GEOLOGI FISIK
ACARA VI
KORELASI UNIT STRATIGRAFI
Disusun Oleh:
Nugrah Oktrisya Alfiani
19080026
Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Jum’at / 1 November 2019
Sesi / Jam : III / 13,20 – 15.00
1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
ACARA VI
KORELASI UNIT STRATIGRAFI
Disusun Oleh:
Nugrah Oktrisya Alfiani
19080026
Tanggal : 2019
Asisten Pembimbing
( ………………………………)
NIM / BP……………………
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.Laporan ini disusun agar
mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar geologi fisik beserta aplikasinya dalam
duni pertambangan. Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Harizona Aulia Rahman, S.T , M.Eng selaku dosen Geologi Fisik beserta
para staf pengajar lainnya.
2. Wahyu Aulia, Hanifa Octaviani selaku Asisten Laboratorium Geologi
Fisik yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkann saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi
penyusun pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 3 halaman
iv
v
DAFTAR GAMBAR
v
vi
DAFTAR TABEL
A. Table 1. Hubungan dari korelasi langsung, tidak langsung dan matching ……… 6
vi
vii
LEMBARAN KONSULTASI
Padang,
Asisten / Pemateri
(………………………….)
Nim / BP ……………….
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam pengertiannya yang paling sederhana, korelasi merupakan suatu
kegiatan dalam menghubungkan titik dengan titik lain pada sebuah penampang,
dengan asumsi bahwa titik-titik tersebut terletak pada suatu bida perlapisan yang
sama. Dengan asumsi bidang perlapisan merupakan bidang kesamaan umur atau
waktu dan bidang ini dijadikan dasar penerikan garis korelasi. Korelasi merupakan
bagian fundamental dari stratigrafi dan banyak usaha telah dilakukan oleh para
ahli untuk menciptakan satuan-satuan stratigrafi resmi yang pada gilirannya
memungkinkan ditemukannya metoda-metoda praktis dan handal untuk
mengkorelasikan satuan-satuan tersebut. Tanpa korelasi, penelaahan stratigrafi
tidak lebih dari sekedar pemerian stratigrafi lokal.
Konsep korelasi menembus jauh kepada akar stratigrafi. Prinsip-prinsip dasar
korelasi telah ditampilkan dalam ber-bagai buku ajar lama mengenai geologi dan
stratigrafi. Pembahasan yang menarik mengenai hal ini dilakukan oleh Dunbar &
Rodgers (1957), Weller (1960), serta Krumbein & Sloss (1963). Terus
meningkatnya ketertarikan para ahli pada masalah korelasi antara lain ditunjukkan
oleh terbitnya sejumlah karya tulis baru mengenai korelasi, khususnya korelasi
yang dilakukan dengan menggunakan metoda statistika (a.l. Agterberg, 1990;
Cubitt & Reyment, 1982; Mann, 1981; Merriam, 1981).
B. Tujuan dan Manfatat
1. Mengidentifikasi singkapan batuan
2. Menentukan penyebaran arah batuan serta menentukan sudut yang dibentuk
terhadap strike (dip)
3. Menentukan umur seta ketebalan batuan yang telah dijumpai
4. Dapat mengidentifikasi proses penbentukan batuannya berdesarkan
lingkungan pembentuksannya.
1
2
3
4
4
5
5
6
Korelasi tidak langsung berdasarkan satu gejala fisik atau gejala biologi
tertentu yang memang diperlukan sekaligus memadai untuk menunjukkan
ekivalensi disebut korelasi monotetik (monothetic correlation). Penunjukkan
ekivalensi yang dilakukan secara statistik berdasarkan sejumlah karakter, karena
tidak ada satu karakter tunggal yang memadai untuk menunjukkan ekivalensi,
disebut korelasi politetik (polythetic correlation). Korelasi politetik umumnya
menuntut dilakukan-nya pengukuran-pengukuran yang sistematis serta
dilibatkannya statistika; bukan sekedar pembandingan visual.
6
7
7
8
mungkin tertukar dengan lapisan debu atau bentonit lain, maka lapisan itu
dapat berperan sebagai lapisan kunci (key bed; marker bed), kepada lapisan
mana strata lain dapat dikaitkan. Strata yang terletak tidak jauh di atas atau di
bawah control unit dapat dikorelasikan dengan tingkat keyakinan yang tinggi.
Jika dua atau lebih lapisan kunci hadir dalam suatu lintap stratigrafi, maka hal
itu akan lebih meningkatkan kehandalan korelasi strata yang terletak diantara
dua lapisan kunci. Jelas sudah bahwa korelasi akan lebih meyakinkan lagi
apabila jarak antar lapisan kunci itu makin rapat.
4. Korelasi Dengan Instrumen Well Logs
Log adalah suatu terminologi yang secara original mengacu pada
hubungan nilai dengan kedalaman, yang diambil dari pengamatan
kembali (mudlog). Sekarang itu diambil sebagai suatu pernyataan untuk
semua pengukuran kedalam lubang sumur (Mastoadji, 2007).
Secara prinsip pengunaan dari well logs adalah untuk:
a) Penentuan lithologi
b) Korelasi stratigrafi
c) Evaluasi fluida dalam formasi
d) Penentuan porositas
e) Korelasi dengan data seismik
f) Lokasi dari faults and fractures
g) Penentuan dip dari strata
Syarat untuk dapat dilakukannya korelasi well logs antara lain adalah :
a) Deepest
b) Thickest
c) Sedikit gangguan struktur (unfaulted)
d) Minimal ada 2 data well log pada daerah pengamatan
8
9
Gambar diatas adalah gambar suatu lapisan batuan yang belum terkena
deformasi atau masih dalam keadaan normal. Dalam gambar tersebut kita
9
10
dapat melihat bahwa lapisan Batuserpih adalah lapisan yang pertama kali
terbentuk kemudian di ikuti oleh lapisan Batugamping, Konglomerat, dan
Batupasir. Sehingga dapat di simpulkan bahwa Serpih merupakan lapisan
tertua dan Batupasir merupakan lapisan termuda.
2. HUKUM HORIZONTALITY
Hukum horizontalitas dikemukakan oleh Steno pada tahun 1669.
Hukum ini menjelaskan bahwa Pada awal proses sedimentasi, sebelum
terkena gaya atau perubahan, sedimen akan terendapkan secara horizontal.
Sehingga jika dijumpai batuan sedimen dengan kedudukan lapisan miring
berarti batuan tersebut sudah mengalami deformasi
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
9. Unconformity
Unconformity adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis
batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus),
yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan.
Dalam geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan yaitu :
a) Paraconformity adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang
ketidakselarasannya sejajar dengan perlapisan sedimen. Pada kasus ini
sangat sulit sekali melihat batas ketidakselarasannya karena tidak ada
15
16
batas bidang erosi. Cara yang digunakan untuk melihat keganjilan antara
lapisan tersebut adalah dengan melihat fosil di tiap lapisan. Karena setiap
sedimen memiliki umur yang berbeda dan fosil yang terkubur didalamnya
pasti berbeda jenis
16
17
17
18
18
BAB III
PEMBAHASAN
1. Lithostatigrafi
19
20
20
21
21
22
3. Kronostatigrafi
22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Lithostatigrafi merupakan ilmu geologi yang mempelajari lapisan batuan
batuan penyusun bumi kita ini berdasarkan jenisnya
2. Biostatigfrafi merupakan ilmu geologi yang mempelajari lapisan batuan
punyusun bumi ini berdasarkan fosil yang terdapat pada lapisan batuan
tersebut
3. Kronostatigrafi merupakan ilmu geologi yang mempelajari lapisan batuan
penyusun dari bumi ini berdasarkan waktu atau lama pembentukannya
4. Untuk dapat memahami ketiga cabang ilmu tersebut, sebelummnya kita harus
lebih dahulu pagam tentang hokum-hukum geologi
B. SARAN
1. Untuk sebelemnya dapat memahami hukum-hukum gelogi terlebih dahulu
sehingga saat praktikum tidak mengalami kesulitan yang berarti
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24