Anda di halaman 1dari 2

Halo dok saya mau tanya jika disinfektan di campur dengan alkohol (70%) apkah aman?

Dan
apakah itu akan lebih efektif membunuh bakteri dan virus? Apakah itu akan membuat
disinfektannya tidak bekerja dengan baik?

Alo Richie, saya dr. Tirta. Wijaya; terima kasih sudah bertanya ke Alodokter.
Disinfektan adalah bahan kimia atau senyawa yang terutama digunakan pada
permukaan benda dan dalam air untuk menghancurkan, menginaktivasi, atau
mengurangi secara signifikan konsentrasi kuman penyebab penyakit seperti bakteri,
virus, maupun jamur. Disinfektan bisa dibuat dari berbagai zat aktif dengan komposisi
berbeda-beda, yang efektif terhadap kuman yang berbeda pula, misalnya:

 Alkohol. Sebagai disinfektan digunakan alcohol berkadar 60% - 90% tergantung


jenis kuman yang menjadi sasarannya. Efektivitas alcohol sebagai disinfektan
berkurang sangat jauh bila kadarnya di bawah 50%, sebaliknya alcohol murni
99% juga tidak efektif untuk membunuh kuman karena terlalu cepat menguap.
Kuman yang dapat didesinfeksi dengan alcohol berbeda-beda tergantung jenis
kuman dan konsentrasi alkoholnya. Misalnya Pseudomonas mati dalam 10 detik
menggunakan alcohol 30%, E.coli dan Salmonella mati dalam 10 detik
menggunakan alcohol 40%, M. tuberculosis mati dalam 15 detik menggunakan
alcohol 95%. Namun spora bakteri dan virus tidak berkapsul (misalnya virus
hepatitis A dan rotavirus) tidak dapat didesinfeksi menggunakan alcohol kadar
berapa pun.
 Klorin. Biasanya digunakan sebagai bahan pemutih pakaian, obat pel, pembersih
air, dll, klorin memiliki kemampuan yang cukup baik untuk mendisinfeksi kuman,
dengan harga murah dan relative aman karena tidak mudah terbakar seperti
alcohol. Kekurangan klorin adalah sifatnya yang korosif dan menimbulkan iritasi,
sehingga penggunaannya harus lebih hati-hati. Sebagaimana halnya alcohol,
kuman yang dapat didesinfeksi dengan klorin berbeda-beda tergantung jenis
kuman dan konsentrasi klorin.
 Iodin, yang sering kita temukan pada obat merah untuk desinfeksi luka. Zat ini
membutuhkan kontak yang relative lama untuk mendisinfeksi kuman, dan ada
perbedaan konsentrasi yang cukup tinggi yang efektif untuk kuman yang
berbeda, sehingga kurang ideal digunakan untuk membersihkan barang-barang.
 Formalin. Efektif untuk disinfeksi, namun memiliki banyak efek samping (iritasi
kulit, saluran pernafasan, dll) dan bersifat karsinogenik (memicu timbulnya
kanker). Oleh karenanya penggunaan formalin sebagai disinfektan harus sangat
berhati-hati dan tidak disarankan untuk penggunaan umum di masyarakat.
 Hidrogen peroksida, sering digunakan di fasilitas kesehatan karena dapat
membasmi bakteri, jamur, virus, spora, dan ragi/kapang. Namun penggunaan
yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, tergantung
area tubuh yang terkena dan kadarnya.
 Dan masih banyak zat lainnya.

Alkohol 70% efektif untuk mendisinfeksi virus penyebab Covid 19 bila terdiri dari alcohol
yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan 7:3, karena air dibutuhkan untuk
denaturasi protein selubung virus; efektifitasnya akan berubah bila digunakan pelarut
bukan air, tergantung jenis pelarutnya. Bila Anda campurkan alcohol 70% dengan
disinfektan berupa alcohol murni 99% dengan perbandingan 2:1, tentunya hal ini tidak
akan terlalu mempengaruhi efektifitasnya. Tapi bila akan digunakan untuk disinfeksi
bakteri tuberculosis, maka campuran ini tidak akan bekerja dengan baik.
Begitu juga bila alcohol 70% dicampur dengan klorin 5% yang diencerkan 1:100
(takaran pemakaian obat pel) dengan perbandingan 1:1 tentunya akan membuat
campuran ini sangat berkurang efektifitasnya.
Berdasarkan sedikit penjelasan di atas, maka jawaban atas pertanyaan Anda
tergantung pada jenis kuman yang hendak Anda disinfeksi serta jenis dan jumlah
disinfektan yang akan dicampur dengan alcohol 70%.

Anda mungkin juga menyukai