Dinamika Partikel
Dinamika Partikel
Dari contoh mendorong benda di atas, kita sudah tau kalau gaya bisa menyebabkan
benda bergerak atau sebaliknya bisa menyebabkan benda diam. Tentu, ada
berbagai macam gaya yang dikelompokkan berdasarkan penyebab
terjadinya. Nah, cabang ilmu yang mempelajari tentang berbagai penyebab
terjadinya gerak akibat suatu gaya adalah dinamika partikel atau bahasa
simpelnya kenapa sih benda bisa bergerak?
Untuk menganalisa penyebab terjadinya gerak, tentu kita harus mengetahui
parameter-parameter dari gerak tersebut, seperti posisi (s), kecepatan (v),
percepatan (a), dan waktu (t). Pertanyaan mengapa benda bergerak itu ternyata bisa
dijelaskan dengan baik oleh Sir Isaac Newton dengan konsep gaya, guys. Nah, di
bawah ini kita akan bahas dulu mengenai hukum-hukum Newton.
Hukum II Newton
Hukum yang kedua menjelaskan tentang hubungan antara resultan gaya yang
bekerja pada benda dengan massa dan percepatannya. Teori Hukum II Newton
yaitu percepatan yang dialami benda akan sama hasilnya dengan hasil bagi
antara resultan gaya dengan massa benda tersebut. Kalau contoh penerapan
hukum II Newton kira-kira apa ya, guys? Ketika kamu mendorong gerobak kosong
tanpa muatan dengan mendorong gerobak yang penuh dengan muatan, lebih berat
yang mana? Tentu lebih berat yang penuh dengan muatan, bukan? Hal ini karena
semakin besar beban yang ditambahkan, maka akan semakin kecil percepatannya.
Begitu pun sebaliknya.
Rumus Hukum II Newton:
ΣF = ma
Keterangan:
ΣF : Resultan gaya yang bekerja pada benda (N)
m : Massa benda (kg)
a : Percepatan yang dialami benda (m/s2)
Gaya Normal
Gaya normal, loh ini gak salah, memangnya ada ya? Tidak dong. Kamu tidak salah
baca, gaya normal itu memang ada, guys. Jadi, gaya normal adalah gaya yang
bekerja pada bidang dan arahnya tegak lurus dari bidang tersebut. Kalau ada
suatu benda yang diletakkan di atas suatu bidang tanpa ada gaya apapun dari luar,
dengan kata lain benda tersebut diam, maka besar gaya normal sama dengan gaya
berat bendanya.
Rumusnya seperti ini:
N = W = m.g
Keterangan:
N : gaya normal (N)
W : gaya berat benda (N)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Gaya Gesek
Kamu sudah tau dong gaya gesek itu seperti apa? Ingat, gaya gesek berarti gaya
yang bekerja akibat adanya sentuhan antara kedua permukaan benda.
Dengan adanya gaya gesek, maka benda yang bergerak akan memiliki hambatan.
Coba kamu bandingkan antara bola yang digelincirkan di atas lantai dengan bola
yang diluncurkan di atas tanah berbatu. Mana yang lebih lancar dan jauh? Tentu
saja bola yang diluncurkan di atas lantai. Mengapa? Karena permukaannya halus,
gaya gesek yang terjadi tidak sebesar di permukaan tanah berbatu.
Ada dua jenis gaya gesek, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
Gaya gesek statis
Statis berarti diam. Jadi, gaya gesek ini merupakan gaya yang bekerja pada benda
diam. Besarnya gaya gesek statis merupakan hasil kali koefisien gesek statis
dengan gaya normal.
Rumusnya:
fs = μs x N
Keterangan:
fs : besar gaya gesek statis (N)
μs : koefisien gesek statis
N : gaya normal (N)
Gaya gesek kinetis
Sekarang adalah gaya gesek kinetis. Gaya ini bekerja pada saat benda sedang
bergerak. Besar gaya gesek kinetis merupakan hasil kali koefisien gaya gesek
kinetis dengan gaya normal.
Rumusnya:
fk = μk x N
Keterangan:
fk : besar gaya gesek kinetis (N)
μk : koefisien gesek kinetis
N : gaya normal (N)
Pembahasan
Diketahui: mA = 3 kg, mB = 7 kg, F = 50 N.
Gaya ke kanan berarti positif, sedangkan gaya ke kiri berarti negatif.
ΣF = m.a
Benda A: F – T = mA.a
Benda B: T = mB.a
Kemudian kita masukkan angkanya, menjadi: