Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH GEOLOGI DAN SEDIMENTOLOGI LAUT

“Analisis butiran sedimen di Perairan Elak-elak, Kecamatan

Sekotong, Kabupaten Lombok Barat”

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Vivian Rosyada (C1N021053)

Lokita Devi (C1N021061)

Sabilillah (C1N021065)

Alfian Pratama (C1N021069)

Rahmah Fitriani (C1N021085)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam
mata kuliah Geologi dan Sedimentologi Laut. Laporan ini telah disusun oleh :
Kelompok :5
Anggota : 1. Vivian Rosyada (C1N021053)
2. Lokita Devi (C1N021061)
3. Sabilillah (C1N021065)
4. Alfian Pratama (C1N021069)
5. Rahmah Fitriani (C1N021085)

Mataram, 14 November 2023

Mengetahui:

Asisten Praktikum Praktikan

Nin Sasvia Kelompok 5


NIM. C1N020022
i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Puji dan syukur penulis


panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan setitik ilmu-Nya
serta nikmat yang tak terhingga sehingga penyusunaan Laporan Praktikum Geologi
dan Sedimentologi Laut ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabiyullah Muhammad SAW, sebagai
Rahmatan Lil Alamin bagi ummat manusia di bumi ini.
Penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang setinggi-tingginya
kepada dosen pengampu mata kuliah Geologi dan Sedimentologi Laut, Program
Studi Ilmu Kelautan, Ibu Baiq Hilda Astriana M.Sc. S.Si, Ibu Wiwid Andriyani
Lestariningsih, S.Si, M.Si., dan Ibu Chandrika Eka Larasati S.Pi. M.Si selaku dosen
pengampu, serta untuk para asisten praktikum yang telah banyak membantu dalam
penyusunaan Laporan Praktikum Gelogi dan Sedimentologi Laut ini. Terimaksih
pula penulis ucapkan pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunaan
laporan prktikum ini baik berupa materi maupun non materi.
Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca sangat
penulisharapkan untuk perbaikan laporan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak terutama bagi penulis dan mendapat berkah dari Allah SWT,
Aamiin.
Matararam, 7 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ivv

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. i

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1


1.2 Tujuan .............................................................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................3

III. METODOLOGI ..............................................................................................5

3.1 Lokasi Praktikum .........................................................................................5


3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................5
3.3 Prosedur Praktikum ......................................................................................6
IV. HASIL DAN PEMABAHASAN .....................................................................8

4.1 Hasil ............................................................................................................8


4.2 Pembahasan .................................................................................................9
KESIMPULAN.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1 Alat. ...................................................................................................................... 5
2 Bahan.................................................................................................................... 6
3 Berat bersih sampel sedimen setelah pengovenan. .............................................. 8
4 Persentasi berat bersih sampel sedimen ............................................................... 9

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Peta Lokasi. .......................................................................................................... 5

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Pengambilan sampel sedimen. ........................................................................... 14
2 Penimbangan sampel sedimen sebelum pengovenan ......................................... 14
3 Pembuatan wadah alumunium sebelum pengovenan. ........................................ 15
4 Proses pengovenan sampel sedimen .................................................................. 15
5 Pembuatan alumunium sebelum pengayakan .................................................... 16
6 Proses pengayakan ............................................................................................. 16
7 Hasil analisis data menggunakan excel .............................................................. 17
8 Penetuan jenis sedimen dengan menggunakan segitiga shepard ....................... 17

Vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sedimentologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari sedimen
dan proses-proses yang terlibat dalam pembentukan, transportasi,
pengendapan, dan diagenesis sedimen tersebut. Sedimen yang dipelajari dalam
sedimentologi meliputi pasir, lumpur, dan lanau. Sedimentologi menitik
beratkan ruang lingkupnya pada masalah interpretasi hubungan secara vertikal
dan horizontal tingkatan pengendapan (Rifardi, 2012). Sedimentologi juga
merupakan studi tentang proses transportasi dan pengendapan material
sedimen yang terakumulasi di lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk
batuan sedimen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Triapriyasen et
al., (2016) dapat diketahui bahwa sedimentasi adalah suatu proses
pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser
disuatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan yang
terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara
kimia dan organic.
Sedimentasi adalah proses turunnya partikel-partikel ke dasar laut dan
selanjutnya dikenal dengan istilah pengendapan. Proses sedimentasi di perairan
ini diduga dapat mempengaruhi kedalaman perairan yang berdampak pada
kelancaran alur pelayaran nelayan dalam mencari ikan. Material sedimen akan
terendapkan oleh proses mekanik arus yang berasal dari sungai dan atau oleh
arus laut (Triapriyasen et al., 2016). Sedimentasi disuatu lingkungan perairan
terjadi karena terdapat suplai muatan sedimen yang tinggi di lingkungan
tersebut. Faktor oseanografi seperti arus tentu membantu dalam mekanisme
pendistribusian sedimen. Sedimen juga berasal dari pecahan-pecahan material
yang umumnya terdiri atas uraian batu-batuan secara fisis dan secara kimia.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Usman, (2014) menyatakan bahwa
partikel seperti ini mempunyai ukuran dari yang besar sampai yang sangat
halus, dan beragam bentuk dari bulat, lonjong sampai persegi. Material
sedimen akan terendapkan oleh proses mekanik arus yang berasal dari sungai
dan atau oleh arus laut. Sedimentasi di suatu lingkungan perairan terjadi karena
terdapat suplai muatan sedimen yang tinggi di lingkungan tersebut.
Karakteristik jenis sedimen yang ada pada suatu perairan dipengaruhi
oleh persebaran sedimen yang terjadi pada suatu daerah. Perpindahan suatu
sedimen, proses sedimentasi dan distribusi ukuran butir sedimen sangat
dipengaruhi oleh pergerakan arus laut pada suatu perairan (Usman, 2014). Oleh
karena itu, praktikum geologi dan sedimentologi ini penting untuk dilakukan
untuk mengetahui jenis sedimen apasaja yang terdapat pada suatu daerah.
Praktikum sedimentologi sangat penting dilakukan karena sangat membantu
mahasiswa dalam memahami proses pemebentukan sedimen, mengenal jenis-
1
jenis sedimen, mempelajari struktur batuan sedimen, menegembangkan
keterampilan lapangan dan meningkatkan pemahaman terkait dengan
lingkungan.
1.2 Tujuan
Untuk menentukan variasi ukuran partikel-partikel sedimen dengan
menafsirkan fraksi butiran.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah ketika batuan mengendap karena tenaga udara atau
angin (Dethan, et al., 2014). Selama pengikisan, batuan dibawa oleh udara ke
sungai, danau, dan akhirnya ke laut (Dethan, et al., 2014). Menurut Hambali
dan Apriyanti (2016) saat kapasitas transportasi batuan berkurang atau habis,
batuan diendapkan di daerah aliran udara. Akibatnya, pengendapan ini dapat
terjadi di sungai, danau, dan laut. Tenaga udara, angin, dan pemandangan (es
yang mengalir secara lambat) secara bertahap mengangkut batuan yang
dihasilkan dari pelapukan ke tempat lain. Batuan halus baik terapung,
melayang, atau digeser ke dasar sungai oleh udara yang mengalir dipermukaan
tanah atau sungai. Hembusan angin juga dapat mengangkut debu, pasir, atau
bahkan lebih banyak bahan (Dethan, et al., 2014). Menurut Latuamury dan Hut
(2023) daya angkut meningkat seiring dengan kekuatan hembusan. Misalnya,
angin dapat memindahkan timbunan pasir yang luas di padang pasir ke tempat
lain. Meskipun diperkirakan bergerak lambat, mereka memiliki daya angkut
yang besar.
2.2 Butiran Sedimen
Sedimen butiran adalah pecahan-pecahan material yang umumnya
terdiri atas uraian batu-batuan (Marhendi dan Putra 2019). Menurut Marhendi
dan Putra (2019) Sedimen terbentuk ketika tanah rusak menjadi potongan-
potongan kecil, yang kemudian melarikan diri bersama aliran. Sebagian dari
potongan-potongan ini tertinggal di atas tanah, dan sebagian lainnya masuk ke
dalam sungai dan dibawa oleh aliran menjadi sedimen. Dalam teknik
sedimentasi, ukuran butiran sedimen adalah salah satu sifat yang paling penting
dan banyak digunakan. Ukuran butir sedimen dapat menjelaskan daerah asal
sedimen dan mempengaruhi mudah tidaknya dan sedikitnya sedimen yang
ditranspor. Kedua kecepatan arus dan ukuran butiran sedimen mempengaruhi
pergerakan sedimen. Menurut Mregawati, et al., (2017) Semakin besar ukuran
butiran sedimen tersebut maka kecepatan arus yang dibutuhkan juga akan
semakin besar untuk mengangkut partikel sedimen tersebut. Arus juga

3
merupakan kekuatan yang menentukan arah dan sebaran sedimen. Jenis
sedimen berdasarkan analisis hasil granulometri dari uji sampel sedimen, ada
6 macam sedimen berdasarkan ukuran butirnya yaitu pasir, pasir lempungan,
lempung pasiran, pasir lempung kerikil, pasir kerikil lempung serta pasir
kerikil (Randa, et a.l, 2021). perbedaan ukuran butir sedimen berhubungan
dengan asal sumber sedimen. Semakin ke arah dalam teluk, ukuran butir
sedimen semakin halus, sedangkan ukuran butir yang berhadapan dengan laut
lepas lebih kasar. Hal ini menunjukkan bahwa sumber sedimen berasal dari
laut yang kemudian mengalami proses transportasi hingga akhirnya
terendapkan menjadi sedimen di masing-masing lokasi. Menurut Mregawati,
et al., (2017) hasil analisis ukuran butiran menunjukkan bahwa terdapat tiga
fraksi sedimen yaitu pasir, lanau dan lempung dengan diameter yang beragam.
2.3 Struktus Sedimen
Struktur sedimen merupakan kenampakan pada batuan sedimen sebagai
akibat dari adanya proses pengendapan (Wijayanti, et al., 16). Menurut
Widiyastuti (2016) struktur sedimen dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
struktur primer dan struktur sekunder. Struktur primer terbentuk selama proses
pengendapan dan dapat merefleksikan mekanisme pengendapannya
(Widiyastuti, 2016). Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang,
perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, tanda riak, dan lain-lain.
Struktur sekunder terbentuk setelah pengendapan dan dapat terbentuk karena
proses kimia, fisika, dan biologi di dalam sedimen. Beberapa struktur sekunder
umum yang ditemukan pada batuan sedimen antara lain sesar, lipatan, jointing,
dan lain-lain. Struktur sedimen dapat menunjukkan sesuatu tentang lingkungan
pengendapan sedimen atau dapat berfungsi untuk mengindikasi pada bagian
mana batuan tersebut berada ketika sebelum terjadi pembalikan maupun gaya
tektonik lainnya (Widiyastuti, 2016).

4
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilakukan di dua tempat yaitu pengambilan sampel yang
dilaksanakan pada hari Senin, 25 September 2023 yang bertempat di Pantai
Elak-Elak. Analisis data lebih lanjut dilakukan di Laboratorium Hidrobiologi,
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

Gambar 1. Peta lokasi


3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Table 1. Alat
No. Nama Alat Fungsi
1. ATK Untuk mencatat data yang di dapatkan
2. Brush Untuk membersihkan ayakan agar
sedimen dapat disaring sesuai dengan
ukuran lubang ayakan
3. GPS Untuk mengambil titik koordinat
4. Kamera Untuk mendokumentasikan
5. Nampan Untuk menaruh sampel yang sudah
ditempatkan di wadah aluminium foil.
6. Oven Untuk mengeringkan sampel sedimen
7. Roll meter Untuk mengukur jarak pengulang
kedua

5
8. Sekop Untuk mengambil sampel sedimen
9. Sieve shacker Untuk memisahkan fraksi ukuran
butiran partikel sedimen sesuai ukuran
lubang ayakan.
10. Spidol Untuk memberi tanda pada ziplock
11. Timbangan digital Untuk menimbang berat sampel
12. Ziplock Untuk menaruh sampel sedimen pada
saat sampel baru diambil

3.2.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:


Table 2. bahan
No. Nama Bahan Fungsi
1. Aluminium foil Sebagai wadah untuk menaruh sampel
sedimen yang akan di oven dan sampel
yang sudah diayak.
2. Sedimen Sebagai bahan yang dianalisis

3.3 Prosedur Praktikum


Praktikum ini dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap pengambilan sampel di
lapangan dan analisis sampel di laboratorium. Lokasi pengambilan sampel
berada di perairan Pantai Elak-Elak dengan jumlah titik prngambilan sampel
ditentukan sebanyak 6 stasiun dengan metode purposive sampling yaitu metode
titik sampling yang diperkirakan dapat mewakili kondisi perairan Pantai Elak-
Elak. Pengambilan sampel sedimen menggunakan sekop dan diambil sebanyak
setengah kantong ziplock ukuran sedang disetiap stasiun dengan pengulangan
2 kali dan dipersiapkan untuk analisis ukuran sdimen, dan penamaan jenis
sedimen (Juliano, et al., 2021).

Analisis butir sedimen dilakukan untuk mengetahui ukuran butir


sedimen dan dari ukuran butir sedimen dapat diketahui jenis sedimen. Analisis
butiran sedimen dilakukan dengan menggunakan metode pengayakan

6
bertingkat dengan ukuran lubang ayakan >4, 4, 1, 0,150, 0,038, 0,020 mm.
Tetapi sebelum dilakukan proses pengayakan sampel sedimen dikeringkan
terlebih dahulu dalam oven dengan suhu 100ºC selama 24 jam. Sampel
sedimen yang dioven ditimbang sebanyak 300gram yang telah ditempatkan
pada wadah yang trebuat dari aluminium foil. Setelah sampel sedimen kering
dan dioven sesuai ketentuan barulah sampel tersebut diayak menggunakan
ayakam bertingkat. Pengayakan dilakukan dengan hati-hati dan dipastikan
sampel sedimen tersaring dengan benar. Sampel yang telah diayak ditempatkan
pada wadah aluminium foil yang telah dibuat dan diberikan label sebelumya.
Baik wadah kosong serta wadah yang berisi sedimen yang telah diayak
ditimbang dan dicatat beratnya (Triapriyasen, et al., 2023).

3.4 Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran


ditabulasikan ke dalam bentuk table menggunakan Microsoft Excel. Untuk
mendapatkan berat bersih dapat menggunakan rumus:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔

Untuk mendapatkan nilai total dari berat bersih dapat dihitung dengan
menjumlahkan keseluruhan data dari berat bersih sehingga didapatkanlah nilai
total dari berat bersih. Kemudian untuk mendapatkan nilai persentase dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Untuk menentukan nilai gravel, send, dan silt dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝐺𝑟𝑎𝑣𝑒𝑙 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 > 4,00 + 4,00
𝑆𝑒𝑛𝑑 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 1,00 + 0,150
𝑆𝑖𝑙𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 0,038 + 0,020

7
IV. HASIL DAN PEMABAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 3. Berat bersih sampel sedimen setelah pengovenan
Pen Berat bersih
Berat
Stasiun gula Total (gr)
Kering >4,00 4.00 1.00 0.150 0.038 0.020
ngan
P1 255.6 33.2 126.6 90.9 0.8 0 0 251.5
ST.1
P2 240.0 41.5 118.9 71.3 3.1 0 0 234.8
P1 260.0 25.1 58.1 169.2 1.3 0.3 0 254
ST.2
P2 268.0 47.9 44.1 172.7 0.2 0 0 264.9
P1 268.7 45.1 185.1 31.8 2.4 0.1 0 264.5
ST.3
P2 267.6 40.6 117.9 94.5 11.1 0 0 264.1
P1 206.0 23 48.5 41.9 42.4 2 0.3 158.1
ST.4
P2 238.0 18.7 95.5 104.8 12.6 0.3 0 231.9
P1 255.7 36.4 112.2 89.3 5.6 0.3 0 243.8
ST.5
P2 217.8 4 22.4 92.7 91 1.5 0 211.6
P1 227.0 24.3 73.7 173.4 0.3 0 0 271.7
ST.6
P2 237.2 2.9 35.7 187.8 5.8 0 0 232.2

Tabel 4. Persentasi berat bersih sampel sedimen


Pengula Presentasi (%) Total Jenis
Stasiun Gravel Sand Silt
ngan >4,00 4.00 1.00 0.150 0.038 0.020 (%) Sedimen
Kerikil
P1 13.20 50.34 36.14 0.32 0.00 0.00 100.0 63.54 36.46 0.00
Pasir
ST.1
Kerikil
P2 17.67 50.64 30.37 1.32 0.00 0.00 100.0 68.31 31.69 0.00
Pasir
Pasir
P1 9.88 22.87 66.61 0.51 0.12 0.00 100.0 32.76 67.13 0.12
Kerikil
ST.2
Pasir
P2 18.08 16.65 65.19 0.08 0.00 0.00 100.0 34.73 65.27 0.00
Kerikil
P1 17.05 69.98 12.02 0.91 0.04 0.00 100.0 87.03 12.93 0.04 Kerikil
ST.3 Kerikil
P2 15.37 44.64 35.78 4.20 0.00 0.00 100.0 60.02 39.98 0.00
Pasir
Pasir
P1 14.55 30.68 26.50 26.82 1.27 0.19 100.0 45.22 53.32 1.45
Kerikil
ST.4
Pasir
P2 8.06 41.18 45.19 5.43 0.13 0.00 100.0 49.25 50.63 0.13
Kerikil
Kerikil
P1 14.93 46.02 36.63 2.30 0.12 0.00 100.0 60.95 38.93 0.12
ST.5 Pasir
P2 1.89 10.59 43.81 43.01 0.71 0.00 100.0 12.48 86.81 0.71 Pasir
Pasir
P1 8.94 27.13 63.82 0.11 0.00 0.00 100.0 36.07 63.93 0.00
ST.6 Kerikil
P2 1.25 15.37 80.88 2.50 0.00 0.00 100.0 16.62 83.38 0.00 Pasir

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa pada perairan Pantai Elak-Elak terdapat empat jenis sedimen yang
diambil dari 6 stasiun berbeda. Sedimen tersebut antara lain sedimen kerikil
8
pasir, pasir kerikil, kerikil, dan pasir. Jenis-jenis sedimen tersebut dapat
diketahui berdasarkan hasil pengukurang dengan menggunakan segitiga
shepard. Segitiga shepard merupakan metode klasifikasi sedimen yang
menggunakan segitiga untuk mengklasifikasikan sedimen berdasarkan ukuran
partikel. Metode ini digunakan untuk menganalisis sebaran sedimen pada suatu
wilayah tertentu, misalnya di lautan atau di pantai (Rochman et al., 2018).
Perbedaan setiap jenis sedimen tersebut dikarenakan adanya
perbedaan ukuran butiran sedimen yang didapatkan setelah dilakukan proses
pengayakan. Jenis sedimen yang pertama adalah pasir yang ditemukan pada
stasiun 5 dan 6 masing-masing pada pengulangan kedua. Arisa et al., (2014)
dalam penelitian menyatakan bahwa, jenis sedimen yang mendekati daratan
umumnya didominasi oleh sedimen jenis pasir. Pernyataan tersebut sesuai
dengan lokasi pengambilan sampel pada stasiun 5 dan stasiun 6 pengulangan
keduanya yang mendekati garis pantai dan sejajar dengan garis pantai. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Nurainie dan Wiyanto (2021) juga dapat
diketahui bahwa faktor lain yang dapat mempengaruhi sedimen berjenis pasir
yaitu letaknya berada di perairan terbuka, arus laut yang cukup kuat dan angin
yang bertiup cukup kencang menyebabkan pengadukan sedimen dasar
kemudian terangkut dan mengendap pada suatu lingkungan, sehingga tinggkat
sedimentasi semakin tinggi.
Jenis yang kedua adalah kerikil yang akan lebih cepat mengendap
daripada jenis pasir. Jenis sedimen ini hanya terdapat pada stasiun 3
pengulangan pertama. Pada stasiun ini terdapat banyak karang mati dengan
arus yang cenderung tenang. Arus yang relative tenang tersebut tidak dapat
mengangkut kerikil yang ada karena masanya yang lebih berat dan besar,
sehingga membutuhkan energy yang lebih besar pula. Saputra et al., (2013)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa arus dalam hal ini mempunyai peran
yang sangat dominan terhadap angkutan sedimen, apabila kecepatan arus
berkurang maka arus tidak mampu lagi mengangkut sedimen. Sedimen kerikil
memiliki ukuran butir lebih besar sehingga akan terendapkan lebih dulu dan
sedimen dengan ukuran butir lebih kecil akan terbawa oleh arus dalam bentuk
tersuspensi pada kolom perairan hingga jauh ke laut.

9
Sedimen selanjutnya berjenis sedimen kasar yakni kerikil pasir dan
pasir kerikil. Kerikil pasir terdapat pada stasiun 1, stasiun 5 pengulangan
pertama, dan stasiun 3 pengulangan kedua. Sedangkan pasir kerikil terdapat
pada stasiun 6 pengulangan pertama, stasiun 4 dan stasiun 2. Menurut Kalay et
al., (2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perbedaan jenis sedimen
ini dipengaruhi oleh gelombang dan kemiringan lereng pantai. Pesisir pantai
yang memiliki tipe kemiringan lereng datar dan landai memiliki gelombang
yang kecil dengan fraksi sedimen halus, hal tersebut karena semakin landai
suatu pesisir pantai maka gelombang yang datang akan semakin kecil.
Sebaliknya untuk pesisir pantai dengan kemiringan lereng yang sangat miring
dan curam akan mempunyai gelombang kuat dengan fraksi sedimen kasar.
Pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi pesisir di Pantai Elak-Elak pada
stasiun tersebut yang memiliki kemiringan yang cukup landai dan pada stasiun
2, 3, dan 4 memiliki kemiringan yang sedikit curam namun memiliki
gelombang yang relative kecil. Akibatnya, gelombang tersebut tidak bisa
membawa sedimen kasar sepenuhnya namun gelombang tersebut membawa
sedimen berfraksi halus yang akan mengendap di antara sedimen dengan fraksi
kasar yang ada.

10
V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Hasil analisa ukuran butir sedimen dari 6 stasiun pengamatan dengan
2 kali pengulangan pada masing-masing stasiun menunjukkan bahwa terdapat
4 fraksi sedimen yaitu kerikil pasir, pasir kerikil, kerikil, dan pasir di Perairan
Pantai Elak-Elak. Perbedaan fraksi sedimen dipengaruhi oleh faktor
oseanografi seperti arus, angin, dan gelombang. Kawasan Perairan Elak-Elak
didominasi oleh sedimen jenis kerikil pasir.
5.2 Saran
Untuk kedepannya alangkah baiknya dalam pembuatan laporan
diberikan informasih mengenai pengumpulan laporan dibirikan dari jauh-jauh
hari agar kami tida kelabakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Angelina M. Randa, A. M., Patandianan, E. A., & Marisan, I. (2021). Sebaran


Sedimen Berdasarkan Analisis Ukuran Butir di Sepanjang Sungai Nuni
Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Jurnal Manajemen Riset dan
Teknologi, 3(1), 8-17.
Arisa, R.R.P., Kushartono, E.W. & Atmodjo, W. (2014). Sebaran Sedimen dan
Kandungan Bahan Organik pada Sedimen Dasar Perairan Pantai Slamaran
Pekalongan. Journal Of Marine Research, 3(3), 342-350.
Bayhaqi, A. & Dungga, C.M.A.. 2015. Distribusi Butiran Sedimen di Pantai
Dalegan, Gresik, Jawa Timur. Jurnal Depik, 4(3):153-159.
Dethan, M. N., & Pelokilla, M. R. (2014). Volume sedimen dan valuasi ekonomi
sumberdaya air embung di Kota Kupang. Jurnal Ilmu Lingkungan, 12(2),
118-128.
Hambali, R., & Apriyanti, Y. (2016). Studi Karakteristik Sedimen dan Laju
Sedimentasi Sungai Daeng–Kabupaten Bangka Barat. In FROPIL (Forum
Profesional Teknik Sipil), 4(2), 165-174.
Kalay, D. E., Lopulissa, V. F., & Noya, Y. A. (2018). Analisis Kemiringan Lereng
Pantai dan Distribusi Sedimen Pantai Perairan Negeri Waai Kecamatan
Salahutu Provinsi Maluku. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya
Perairan, 14(1), 10-18.
Latuamury, B., & Hut, S. (2023). Buku Ajar Konservasi Tanah Dan Air.
Deepublish.
Marhendi, T., & Putra, S. T. (2019). Pengaruh Aktivitas Flushing Terhadap Prediksi
Reduksi Endapan Sedimen di Waduk Pangsar Soedirman Banjarnegara.
Jurnal Techon, 20(2), 117-124.
Mregawati. P., Ikhsan, C., & Koosdaryani. (2017). Analisis Ukuran Butiran
Sedimen Pada Daerah Hulu Dan Hilir Sudetan Wonosari Sungai Bengawan
Solo. Jurnal Matriks Teknik Sipil, 1(1), 1-7.
Nurainie, I., & Wiyanto, D. B. (2021). Karakteristik Sebaran Sedimen Dasar di
Perairan Kalianget Kabupaten Sumenep. Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan
Perikanan, 2(3), 243-254.
Rochman, F., Rifardi, R., & Ghalib, M. (2018). Characteristic of Sediment
Verticaly on Abrasion Beach in Rupat Strait Riau Province. Jurnal Perikanan
dan Kelautan, 23(2), 47-53.
Saputra, H., Subardjo, P., & Saputro, S. (2013). Studi Pola Sebaran Sedimen Dasar
Akibat Arus Sepanjang Pantai di Sekitar Pemecah Gelombang Pantai Kuta
Bali. Journal of Oceanography, 2(2), 161-170.
Triapriyasen, A., Muslim, M., Suseno, H. (2016). Analisa Jenis Ukuran Butir
Sediemn di Perairan Teluk Jakarta. Jurnal Oseanografi, 5(3), 309-316.

12
Umah, K., & Hartoko, A. (2013). Struktur Sedimen Dan Sebaran Kerang Pisau
(Solen Lamarckii) Di Pantai Kejawanan Cirebon Jawa Barat. Management Of
Aquatic Resources Journal, (MAQUARES), 2(3), 65-73.
Usman., K.O. (2014). Analisis Sedimentasi pada Muara Sungai Komering Kota
Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. 2(2). 209-215.
Widiyastuti, DA (2016). Pengamatan Scanning Electron Microscope (SEM) Pada
Struktur Batuan dan Mineral Sungai Aranio Kabupaten Banjar. Polhasains:
jurnal sains dan terapan Politeknik Hasnur, 4(2), 16-21.
Rifardi, R. (2012). Edisi Revisi Ekologi Sedimen Laut Modern. Pekanbaru : Unri
Press.

13
LAMPIRAN

1. Foto pengambilan sampel sedimen

2. Penimbangan sampel sedimen sebelum pengovenan

14
3. Pembuatan wadah alumunium sebelum pengovenan

4. Proses pengovenan sampel sedimen

15
5. Pembuatan alumunium sebelum pengayakan

6. Proses pengayakan

16
7. Hasil analisis data menggunakan excel

8. Penetuan jenis sedimen dengan menggunakan segitiga shepard

17

Anda mungkin juga menyukai