Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

MK : PENG. BHN. AJAR & MEDIA PKN


DI SD
Prodi S1

SKOR NILAI :

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN MEDIA PKN DI SD

Nama Mahasiswa : Maria Magdalena Marpaung

NIM : 1192411010

Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kelas : B Reguler 2019

Dosen Pengampu : Waliyul Maulana Siregar, S.Pd,M.Pd

Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar dan Media PKN Di SD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

MARET

2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical
book report ini.

Critical Book Report ini, saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah Pembelajaran Pengembangan Bahan Ajar dan Media PKN Di SD, semoga critical
book report ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Dalam
penulisan critical book report ini,saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu,saya mengucapakan terimahkasih kepada :

1. Kedua orangtua saya yang selalu mendoakan.


2. Kepada Bapak Dosen pengampu, Waliyul Mulana Siregar, S.Pd,M.Pd
Saya menyadari bahwa critical book report ini,masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,saya dengan segala kerendahan hati meminta
maaf dan mengharapkan kritik dan serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya. Akhir kata,saya mengucapkan selamat membaca dan semoga
materi yang ada dalam critical book report ini, dapat bermanfaat sebagaimana semestinya
bagi para pembaca.

Medan, Maret 2022

Penyusun

Maria Magdalena Marpaung

1192411010

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Rasionalisasi pentingnya CBR................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR............................................................................................................1
C. Manfaat CBR...........................................................................................................................1
D. Identitas Buku yang direport :...............................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
RINGKASAN ISI BUKU....................................................................................................................3
BAB III...............................................................................................................................................24
PEMBAHASAN.................................................................................................................................24
A. Pembahasan Isi Buku............................................................................................................24
B. Kelebihan dan kekurangan buku.........................................................................................25
BAB IV...............................................................................................................................................27
PENUTUP..........................................................................................................................................27
A. Kesimpulan............................................................................................................................27
B. Saran.......................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi, untuk kita baca dan pahami.
Terkadang juga, kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan.Misalnya dari segi
informasi yang terkandung dalam buku tersebut.

Oleh karena itu, melakukan critical book report pada suatu buku dengan
membandingkannya dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan,dari kegiatan ini lah
kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi
mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku
yang lain.

B. Tujuan Penulisan CBR


Critical Book Report ini memiliki tujuan yaitu :

a. Mengulas isi sebuah buku.


b. Mencari,menemukan serta mengetahui informasi yang ada dalam buku.
c. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari infromasi yang ada
disetiap buku.
d. Melatih kita untuk dapat membandingkan isi dari setiap buku yang dibaca.

C. Manfaat CBR
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Pkn di SD.
b. Untuk menambah pengetahuan para pembaca.
c. Memudahkan para pembaca dalam memahami dari isi buku.
d. Menambah wawasan penulis.

iv
D. Identitas Buku yang direport :
BUKU UTAMA

1. Judul : Pembelajaran PKN di SD


2. Edisi (jika ada) : 1 / 4 SKS / Modul 1-12
3. Pengarang/(Editor, jika ada) : Winataputra, U
4. Penerbit : Universitas Terbuka
5. Kota terbit : Tangerang Selatan
6. Tahun terbit : 2014
7. ISBN : 978-979-0112-18-1

BUKU PEMBANDING

1. Judul : Pembelajaran PKN SD


2. Edisi (jika ada) : Cetakan I
3. Pengarang/(Editor, jika ada) : Awiria
4. Penerbit : Samudera Biru (Anggota IKAPI)
5. Kota terbit : Bantul Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2019
7. ISBN : 978-623-7507-06-2

v
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I HAKIKAT, FUNGSI DAN TUJUAN PKN DI SD

A. Hakikat PKn
1. Kurikulum 1946, Kurikulum 1957, Kurikulum 1961 : Tidak dikenal mata pelajaran
PKn
2. Yang ada pada Kurikulum 1946 dan Kurikulum 1957 : Pengetahuan Umum di SD dan
Tata Negara di SMP/SMA
3. Kurikulum SD tahun 1968 : dikenal mata pelajaran PKN ( Pendidikan Kewargaan
Negara ) mencakup Sejarah Indonesia, Geografi dan Civics
4. Kurikulum SMP 1968 PKN mencakupmateri Sejarah Indonesia dan Tata Negara
5. Kurikulum SMA 1968 PKN lebih banyak berisi materi UUD 1945
6. Kurikulum SPG 1969PKN mencakup Sejarah Indonesia, UUD, Kemasyarakatan dan
Hak Asasi Manusia
7. Beda Kewargaan Negara dan Kewarganegaraan : Kewargaannegara merupakan
terjemahan dari “Civics” yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan
membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warganegara yang baik.
Kewarganegaraan digunaakan dalam perundangan mengenai status formal warga
negara dalam suatu negara.
B. Fungsi dan Tujuan PKn
Ketentuan perundang-undangan yang mendasari PKn mejadi wahana psikologis-pedagogis
adalah sebagai berikut :

a. Pembukaan UUD 1945 dan perubahaaannya, alinea 4


b. UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Pasal 3, Pasal 4, Pasal 37
ayat (1), Pasal 38
c. Peraturan Pemerintah RI no. 19 tahun 2005 tentang Satndar Pendidikan Nasional Pasal
6 ayat (1), Pasal 6 ayat (4), Pasal 7 ayat (3)
PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.

vi
Sekolah dikembangkan sebagai wahana sosial kultural untuk membangun kehidupan yang
demokratis, artinya sekolah harus menjadi wahana pendidikan untuk mempersiapkan
kewarganegaraan yang demokratis melalui pengembangan kecerdasan spiritual, rasional,
emosional, dan sosial warganegara baik sebagai aktor sosial maupun sebagai pemimpin
pada hari ini dan hari esok.

Paradigma pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam


lingkungan sekolah adalah penddikan demokrasi yang bersifat multidimensial atau bersisi
jamak. Sifat multidimensialitasnya itu antara lain terletak pada :

a. Pandangannya yang pluralistik-uniter ( bermacam-macam, tetapi tetap menyatu dalam


peengertian Bhinneka Tunggal Ika )
b. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara
harmonis.
c. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan ( spiritual, rasional,
emosional dan sosial )
d. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel,
dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.

C. Ruang Lingkup PKn di SD


Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa “ Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila UUD 1945”, sedangkan tujuannya adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpatisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta antikorupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

vii
D. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan staandar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA Terpadu dan IPS
Terpadu
c. Pembelajaran pada kelas I s.d.III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan
pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
d. Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 34-38 minggu
Berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006 Ruang lingkup mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkunan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan NKRI,
Partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI, Keterbukaan dan
jaminan keadilan.
b. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib
di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-perturan Daerah, Noma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional.
c. Hak Asas Manusia, meliputi Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan,
dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan Warga Negara, meliputi hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga
masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara, meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,

viii
Konstitusikonstitusi yag pernh digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara
dengan konstitusi
BAB II KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di SD

Herman ( 1972 ) mengemukakan suatu prinsip yang sangat mendasar , yakni bahwa”...value
is neither taugh nor cought, it learned”, yang artinya bahwa substansi nilai, tidak semata –
mata ditangkap , diinternalisasi , dan dibakukan sebagai bagian melekat dalam kualitas
pribadi seseorang melalui proses belajar. Proses pendidikan pada dasarnya merupakan proses
pembudayaan atau enkulturasi untuk menghasilkan manusia yang berkeadaban, termasuk
didalamnya yang berbudaya. Dalam latar belakang kehidupan masyarakat, proses pendidikan
nilai sudah barlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi.
Contohnya tradisi dongen dan sejenisnya yang dulu dilakukan oleh orang tua terhadap anak
dan cucunya semakin lama semakin tergeser oleh film kartun atau sinetron dalam media
massa tersebut.

Disitulah pendidikan nilai menghadapi tantangan konseptual, instrumen, dan operasional.


Dalam Konteks Pendidikan Nasional Indonesia telah ditegaskan dalam Pasal 3 UU Sidikan
20/2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkan mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak ulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi, serta bertanggungjawab. Oleh
karena itu maka proses pendidikan seyogyanya bukan hanya sebagai proses pendidikan
berfikir tetapi pendidikan berwatak seperti nilai dan perilaku. Di lingkungan masyarakat barat
sendiri yang secara ekonomi termasuk masyarakat modern terdapat berbagai persoalan moral
yang dirasa perlu mendapat perhatian pendidikan nilai. Melihat keadaan seperti itu dirasakan
perlunya upaya pendidikan nilai moral yang dilakukan secara menyeluruh dengan
pertimbangan sebagai berikut :

a. Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokulturai yang jelas dan mendesak
bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadaban.
b. Pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana
sosiopsikologis dan selalu menjadi tugas dari proses peradaban.

ix
c. Peranan sekolah sebaagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogik yang berfungsi
sebagai pendidik moral menjadi semakin penting, pada saat dimana hanya sebagian
kecil anak yang mendapat pendidikan moral dari orang tuanya dan peranan lembaga
keagamaan semakin kecil.
d. Dalam setiap masyarakat sebagai terdapat landasan etika umum, yang bersifat
universal melintasi batas ruang dan waktu, sekalipun dalam masyarakat pluralistik
yang mengandung banyak potensi terjadinya konflik nilai.
e. Demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena inti dari
demokrasi adalah pemerintahan yang berakar dari rakyat dilakukan oleh wakil
pembawa amanah rakyat, dan mengusung komitmen mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan rakyat.
f. Pertanyaan yang selalu dihadapi baik individu maupun masyarakat adalah pertanyaan
moral.
g. Terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai sekolah.
h. Komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan
membina guru-guru yang berkeadaban dan profesional.
i. Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu
keniscayaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat
global.
Dilihat dari substansi dan prosesnya , menurut Lickona ( 1992 : 53-63 ) yang perlu
dikembangkan dalam rangka pendidikan nilai tersebut adalah nilai karakter yang baik ( good
character ) yang di dalamnya mengandung tiga dimensi nilai moral yaitu dimensi wawasan
moral, dimensi wawasan nilai moral, dimensi perasaan moral dan dimensi perilaku moral.
Pendidikan nilai moral secara formal – kurikuler terdapat dalam mata pelajaran PPKn
(Kurikulum 1994) atau PKn (UU RI No.20 Thn.2003) dan Pendidikan Agama dan Bahasa.
Pkn mengandung unsur pokok sebagai pendidikan nilai moral-sosial/etis, Pend.Agama
mengandung nilai religius, dan Bahasa mengandung nilai estetis dan etis. Dari kajian dan
bahasan terhadap konsep , isi dan strategi pendidikan nilai di dunia Barat yang lebih
cenderung bersifat bersifat sekuler dan berpijak serta bermuara pada pengembangan moral
kognitif , kiranya terdapat beberapa hal yang dapat bisa diaptasikan bagi kepentingan
pendidikan nilai di Indonesia dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Secara
konstitusional demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang Theistis atau demokrasi yang ber
Ketuhanan Yang Maha Esa.

x
Oleh karena itu pendidikan nilai bagi Indonesia seyogyanya berpijak pada nilai – nilai
keagamaan , nilai – nilai demokrasi yang ber Bhinneka Tunggal Ika . Dalam konteks itu
maka teori perkembangan moral dari Piaget dan Kohlberg yang dapat diadaptasikan adalah
terhadap nilai moral sosial- kultural selain nilai yang berkenaan atau boleh dirasionalkan.
Konsep pendidikan nilai moral Piaget yang menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam kehidupan dapat
diadaptasikan dalam pendidikan nilai di Indonesia dalam konteks demokrasi konstitusional
Indonesia dan konteks social kultural masyarakat Indonesia yang ber Bhinneka Tunggal Ika
termasuk dalam keyakinan agama. Konsepsi pendidikan nilai moral Kholberg yang
menitikberatkan pada penalaran moral melalui pendekatan klarifikasi nilai yang memberikan
kebebasan kepada individu peserta didik untuk memilih posisi moral, dapat digunakan dalam
konteks pembahasan nilai selain aqidah sesuai dengan keyakinan masing-masing .

Sedangkan teori tingkatan dan tahapan perkembangan moral Kohlberg secara konseptual
dapat digunakan sebagai salah satu landasan bagi pengembangan paradigma penelitian
perkembangan moral bagi orang Indonesia. Kerangka konseptual komponen Good Character
dari Lickona yang membagi karakter menjadi wawasan moral, perasaan moral , dan perilaku
moral dapat dipakai untuk mengklasifikasikan nilai moral dalam pendidikan nilai di
Indonesia dengan menambahkan ke dalam masing-masing dimensi itu aspek nilai yang
berkenaan dengan konteks keagamaan seperti wawasan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
dimensi Wawasan Moral , perasaan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam dimensi
Perasaan Moral, dan perilaku moral kekhalifahan dalam dimensi Perilaku Moral

Pendidikan Nilai dan Moral dalam Standar Isi PKn di SD

Muatan isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan pada pembentukan


warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamankan oleh
Pancasila dan UUD 1945. Secara umum PKn diSD bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan:

1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan karakter

xi
karakter masyarakat Indoensia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
BAB III KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS
DAN MATA PELAJARAN LAINNYA

Pendidikan Kewarganegaraan sebgai salah satu bidang kajian (UU sistem pendidikan No. 20
Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain sebagai pendidikan
hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan sendiri yang tujuan umumnya
adalah membentuk warga negara yang baik.Dalam perkembangannya Pendidikan
kewaganegaaan mengalami peubahan nama:Walaupun sering mengalami perubahan nama,
tetapi isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara umum tidak berubah yaitu
menekankan pada pengetahuan untuk mendorong siswa berpikir secara kritis, melalui
pendekatan politis dan kekuasaan, dan proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran
satu arah (verbalisme).

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan


pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku
bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Karakteristik Pendidikan kewarganegaraan (Pendidikan Kewarganegaraan) dengan


paradigma baru, yaitu bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian
ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi
pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui berikut ini.

a. Civic Intelligence,
b. Civic Responsibility,
c. Civic Participation,
d. Kompetensi-kompetensi yang hendak diwujudkan melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dibagi menjadi 3 kelompok:
 Komptenesi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan
 Komptensi untuk menguasai ketrampilan kewarganegaraan
 Kompetensi untuk menguasai karakteristik kewarganegaraan
Berdasarkan landasan konsep Pendidikan Kewarganegaraan, maka fungsi dan peran serta
tujuan Pendidikan Kewarganegaraan secara umum adalah sebagai berikut:a. Pendidikan nilai

xii
dan moral Pancasila serta UUD 1945 Adalah pendidikan Nilai dan moral karena yang
disampaikan sebagai substansi isi Pendidikan Kewarganegaraan tersebut adalah nilai-nilai
moral yang diperlukan oleh seorang warga negara dalam berkehidupan sebagai warga negara.

BAB IV KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, SEMANGAT


KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR, DAN BELA NEGARA

Bangsa Indonesia memiliki Integritas, sikap, dan nilai kepribadian ang tidak mudah
digoyahkan oleh tekanan dari bangsa lain, dan bangsa Indonesia memiliki harga diri untuk
tidak mudah tergoyah oleh hal-hal yang dapat berakibat merendahkan harkat dan martabat
bangsa Indonesia.

KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA SEBAGAI KEPRIBADIAN NASIONAL

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, baik secara vertical maupun secara horizontal.
Secara horizontal perbedaan tersebut diantaranya.

1. Perbedaan Fisik atau Ras

2. Perbedaan Suku Bangsa

3. Perbedaaan Agama

4. Perbedaan Jenis Kelamin

Secara horizontal perbedaan tidak menunjukan sebuah perbedaan. Berbeda hal nya dengan
vertical yang menunjukan adanya sebuah tingkatan . hal ini ditunjukan dengan kualitas yang
berbeda diantara individu. Misalnya, dengan adanya tingkatan pendidikan SD, SMP. SMA
dan Perguruan Tinggi. Hal itupun mengakibat kan perbedaan pendapatan. Secara singkat
ditunjukan dengan tingkatan pendidikan yang disandang, kemampuan ekonomi, jabatan,
pangkat, dan ada pula yang mendasarkan pada keturunan atau darah.

LATAR BELAKANG KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA

Latar belakang historis, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan ( Cina Selatan).
Perpindahan itu terjadi pada zaman es (Quartair), dimana saat itu daratan Kalimantan, Jawa,
dan Sumatra bersatu dengan Asia, sedangkan daratan Papua bersatu dengan Australia. Secara
geografis, kondisi kepulauan di Indonesia berbeda, seperti perbedaan iklim, curah hujan,
suhu, kelembaban udara, jenis tanah, morfologi tata air, flora dan faunanya. Secara
sosiologis dan cultural, dampak teknologi manusia yang berkembang selama berabad-abad

xiii
menghasilkna peradaban yang berbeda. Walaupun demikian, terdapat beberapa kesamaan
yang merujuk kea rah persatuan dan kesatuan. Ideologi Pancasila memilikikarakteristik
manusiawi karena memungkinkan untuk dilaksanakan oleh setiap manusia,dengan kelebihan
dan keterbatasannya masing-masing’ Heterogenitas suku di Indonesia selain merupakan
potensi kekayaan bangsa, sekaligus juga sangat rentan akan bahaya konflik.

KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN YANG MERUPAKAN UNSUR KEBANGSAAN


DAN KEPRIBADIAN BANGSA

1. Kebudayaan Daerah sebagai Unsur Kebudayaan Nasional

2. Pengenalan Keanekaragaman Budaya di Indonesia

3. Suku-suku bangsa Indonesia

4. Budaya Daerah

5. Membina dan melestarikan Budaya Daerah dan Nasional

BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN INTEGRITAS NASIONAL

Konsepsi Bhinneka Tunggal Ika lahir dilatarbelakangi ole keanekaragaman suku bangsa
Indinesia yang ingin besatu dalam wadah Negara kesatuan RI. Untuk mewujudkan suatu
kesatuan nasional tersebut dikenal dengan istilah Intergrasi Nasional, yaitu suatu proses dan
hasil kehidupan social yang di capai melalui beberapa tahap; akomodasi, kerja sama,
koordinasi, dan asimilasi.

Faktor Penunjan Intergrasi Nasional, yaitu sebagai berikut

1. Bahasa Nasional

2. Pancasila sebagai Dasar Negara

3. Kesadaran dan Solidaritas kelompok

4. Perundang-undangan yang bersifat Nasional

Dalam istilah bahasa Indonesia nation berarti bangsa, Nasionalisme berasal dari kata nation
(Inggri) yang berarti bangsa. Dalam perkembangan nya terdapat dua pengertian nasionalisme.
Pertama, paham nasionalisme yang didasarkan pada perpaduan politik, ekonomi, social, dan
budaya. Kedua, paham nasionalisme yang didasarkan pada faktor kemanusiaan.

xiv
BAB V KONSEP HAK ASASI MANUSIA DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Deklarasi Universal HAM (universal Declaration of Human Right) pada tanggal 10


Desember 1948, pengertian HAM yaitu pengakuan harkat dan martabat manusia yang
menyatu dalam diri manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia. UU
RI No.39 Tahun 1999 pasal 1 ayat(1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Mha Esa dan
anugerahNya wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, dan
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan pperlindungan dan martabat manusia.
HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan dibawa
bersamaan dengan kelahirannya di masyarakat.

Cirri khas HAM

a. Kodrat, artinya Ham adalah pemberian Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya tetap
terhormat.
b. Hakikki,artinya HAM melekat di setiap manusia tanpa melihat latar belakang kehidupan
dan status sosialnya.
c. Universar, artinya HAM berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia satu dengan
yang lainnya.
d. Tidak dapat dicabut, artinya dalam keaadaan apapun hak asasi setiap orang pasti ada.
e. Tidak dapat di bagi, artinya HAM tidak dapat diwakilkan atau dialihkan kepada orang
lain.

UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedanggkan aturan operasional dibentuk:

1. TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM


2. UU RI No.39 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM
3. Kepres No.50 Tahun 1993 tentang komisi nasional HAM
Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk menjamin dalam upaya
penegakan HAM dapat berjalan secara efisien dan efektif yang di dukung oleh penyelenggara
Negara, pemimpin pemerintahan dan semua lapisan masyarakat umumm bersama
menekakkan HAM. Pasal-Pasal mengenai HAM

1. Pasal 28 UUD 1945 Kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat


(28 A s/d 28 J)
2. Pasal 29 UUD 1945 Hak memeluk agama

xv
3. Pasal 30 UUD 1945
4. Hak usaha pertahanan dan keamanan Negara
5. Pasal 31 UUD 194
6. Hak mendapat pendidikan
7. Pasal 32 UUD 1945 Negara menjamin kebebasan memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai buday
8. Pasal 33 UUD 1945
9. Perekonomian disusun sebagai usaha bersma atas dasr asas kekeluargaan
10. Pasal 34 UUD 1945 Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.

HAM dalam UUD 1945

a. Alinea pertama
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oeh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan.
b. Alinea 4
Tertuang dalam rumusan dasar Negara pancasila

1. Hak memeluk agama/kepercayaan.


2. Hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur agar
dilaksanakan berlandaskan moralitas adil dan beradap.
3. Sikap toleransi dalam perbadaan di lingkungan sekitar.
4. Demokrasi berdasarkan pancasila dan mengedepankan keputusan musyawarah.
5. Kebersamaan dalam upaya mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.
HAM dalam UU RI No.39 tahun 1999

1. Hak untuk hidup


2. Hak berkeluarga
3. Hak mengembangkan diri
4. Hak memperoleh keadilan
5. Hak kebebasan pribadi
6. Hak atas rasa aman
7. Hak atas kesejahteraan
8. Hak turut serta dalam pemerintahan
9. Hak wanita

xvi
10. Hak anak
BAB VI KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu
perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud
untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat. Hukum adalah peraturan-peraturan
hidup=peraturan-peraturan yang mengadakan tata tertib dalam pergaulan hidup manusia
dalam masyarakat. Negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan
bagi warganya.

Ciri-ciri hokum

a. Adanya perintah dan/atau larangan


b. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati semua orang Golongan hukum menurut
asas pembagian 1. Hukum menurut sumbernya a. Hukum undang-undang b. Hukum
kebiasaan c. Hukum traktat d. Hukum yurisprodensi 2. Hukum menurut bentuknya a.
Hukum tertulis b. Hukum tak tertulis 3. Hukum menurut tempat berlakunya a. Hukum
nasional b. Hukum internasional
c. Hukum asing d. Hukum gereja 4. Hukum menurut berlakunya a. Ius constitum
(hukum positif) b. Ius constituendum(hukum berlaku pada waktu yang datang) c.
Hukum asasi(hukum alam) 5. Hukum cara mempertahankannya, menurut fungsinya
Hukum menurut sifat atau daya kerjanya atau sanksinya a. Hukum yang memaksa b.
Hukum mengatur=hukum pelengkap=hukum penambah 7. Hukum menurut isinya a.
Hukum publik(publik law) b. Hukum privat(private law) Hukum Normatif-hukum
Ideal-hukum Wajar
Hukum normatif adalah hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga hokum
yang tidak tertulis dalam perundangan, tetapi ditaati oleh masyarakat.

Hukum ideal adalah hukum yang dapat memenuhi perasaan keadilan semua bangsa di seluruh
dunia. Hukum wajar adalah hukum seperti yang terjadi dan nampak seharihari. Menurut A.V
Dicey yang menganut sistem Anglo Saxon, yaitu “Rule of law”, konsep negara hukum
mengandug 3 unsur, yaitu:  Supermacy of law  Equality before the law  Human right
Kegiatan Belajar 2 Penagakan Hukum Di Indonesia Konsep penting berkenaan dengan
peraturan hukum a) Norma b) Sanksi c) Delik (tindak pidana) d) Kewajiban dan hak hukum
e) Tanggung jawab Dua jenis hukuman 1. Hukuman pokok a. Hukuman mati b. Hukuman
penjara c. Hukuman kurungan d. Hukuman denda.

xvii
xviii
BAB VII KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN
DEMOKRASI

Demokrasi ialah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa inggris
“democracy” yang diserap dari dua kata bahasa Yunani “demos” dan ‘ratos” atau “kratein”.
Demos berarti rakyat, kratos berarti kekuasaan. Demokrasi adalah negara dengan prinsip
pemerintahannya yang ditandai oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilny yang dipilih.

Dalam penerapan dinegara kesatuan republik indonesia demokrasi dapat dipandang sebagai
suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada dalam UUD 1945 yang disebut
kerakyatan. Demokrasi dapat juga dipandang sebagai pola hidup berkelompok dalam
organisasi negara, sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup dalam kelompok tersebut
(demos). Keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut ditentukan oleh
pandangan hidupnya (weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan ideologi
bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan rakyat di
indonesia didasarkan pada :

1. Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oloh dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila pancasila.
2. Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan
3. Merupakan konsekuaensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Dengan kata lain bahwa demokrasi di samping sebagai sistem pemerintahan, juga diperlukan
proses demokrasi yang meliputi 4 hal yaitu :

a. Mengutamakan kepentingan khalayak


b. Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untuk mengembangkan kekuasaan dan
kemampuan
c. Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme
d. Untuk mencapai partisipasi perlu ada perubahan terlebih dahulu serta perubahan itu
sendiri akan terwujud jika adanya partisipasi.
Demokrasi Indonesia telah melewati berbagai macam tahap dan telah sampai pada tingkat
kedewasaan yang cukup baik, walaupun dalam faktanya demokrasi di Indonesia masih
dibatasi dengan bermacam aturan tertulis maupun tidak. Oleh karena itu perlu diberikan
pemahaman yang dapat mengantar untuk memenuhi persyaratan tersebut antara lain melalui
pemahaman wawasan nusantara.

xix
BAB VIII HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL DAN NORMA DENGAN
TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA

Konsep, Nilai, Moral dan Norma (KNMN) dalam Hubungan Warga Negara

Sebagai awal pembahasan awal modul ini, coba anda simak kembali Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Kurikulum di SD tahun 2006, untuk memantapkan pemahaman mari kita
mengulas kembali apa yang di maksud Konsep, Nilai, Moral dan Norma

 Konsep : pengertian yang menunjukan kepada sesuatu. pengertian tersebut dapat


dinyatakan dalam bentuk kata-kata, nama atau pernyataan.
 Nilai : sesuatu yang merujuk pada tuntunan perilaku yang membedakan perbuatan
yang baik atau buruk.
 Moral : keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
 Norma : sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, perilaku,
dan moral serta perilaku yang dilakukan. Agar dapat menguasai materi dengan baik
langkah-langkah apa saja yang perlu anda ketahui :
a. Pahami secara mantap konsep nilai, moral dan norma.
b. Lakukan kajian nilai, moral dan norma dalam kurikulum PKn 2006, termasuk cermati
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta tentukan materi atau indikator yang
dapat meletakkan dari ketiga unsur tersebut.
c. Kaitkan dengan perilaku yang diharapkan dari rumusan nilai atau kompetensi dasar
dan indikator tersebut.
Beranjak pada ketiga hal tersebut di atas, dapat kita rumuskan tiga hal sangat berkaitan
dengan perilaku yang diharapkan :

a. Coba anda tentukan berapa Standar Kompetensi dari kurikulum PKn 2006 untuk
jenjang SD, kemudian identifikasi kembali secara betul.
b. Rumuskan materi yang mencerminkan ketiga unsur nilai.
c. Apakah ada dalam contoh materi tersebut hubungan KNKM dengan tuntutan perilaku
warga Negara.

xx
Rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut kelihatannya lebih menekankan perilaku yang
memancarkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri
dari berbagai golongan agama. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab.
perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam
kepentingan. Perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran dan pendapat ataupun kepentingan
diatasi melalui musyawarah dan mufakat serta perilaku yang mendukung upaya untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan politik berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatan agar rakyat sadar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara sehingga makin mampu ikut berperan secara aktif dan
bertanggung jawab dala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk lebih
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam pembahasan ini bahwa keikut sertaan
rakyat di dalam kehidupan bernegara merupakan hal yang mutlak, dalam pemerintah
demokrasi pancasila terutama pembangunan. Di bidang ekonomi berlandasan pada pasal 33
UUD 1945, bahwa cara pandang integralistik Indonesia di bidang perekonomian ini menurut
beberapa unsur diantaranya :

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama, maksudnya produksi dikerjakan oleh


semua di bawah pimpinan anggota masyarakat.
2. Perekonomian disusun atas kekeluargaan, maksudnya kemakmuran masyarakat di
utamakan bukan kemakmuran orang-orang.
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia indonesia yang mengandung
berikut ini :

1. Adanya keselarasan, keserasian dan kebulatan, yang utuh dalam keseuruhan


pembangunan.
2. Pembengunan merata untuk seluruh rakyat Indonesia
3. Hal yang ingin di bangun manusia dan masyarakaat indonesia sehingga pembangunan
harus berkepribadian indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang
tetap berkepribadian indonesia pula.

xxi
BAB 9 MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELAS I, II, DAN III SD/MI

Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I, II, dan III SD/MI

LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TEMATIS PKN SD/MI

Hakikat Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang


menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan
berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata
pelajaran. Untuk kelaskelas rendah (I, II, dan III) kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam
bentuk pembelajaran tematis. Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan
atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau
antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat terbentuk
keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam suatu atau beberapa mata pelajaran dengan
kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial anak. Karakteristik pembelajaran terpadu,
yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Menurut Wolfinger (1994) secara definitif
kurikulum tematis adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui
pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap.

Model Pembelajaran PKn Tematis di SD

Materi dalam kurikulum dapat dikembangkan dengan memeperhatikan tahap perkembangan


siswa, kesesuaian materi dengan lingkungan atau kebutuhan lingkungan setempat.
Pengembangan materi ini dapat dilakukan antara lain dengan membuat jarring topik / tema,
membuat bagan arus kegiatan, dan mengembangkan jaringan lintas kurikulum. Dilihat dari
cara memadukan konsep / materi, keterampilan, topik, dan unit tematiknya. Menurut Robin
Fogarty (1991) terdapat 10 model atau cara merencanakan pembelajaran terpadu , yaitu : (1)
Fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) seguented, (5) shared, (6) webbing, (7) treated (8)
integrated, (9) immersed (10) networked. Dari ke sepuluh model tersebut ada beberapa yang
sering digunakan dalam pembelajaran di SD yaitu webbed, connected, dan integrated. Dari
ketiga model tersebut yang paling cocok digunakan untuk kelas rendah adalah model
webbed. Model webbed sering disebut dengan model jarring laba-laba, yaitu model
pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan
dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Dalam mengimplementasikan model
pembelajaran tematik ini ada beberapa tahapan kegiatan yang mesti dilakukan guru yaitu :
tahap perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian.

xxii
BAB X MODEL PEMBELAJARAN PKN SD BERBASIS PORTOFOLIO DI KELAS
IV, V, DAN VI

Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terusmenerus sesuai
dengan pengamalan peserta didik. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan peserta didik,
maka akan semakin kaya, luas dan sempurna pengetahuan mereka. Namun sebagian guru di
kelas mengajar dengan cara berceramah dalam menyampaikan materi pelajaran untuk
mengejar target kurikulum yang ada. Jarang ada guru yang menggunakan cara pengajarannya
dengan eksplorasi dan eksperimentasi untuk meningkatkan kemampuan anak dengan alasan
klise bahwa waktu yang diperlukan sangat terbatas dan materi pelajaran yang perlu diberikan
sangat banyak sehingga memunculkan rasa jenuh pada anak didik. Dengan adanya reformasi
pendidikan menuntut adanya cara berpikir dan bertindak yang berbeda dari apa yang telah
ada, dengan mengadakan diagnosis secara menyeluruh atau perubahan paradigma dengan
pendekatan yang sistematik. Pengalaman yang diperoleh peserta didik dari hasil
pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk
diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh sebab itu, dalam kontek KTSP, membelajarkan tidak
cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong peserta didik untuk melakukan
suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian
kompetensi. Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan peserta didik dari suatu
proses pembelajaran, perlu di monitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan
oleh setiap guru secara terus-menerus. Melalui proses monitoring yang terus menerus itulah
pengalaman belajar peserta didik akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih sempurna. Inilah hakekat pembelajaran
melalui pengalaman. Untuk memunculkan kreatifitas peserta didik serta dapat melihat hasil
karya yang mereka lakukan di kelas ataupun di luar kelas, maka digunakanlah satu bentuk
model pembelajaran yakni Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Dengan model ini
diharapkan dapat menjawab hal-hal yang diinginkan peserta didik dalam bentuk
pengumpulan kreatifitas serta memudahkan penilaian yang oleh guru atau tim juri secara
transparan atas berkas yang telah tersusun dalam bundelbundel setiap anak didik.

xxiii
BAB XI KARAKTERISTIK WARGA NEGARA INDONESIA DALAM KONTES
INDIVIDU YANG BERBINEKA TUNGGAL IKA

Warga Negara Yang Cerdas

Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup dan tinggal di suatu
wilayah hukum tertentu.warga negara harus tunduk dan taat pada peraturan yang berlaku di
negaranya dengan melaksanakan aturan dengan baik dan bertanggung jawab.Warga
negara berarti penduduk sipil, penduduk sipil melaksanakan kegiatan demokrasi secara
langsung dalam suatu polis atau negara kota ( city state ). Polisi adalah suatu organisasi
yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga
negaranya.Menurut Aristoteles Warga negara di bagi kedalam dua bagian atau dua golongan
yaitu

a. Yang menguasai atau yang memerintah. Negara yang menguasai haruslah memiliki
kebijakan dan keutamaan yakni sifat kebaikan dalam kearifan.
b. Yang dikuasai atau yang di perintah. Warga negara yang dikuasai atau yang di
perintah, kebijaksanaan dan kearifan tid aklah begitu penting.
Selanjutnya Aristoteles menegaskan bahwa kebajikan yang harus dimiliki oleh warga
negara yang baik yaitu kemampuan untuk menguasai dan dikuasai dengan baik atau
kemampuan untuk memerintah dan di perintah dengan baik. Karakteristik Wa rga Negara
Yang Cerdas Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga
negara, sebab warga negara yang cerdas mesti memenuhi sejumlah kompetensi serta
mampu mengaplikasikannya dalam praktik kehidupan sehari- hari.

Menurut Ricey ada enam kompetensi desar warga negara yaitu:

1. Kemampian memperoleh imformasidan menggunakan informasiWarga negara yang


cerdas dalam konteks kehidupan era informasi dewasa ini tidak saja di tuntut untuk
mengetahui berbagai informasi yang berkenaan sebagai hal baik dalamlingkup
lokal, nasional, regional, maupun internasional, melainkan di tuntutpula untuk
selalu berupaya mencari untuk memperoleh informasi bahkan mampu
menggunakan informasi tersebut secara efektif
2. Membina ketertibanWarga negara yang cerdas adalah warga negara yang mampu
menjaga dan membina ketertiban.
3. Membuat keputusanWarga negara yang ceerdas adalah warga negara yang mampu
mengambil keputusan secara cerdsa, dimana pengambilan keputusan itu tidak didasari

xxiv
dengan sikap emosional, melainkan oleh sikap dan tindakan rasional, logis dan
sistematis.
4. BerkomunikasiDalam berkomunikasi wujud komunikasi baik lisan maupun tulisan yang
di ekspresikan warga negara yang cerdas bukan sekedar informasi yang hampa
makna(meaningless) melainkan berisikan pesan-pesan informasi yangmemiliki atau
berbobot makna (meaningfull)
5. Menjalin kerjasamaWarga negara yang cerdas mesti menyadari bahwa keberadaan
atau eksistensinya tidak dpat dilepaskan dengan keberadaan anggota
masyarakat yang lain.
6. Melakukan berbagai macam kepentingansecara benarMerupakan fakta yang tidak
terbantahkan bahwa setiap individu warga negara memiliki kepentingan yang berbeda-
beda.
Warga negara yang cerdas memiliki peranan yang penting untuk berkiprah secara optimal
dalam rangka mengangkat kembali bangsa indonesia menuju peradaban baru yang
lebih modern dan demokratis.meski di akui mewujudkan warga negara yang cerdas
tidaklah mudah melainkan memerlukan waktu dan proses yang relatif lama karena hal in
berkaitan dengan aspek-aspek atau dimensi-dimensi yang utuh, seperti pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan prilaku Warga negara yang cerdas sebagai mana hendak
diwujudkan melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan ( civic education).Warga
negara yang cerdas merupakan warga negara yang mampu memberdayakan
segala potensi yang dimilikinys sertadiaktualisasikan dalam kehidupan riil.

xxv
BAB XII PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN PKn SD/MI

Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek. Dalam penilaian ada 4
unsur pokok, yaitu:

a. Objek yang akan dinilai;


b. Kriteria sebagai tolok ukur;
c. Data tentang objek yang dinilai;
d. Pertimbangan keputusan (judgment). Penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi
pengukuran dan tes merupakan salah satu alat bentuk dari pengukuran.
e.
KEGIATAN BELAJAR 2 BERBAGAI ALAT PENILAIAN DALAM PKn SD/MI

Secara terperinci tujuan penilaian kelas yaitu untuk memberikan :

1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar.


2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan nelajar lebih lanjut.
3. Informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa.
4. Informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan membantu pertumbuhannya secra
efektif.
5. Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai minat,
keterampilan dan kemampuannya.
6. Prinsip-prinsip penilaian kelas yaitu sebagai berikut:
a. Valid;
b. Mendidik;
c. Beorientasi pada kompetensi;
d. Adil dan objektif;
e. Terbuka;
f. Berkesinambungan;
g. menyeluruh;
h. bermakna. Penialan berbasis kelas pada mata pelajaran Pendidikan Kearganegaraan,
ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai meliputi 3 ranah, yaitu kognitif,
afektif, psikomotor.

xxvi
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


1. Buku Utama bab 1 membahas tentang Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKN Di
Sd,sedangkan pembanding membahas tentang Pradigma Baru Pkn
2. Buku utama bab 2 membahas tentang Karakteristik Pkn sebagai Pendidikan dan moral
sedangkan pembanding membahas tentang karakteristik guru untuk pembelajaran
pkn.
3. Pada bab 3 buku utama membahas tentang keterkaitan Pendidikan kewarganegaraan
denga nips dan mata pelajaran lainnya, sedangkan pembanding membahas tentang
keterampilan dasar mengajar.
4. Pada bab 4 buku utama membahas tentang konsep serta prinsip kepribadian nasional
semangat kebangsaan,cinta tanah air, dan nasional, sedangkan pembanding membahas
tentang teori belajar serta pengertian.
5. Pada bab 5 buku utama membahas tentang konsep HAM dalam UUD 1945 sedangkan
buku pembanding membahas tentang kurikulum pkn.
6. Pada bab 6 buku utama membahas mengenai konsep penegakan hokum di Indonesia,
sedangkan pembanding membahas tentang pendekatan, metode, dan media pemb pkn.
7. Pada bab 7 buku utama membahas mengenai konsep dan praktik demokrasi serta
Pendidikan demokrasi, sedangkan pembanding membahas tentang model penilaian
pkn.
8. Pada bab 8 buku utama membahas mengenai hubungan konsep, nilai moral,dan
norma dengan tuntutan perilaku warga negara.
9. Pada bab 9 buku utama membahas tentang model pembelajaran pkn tematis dikelas
I,II, Dan III SD/MI
10. Pada bab 10 buku utama membahas tentang Model pembelajaran pkn sd berbaasis
portofolio dikelas IV,V dan VI
11. Pada bab 11 buku utama membahas tentang karaktristik warga negara Indonesia
dalam konteks individu yang berbhineka tunggal ika.
12. Pada bab 12 buku utama membahas tentang penilaian dalam Pendidikan
kewarganegaraan sd.

xxvii
B. Kelebihan dan kekurangan buku
Kelebihan
1. Cover atau sampul dari buku cukup menarik perhatian pembaca sehingga memiliki
rasa gairah yang tinggi untuk membaca buku ini.
2. Menggunakan emplementasi bahasa yang sangat mudah dimengerti.
3. Penjelasan dari setiap Bab yang dipaparkan sangat jelas.
4. Sistematika dalam penulisan buku ini cukup bagus.
5. Setiap bab yang ditampilkan membuat satu kesimpulan dari isi materi, sehingga dapat
mudah dimengerti.
BUKU PEMBANDING
1. Jika dilihat dari Segi Cover, ini menggambarkan Cover yang sangat Menarik, dan
memiliki perpaduan warna yang serasi, dan cukup enak, untuk dipandang.

2. Pada tiap materi yang ada pada buku ini, memberikan emplementasi yang mudah
dimengerti.

3. Sistematika penulisan setiap Bab sangat bagus, dan dibagi-bagi sesuai dengan
cakupan tiap bab.

4. Terdapat beberapa gambar, sebagai contoh pada setiap materi, yang membuat setiap
pembaca lebih mengerti dengan isi Materi.

BUKU UTAMA
Kekurangan
1. Seringkali memunculkan cerita-cerita tentang kehidupan orang lain, yang kurang pas
kedalam topik pembahasan.

2. Pengulangan informasi sering kali terjadi pada Bab-bab berikutnya.

3. Penyampaian Informasi tentang Identitas bukku tidak lengkap ditampilkan.

4. Tidak adanya pemberian contoh berupa bentuk gambar seperti buku pembanding.

xxviii
BUKU PEMBANDING
1. Karena saya mengambil Buku dari E-book,Jadi masih banyak terdapat isi materi yang
belum lengkap ditampilkan.

2. Terkadang ada istilah yang menampilkan kata-kata yang sulit untuk dipahami
pembaca.

xxix
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur sehingga
dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti langkah-
langakah ataupun ilmu yang akan disampaikan. Penulis juga menggunakan sumber bacaan
atau refrensi yang akurat dan terpercaya seperti buku paduan terjemahan dan bukubuku yang
memang penulisnya ahli dalam bidang metodologi penelitian. Melalui buku ini guru mampu
mengetaui bagaimana mengajar dan bahan yang akan diajarkan kepada siswa melalui setiap
materi yang dibahas di dalam sub bab buku tersebut, dan dengan membuat soal soal siswa
juga dapat melatih kemampuan mereka.

B. Saran
Setelah membaca buku ini, pembaca ataupun guru harus mampu mengajarkan anak
didik mereka dengan bantuan materi yang terdapat di dalam buku ini. Karena buku ini dapat
memandu seorang guru untuk melakukan sesuatu yang akan diajarkan kepada anak didiknya.
Karena setiap materi yang dibahas didalalam buku ini sangat penting untuk diketahui oleh
peserta didik terutama bagi calon pendidik seperti kita.

xxx
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, U. (2014). Pembelajaran PKn di SD. (Modul). Jakarta: Universitas Terbuka.

Awiria. (2019). Pembelajaran PKn SD. (Modul). Yogyakarta: Samudera Biru.

xxxi

Anda mungkin juga menyukai