Pada tanggal 23 Desember 2023 lalu, ketiga cawapres datang untuk saling beradu visi misi untuk dapat terpilih pada pemilu 2024 mendatang, yaitu Gibran Rakabuming, Mahfud MD, dan Cak Imin. Ketiganya memiliki penampilan yang berbeda-beda dalam pandangan saya, ada yang menguasai materi, ada yang tidak, dan juga ada yang fokus pada pertanyaan technical. Mengenai pendapat ilmiah saya, pertama saya ingin memulainya dengan berpendapat untuk cawapres nomor urut 1. Cak Imin dengan track recordnya sebagai Ketua PKB dan yang banyak mengetahui tentang syariah-syariah agama, dia saat diberikan pertanyaan tentang SGIE atau State Global Islamic Economic, dapat menjawabnya dengan lancar, walau di awal dia tidak mengerti apa itu SGIE. Cak Imin juga tampil dengan sikap taat aturan, tidak keluar dari podium, dan bisa mengontrol dirinya saat cawapres nomor 2 hendak menjatuhkan. Kemudian, untuk cawapres nomor urut 2, menurut pendapat saya dia tampil dengan begitu energik, namun terkesan arogan, karena tidak memandang lawan berbicara Ketika berbicara, saya cukup mempelajari arti Bahasa tubuh seseorang Ketika sedang berbicara sama orang lain, dan sikap yang seperti itu tidak baik. Selain itu, dia juga terlihat tidak sabaran untuk menjawab maupun menanggapi cawapres lain pada sesi tanya jawab. Padahal saat itu merupakan kesempatan cawapres nomor urut 3, untuk berbicara. Tidak hanya itu, menurut saya Gibran juga terlihat emosional, karena beberapa kali mendapat teguran dari pembawa acara debat capres, karena tingkahnya yang dinilai memprovokasi penonton agar memberikan dukungan. Padahal, saat itu belum saatnya untuk seperti itu. Terlebih dari proses pemilihannya sebagai cawapres nomor urut 2 juga banyak menimbulkan masalah, dan menurut saya awal yang tidak baik Ketika masih cawapres saja sudah demikian. Terakhir pendapat saya untuk cawapres nomor urut 3, yaitu Mahfud MD. Selama debat cawapres, beliau cukup mampu menjawab pertanyaan dengan logis, dan disertai dengan pengalamannya sebagai Kemenko Polhukam. Saat ditanya sama Gibran tentang tata cara membuat hukum, dia berhasil menjawab dengan berdasarkan ilmu pengetahuan, sementara Gibran masih tetap ngeyel kalau bukan itu jawabannya, dan Mahfud MD memberikan dasar berpikir yang logis tentang pertanyaan yang ditanyakan. Namun, saat menyampaikan visi maupun menjawab pertanyaan memang agak lambat, dan kurang memperhatikan waktu seperti halnya cawapres nomor 1, jadi kurang mendalam. Dari sana, memang jika dilihat dari pengalamannya Mahfud MD sebagai orang yang ahli di bidang hukum dan politik, menjawab pertanyaan Gibran dan Cak Imin sudah substansial.