Anda di halaman 1dari 2

DEBAT CAWAPRES

Debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2023 menjadi sorotan publik setelah Gibran
Rakabuming Raka, calon wakil presiden, dinilai menanggapi jawaban dari Prof. Mahfud MD
dengan cara yang tidak senonoh. Gibran membungkukkan badan sambil menyimpan
tangannya di jidat seakan akan mencari jawaban yang Mahfud keluarkan. Saat menanyakan
istilah greenflation kepada Mahfud, Gibran menyinggung bahwa Mahfud adalah seorang
professor, yang tidak seharusnya Gibran menjelaskan apa arti greenflation. Hal ini membuat
Mahfud menggeleng-gelengkan kepala. Peristiwa ini memicu reaksi di media sosial dan
menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat.
Tindakan Gibran dalam debat cawapres tersebut menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat. Sebagian berpendapat bahwa sikapnya tidak pantas dan kurang menghormati
lawan debat, terutama mengingat posisi Mahfud MD sebagai seorang profesor dan tokoh
publik. Reaksi publik di media sosial membuat banyak spekulasi hingga menyangkut hal
yang diluar topik, banyak yang berkomentar bahwa Gibran menjadi cawapres dengan jalur
orang dalam tetapi tidak tau adab. Bahkan banyak juga pendukung paslon 02 yang hilang
rispek dengannya. Di sisi lain, ada pula yang memandang bahwa hal tersebut merupakan
bagian dari dinamika politik dan debat sebagai forum untuk saling menguji dan menunjukkan
keunggulan.
Perilaku dalam debat cawapres seharusnya mencerminkan etika dan sopan santun sebagai
calon pemimpin. Sikap saling menghormati dan menunjukkan kemampuan untuk berdiskusi
secara santun adalah hal yang harus diperhatikan dalam membangun citra dan kepercayaan
masyarakat. Dalam konteks ini, tindakan yang dianggap tidak senonoh dapat berdampak pada
citra dan elektabilitas seorang calon. Sebaik apapun citra yang dibuat calon pemimpin itu,
tetapi jika ia tidak mencerminkan etika yang pasti akan dianggap tidak baik. Maka dari itu
penting untuk bertindak sesuai dengan citra yang kita bangun.
Sebagai pemilih, kita harus melihat lebih dari sekadar momen-momen kontroversial dalam
debat cawapres. Lebih penting untuk memperhatikan gagasan dan program kerja yang
diusung oleh masing-masing calon. Kualitas visi, pemahaman atas isu-isu, serta kemampuan
untuk berkomunikasi secara efektif dan santun seharusnya menjadi pertimbangan utama
dalam menentukan pilihan. Dalam memilih calon wakil presiden, kita harus memperhatikan
rekam jejak dan integritas calon, serta kemampuan untuk memimpin dan mengambil
keputusan yang tepat. Dengan memilih calon yang tepat, kita dapat memastikan masa depan
bangsa yang lebih baik dan sejahtera.
Dalam konteks demokrasi, debat cawapres merupakan ajang untuk memperkenalkan diri,
menyampaikan gagasan, dan meraih dukungan publik. Oleh karena itu, sikap dan perilaku
calon wakil presiden dalam debat cawapres dapat menjadi cerminan bagaimana mereka akan
memimpin dan bertindak di masa depan. Keterbukaan, kejujuran, serta sikap yang
menghormati lawan debat dan masyarakat seharusnya menjadi nilai yang dijunjung tinggi
dalam setiap interaksi publik. Selain itu, kemampuan untuk menjelaskan visi dan misi secara
jelas dan terperinci, serta memberikan solusi konkret atas permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat, juga menjadi hal yang sangat penting dalam menarik dukungan publik. Dengan
demikian, debat cawapres bukan hanya sekadar pertukaran argumen, tetapi juga merupakan
wadah untuk menilai integritas, kepemimpinan, dan kemampuan calon wakil presiden dalam
memimpin negara ke depan.
Dalam kesimpulan, peristiwa kontroversial dalam debat cawapres menunjukkan
pentingnya etika dan sikap dalam berpolitik. Masyarakat diharapkan dapat melihat lebih jauh
dari sekadar insiden tersebut. Mempertimbangkan secara cermat gagasan dan program kerja
yang ditawarkan oleh setiap calon wakil presiden. Mengingat pemilu yang sebentar lagi akan
diselenggarakan. Dengan demikian, kita dapat membuat keputusan yang bijaksana dalam
pemilihan pemimpin yang akan memimpin bangsa ke depan.

Anda mungkin juga menyukai