Bentuk urat dan impregnasi dapat digolongkan pada proses cavity filling,
sedangkan bentuk lain dapat digolongkan pada proses subtitusi (replacement).
Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas:
1. Endapan hypothermal, ciri-cirinya adalah :
a. Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi
b. Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi
dengan kedalaman yang besar
c. Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan
Spalerite serta oksida besi
d. Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z
2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya:
a. Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan
hipotermal
2
3
endapan belerang yang berasal dari gunung api. Di Indonesia, mineral gipsum
dapat ditemukan di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Cirebon, Kalianget, Nusa
Tenggara Barat
Selain itu, mineral gipsum banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pemanfaatan mineral gipsum dapat digolongkan menjadi:
a. Yang belum mengalami kalsinasi digunakan dalam pembuatan semen
Portland dan sebagai pupuk
b. Yang mengalami proses kalsinas, sebagian besar digunakan sebagai bahan
bangunan, flester paris, bahan dasar untuk pembuatan kapur, bedak, untuk
cetakan alat keramik, tuangan logam, gigi dan sebagainya
3. Kaolin
Kaolin adalah suatu massa batuan yang tersusun dari mineral lempung
dengan kandungan besi yang rendah dan pada umumnya berwarna putih atau
agak putih. Kaolin terbentuk dari hidrous aluminium silikat dengan komposisi
kimia 2H2O , Al2O3, 2SiO2 dengan disertai beberapa material penyerta. Secara
umum kaolin berwarna putih atau agak keputih-putihan, kekerasan 2-2.5,
bersifat plastis bila tercampur air, dengan daya hantar listrik dan panas yang
rendah dan berat jenis antara 2,60-2,63. Sifat-sifat kaolin akan sangat
dipengaruhi oleh komposisi mineral tanah lempung yang ada dalam kaolin,
maka untuk mengetahui sifat-sifat fisik yang lain seperti plastisitas, kekuatan,
tekstur dan lain-lain yang dibahas adalah sifat-sifat dari mineral penyusunnya
yaitu mineral lempung
Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan
baku utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin
seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas yang rendah,
serta sifatsifat lainnya. Dalam industri kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis
(coater), filler, barang-barang tahan api dan isolator. Penggunaan kaolinn yang
utama adalah dalam industri keramik, kertas, cat, sabun, karet/ban dan
pestisida. Penggunaan lainnya adalah dalam industri logam, farmasi dan obat-
6
obatan, pupuk, bahan penyerap, pasta gigi, barang-barang untuk bangunan dan
lain sebagainya. Pengolahan kaolin terutama ditujukan untuk membuang
mineral-mineral pengganggu seperti pasir kuarsa, mineral oksida besi, oksida
titanium dan mika, selain itu pengolahan kaolin ditujukan untuk mendapatkan
butir-butir halus, tingkat keputihan yang tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu
dan sifat-sifat lain. Pada dasarnya proses pengolahan bergantung kepada
jumlah, jenis mineral-mineral pengotornya dan spesifikasi penggunaan.
Indonesia termasuk negara yang memproduksi cukup tinggi endapan
kaolin karena banyaknya keterdapatan endapan kaolin serta tinggi nya
pemintaan pasar seiring dengan lajunya proses pembangunan di dunia industri.
Potensi endapan kaolin ini antara lain berada di Bandar Pulau (Sumut), Bonjol
Pasaman (Sumbar), Belilas dan Indragiri Hulu (Riau), Pulau Bangka Belitung,
Pondok Kelapa (Bengkulu), Garut dan Tasikmalaya (Jabar), Blitar dan
Trenggalek (Jatim), Sambas dan singkawang (Kalbar), Martapura (Kalsel),
Polewali (Sulsel), dan Paniai (Papua)
4. Talk
Talk dengsn rumus kimia Mg3Si4O10(OH)2 merupakan kelompok
mineral hydrous magnesium silikat, berwarna putih, putih kehijauan, abu-abu
atau kecoklatan. Dilapangan menunjukkan perlapisan yang sangat tipis,
kenampakan seperti bersisik, memperlihatkan foliasi. Talk mempunyai tingkat
kekerasan 1 (dipakai sebagai indeks Skala Mohs), mudah dibentuk tetapi tidak
elastis, perlapisannya mengkilat seperti berlemak, tidak larut dalam air dan
tidak terbakar, mempunyai berat jenis 2,58-2,83, penghantar panas kurang baik.
Talk terbentuk dari hasil alterasi mineral magnesium silikat dalam
batuan beku ultrabasa, dumdum didapatkan pada batuan hasil proses
metamorfose regional khususnya pada batuan sekis. Endapan talk diketahui
karena tampak dipermukaan. Oleh sebab itu sistem penambangan yang
dilakukan adalah sistem tambang terbuka, dapat dilakukan dengan peralatan
sederhana.
7
a. Di dalam urat atau dalam volume besar batuan yang kaya magnesium
b. Matriks peridotit berkarbonasi
c. Bintil-bintil dalam tanah
d. Danau Basa
e. Endapan playa
pelapukan lanjut. Oker terdiri dari bermacam warna : kuning dan coklat (oksida
3H2O), merah (dalam bentuk hematit atau Fe2O3 ), hitam (karena kemasukan
ion Mn dan Cu), hitam coklat dan kalau dilarutkan menjadi abu-abu (karena
mengandung MnO2)
Dalam kehidupan sehari-hari, oker digunakan sebagai zat pewarna pada
pembuatan cat, tinta, karet, kertas, concrete, plester, bata, linoleum, permadani,
plastik, mortar, dan semen. Di samping itu, oker juga dipakai sebagai bahan
poles logam dan gelas.
Daerah persebaran oker di Indonesia mencakup Ciater, Telagawarna,
Karaha, dan Kuningan (Provinsi Jawa Barat), Panggul Kabupaten Trenggalek
dan Songgoriti Kabupaten Malang (Provinsi Jawa Timur).
9. Tawas
Tawas terbentuk dari proses pelapukan dari batuan yang mengandung
mineral sulfide di daerah volkanis atau terjadi di daerah lempung, serpih atau
batu sabak yang mengandung pirit dan markasit. Kebanyakan tawas dijumpai
dalam bentuk padat pada batu lempung, serpih ataupun batu sabak. Tawas
ditemukan pada batuan yang lunak/dalam bentuk cair. Oleh sebab itu pada
urnumnya teknik penambangan tawas dilakukan dengan larnbang terbuka
dengan peralatan sederhana.
Tawas dalam bentuk kristal sering digunakan dalam berbagai produk
perawatan tubuh, misalnya seperti batu deodorant. Sementara itu, tawas dalam
bentuk bubuk halus umumnya mengacu pada jenis tawas potasium. Jenis tawas
potasium ini sering digunakan sebagai bahan bumbu dapur atau sebagai bahan
pengawet makanan.
Keterdapatan tawas di Indonesia dapat dijumpai di daerah:
a. Jawa Barat: Daerah Ciater dalam keadaan padat, K. Wayang.
b. Jawa Tengah: Telaga Sari, Banyun-ras.
c. Jawa Timur: Kawah Iien (dalarn bentuk cair"an); Gua Prusi, Kediri
11
dan PVC polymer. Secara umum, kalsit digunakan diberbagai sektor industri
didasarkan atas sifat fisik dan kimianya.
Penyebaran mineral kalsit di Indoneasi dapat ditemukan:
a) Yogyakarta : Wonosari
b) Sumatera Barat : Sawahlunto
c) Banyumas, Jawa Tengah : Kecamatan Ajibarang Dan Gumelar
d) Jawa Tengah : Begelan Di Kabupaten Purwokerto
e) Nusat Tenggara Timur : Ratenggo, Wai Wajo, Magepanda
f) Sulawesi Tengah : Palu
2. Marmer
Batuan marmer adalah salah satu jenis batuan metamorf atau malihan,
di mana proses terbentuknya batu marmer ini karena diakibatkan oleh proses
metamorfosis batu kapur atau batu gamping. Batu marmer merupakan jenis
batuan yang memiliki nilai ekonomi paling tinggi di antara kelompok batuan
lainnya. Pada umumnya, bentuk batuan marmer ialah mengilap dan memiliki
motif garis berwarna. Jenis batuan ini juga memiliki tingkat kepadatan kristal
yang sangat tinggi.
Batu marmer memilki ciri khusus yang membedakannya dengan jenis
batu lain, yakni batu marmer mempunyai struktur batu yang kompak, gugusan
kristal yang ada di batu marmer relatif sama dengan tekstur halus sampai yang
agak kasar, pada umumnya marmer tersusun atas mineral kalsit dengan mineral
minor lainnya seperti mika, klhorit, kuarsa, dan jenis silikat lainnya seperti
graphit, hematit, dan juga limorit, dan yang terakhir batu marmer terpengaruh
oleh porositas, kekuatan regangan, dan kekuatan terhadap cuaca.
Batu marmer sangat diminati orang-orang. Batu marmer yang
mempunyai visualisasi indah ini sering digunakan untuk berbagai keperluan
manusia diantaranya penghias rumah, bahan dasar pembuatan furniture seperti
guci, meja, dan kursi. Selain itu marmer juga digunakan sebagai penetral asam.
14
terhadap cuaca dingin. Batu sabak juga dapat dimanfaatkan sebagai interior
lantai, paving ataupun agregat dekoratif. Jaman dahulu, batuan ini kerap
digunakan sebagai papan tulis, meja biliar, batu asah, maupun bidang bagian
atas meja. Selain itu, batu sabak juga merupakan isolator listrik yang baik,
sehingga sering dimanfaatkan untuk dasar pembuatan panel listrik dan kotak
saklar.
Di Indonesia, batu sabak dapat ditemukan :
a) Daerah Istimewa Aceh: Daerah Goh. Kedongdong, Goh. Tebara. Tanah
Reubuh, Bukit Lampulo, Kr. Bidien. Kr. Jarnbuaye, Kp. Laudo (warna abu-
abu gelap).
b) Sumatera Barat: Siguntur Mudo. Kab. Pesisir Selatan. Simkam. Kab. Solok
dan Panti Kab. Pasaman (wama abu-abu gelap): Desa Tanjungbalit, Kec.
Lernbah Gurnanli. Kab. Solok (warna abu-abu pernah dimantaatkan untuk
batu tulis).
4. Kuarsit
Kuarsit adalah salah satu contoh dari jenis batuan metamorf tidak
berfoliasi (non-foliated) yang hampir tersusun seluruhnya oleh mineral kuarsa.
Batuan ini dapat terbentuk ketika batu pasir yang kaya kuarsa diubah oleh
panas, tekanan, dan aktivitas kimia akibat proses metamorfosis. Kondisi ini
mengakibatkan terjadinya pengkristalan butiran pasir bersamaan dengan semen
silikanya. Proses ini selanjunya menghasilkan ikatan yang sangat kuat antar
butir kuarsa tersebut. Kuarsit dengan struktur kristal yang demikian
membuatnya menjadi keras, kuat, dan menjadi semakin resisiten. Inilah salah
satu karakteristik utama yang membedakan batu kuarsit dengan batu pasir.
Kuarsit pada umumnya berwarna putih abu-abu. Akan tetapi beberapa
diantaranya dapat berwarna merah muda, merah, ataupun ungu karena adanya
element pengotor berupa oksida besi. Elemen pengotor lainnya juga dapat
menyebabkan batu kuarsit menjadi berwarna kuning, orange, coklat, hijau
ataupun biru. Kuarsit yang dominan tersusun atas mineral kuarsa membuat
16
(penghantar panas dan listrik yang rendah), mika banyak digunakan dalam
berbagai bidang.
Mika digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kapasitor. Mika
berfungsi sebagai insulator (penyekat listrik dan pemisah konduktor listrik) di
dalam kabel. Pemisahan ini berguna untuk mencegah konduktor bergabung
agar tidak terjadi arus pendek. Muskovit dengan ketebalan tertentu digunakan
dalam alat-alat optik. Selain sebagai isolator listrik, muskovit juga
dimanfaatkan untuk campuran bahan plastik dan cat. Lepidolit yang
mengandung litium digunakan sebagai bahan baterai. Adapun glaukonit yang
mengandung kalium dimanfaatkan sebagai penyubur wilayah dataran pantai.
Persebaranmineral mika di Indonesia dapat ditemukan di Donggala Sulawesi
Tengah dan Pulau Paleng Sulawesi Selatan
7. Wolastonit
Wolastonit adalah mineral kalsium inosilikat (CaSiO3) yang dapat
mengandung sejumlah kecil besi, magnesium, dan mangan sebagai pengganti
kalsium. Wollastonit ini biasanya berwarnna putih. Wollastonit terbentuk
ketika batugamping atau batudolo yang tidak murni dikenai suhu dan tekanan
yang tinggi, kadang-kadang ditambah dengan adanya cairan silica-bearing
seperti dalam skarn atau batuan metamorf kontak. Mineral ikutan yang
terbentuk termasuk garnet, vesuvianit, diopsid, tremolit, epidot, plagioklas
feldspar, piroksen dan kalsit. Wollastonit dinamakan berdasarkan nama seorang
kimiawan Inggris dan mineralogi William Hyde Wollaston (1766-1828).
Beberapa sifat yang membuat wollastonit sangat berguna adalah
kecerahan dan keputihannya yang tinggi, kelembaban dan penyerapan minyak
yang rendah, serta konten volatil yang rendah. Wollastonite digunakan terutama
dalam keramik, produk-produk gesekan (rem dan kopling), pembuat logam,
pengisi cat, dan plastik. Penyebaran mineral wolastonit dapat ditemukan di
Sumatera Barat: Daerah Air Abu, Kab. Solok (terdapat pada batu gamping yang
bermetamorfose kontak).
20
E. Studi Kasus
1. Hydrothermal
“ Paragenesa Mineral Bijih Sulfida Hidrotermal Di Daerah Kluwih Kabupaten
Pacitan Jawa Timur : Pendekatan Berdasarkan Mineralogi Dan Inklusi Fluida”
Sudarsono dan I Setiawan
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 1 2012
Abstrak :
Aktivitas hidrotermal di Kluwih, kawasan Tulakan Pacitan Jawa Timur
ditandai dengan zona alterasi batuan, mineralisasi sulfida, dan urat quatz
berarah NNE-SSW, NNW-SSE. Mineralisasi diendapkan sedikitnya dalam 6
tahap, yaitu : tahap pertama, endapan pramineralisasi quatz (320°C), tahap
kedua, endapan kuarsa + pirit (290°C), tahap ketiga, endapan kuarsa + pirit +
kalkopirit + bornit ± galena ± sfalerit (260°C), tahap ke-4, endapan kuarsa
+ pirit + kahalkopirit + Tetrahedrit + bornit ± galena (220°C), tahap ke-5,
endapan kuarsa + pirit (200°C), dan tahap ke-6 atau tahap supergen , mineral
sekunder yang diendapkan (covellite, malachite, azurite) <100 °C. Sistem
hidrotermal di Kluwih Pacitan dan sekitarnya mampu diinterpretasikan sebagai
sistem suhidasi rendah epitermal, atau horizon logam dasar hingga horizon
logam mulia. Proses hidrotermal diawali dengan alterasi propilitik dan
pengendapan sulfida dan urat kuarsa, kemudian alterasi argilik mencetak
keduanya. Akhirnya, erosi permukaan menghilangkan endapan-endapan
tersebut di permukaan.
2. Batuan Kaolin
“Evaluasi Hasil Pencucian Raw Material Kaolin Terhadap Kebutuhan Produksi
Unit Pengolahan Pt Aneka Kaoline Utama Belitung”
Mukram Belto Pratama, Irvani, dan Mardiah
Mine Jurnal Universitas Bangka Belitung Vol. 6 No. 1 2021
Abstrak :
PT Aneka Kaoline Utama memproduksi bubuk kaoline melalui dua
proses yaitu pencucian yaitu unit pencucian dan unit pengolahan. Unit pencuci
melakukan pemisahan antara tailing dan kaoline dengan ekstrak yang
dihasilkan. Ekstraknya mengandung air dan kaolin, kemudian reduksi airnya
akan diproses di unit pengolahan. Berdasarkan informasi tersebut, penulis
melakukan evaluasi produksi ekstrak di unit pencucian untuk memenuhi
kebutuhan unit pengolahan di PT Aneka Kaoline Utama dengan menggunakan
metode evaluasi dan metode penelitian tindakan. Tahapan yang dilakukan
adalah pengambilan sampel bahan baku (pakan), perhitungan ukuran kolam
sedimen dan volume penuh kolam, pengambilan sampel tailing pada alat
pencucian, observasi proses produksi, dan evaluasi kebutuhan ekstrak kaolin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku di unit pencucian pada bulan
April sebanyak 3.847,4 ton, bulan Mei sebanyak 3.606,2 ton, bulan Juni
sebanyak 2.594,9 ton, dan bulan Juli sebanyak 3.890 ton yang menunjukkan
jumlah ekstrak yang dihasilkan tidak mencapai target di unit pengolahan. Rata-
rata material lepas sebesar 69,2% dan kaolin lepas sebesar 21% menyebabkan
nilai recovery pada unit pencucian hanya mencapai 30,8%. Karena adanya
kaolin lepas pada unit pencucian, maka penulis menyarankan peningkatan
bahan baku dan jam kerja sebesar 27,056.3 ton per jam dengan perolehan unit
pencucian sebesar 30.8% sehingga perusahaan dapat memproduksi 8.34 ton
kaolin per jam dan 4.000 ton kaolin per bulan.
22
4. Batu Marmer
“Kajian Kesiapan Masyarakat Terkait Rencana Kegiatan Industri
Pertambangan Marmer (Studi Kasus di Kelurahan Oi Fo’o, Kota Bima-NTB)”
Eti Kurniati, Christia Meidiana, Agus Dwi Wicaksono
Indonesia Green Technology Jurnal
Abstrak :
Kelurahan Oi Fo’o ditetapkan sebagai kawasan industri menengah
berupa industri marmer yang didasarkan pada besaran potensi marmer yang
ditemukan di wilayah ini. Namun penemuan potensi ini tidak diimbangi dengan
informasi yang dimiliki masyarakat terkait dengan kegiatan industri marmer
yang tentunya akan berpengaruh pada kesiapan masyarakatnya. Penelitian ini
bertujuan untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat, menilai faktor-faktor
yang mempengaruhi kesiapan masyarakat dan memilih alternatif strategi yang
dapat dilakukan terkait dengan rencana kegitatan industri pertambangan
marmer. Penelitian ini termasuk dalam kajian kualitatif dengan pendekatan
metode Community Readiness Model untuk menilai tingkat kesiapan
masyarakat dengan mengkaji variabel dimensi kesiapan masyarakat yaitu usaha
masyarakat, pengetahuan masyarakat (terkait kegiatan), Kepemimpinan,
kondisi masyarakat, pengetahuan masyarakat (terkait issue) dan sumber terkait
permasalahan. Metode Multiple Regression untuk menilai faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan masyarakat yang menggunakan variabel pengalaman,
kemauan, keterampilan, kepribadian, pengetahuan dan fisik masyarakat.
Metode Analysis Hierarchi Process (AHP) untuk memilih strategi alternatif
dilakukan dengan cara mengkombinasi hasil analisis tingkat kesiapan
masyarakat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat.
Berdasarkan pada hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan
masyarakat berada pada level perencanaan dengan deskripsi kondisi yaitu
Pimpinan mulai aktif dalam perencanaan, serta masyarakat memberikan
dukungan pada usaha-usaha/ program yang dijalankan. Adapun faktor-faktor
24
A. Kesimpulan
Ilmu geologi adalah studi tentang bumi dan terbuat dari apa itu bumi, termasuk
sejarah pembentukannya. Sejarah ini dicatat dalam batuan dan menjelaskan
bagaimana bumi selalu berubah dari waktu ke waktu. Siklus batuan menyoroti
bagaimana tiga jenis utama dari batu, yaitu batuan sedimen, metamorf, dan batuan
beku yang memberi pertanyaan datang dari mana mereka berasal. Setiap jenis
batuan selalu mengalami perubahan kondisi dari waktu ke waktu.
Proses hidrotermal merupakan suatu proses sirkulasi cairan, menghasilkan
perubahan fisika dan kimia dimana batu tersebut berada. Proses hidrotermal terjadi
ketika cairan bersentuhan dengan batuan sehingga keseimbangan mineral-mineral
dari batuan terubah,tergantung pada suhu, tekanan, kimia batuan, serta komposisi
batuan yang dilalui oleh cairan. Bentuk jebakan hidrotermal sering mengikuti
bentuk rongga/rekahan yang diisinya, kadang - kadang diikuti oleh proses yaitu
subtitusi/penggantian. Klasifikasi bentuk endapan tergantung pada bentuk
rongga/rekahan yang diisinya.
Batuan metamorf merupakan batuan yang sudah diubah oleh panas ataupun
tekanan yang intens ketika terbentuk. Dalam kondisi yang cukup panas dan
tertekan dengan jauh di dalam kerak bumi, baik itu batuan sedimen ataupun batuan
beku bisa diubah menjadi batuan metamorf.
B. Saran
Diharapkan untuk menambah literatur dapat mempelajari materi yang telah
dipaparkan oleh pemateri
25
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., dan Suhala, S., 1997. Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM), Bandung
Bambang Hryono BE.SE, Dkk. 2008. “Bahan Galian Logam dan Industri”. SMK
Negeri 2 depok Sleman.
25