Anda di halaman 1dari 22

BATUAN SEDIMEN

(Laporan Praktikum Batuan Sedimen)

Oleh:
Maulana Ramadhan Pratama

Batuan Beku
(Laporan Praktikum Geologi Dasar
Batuan Beku
(Laporan Praktikum Geologi Dasar
Batuan Beku
(Laporan Praktikum Geologi Dasar
Batuan Beku
(Laporan Praktikum Geologi Dasar
Batuan Beku
(Laporan Praktikum Geologi Dasar)
Oleh :
Syatiya Mirwanda
1915051026
LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
201
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022

ii
Laporan Pengesahan

Judul Praktikum : Batuan Sedimen

Tanggal Praktikum : 27 September 2022

Tempat Praktikum : Ruang 3.3 Gedung Teknik Geofisika

Nama : Maulana Ramadhan Pratama

NPM : 2215051052

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 4 (empat)

LEMBAR
PENGESAHAN
Judul
Praktikum : Batuan Beku
Tanggal
Pecobaan : 23 September 2019
Tempat
Percobaan : Gedung Teknik Geofisika
Nama : Syatiya
Mirwanda
NPM :
1915051026

ii
Fakultas :
Teknik
Jurusan :
Teknik Geofisika
Kelompok : VI
(enam)
Bandar
Lampung, 14 Oktober 2019
Mengetahui,
Asisten
Masrul Hidayat
Bandar
Lampung, 14 Oktober 2019
Mengetahui,
Asisten
Masrul Hidayat

Bandar Lampung, 3 Oktober 2022

Mengetahui,

Asisten

Mutiara Aprillia Ayu


NPM.2015051077

Batuan Sedimen

Oleh:
Maulana Ramadhan Pratama

ABSTRAK

iv
Batuan sedimen merupakan batuan endapan yang berasal dari bahan rombakan
batuan asal atau material-material lepas dari proses-proses secara fisis, biologi,
ataupun secara kimiawi. Praktikum menjadi sesuatu yang sangat penting,
apalagi bagi mahasiswa teknik, agar kelak menjadi tenaga ahli berkualitas dan
memiliki kemampuan optimal saat bekerja di lapangan. Praktikum ini dilakukan
dalam mata kuliah Geologi Dasar, dengan menerapkan prinsip-prinsip geologi
dasar yang telah dipelajar di dalam kelas sebelumnya. Sebelum melakukan
praktikum ini, terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan pemahaman yang tepat
serta beberapa alat dan bahan yang digunakan saat praktikum seperti loop, alat
tulis, lembar kerja, kamera dan batuan yang akan diidentifikasi. Ketika praktikum,
kami mengamati sampel batuan yang telah disediakan dengan mata
telanjang dan kemudian mengidentifikasi serta mengelompokannya.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
ABSTRAK...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan......................................................................... 5
B. Diagram Alir............................................................................. 6
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan..................................................................... 7
B. Pembahasan.............................................................................. 7
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. HVS dan Alat Tulis................................................................. 7

Gambar 2. Komparator.............................................................................. 7

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa


mendapat kesempatan untuk menguji dan melasanakan dalam keadaan
nyata apa yang diperoleh dalam teori. Dalam melaksanakan sebuah
praktikum mahasiswa harus terlebih dahulu memahami teori dasar tentang
apa yang akan dipraktikkan. Pada mata kuliah Praktikum Geologi Dasar
ini praktikan atau mahasiswa harus terlebih dahulu mengetahui teori dasar
dalam pembentukan batuan sedimen serta klasifikasinya sehingga saat
praktikum dilaksanakan, praktikan dapat lebih memahami apa itu batuan
sedimen, cara pembentukan, serta dapat membedakan jenis-jenis dari
batuan yang diamati. Secara garis besar batuan sedimen adalah batuan
endapan yang berasal dari bahan rombakan batuan asal atau material-
material lepas dari proses-proses secara fisis, biologi, ataupun secara
kimiawi.

B. Tujuan Pratikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan sedimen


2. Mahasiswa mampu menentukan dan mendeskripsikan batuan sedimen
3. Mahasisa mampu mengetahui proses sedimentasi sebagai proses
pembentukan batuan sedimen
II. TEORI DASAR

Batuan sedimen merupkan bauan endapan yang berasal dari bahan


rombakan batuan asal atau material-material lepas dari proses-poses
secara fisis, biologi ataupun secara kimi. Material urai ini tertransport
oleh air, angin dan gaya gravitasi ketepat yang lebih rendah (cekunngan),
dan diendapkan sebagai endapan. Proses yang berlangsung adalah
kompaksi dan sementasi yang mengubah sedimen menjadi batuan
sedimen. Setelah menjadi batuan sifatnya berubah menjadi keras dan
kompak.

Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari


batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan
energi pembentukanya kenampakan struktur dalam batuan sedimen
hanya dapat dilihat dalam skala besar. Terjadinya struktur-struktur
sedimen disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta
lingkungan pengendapan tertentu. Beberapa struktur yang dapat diamati
diantaranya :

Perlapisan

Perlapisan adalah bidang dimana kemasan waktu yang dapat ditunjukan


oleh perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunya.

Perlapisan bersusun (Graded bedding)

Merupakan susuna perlapisan dari butir yang kasar berlangsung menjadi


halus pada satu satuan perlapisan.

Perlapisan silang-siur (cross bedding)

Merupakan bentuk lapisan yang tepotong pada bagian atasnya oleh


lapisan berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu satuan
pelapisan. Lapisan ini terutama terdapat dibatu pasir.

Gelembur gelombang (current ripple)

Bentuk perlapisan gelombang, seperti bererut dalam satu lapisan.


3

Flute cast

Struktur sedimen berbentuk suling dan terdapat pada dasar suatu lapisan
yangg dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

Load cast

Struktu sedimen yang terbentuk akibat pengaruh beban sedimen


diatasnya.

Tekstur batuan sedimen merupakan kenampakan batuan dalam skala


kecil. Tekstur pada batuan sedimen beragam, namun pada umumnya
terbagi menjadi:

Besar butir (Grain size)

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala


pembtasan yang dipakai adalah “skala wentworth”.

Pemilahan

Pemilahan adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah yang


dipakai adalah “terpilah baik” (butir-butir sama besar), “terpilah sedang
dan terpilah buruk”.

Kebundaran (roundness)

Kebundaran adalah tingkat kelegkungan dari setiap fragmen/butiran.


Itilah-istilah yang di pakai adalah :

membundar baik (well rounded)

membundar (rounded)

membundar tanggung (sub rounded)

menyudut tanggung (sub angular)

menyudut (angular)
4

Kemas (Fabric)

Kemas adalah sifat hubungan antara butir dalam suatu masa dasar atau
diantara semenya. Istilah-istilah yang dipakai adalah “kemas terbuka”
digunakan untuk butiran yang tidak saling bersentuhan, dan “kemas
tertutup” untuk butiran yang saling bersentuhan.

Porositas

Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume


keseluruhan dari satu batuan. Istilah-istilah yang sering dipakai adalah
“porositas yang sangat baik” (very good), “baik” (good) “sedang”
(fair) “buruk” (poor).

Semen dan masa dasar

Semen adalah bahan yang mengikat butiran. Semen terbentuk pada saat
pembentukan batuan, dapat berupa silika, karbonat, oksida besi atau
mineral lempung. Masa dasar (matrix) adalah masa dimana
butiran/fragmen berada dalam kesatuan. Masa dasar terbentuk bersama-
sama fragmen pada saat sedimetasi, dapat berupa bahan semen atau
butiran yang lebih halus.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praikum ini adalah sebaggai
berikut:

Gambar 1. HVS dan Alat Tulis

Gambar 2. Komporator

Adapun untuk bahan-bahan yang digunakan saat pratikum kali ini saya
lampirkan pada lampiran.
6

B. Diagram Alir

Mulai

Mempersiapkan Alat Dan Bahan

Mengidentifikasi Karakteristik Batuan

Tabel Hasil Identifikasi Batuan

Selesai
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada pratikum kali ini saya lampirkan pada
lampiran

B. Pembahasan

Pada mata kuliah Praktikum Geologi Dasar ini mahasiswa diharuskan


mengetahui dan menguasai teori dasar dalam pembentukan batuan
sedimen serta klasifikasinya sehingga saat praktikum dilaksanakan,
mahasiswa dapat lebih memahami apa itu batuan sedimen, cara
pembentukan, serta dapat membedakan jenis-jenis dari batuan sedimen
yang diamati. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 27 September
2022 dimulai dengan membagi 6 kelompok dalam satu ruangan untuk
melaksanakan pretest terlebih dahulu pada jam 15.15 WIB, yaitu di Ruang
Teknik Geofisika3.3 lantai 3 sesuai dengan arahan oleh Asisten Dosen
Geologi Dasar. Setelah melaksanakan pretest semua mahasiswa diatur
untuk dapat duduk perkelompok seperti yang telah ditetapkan pada
pertemuan pertama seminggu sebelum praktikum. Sebelum memulai
praktikum, sekaligus menunggu hasil pretest sedang diperiksa, Asisten
memberi kami istirahat untuk melakukan ibadah sholat ashar terlebih
dahulu, lalu asisten menjelaskan materi dasar mengenai batuan sedimen,
siklus batuan sedimen, serta apa saja yang akan diidentifikasi pada batuan
sampel sehingga mahasiswa dapat mengetahui nama batuan dan sifat-
sifatnya. Asisten juga memberikan pertanyaan untuk menguji keaktifan
dari Praktikan dan dijadikan niai tambah individu tersebut.

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pemadatan sedimen


berupa material lepas. Batuan sedimen juga dapat terbentuk dari
konsolidasi sedimen sebagai material lepas yang dibawa kelokasi
pengendpan oleh angin, air, es longsoran gravitasi, dan gerakan tanah.
Batuan sedimen terbentuktidak hanya oleh pemadatan sedimen, tetapi juga
oleh pengguapan larutan kalsium karbonat, garam, silika dan berbagai zat
lainya. Batuan sedimen tersebar luas di permukaan bumi. Batuan sedime
8

sebenarnya relatif tipis, sekitar 0 sampai 13 kilometer dan hanya 2,2


kilometer, tetapi tersingkap dibenua. Batuan sedimen juga merupakan
potongan-potongan kecil yang menutupi kerak bumi, hanya sekitar 5%
dari semua batuan yang ditemukan di kerak bumi. Proses pengikisan atau
rekahan batuan dan menyebabkannya mengendap menjadi batuan sedimen
itu sendiri dapat terjadi dalam banyak cara. Artinya, pengendapan satu titik
atau proses pengendapan mekanis, dengan penguapan, menyebabkan
kondesasi dan pengendapan larutan jenh atau pengendapan kimia. Proses,
proses biokimia dan biomekanik (proses sedimen organik) juga terbentuk
terutama dari magma atau proses sedimen vulkanik.
Lereng di lokasi penambangan CV. Bara Mitra Kencana beralamat Sawah
Lunto memiliki kondisi batuan yang tergolong lunak (soft). Batuan
sedimen yang menjadi batuan penyusun lereng berupa batu pasir, batu bara
dan batu lanau jika terkena oleh air yang jenuh berakibat akan mengurangi
daya dukungnya. Perusahaan memiliki kendala dalam menentukan nilai
faktor keamanan dari lereng yang terbentuk baik secara alami maupun
buatan akibat proses penambangan. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan nilai kuat tekan batuan penyusun lereng dan menentukan
parameter bobot isi batuan, serta nilai faktor keamanan lereng di lokasi
penambangan CV. Bara Mitra Kencana guna sebagai acuan dalam
menganalisis kstabilan dari lereng tambang. Proses tahapan penelitian
dilakukan dengan pengambilan sampel batuan yang menyusun lereng
tambang CV. Bara Mitra Kencana, Sawahlunto.. Penelitian ini
menghasilkan nilai UCS rata-rata dari BPI untuk batupasir sebesar 0.8111
MPa dan nilai UCS rata-rata untuk batulanau sebesar 1.2675 MPa,
persamaan linear yang dihasilkan antara BPI dan UCS untuk batupasir,
yaitu y = 5.099 x dengan regresi (R² = 1) dan untuk persamaan linear yang
dihasilkan antara BPI dan UCS untuk batulanau, yaitu y = 5.1 X dengan
regresi (R2 = 1). Sedangkan untuk pengujian PLI untuk kedua sampel
berupa batulanau dan batupasir diketahui bahwasannya nilai UCS rata-rata
untuk batupasir sebesar 0.8463 MPa dan nilai UCS rata-rata untuk
batulanau sebesar 0.7386 MPa persamaan linear yang dihasilkan antara
PLI dan UCS untuk batupasir yaitu y = 15.31 x dengan regresi (R² = 1)
dan untuk persamaan linear yang dihasilkan antara PLI dan UCS untuk
batulanau, yaitu y 15.31 x dengan regresi (R = 1). Hasil analisa kestabilan
lereng menggunakan metode grafik Hoek dan Bray (1981) diperoleh
bahwasannya nilai FK untuk lereng BMK 35 kisaran 2.62-2.67 dan lereng
dengan FK > I dinyatakan aman.
Daerah penelitian secara administratif terletak di daerah Tanjung Sirih dan
sekitarnya, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera
Selatan. Formasi Talang Akar Atas daerah penelitian merupakan formasi
batuan sedimen yang terendapkan di Cekungan Sumatera Selatan pada
9

Miosen Awal, aktivitas pengendapan tersebut menghasilkan batuan


sedimen klastik berupa batupasir berukuran pasir kasar – lanau yang
berselingan dengan batuserpih serta memiliki adanya implikasi tatanan
tektonik dan batuan asal yang dinamik. Berdasarkan interpretasi tersebut,
peneliti melakukan studi lanjutan yaitu provenance untuk mengetahui
kondisi tatanan tektonik pada saat pengendapan Formasi Talang Akar
Atas.
penelitian mengenai identifikasi sedimen tsunami di Desa Paroe
Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh besar. Daerah penelitian ini
merupakan daerah yang ideal untuk mengidentifikasi sedimen tsunami
karena letaknya berhadapan dengan zona subduksi. Selain itu, daerah ini
juga memiliki daratan yang luas sehingga gelombang tsunami dengan
mudah merambat dan meninggalkan sedimen. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari lapisan sedimen yang terendapkan, mencari lapisan
humus dan mengidentifikasi sedimen tsunami yang terendapkan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengeboran di 8
titik yang telah ditentukan. Dari data hasil pengamatan, ditemukan lapisan
sedimen yang dapat membantu mengidentifikasikan sedimen tsunami.
Hasil dari penelitian ini, ditemukan 2 lapisan sedimen tsunami, yaitu
sedimen yang diidentifikasikan sebagai sedimen tsunami 2004 dan lapisan
sedimen yang diindikasikan sebagai sedimen tsunami masa lalu.
pemetaan geologi daerah Daerah Bukit Bual dan Sekitarnya Kecamatan
Koto VII Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat adalah untuk mengetahui
tatanan geologi yang mencakup geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,
dan sejarah geologi daerah penelitian. Disamping pemetaan geologi juga
dilakuan penelitian potensi sumberdaya panas bumi yang terdapat di
daerah Talago Biru Kecamatan Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar
Sumatera Barat. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi pustaka, penelitian lapangan, analisa laboratorium dan
studio yang keseluruhan dituangkan dalam sebuah laporan tugas akhir.
Hasil yang dicapai dalam penelitian dan pemetaan geologi daerah Bukit
Bual dan Sekitarnya Kecamatan Koto VI Kabupaten Sijunjung Propinsi
Sumatra Barat adalah sebagai berikut: Geomorfologi daerah penelitian
dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi. 1,satuan
geomorfologi perbukitan intrusi granit yang berstadia tua 2, Satuan
geomorfologi perbukitan lipat patahan yang berstadia tua 3, Satuan
geomorfologi dataran aluvial berstadia muda.
Penelitian mengenai mekanisme pembentukan Cekungan Sumatera Utara,
karena penelitian sebelumnya masih melihat Sesar Malaka sebagai sesar
yang berperan dalam pembentukannya. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah peta gaya berat, peta konfi gurasi batuan dasar, data
seismik dan data sumuran. Cekungan Sumatera Utara dapat dibagi menjadi
10

dua sub-cekungan yaitu: Sub-Cekungan Bagian Utara dan Sub-Cekungan


Bagian Selatan. Sub-Cekungan Bagian Utara, dalam, diendapkan batuan
sedimen serpih Paleogentebal, mengalami percepatan gravitasi rendah
serta nilai alir bahang kecil seperti di Rendahan Arun. Sebaliknya, di Sub-
Cekungan Bagian Selatan, dangkal, batuan serpih Paleogen relatif tipis
tetapi mengalami percepatan gravitasi tinggi serta nilai alir bahangnya
tinggi, sehingga berpotensi sebagai batuan induk gas serpih. Sub-
Cekungan Bagian Selatan (Dalaman Tamiang) mengalami tektonik
intensif. Penelitian mengenai proses sedimentasi, tektonik, dan analisis
geokimia dapat menentukan konsep eksplorasi potensi gas serpih di
Cekungan Sumatera Utara.
BAB V KESIMPULAN

1. Setelah melakukan praktikum ini kami dapat menentukan jenis dan nama
batuan hanya dari melihat kasat mata
2. Perbedaan setiap komposisi dalam batuan membuat batuan tersebut
memiliki banyak perberbedaan dengan batuan yang lain
3. Dalam mengamati batuan hal yang harus diperhatikan yaitu warna,
struktur, tekstur, dan granulitas sehingga kita dapat menentukan nama
dan jenis batuan tersebut
4. Batuan sedimen adalah batuan endapan yang berasal dari bahan
rombakan batuan asal atau material-material lepas dari proses fisis,
biologi maupun kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, A,. 2019. Petrologi. Ombak, yogyakarta

Oktamuliani, S., Samsidar, Nasri, M., Nehru, 2015. Jop 1, 12-17

Noor Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor: Pakuan University


LAMPIRAN
Gambar 3. Batuan sedimen

Anda mungkin juga menyukai