Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK

ACARA IV
BATUAN SEDIMEN

Disusun Oleh:
Nugrah Oktrisya Alfiani
19080026

Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Jum’at / 11 Oktober 2019
Sesi / Jam : III / 13,20 – 15.00

LABORATORIUM GEOLOGI TAMBANG


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

1
ACARA IV
BATUAN SEDIMEN

Disusun Oleh:
Nugrah Oktrisya Alfiani
19080026

Disetujui untuk Laboratorium Geologi Tambang


Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang

Tanggal : 2019
Asisten Pembimbing

( ………………………………)
NIM / BP………………………

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.Laporan ini
disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar geologi fisik beserta
aplikasinya dalam duni pertambangan. Dengan telah tersusunnya laporan ini,
maka saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Harizona Aulia Rahman, S.T , M.Eng selaku dosen Geologi Fisik
beserta para staf pengajar lainnya.
2. Wahyu Aulia, Hanifa Octaviani selaku Asisten Laboratorium Geologi
Fisik yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkann saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan
kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu
bagi penyusun pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.

Padang, Oktober 2019


Penyusun

Nugrah Oktrisya Alfiani

ii
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ....................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... v
LEMBARAN KONSULTASI ......................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 1
C. Manfaat ................................................................................................ 1
BAB II DASAR TEORI .................................................................................. 2
A. Pengertian Batuan Sedimen ................................................................. 2
B. Proses Terbentuknya Batuan Sedimen ................................................ 2
C. Proses Sedimentasi .............................................................................. 3
D. Jenis Batuan Sedimen .......................................................................... 6
E. Struktur Batuan Sedimen ..................................................................... 9
F. Tektur Batuan Sedimen........................................................................ 13
BAB III LEMBAR DESKRIPSI ..................................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 27
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 29
LAMPIRAN .................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31

iii
DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 1. Bedding .......................................................................... 10


B..Gambar 2. Cross bedding .................................................................. 10
C. Gambar 3. Graded bredding .............................................................. 11
D. Gambar 4. Lamination ....................................................................... 11
E..Gambar 5. Inverted graded ................................................................ 11
F..Gambar 6. Longcast ........................................................................... 12
G. Gambar 7. Flue .................................................................................. 12

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : 12 halaman

v
LEMBARAN KONSULTASI

Nama : Nugrah Oktrisya Alfiani


Nim / BP : 19080026/19
Acara : Batuan Sedimen
Asisten labor :

Hari / Tanggal Keterangan Paraf

Padang,
Asisten / Pemateri

(………………………….)
Nim / BP ……………….

vi
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses
erosi tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “aluvial deposit”. Salah satu
jenis batuan yang kita kenal adalah batuan sedimen. Batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang
terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi,
gerakan tanah atau tanah longsor.
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium
karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut tucker (1991), 70 % batuan
di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari
volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di
permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.Banyak hal dari batuan
sedimen yang bisa di bahas untuk menambah pengetahuan mengenai batuan
sedimen yang ada di permukaan bumi ini.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian batuan sedimen
2. Untuk mengetahui jenis – jenis batuan sedimen
3. Untuk mengetahui proses terbentuknya batuan sedimen
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang komponen penyusun bumi selain batuan
beku
2. Pengetahuannya bisa diaplikasikan pada dunia pekerjaan
3. Mengetahui jenis batuan mineral dengan klasifikasinya
4. Memenuhi nnilai praktikum geologi fisik

1
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan sedimen merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk
sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan sedimen
atau sering juga disebut sebagai endapan merupakan batuan yang terbentuk
dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air ataupun angin. Ada lagi
pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan yang terbentuk karena
adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga
erosi tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan. Seorang ahli,
yakni Hutton (1875) menyatakan bahwasannya batuan sedimen ini merupakan
batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang
terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan juga longsoran
gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk dari
demikian, batuan sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium
karbonat, silika, garam, dan juga material- material lainnya. Demikianlah yang
disebut dengan batuan sedimen.
B. Proses Terbentuknya Batuan Sedimen
1. Pemampatan (Compaction)
Proses pertama ialah pemampatan (compaction). Proses pemampatan
menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan
butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Apabila terdapat banyak
partikel yang lembut, seperti syal, maka sedimen akan lebih mudah
mengalami pemampatan. Akibatnya, lapisan akan menjadi lebih tipis,
porositi berkurang, terutama dalam sedimen lumpur.
Pengurangan porositi biasanya akan menyebabkan kehilangan air hingga
mencapai 60-80%. Air kemudian akan mengalir menuju kawasan yang
berketelapan tinggi, seperti pasir. Inilah yang kemudian akan memainkan

2
3

peranan penting dalam pelarutan dan pengendapan kimia dalam pasir.


Barulah setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan akan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lainnya. Sedemikian sehingga
tempat sentuhan tersebut mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan
fisikal pun berlaku, seperti proses larutan tekanan atau pressure solution.
Kemudian silika yang terlarut akan masuk ke dalam rongga antara butiran
dan mulai membentuk simen.
2. Penyimenan (Cementation)
Proses kedua ialah penyimenan (cementation). Penyimenan adalah proses
di mana mineral baru yang berasal dari cairan rongga akan terbentuk atau
terendap di permukaan butirannya. Adapun jenis simen yang biasanya
terbentuk dan utama ialah kuarza dan kalsit. Kemudian simen akan
mengikat butiran yang menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan ini
biasanya berlaku pada tingkat pertengahan diagenesis.
Karena jika berlaku pada tingkat awal, maka akan mengurangkan kesan
pemampatannya. Yang mana, simen yang keras akan dapat menahan
tekanan. Adapun simen kuarza berasal dari air liang yang tepu dengan
silika, yaitu hasil dari larutan organisme bersilika, larutan tekanan kuarza,
diagenesis kimia mineral liat, dan lain sebagainya. Sedangkan simen klasit
dapat terbentuk semasa sedimen terendap, yaitu berada di kawasan sekitar
karbonat.
3. Penghabluran Semula (Recrystallization)
Proses ketiga ialah penghabluran semula (recrystallization). Penghabluran
ulang merupakan proses perubahan ukuran atau bentuk dari batuan sedimen
tanpa disertai dengan perubahan kimia atau mineralnya. Ukuran biasanya
akan mengalami penambahan (bertambah besar), meskipun ada juga yang
ukurannya justru mengecil. Penghabluran semula ini termasuk penting
apalagi dalam kasus batu kapur, di mana ukuran kalsit menjadi bertambah
besar, tekstur, dan strukturnya yang mungkin lenyap.Namun pada umumnya
batuan sedimen terbentuk melalui dua cara, antara lain:

3
4

a. Pertama batuan sedimen terbentuk dalam lembangan pengendapan.


Dengan kata lain, proses pembentukannya tidak mengalami proses
pengangkutan. Sedimen jenis ini dikenal sebagai sedimen
autochthonous. Adapun jenis batuan sedimen yang termasuk dalam
golongan ini, diantaranya evaporit, batu kapur, dan laterit.
b. Kedua batuan sedimen terbentuk tidak dalam lembengan pengendapan
melainkan di luar lembengan pengendapan. Dengan kata lain, proses
pembentukannya mengalami proses pengangkutan. Yang mana,
angkutan tersebut membawa sedimen ke lembangan pengendapan yang
baru. Adapun jenis batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini,
diantaranya konglomerat dan volkanoklastik
C. Proses Sedimentasi
1. Proses sedimentasi mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana
butir-butir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat.
Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir
sedimen dapat dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan,
terdapat dua macam aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan
transportasi butir-butir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan
transportasi dan pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini
membuat partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap secara suspensi,
sehingga butiran-butiran yang diendapkan merupakan butiran sedimen
berbutir halus (pasir hingga lempung). Proses sedimentasi yang dipengaruhi
oleh gravitasi dibagi menjadi 4, yakni yang dipengaruhi oleh arus turbidit,
grain flows, aliran sedimen cair, dan debris flows.
a. Arus turbiditi dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi. Ciri utama
pengendpan oleh arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di
bagian bawah pengendapan dan semakin halus ke bagian atas
pengendapan.
5

b. Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan
sorting yang sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya
sedimennya membentuk reverse grading.
c. Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction.
d. Debris flows, volume sedimen melebihi volume ar, dan menyebabka
aliran dengan viskositas tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari
partikel mengecil dan akhirnya menghasilkan endapan dengan sorting
buruk.
   2. Proses sedimentasi kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi
fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan
dengan reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk
tersebut. Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan
diagenesis. Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Eoldiagenesis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen.
Dimana terjadi pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada
tiap lapisan sedimennya. Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi
2. Mesodiagenesis = earlydiagenesis
3. Latelydiagenesis
Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap
eoldiagenesis. Pada tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dnegan
proses burial, menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang memicu
terjadinya dissolution. Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah
proses dissolution (pelarutan). Sampai dengan proses ini, dikategorikan
sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah proses pelarutan, masih terjadi
burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-butiran sedimen.
(inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). Apabila kompaksi terus
berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis akan
berhenti dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
6

4. Telodiagenesis
Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi
pengangkatan, dalam proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis
air (air meteorik, air tanah, dll) mempengaruhi susunan komposisi kimia
batuan, sehingga memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian
mineral baru).
D. Jenis batuan sedimen
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk
dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal
dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan
sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan
besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara
terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang
terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang
ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari
ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat
juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi
dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk
ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus
terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang
termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari
laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun
secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen
mengalami diagenesa yakni, prosess- proses yang berlangsung pada
temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi.
Proses diagenesa antara lain :
7

a. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat
tekanan dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang
dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
b. Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan
secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain.
Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir
makin besar.
c. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia
yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu
sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan
batuan karbonat.
d. Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga
adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen.
Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat,
silica, klorita, gypsum dan lain-lain.
e. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik,
tanpa pengurangan volume asal.
2. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang
terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material
di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok
ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara
keduanya (biokimia). Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh
aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan
rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau
8

terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.


Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu bara), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975). Menurut R.P.
Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan
yaitu :
a. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk
dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir.
Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan
danau atau laut.
b. Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di
lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala
golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
c. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan
cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses
pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk
lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi
di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di
endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan
karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material
penyusunnya.
d. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross
organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk
golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan
golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
9

e. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki
larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat 
memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor
yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk
suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk
kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
f. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari
tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan
cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak
akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya
batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali
tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di
tempat tersebut.
E. Struktur Batuan Sedimen
1. Struktur Primer (sygenetic); struktur yang terbentuk bersama dengan
pembentukan batuan sedimen itu sendiri :
a. Struktur Fisika; struktur yang terbentuk karena proses fisika (berupa
arus/gelombang)
1) Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding,
Lamination.
2) Tidak ada kenampakan struktur; Massif.
3) Berdasar kenampakannya di permukaan batuan; Ripple marks, Tool
marks, Flute cast, Mud cracks, Rain print.
4) Karena proses deformasi; Load cast, Convolute structure.
b. Struktur Biologi; struktur  yang terbentuk karena aktivitas organisme
biologis.
1) Track, Trail (jejak)
2) Burrow (galian)
10

3) Cast, Mold (cetakan)
c. Struktur Kimia; struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi.
Nodule, Konkresi.
2. Struktur Sekunder (epigenetic); struktur yang terbentuk setelah terbentuknya
batuan sedimen tersebut. Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang
umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain :
a. Bedding atau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini
merupakan ciri khas batuan sedimen yang memperlihatkan susunan
lapisan-lapisan (beds) pada batuan sedimen dengan ketebalan setiap
lapisan ≥ 1 cm.

Gambar 1. Beddig
b. Cross-Bedding atau perlapisan silang-siur (Cross-Bedding). Struktur ini
memperlihatkan struktur perlapisan yang saling potong memotong.
Terbentuk karena pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada
saat sedimentasi berlangsung.

Gambar 2. Cross bedding


c. Graded-Bedding atau struktur perlapisan bergradasi (Graded-Bedding)
memiliki ciri-ciri ukuran butir penyusun batuan sedimen yang berubah
secara gradual, yaitu makin ke atas ukuran butir yang semakin halus,
dimana pada proses pembentukkannya butiran yang lebih besar
11

terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus terendapkan di


atasnya.

Gambar 3. Graded bedding


d. Lamination/Laminasi merupakan struktur perlapisan denganketebalan
masing-masing lapisan (bed thickness) yang kurang dari 1cm.

Gambar 4. Lamination
e. Inverted Graded memperlihatkan
perubahan gradual butiran yang semakin ke atas semakin halus. Akan
tetapi karena suatu pengaruh tertentu, perubahan gradual butiran yang
terbalik (makin ke bawah semakin halus) dapat terbentuk pada suatu
batuan sedimen dan menyebabkan suatu kenampakan struktur bergradasi
terbalik (Inverted Graded-Bedding).
\

Gambar 5. Inverted graded


12

f. Slump
Struktur Slump (luncuran), salah satu struktur batuan sedimen yang
berbentuk lipatan kecil meluncur ke bawah karena adanya suatu
pengangkatan pada suatu lapisan yang belum terkonsolidasi sempurna.
g. Load Cast merupakan struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di
permukaan ataupun bentukan tak beraturan karena pengaruh suatu beban
di atas batuan tersebut.

Gambar 6. Long cast


h. Flute Cast suatu struktur batuan sedimen yang berupa gerusan di
permukaan lapisan batuan karena pengaruh suatu arus.

Gambar 7. Flute
i. Wash Out
Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari
erosi tiba-tiba karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya
13

F. Tekstur Batuan Sedimen


Secara umum tekstur adalah aspek batuan yang dipengaruhi oleh
ukuran,bentuk, dan keteraturan dari butirannya, sedangkan kemas asalah
komponen tekstur yang merupakan hubungan ukuran dan bentuk dari butir
Unsur - unsur tekstur batuan sedimen antara lain :
1) Besar Butir (Grain Size)
Skala Besar Butir (Wentworth). Besar butir adalah unsur
utama dari tekstur batuan sedimen klastik, yang berhubungan dengan
tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar
butir yang sering dipakai dengan menggunakan skala Wentworth.
Klasifikasi besar butir ini sangat penting karena dipakai sebagai salah satu
penamaan batuan sedimen.
2) Derajat Pemilihan (Sorting) Sorting Batuan Sedimen Pemilihan adalah
derajat kesamaan atau keseragaman antar butir. Tingkat pemilahan ini
dibagi menjadi very well sorted, well sorted, moderally sorted, poorly
sorted dan very poorly soorted.
3) Kebundaran Butir (Rounding)
Kebundaran merupakan aspek bentuk butir yang
menyatakan keytajaman sudut butiran. Aspek ini mencerminkan tingkat
abrasi selama transportasi. Semakin bunda suatu butir ini menandakan asal
sumber butiran jauh dari tempat pengendapan sedangkan butir yang lancip
menandakan asal butir dekat dengan tempat pengendapan sedimen.
4) Warna (Colour)
Warna berbagai batuan sedimen menandakan kmposisi
butir (sumber). Warna merupakan salah satu tekstur batuan yang utama.
Warna ini mencerminkan komposisi penyusun utama suatu batuan dan
menandakan komposisi mineral yang menyusun batuan sedimen. Contoh
warna putih menandakan batuan banyak di isi oleh mineral kuarsa, warna
merah banyak di isi mineral oksida besi, Sedangkan warna gelap
merupakan batuan vulkanik (breksi vulkanik). Identifikasi warna sangat
penting untuk membantu mengetahui asal dari penyusun batuan sedimen.
14

5) Kemas (Fabrik).Merupakan sifat hubungan anata butir sebagai fungsi


orientasi butir dan packing. Secara umum dapat memberikan gambaran
tentang arah aliran salam sedimentasi serta keadaan porosias dan
permebealitas batuan. Pada batuan dengan kemas tertutup ini menandakan
bahwa proses pembentukan batuan , sedimen datang secara langsung
sehingga butiran tidak memiliki ruang kosong. Selain itu kemas dapat juga
diakibatkan oleh struktur yang mempengaruhi batuan tersebut.
6) Komposisi merupakan tekstur batuan sedimen dilihat dari unsur penyusun
utama suatu batuan. Komposisi penting untuk mengetahui unsur - unsur
yang menyusun batuan. Komposisi batuan sedimen ini penting sebagai
penamaan batuan sedimen. Pada batupasir yang kaya akan silika dapat
dibagi menjadi wacke yaitu yang mengandung lempung dan lanau diantara
butirnya sedangkan arenite yang sedikit kandunan lempungnya. Selain itu
juga didapat dari perbandingan komponen kuarsa, feldspar , dan fragmen
litik.
BAB III
LEMBAR DESKRIPSI

1. SR-01
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Abu-abu
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Laminasi
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :0,004-0,062
b. Derajat Pemilahan :Well sorted
c. Derajat Pembundaran :Rounded
d. Kemas :Tertutup
5 Komposisi Mineral :
a. Fragment :Tidak ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Batu lanau
7 Ganesa :Batu lanau terbentuk dari batuan yang
tertransportasi sangat jauh dari asalnya
sehingga butirannya berbentuk rounded

15
16

2. SR-02
No Klasifikasi :Deskripsi
1 Warna :Coklat kemerahan
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Laminasi
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :0,004-0,062
b. Derajat Pemilahan :Well sorted
c. Derajat Pembundaran :Rounded
d. Kemas :Tertutup
5 Komposisi Mineral :
a. Fragment :Tidak ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Batu lanau
7 Ganesa :Batu lanau terbentuk dari batuan yang
tertransportasi sangat jauh dari asalnya
sehingga butirannya berbentuk rounded

3. SR-03
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat
2 Jenis batuan :Klastik
17

3 Struktur :Cross bedding


4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :Silt (0,004-0,062)
b. Derajat Pemilahan :Well sorted
c. Derajat Pembundaran :Rounded
d. Kemas :Tertutup
5 Komposisi Mineral :
a. Fragment :Tidak ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Lempung
7 Ganesa :Batuan lempung terbentuk dari batuan
yang tertranspor dari jarak yang jauh dan
terikat oleh semen

4. SR-04
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Laminasi
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :0,350-0,500
18

b. Derajat Pemilahan :Well sorted


c. Derajat Pembundaran :Rounded
d. Kemas :Tertutup
5 Komposisi Mineral :
a. Fragment :Tidak ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Batu Pasir
7 Ganesa :Batu pasir berasal dari batuan yang
ditransportasi dari jarak yang jauh

5. SR-05
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat kehitaman
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Perlapisan
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :>2mm
b. Derajat Pemilahan :Poorly sorted
c. Derajat Pembundaran :Angular
d. Kemas :Terbuka
5 Komposisi Mineral :
19

a. Fragment :Ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Breksi
7 Ganesa :Batuaan ini tertransportasi tidak
terlalu jauh dari batuan asalnya
sehingga butirannya berbentuk
angular

6. SR-06
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Erosional
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :>2mm
b. Derajat Pemilahan :Poorly sorted
c. Derajat Pembundaran :Angular
d. Kemas :Terbuka
5 Komposisi Mineral:
a. Fragment :Ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
20

6 Nama Batuan :Breksi


7 Ganesa :Tertransportasi dengan jarak yang cukup
jauh sehingga butiran nya anular dan
memiliki fragmen

7. SR-07
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Putih cream
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Bioherm
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Grainstone
7 Ganesa :Terbentuk secara organik dan berasal dari
terumbu karang
21

8. SR-08
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Putih cream
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Oolitik
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Grainstone
7 Ganesa :Batuan ini terbentuk dari hasil
rekristalisasi batu gamping dan tak
terendapkan
22

9. SR-09
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Putih bening
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Oolitik
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Karbonat kristalin
7 Ganesa :Hasil rekristalisasi batu gamping dan
tidak terendapkan
8 Gambar
23

10. SR-10
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Abu-abu
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Oolitik
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Grainstone
7 Ganesa :Batuan ini terbentuk dipantai dengan cara
pengendapan
24

11. SR 11
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Hitam
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Geode
4 Tekstur :Amorf
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Mudstone
7 Ganesa :Batuan ini terbentuk di rawa-rawa dan
tumbuhan sebagai komposisi
pembentukannya
25

12. SR-12
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Hitam
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Geode
4 Tekstur :Amorf
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Mudstone
7 Ganesa :Batuan ini memiliki hubungan antar
kompone tertutup yang berhubungan
dengan rapat
BAB IV
PEMBAHASAN

A. SR-01
Batuan SR-01 memiliki karakteristik batuan dengan warna abu-abu. Jenis
batuan klastik artinya batuan ini terbentuk dari pengendapan detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal tersebut dapat berupa batuan beku, metamorf
dan sedimen itu sendiri. Struktur batuan ini adalah laminasi yang memilki
ketebalan masing-masing lapisan yang kurang dari 1 cm. derajat pemilahan
batuan ini well sorted dengan derajat pembundaran rounded dan kemas tertup.
Nama batuan ini adalah batuan lanau.
Batu lanau memiliki sedikit kegunaan dan jarang menjadi target
penambangan untuk digunakan sebagai bahan konstruksi atau bahan mentah
industri. Ruang pori antar granular dalam batulanau terlalu kecil untuk
digunakan sebagai akuifer yang baik. Pemanfaatan utama dari batulanau
sebenarnya adalah dapat digunakan sebagai filler (pengisi) berkualitas rendah
ketika bahan yang berkualitas tinggi tidak tersedia (sebagai alternatif).
Kegunaannya sebagai filler sering dipakai pada industri migas.
B. SR-02
Sama dengan pembahasan SR-01
C. SR-03
Adalah batuan lempung. Dimana karakteristik batuan tersebut adalah
bewarna cokelat da termasuk jenis batuan klastik dengan struktur cross
bedding. Derajat kejernihannya adalah well sorted dan derajat
pembundarannya adalah rounded dengan kemas tertutup
D. SR-04
Adalah batu pasir yang memliki karakteristik batuannya adalah bewarna
hitam, jenis batuan klastik dan struktur laminasi. Pemanfaatan pada batu pasir
merupakan salah satu sumber energi alternatif. biomassa yang di kedepankan
sumber energi alternatif, dan bahkan lebih baik sebab sumber daya energi ini
terbarukan. Pasir dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.Konstituen
utamanya, yakni silisium, juga dapat diolah menjadi silikon, salah satu bahan
27

semikonduktor yang dipakai untuk memproduksi peranti-peranti elektronik


(electronic devices).selain itu pasir merupakan bahan utama bagi pembuatan
beton bangunan, bahan pengecoran yang mempunyai ketahanan yang cukup
baik.
E. SR-05
SR-05 adalah batuan breksi dimana batuan ini tertranportasi tidak terlalu
jauh dari batuan asalnya sehingga butirannya berbuntuk angular. Batuan ini
termasuk jenis batuan klastik dengan struktur batuannya perlapisan.
F. SR-06
Sama dengan SR-05
G. SR-07
Adalah batuan grainstone. Dimana batuan ini termasuk nonklastik. Batuan
ini tidak memiliki derajat pemilahan, derajat pembundaran maupun butiran.
Batuan ini bewarna putih dengan komposisi mineral nya adalah karbonat.
Batuan ini terbentuk secara organic dan berasal dari terumbu karang.
H. SR-08
Sama dengan pembahasan SR-07
I. SR-09
Adalah batuan karbonat kristalin dengan struktur batuan oolitik dan
jenisnya adalah batuan non klastik. Tekstur batuan ini adalah kristalin dengan
komposisi mineralnya adalah karbonat. Batuan ini terbentuk karena hasil
rekristalisasi batu gamping dan tidak terendapkan.
J. SR-10
Sama dengan pembahasn SR-07
K. SR-11
Adalah batuan mudstone. Batuan ini terbentuk di rawa-rawa dan tumbuhan
sebagai komposisi pembentuknya. Batuan ini termasuk batuan non klastik
dengan struktur geode dan tekstur amorf. Komposisi mineralnya adalah
karbonat.
L. SR-12
Sama seperti pembahasan SR-11

27
28

28
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Batuan sedimen adalah batuan atau kumpulan- kumpulan atau agregat dari
mineral- mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras yang terjadi karena
pengendapan materi hasil erosi.Batuan sedimen juga bisa terbentuk dari
batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu
pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses
litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-
tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun
danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi
karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
B. Saran
Pada saat praktikum lebih dapat memberikan waktu lebih banyak lagi
DAFTAR PUSTAKA

Rizki Geos, 2013, Mei. Batuan Sedimen (online)


http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html diakses
tanggal 18 oktober 2019

Salfa Aporizm, 2015, 2 Februari. Batuan sedimen (online)


https://salfaaporizm.wordpress.com/2015/02/12/makalah-batuan-
sedimen/ diakses tanggal 18 oktober 2019

Geohazard, 2015, 3 Oktober. Struktur Batuan Sedimen (online)


https://geohazard009.wordpress.com/2015/03/10/struktur-struktur-
batuan-sedimen/ diakses tanggal 18 0ktober 2019

30
LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai