GEOLOGI FISIK
ACARA IV
BATUAN SEDIMEN
Disusun Oleh:
Nugrah Oktrisya Alfiani
19080026
Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Jum’at / 11 Oktober 2019
Sesi / Jam : III / 13,20 – 15.00
1
ACARA IV
BATUAN SEDIMEN
Disusun Oleh:
Nugrah Oktrisya Alfiani
19080026
Tanggal : 2019
Asisten Pembimbing
( ………………………………)
NIM / BP………………………
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.Laporan ini
disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar geologi fisik beserta
aplikasinya dalam duni pertambangan. Dengan telah tersusunnya laporan ini,
maka saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Harizona Aulia Rahman, S.T , M.Eng selaku dosen Geologi Fisik
beserta para staf pengajar lainnya.
2. Wahyu Aulia, Hanifa Octaviani selaku Asisten Laboratorium Geologi
Fisik yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkann saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan
kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu
bagi penyusun pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 12 halaman
v
LEMBARAN KONSULTASI
Padang,
Asisten / Pemateri
(………………………….)
Nim / BP ……………….
vi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses
erosi tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “aluvial deposit”. Salah satu
jenis batuan yang kita kenal adalah batuan sedimen. Batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang
terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi,
gerakan tanah atau tanah longsor.
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium
karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut tucker (1991), 70 % batuan
di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari
volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di
permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.Banyak hal dari batuan
sedimen yang bisa di bahas untuk menambah pengetahuan mengenai batuan
sedimen yang ada di permukaan bumi ini.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian batuan sedimen
2. Untuk mengetahui jenis – jenis batuan sedimen
3. Untuk mengetahui proses terbentuknya batuan sedimen
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang komponen penyusun bumi selain batuan
beku
2. Pengetahuannya bisa diaplikasikan pada dunia pekerjaan
3. Mengetahui jenis batuan mineral dengan klasifikasinya
4. Memenuhi nnilai praktikum geologi fisik
1
BAB II
DASAR TEORI
2
3
3
4
b. Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan
sorting yang sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya
sedimennya membentuk reverse grading.
c. Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction.
d. Debris flows, volume sedimen melebihi volume ar, dan menyebabka
aliran dengan viskositas tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari
partikel mengecil dan akhirnya menghasilkan endapan dengan sorting
buruk.
2. Proses sedimentasi kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi
fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan
dengan reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk
tersebut. Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan
diagenesis. Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Eoldiagenesis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen.
Dimana terjadi pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada
tiap lapisan sedimennya. Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi
2. Mesodiagenesis = earlydiagenesis
3. Latelydiagenesis
Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap
eoldiagenesis. Pada tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dnegan
proses burial, menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang memicu
terjadinya dissolution. Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah
proses dissolution (pelarutan). Sampai dengan proses ini, dikategorikan
sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah proses pelarutan, masih terjadi
burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-butiran sedimen.
(inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). Apabila kompaksi terus
berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis akan
berhenti dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
6
4. Telodiagenesis
Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi
pengangkatan, dalam proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis
air (air meteorik, air tanah, dll) mempengaruhi susunan komposisi kimia
batuan, sehingga memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian
mineral baru).
D. Jenis batuan sedimen
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk
dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal
dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan
sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan
besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara
terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang
terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang
ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari
ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat
juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi
dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk
ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus
terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang
termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari
laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun
secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen
mengalami diagenesa yakni, prosess- proses yang berlangsung pada
temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi.
Proses diagenesa antara lain :
7
a. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat
tekanan dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang
dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
b. Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan
secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain.
Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir
makin besar.
c. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia
yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu
sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan
batuan karbonat.
d. Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga
adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen.
Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat,
silica, klorita, gypsum dan lain-lain.
e. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik,
tanpa pengurangan volume asal.
2. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang
terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material
di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok
ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara
keduanya (biokimia). Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh
aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan
rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau
8
e. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki
larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat
memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor
yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk
suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk
kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
f. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari
tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan
cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak
akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya
batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali
tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di
tempat tersebut.
E. Struktur Batuan Sedimen
1. Struktur Primer (sygenetic); struktur yang terbentuk bersama dengan
pembentukan batuan sedimen itu sendiri :
a. Struktur Fisika; struktur yang terbentuk karena proses fisika (berupa
arus/gelombang)
1) Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding,
Lamination.
2) Tidak ada kenampakan struktur; Massif.
3) Berdasar kenampakannya di permukaan batuan; Ripple marks, Tool
marks, Flute cast, Mud cracks, Rain print.
4) Karena proses deformasi; Load cast, Convolute structure.
b. Struktur Biologi; struktur yang terbentuk karena aktivitas organisme
biologis.
1) Track, Trail (jejak)
2) Burrow (galian)
10
3) Cast, Mold (cetakan)
c. Struktur Kimia; struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi.
Nodule, Konkresi.
2. Struktur Sekunder (epigenetic); struktur yang terbentuk setelah terbentuknya
batuan sedimen tersebut. Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang
umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain :
a. Bedding atau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini
merupakan ciri khas batuan sedimen yang memperlihatkan susunan
lapisan-lapisan (beds) pada batuan sedimen dengan ketebalan setiap
lapisan ≥ 1 cm.
Gambar 1. Beddig
b. Cross-Bedding atau perlapisan silang-siur (Cross-Bedding). Struktur ini
memperlihatkan struktur perlapisan yang saling potong memotong.
Terbentuk karena pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada
saat sedimentasi berlangsung.
Gambar 4. Lamination
e. Inverted Graded memperlihatkan
perubahan gradual butiran yang semakin ke atas semakin halus. Akan
tetapi karena suatu pengaruh tertentu, perubahan gradual butiran yang
terbalik (makin ke bawah semakin halus) dapat terbentuk pada suatu
batuan sedimen dan menyebabkan suatu kenampakan struktur bergradasi
terbalik (Inverted Graded-Bedding).
\
f. Slump
Struktur Slump (luncuran), salah satu struktur batuan sedimen yang
berbentuk lipatan kecil meluncur ke bawah karena adanya suatu
pengangkatan pada suatu lapisan yang belum terkonsolidasi sempurna.
g. Load Cast merupakan struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di
permukaan ataupun bentukan tak beraturan karena pengaruh suatu beban
di atas batuan tersebut.
Gambar 7. Flute
i. Wash Out
Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari
erosi tiba-tiba karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya
13
1. SR-01
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Abu-abu
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Laminasi
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :0,004-0,062
b. Derajat Pemilahan :Well sorted
c. Derajat Pembundaran :Rounded
d. Kemas :Tertutup
5 Komposisi Mineral :
a. Fragment :Tidak ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Batu lanau
7 Ganesa :Batu lanau terbentuk dari batuan yang
tertransportasi sangat jauh dari asalnya
sehingga butirannya berbentuk rounded
15
16
2. SR-02
No Klasifikasi :Deskripsi
1 Warna :Coklat kemerahan
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Laminasi
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :0,004-0,062
b. Derajat Pemilahan :Well sorted
c. Derajat Pembundaran :Rounded
d. Kemas :Tertutup
5 Komposisi Mineral :
a. Fragment :Tidak ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Batu lanau
7 Ganesa :Batu lanau terbentuk dari batuan yang
tertransportasi sangat jauh dari asalnya
sehingga butirannya berbentuk rounded
3. SR-03
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat
2 Jenis batuan :Klastik
17
4. SR-04
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Laminasi
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :0,350-0,500
18
5. SR-05
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat kehitaman
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Perlapisan
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :>2mm
b. Derajat Pemilahan :Poorly sorted
c. Derajat Pembundaran :Angular
d. Kemas :Terbuka
5 Komposisi Mineral :
19
a. Fragment :Ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
6 Nama Batuan :Breksi
7 Ganesa :Batuaan ini tertransportasi tidak
terlalu jauh dari batuan asalnya
sehingga butirannya berbentuk
angular
6. SR-06
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Coklat
2 Jenis batuan :Klastik
3 Struktur :Erosional
4 Tekstur :
a. Ukuran Besar Butir :>2mm
b. Derajat Pemilahan :Poorly sorted
c. Derajat Pembundaran :Angular
d. Kemas :Terbuka
5 Komposisi Mineral:
a. Fragment :Ada
b. Matriks :Ada
c. Semen :Silika
20
7. SR-07
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Putih cream
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Bioherm
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Grainstone
7 Ganesa :Terbentuk secara organik dan berasal dari
terumbu karang
21
8. SR-08
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Putih cream
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Oolitik
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Grainstone
7 Ganesa :Batuan ini terbentuk dari hasil
rekristalisasi batu gamping dan tak
terendapkan
22
9. SR-09
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Putih bening
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Oolitik
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Karbonat kristalin
7 Ganesa :Hasil rekristalisasi batu gamping dan
tidak terendapkan
8 Gambar
23
10. SR-10
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Abu-abu
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Oolitik
4 Tekstur :Kristalin
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Grainstone
7 Ganesa :Batuan ini terbentuk dipantai dengan cara
pengendapan
24
11. SR 11
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Hitam
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Geode
4 Tekstur :Amorf
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Mudstone
7 Ganesa :Batuan ini terbentuk di rawa-rawa dan
tumbuhan sebagai komposisi
pembentukannya
25
12. SR-12
No Klasifikasi Deskripsi
1 Warna :Hitam
2 Jenis Batuan :Non klastik
3 Struktur :Geode
4 Tekstur :Amorf
5 Komposisi Mineral :Karbonat
6 Nama Batuan :Mudstone
7 Ganesa :Batuan ini memiliki hubungan antar
kompone tertutup yang berhubungan
dengan rapat
BAB IV
PEMBAHASAN
A. SR-01
Batuan SR-01 memiliki karakteristik batuan dengan warna abu-abu. Jenis
batuan klastik artinya batuan ini terbentuk dari pengendapan detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal tersebut dapat berupa batuan beku, metamorf
dan sedimen itu sendiri. Struktur batuan ini adalah laminasi yang memilki
ketebalan masing-masing lapisan yang kurang dari 1 cm. derajat pemilahan
batuan ini well sorted dengan derajat pembundaran rounded dan kemas tertup.
Nama batuan ini adalah batuan lanau.
Batu lanau memiliki sedikit kegunaan dan jarang menjadi target
penambangan untuk digunakan sebagai bahan konstruksi atau bahan mentah
industri. Ruang pori antar granular dalam batulanau terlalu kecil untuk
digunakan sebagai akuifer yang baik. Pemanfaatan utama dari batulanau
sebenarnya adalah dapat digunakan sebagai filler (pengisi) berkualitas rendah
ketika bahan yang berkualitas tinggi tidak tersedia (sebagai alternatif).
Kegunaannya sebagai filler sering dipakai pada industri migas.
B. SR-02
Sama dengan pembahasan SR-01
C. SR-03
Adalah batuan lempung. Dimana karakteristik batuan tersebut adalah
bewarna cokelat da termasuk jenis batuan klastik dengan struktur cross
bedding. Derajat kejernihannya adalah well sorted dan derajat
pembundarannya adalah rounded dengan kemas tertutup
D. SR-04
Adalah batu pasir yang memliki karakteristik batuannya adalah bewarna
hitam, jenis batuan klastik dan struktur laminasi. Pemanfaatan pada batu pasir
merupakan salah satu sumber energi alternatif. biomassa yang di kedepankan
sumber energi alternatif, dan bahkan lebih baik sebab sumber daya energi ini
terbarukan. Pasir dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.Konstituen
utamanya, yakni silisium, juga dapat diolah menjadi silikon, salah satu bahan
27
27
28
28
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Batuan sedimen adalah batuan atau kumpulan- kumpulan atau agregat dari
mineral- mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras yang terjadi karena
pengendapan materi hasil erosi.Batuan sedimen juga bisa terbentuk dari
batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu
pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses
litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-
tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun
danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi
karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
B. Saran
Pada saat praktikum lebih dapat memberikan waktu lebih banyak lagi
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN
31