Doa mengalun, mengisi udara. Allah, dengarlah jeritan ini, Palestina menangis, di bawah langit-Mu yang berseri.
Dalam doa-doa yang penuh harap,
Mereka berdiri teguh, tak gentar. Meski air mata mengalir di pipi, Mereka yakin, satu hari akan merdeka. Kaum lemah dan anak-anak yatim, Menatap langit, berharap cahaya yang murni. Ya Allah, berikanlah kekuatan pada mereka, Untuk menatap hari esok yang lebih cerah.
Judul: “Senja di Gaza”
Senja melabuhkan tirai,
Di Gaza, hati-hati bersujud. Langit memerah seperti darah, Mengenang kepedihan, luka yang terus tumbuh. Reruntuhan menjadi saksi bisu, Cerita di balik dinding-dinding yang rebah. Anak-anak mengejar bayang-bayang kebahagiaan, Di tengah tanah yang rapuh oleh kepedihan. Namun, dalam senja yang melankolis, Ada keindahan dalam tekad yang tak tergoyahkan. Wajah-wajah kuat memancarkan cahaya, Sebagai pelipur lara di bawah langit yang kelabu. Senja di Gaza mengajarkan kita, Bahwa keadilan adalah pelita. Meski malam kelam merayap, Harapan adalah bintang yang tetap bersinar. Judul: “Palestina dalam Doaku”
Di tanah yang merintih, tanahmu Palestina,
Doaku menyelinap seperti angin lembut. Matahari dan bulan menyaksikan penderitaan, Harapan tumbuh di setiap sujud malam. Peluk doa dalam senyum anak-anak, Membawa sinar di tengah kegelapan. Palestina, bunga harapan di hati dunia, Aku berdoa untukmu, setiap waktu. Pintu-pintu cintaku terbuka lebar, Mengantar doa, melintasi lautan dan gurun. Kau tidak sendiri, saudara tercinta, Dalam doa dan harapan, kita bersatu.
Judul: “Pejuang Palestina”
Di tanah yang merah, pejuang berdiri,
Menghadap kemerdekaan, tak gentar terkikis. Dalam senja yang terhampar di Gaza, Mereka mati syahid, tanpa ragu, tanpa cela. Bunga-bunga peluru menyapa di udara, Namun, hati mereka sejati tak tergoyahkan. Mereka bukan sekadar nama di catatan, Mereka menorehkan legenda di setiap luka. Dalam langit yang bertabur bintang gemilang, Mereka melambaikan bendera kemenangan. Meski jasad mereka pulang ke tanah, Ruh mereka merdeka, mengudara seperti angin. Dalam pelukan bumi yang mereka bela, Mereka beristirahat, di taman-taman surga. Pejuang Palestina, matahari senja menyapa, Kalian abadi, dalam doa dan kenangan kami. Judul: “Semangat Palestina”
Di antara reruntuhan, menggeliat semangat juang,
Palestina, tanah penuh keberanian yang teguh. Bibit perlawanan tumbuh subur di dada, Menggelora seperti api, tak kenal letih. Langit biru menjadi saksi bisu, Teriakan keadilan terdengar jelas. Meski pasir menyelimuti langkahmu, Jejak keberanianmu melangkah tanpa henti. Dalam matahari yang menyengat, Kau tetap berdiri, mengibarkan bendera kebenaran. Bukan hanya tanah, ini medan perjuangan, Palestina, engkau adalah pahlawan sejati. Pelangi keberanian melintas di wajahmu, Menembus duka, menerangi malam yang kelam. Palestin, di setiap doa dan langkahmu, Semangat juang ini melambung, tak terkalahkan. Di malam gelap, bintang-bintang menyaksikan, Perlawananmu yang tak pernah surut. Palestina, dalam setiap tegar dan perjuangan, Semangatmu menggelora, membara, kekal abadi. judul "Bumi Palestina" karya Damay Ar-Rahman:
Tembok pencakar langit di sepanjang jalur Palestina
Pesawat pembunuh mengancam ganas Ledakan meriam memekakkan serta menguasai seluruhnya Rembulan tak lagi benderang menyerbuk sinarnya Suara berkoar melaknat kemunafikan dengan murka Api menjalar pada setumpukkan kobarannya Halilintar tak bergaris tetapi menghantam perut-perutnya Tiada lagi ketentraman dan ketenangan Yang ada hanya tangan Yahudi menjajah habis tubuhnya Dengan tusukan tiada ampun baginya
Berikut puisi berjudul "Jenazah Suci" karya Damay Ar-Rahman:
Dalam hujan yang mendera
Menatap murka dengan jasad yang teraniaya Asap mengepul di atas gumpalan bekas ledakan Rinai yang menghujam semakin dingin mencuram Sudut kanan dan kiri terlihat kacau Bukan lagi bangunan yang tak utuh Bukan lagi tangisan yang menyetubuhi ibu-ibu yang mencari anaknya Dengan berbagai kondisi yang memilukan Tetapi jenazah yang tak bernoda harus nyaris terbunuh Berlinanglah air mata tak tahu menjawab Dengan duka meralat harapan judul "Tiada Hari Raya" karya Damay Ar-Rahman:
Hari-hari penuh kekosongan
Pasukan tempur menghancurkan titik mata Iblisnya Perempuan dan anak-anak berlari ketakutan Ada juga yang tak sanggup lagi Sehingga melawan para zionis laknat Setiap hari menjaga nyawa Setiap hari memungut mentari, senja, dan malam Bersembunyi dan berdoa Berharap masih ada hari esok untuk berjuang Tibalah saatnya hari raya Seluruh dunia berbahagia dan aman untuk menemui saudara Terkecuali tanah yang mulai kurus dan gersang di bumi Arab Mau bulan apapun itu, tetap saja bernapas tersiksa Berhamburan jasat terbujur kaku di sekelilingnya Dengan ratapan hening, menyeka ujung mata Suara tangisan pun membalita ringkih Yang berpelukan pada debu-debu Dan takbiran memanggil haru judul "Kematian Itu Lebih Baik" karya Damay Ar-Rahman:
Aku kesulitan dalam pelarian
Mencari suka cita penghilang lara Dunia seakan-akan memalingkan segala cinta Tiada mengasihi hidupku Aku telah terbakar, terbakar kepahitan dalam hidup melarat Terbujur kaku di pinggir trotoar raya Mengharap iba dan belas kasihan Tubuhku kusut rapuh, didera haus dan lapar Bagai badai disertai ombak Menerjang tak berhenti menguak Aku telah kembali pada segeliat tanah Menjadi debu di antara debu Karena, tak tertahan sakit yang memaksa Biarlah kusapa liang lahat, pulang kepada-Nya dengan tenang Daripada aku hidup dalam lingkaran dunia pendusta Dan manusia merajalela dengan ambisi keegoisan
judul "Air Mata Pemuda Palestina" karya Husina Humaira:
Pemuda Palestina menangis tersedu
Pilu seakan teryayat dari ujung nadi Melihat ibunya bersimbah darah dalam balutan membela kebenaran Pemuda Palestina Ayahnya telah ditangkap Dipenjara dalam sel nista yang tidak layak dihuni manusia Pemuda Palestina dinanti ledakan panjang dan hasutan miring media massa dunia Jihad adalah jalan penantian kemerdekaan Mempertahankan tanah suci umat Islam Di Bawah Langit Biru Palestina
Di bawah langit biru Palestina yang luas,
Terdengar rintihan hati yang terluka. Tanah ini menyaksikan perjuangan abadi, Negeri ini merindukan kedamaian yang tak tergoyahkan.
Luka-luka dan kehilangan, mereka telah menjalani,
Dalam sejarah panjang yang penuh dengan cobaan. Tapi semangat Palestina tak pernah luntur, Mereka tetap teguh, berjuang dengan harapan.
Jeritan anak-anak, suara perempuan dan laki-laki,
Terdengar di seluruh negeri ini yang tercinta. Mereka bermimpi tentang hari tanpa perang, Hari ketika cinta dan perdamaian akan menyapa.
Palestina, kami merasakan luka dalam hatimu,
Kami berdoa untukmu, dalam cinta kita yang mendalam. Semoga satu hari, tanah ini merasakan kedamaian, Di bawah langit biru Palestina yang indah. Luka dalam Pelukan Palestina
Di bawah matahari hangat di Palestina yang terluka,
Hidup bersemi dalam bayangan konflik yang terus berlanjut. Berkisah tentang luka yang dalam, tanah yang berdarah, Kita merasakan duka yang tak berkesudahan di sini.
Jeritanku menyatu dengan jeritmu, Palestina tercinta,
Kita berduka, tapi kita tidak pernah menyerah. Perjuanganmu adalah kisah keberanian dan harapan, Kita berdoa untukmu dalam doa yang tulus.
Di bawah langit biru yang luas, kita berdiri bersama,
Dalam perasaan duka yang tak terlupakan dan lara. Palestina, kau tidak sendirian dalam perjuangan ini, Kita berdiri bersamamu, dalam satu suara dan cinta yang mendalam.
Kita berharap untuk hari ketika perdamaian tiba,
Ketika tanah ini merasakan kebahagiaan yang hilang. Luka dalam pelukan Palestina, kita mendoakanmu, Semoga cahaya keadilan dan perdamaian menyinari jalanmu. Pertempuran di Tanah Suci
Di bawah langit malam yang penuh bintang,
Terhampar tanah suci yang luka dan pilu. Jeritan merdu bertiup dengan angin gurun, Perang telah menghentak, mengoyak, dan merusak.
Anak-anak tersenyum dalam cahaya senja,
Namun perang memisahkan mereka dari mimpi dan kebahagiaan. Mereka berlindung di bawah langit yang terang, Namun senjata meluncur, merenggut segalanya dengan cepat.
Begitu banyak kenangan yang hancur berkeping-keping,
Di tengah puing-puing yang berserakan. Mereka mencari ketenangan dalam pelukan malam, Namun hanya ada suara peluru dan debu pekat.
Palestina, tanah luhur yang kami cintai,
Kami merasakan luka dalam hatimu yang dalam. Kami berdoa agar perang ini segera berakhir, Dan perdamaian menyapamu, tanah yang damai. Puisi dan Doa untuk Palestina
Di bawah langit biru Palestina yang indah,
Perang telah melukai, perang telah merusak. Kami berdoa untuk kedamaian, kami berdoa untuk cahaya, Untuk menggantikan malam yang gelap yang telah berlalu.
Puing-puing dan luka-luka yang tak terhitung,
Mengenang pertempuran dan penderitaan yang telah terjadi. Kami bersatu dalam doa, dalam hati yang tulus, Memohon agar kebaikan dan cinta datang menyentuhmu.
Kami mendoakan anak-anak yang tumbuh dalam ketakutan,
Agar mereka dapat hidup dalam damai dan kebahagiaan. Kami mendoakan orang-orang yang telah berjuang dengan gagah berani, Semoga mereka menemukan ketenangan dan harapan.
Palestina, tanah suci yang penuh dengan sejarah,
Kami mendoakanmu dengan hati yang penuh cinta. Semoga perang ini segera berakhir, kedamaian tiba, Dan kita dapat bersatu di bawah matahari yang bersinar terang.
Dengan doa dan harapan, kami berdiri bersamamu,
Palestina yang tercinta, dalam persatuan dan cinta yang mendalam. Semoga kedamaian dan kasih sayang menggantikan perang, Dan kita semua dapat hidup dalam harmoni yang damai. Palestina, Negeri Duka
Palestina, negeri duka yang penuh luka,
Dalam pelukan bumi, engkau berdiri tegar. Perang, kepedihan, dan air mata tumpah, Kau adalah tempat kesabaran dan perjuangan.
Di bawah langit biru yang luas,
Kau menatap masa depan dengan harapan. Meskipun cobaan melanda, engkau tak patah semangat, Negeri duka, kau memancarkan cahaya kekuatan.
Puing-puing dan reruntuhan menceritakan cerita,
Tentang pertempuran dan perjuangan yang tak pernah pudar. Kau adalah lambang perlawanan dan keberanian, Menolak tunduk di bawah beban berat ini.
Kami merasakan luka dalam hatimu yang dalam,
Dalam doa dan harapan, kita bersatu bersama. Semoga kedamaian menggantikan perang yang lama, Dan kau merasakan kebebasan yang telah lama dinanti.
Palestina, dalam puisi ini kami meratap bersamamu,
Menghormati ketahananmu dan semangatmu yang tulus. Kau adalah cermin kekuatan dan keadilan, Dalam duka yang tak terlupakan, engkau tetap bersinar.