Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN RUMAH SAKIT

“Pola Hidup Sehat Bagi Penderita BPH di Poli Urologi Rumah Sakit Airlangga”

Dosen Pengampu: Dr. Ika Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp KMB

Pembimbing Klinik: Hendra Kurnia R., S.Kep.Ns. MSc

Disusun Oleh :

Nanda Ayu Nur Azizah (132011133068) Dyah Putri Ayu Lestari (132011133074)

Nur Rofiqoh Chasanah (132011133069) Nurvita Tri Maysyaroh (132011133075)

Crisyantina Ester L. G. (132011133070) Aura Latimura (132011133076)

Faradila Azzahra Anwar (132011133071) Rafaleony Berlian P. W. (132011133077)

Benedikta Jenika I. S. (132011133072) Intan Yuliana K. (132011133211)

Anida Faiqoh (132011133073)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh :

Penulis : Kelompok 8 PKK I Angkatan 2020

Judul : LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYULUHAN RUMAH


SAKIT “Pola Hidup Sehat Bagi Penderita BPH di Poli Urologi Rumah Sakit Airlangga”

Telah diperiksa dan disahkan oleh Pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

Surabaya, 19 Mei 2022

Dosen Fasilitator

Dr. Ika Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp KMB


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit Universitas Airlangga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan yang
menjadi penunjang pendidikan kesehatan di Universitas Airlangga dan beberapa kampus
pendidikan lainnya. Pada RSUA, terdapat beberapa pelayanan seperti IGD, UGD, ICU,
IRNA, dan Poli. Salah satu poli yang dimiliki oleh RSUA adalah Poli Urologi.
Poli Urologi merupakan layanan kesehatan dokter spesialis urologi atau kemih berupa
pelayanan kesehatan pada sistem saluran kemih (ginjal, kelenjar adrenal, dan saluran kemih)
serta genital pria dan wanita. Pada poli ini kebanyakan pasien berusia dengan rentang 50-80
tahun yang memiliki kasus penyakit, antara lain batu ginjal, hidronefrosis, batu ureter, batu
kemih, dan hyperplasia of prostate. Diantara semua kasus tersebut, kasus penyakit yang
paling banyak dialami oleh pasien yang melakukan konsultasi adalah hyperplasia of prostate
atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang beberapa informasi terkait
penyakit tersebut (seperti definisi, tanda gejala, hingga pencegahan).
Kelenjar prostat adalah kelenjar yang hanya dimiliki oleh pria. Ciri dari kondisi prostat
yang sehat dapat diketahui dari ukurannya. Ukuran prostat normal sebesar biji kenari dengan
berat sekitar 7-16 gram dan akan semakin besar seiring bertambahnya usia. Selain itu, tidak
adanya gangguan berkemih saat buang air kecil juga merupakan tanda dari kelenjar prostat
yang sehat.
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau biasa dikenal sebagai pembesaran prostat
adalah kondisi ketika kelenjar prostat membesar yang mengakibatkan aliran urine menjadi
tidak lancar dan buang air kecil terasa tidak tuntas. Tingkat keparahan gejala BPH bisa
berbeda pada tiap penderita dan tidak semua pembesaran prostat menimbulkan masalah.
Sampai saat ini, penyebab BPH belum diketahui dengan pasti. Namun, ada dugaan kondisi
ini terjadi karena perubahan kadar hormon seksual akibat penuaan dam gaya hidup yang
tidak sehat. Gejala yang umumnya terjadi pada pasien BPH adalah gejala pada saluran kemih
bagian bawah atau Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS). Gejala pada saluran kemih
bagian bawah terdiri atas gejala iritatif (storage symptoms) dan gejala obstruksi (voiding
symptoms).
Gejala obstruktif ditimbulkan karena adanya penyempitan uretra yang didesak oleh
prostat yang membesar. Gejala yang terjadi berupa retensi urin (urin tertahan di kandung
kemih sehingga urin tidak bisa keluar), harus menunggu lama pada permulaan miksi
(hesitancy), pancaran miksi yang lemah, miksi terputus-putus (intermittent), harus mengejan
(straining), miksi tidak puas (menetes setelah miksi), waktu miksi memanjang yang akhirnya
menjadi retensi urin dan inkontinensia karena overflow (Mansjoer, 2004). Sedangkan gejala
iritatif disebabkan oleh pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna pada saat miksi
atau berkemih, sehingga kandung kemih sering berkontraksi meskipun belum penuh, serta
nokturia, urgensi (perasaan ingin miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat
miksi). Gejala-gejala lain yang biasanya dirasakan oleh penderita pembesaran prostat jinak
yaitu nokturia, inkontinensia urin, aliran urin tersendat-sendat, mengeluarkan urin disertai
darah, dan merasa tidak tuntas setelah berkemih (Dipiro et al, 2015).
Pembesaran prostat jinak tidak dapat dicegah, namun terdapat beberapa upaya yang bisa
dilakukan agar gejalanya tidak semakin memburuk, yaitu dengan melakukan perawatan
mandiri sebagai berikut:
a. Menghindari minum apapun 1- 2 jam sebelum tidur.
b. Membatasi asupan minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
c. Membatasi konsumsi obat pilek yang mengandung dekongestan dan antihistamin.
d. Tidak menahan atau menunda buang air kecil.
e. Membuat jadwal untuk buang air kecil, misalnya tiap 4 atau 6 jam.
f. Menjaga berat badan ideal, dengan menjalani pola makan yang sehat.
g. Berolahraga secara teratur dan rutin melakukan senam kegel.
h. Mengelola stres dengan baik.
i. Segera memeriksakan diri ke dokter begitu mengalami gejala pembesaran prostat
jinak. Dengan begitu, kondisi anda dapat segera ditangani sebelum muncul
komplikasi.

Disamping perawatan mandiri, asupan nutrisi dan gaya hidup sehat juga terbukti dalam
sejumlah penelitian bisa mencegah atau mengendalikan gangguan prostat. Berikut ini adalah
daftar makanan sehat yang direkomendasikan untuk kesehatan prostat yang penting untuk
dikonsumsi antara lain ikan salmon, tomat, brokoli, kacang kedelai, buah beri, buah delima,
dan teh hijau.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian BPH (Benign Prosatic Hyperplasia)?
2. Bagaimana cara menjaga prostat tetap sehat?
3. Bagiamana tanda dan gejala BPH (Benign Prosatic Hyperplasia)?
4. Apa faktor risiko atau penyebab terjadinya BPH (Benign Prosatic Hyperplasia)?
5. Bagimana cara mencegah penyakit BPH dengan gaya hidup sehat (Benign Prosatic
Hyperplasia)?
6. Bagaimana cara menangani BPH (Benign Prosatic Hyperplasia)?

1.3. Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat
bagi penderita BPH, pasien mampu mengerti dan memahami tentang cara menjaga pola
hidupnya.

1.4. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien di Poli Urologi
diharapkan mampu :
1) Memahami dan menjelaskan kembali tentang BPH
2) Memahami dan menyebutkan kembali tentang bagaimana menjaga prostat agar tetap
sehat
3) Memahami dan menyebutkan kembali tanda dan gejala penyakit BPH dengan tepat
4) Memahami dan menjelaskan kembali tentang cara pencegahan penyakit BPH dengan
pola hidup sehat
5) Melaksanakan dan mengimplementasikan cara pencegahan penyakit BPH dengan pola
hidup sehat secara tepat dan benar
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Waktu Pelaksanaan
Hari : Jumat
Tanggal : 27 Mei 2022
Jam : Pukul 08.00- 12.30 WIB, Dibagi menjadi 3 shift, yaitu :

 Shift 1 : Pukul 08.00-08.30 WIB


 Shift 2 : Pukul 10.00-10.30 WIB
 Shift 3 : Pukul 12.00-12.30 WIB

2.2. Metode

Metode penyuluhan yang digunakan adalah


1. Pembagian media berupa leaflet
2. Ceramah : Penjelasan secara ringkas materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyaji
yaitu mahasiswa
3. Diskusi tanya jawab : Melakukan evaluasi kepada peserta tentang pemahaman setelah
penyuluhan tentang pencegahan batu berulang pada pasien dengan batu ginjal

2.3. Media
Menggunakan media berupa Leaflet
BAB III

EVALUASI

3.1. Kriteria Evaluasi


1) Evaluasi Struktur
● Mahasiswa telah mempersiapkan materi penyuluhan kesehatan.
● Mahasiswa telah menyiapkan media pelaksanaan kegiatan dalam bentuk leaflet.
● Sasaran penyuluhan kesehatannya adalah pasien dan keluarga pasien yang
hadir secara langsung di poli urologi.
● Telah dilakukan pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sebelumnya.
2) Evaluasi Proses
● Kegiatan telah selesai dilaksanakan sesuai waktu yang telah disepakati
● Mahasiswa dapat membuat sasaran tertarik dengan kegiatan penyuluhan pendidikan
kesehatan
● Penyaji yaitu mahasiswa mampu menjelaskan materi terkait pengertian penyakit
Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan baik
● Penyaji yaitu mahasiswa mampu menjelaskan materi terkait penyebab terjadinya
Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan baik
● Penyaji yaitu mahasiswa mampu menjelaskan materi terkait tanda dan gejala Benign
Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan baik
● Penyaji yaitu mahasiswa mampu menjelaskan materi terkait komplikasi yang dapat
terjadi pada penyakit Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan baik
● Penyaji yaitu mahasiswa mampu menjelaskan materi terkait terapi dan tindakan serta
pola hidup sehat untuk pasien dengan Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan
baik
● Sasaran mengajukan pertanyaan dan penyaji dapat menjawab pertanyaan sasaran
hingga sasaran dapat memahami permasalahan
● Saat kegiatan penyuluhan berlangsung, sasaran kooperatif dan mampu mengikuti
dengan baik.
3) Evaluasi Hasil
● Sasaran, yakni pasien mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang penyakit
Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan tepat.
● Sasaran mampu memahami dan menyebutkan kembali tentang penyebab terjadinya
Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan tepat.
● Sasaran mampu memahami dan menyebutkan kembali tanda dan gejala Benign
Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan tepat.
● Sasaran mampu memahami dan menyebutkan kembali komplikasi yang dapat terjadi
pada penyakit Benign Prostatic Hiperplasia (BPH) dengan tepat.
● Sasaran mampu memahami tentang terapi dan tindakan sebagai sarana pengobatan
untuk pasien dengan Benign Prostatic Hiperplasia (BPH).
LAMPIRAN

Lampiran 1. Anggaran Dana

Jenis Kegiatan Vol. Jumlah Satuan Jumlah


Iuran Anggota 11 Rp. 2000 Rp. 22.000
Jumlah Pemasukan Rp. 22.000

Jenis Kegiatan Vol. Jumlah Satuan Jumlah


Print Leaflet 11 Lembar Rp. 2.000 Rp.22.000
Jumlah Pengeluaran Rp. 22.000

Jumlah Pemasukan : 22.000

Jumlah Pengeluaran : 22.000

Sisa Anggaran Dana : -


Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Penyuluhan Shift 1 Penyuluhan Shift 1

Penyuluhan Shift 2
Penyuluhan Shift 2

Penyuluhan Shift 3 Penyuluhan Shift 3

Anda mungkin juga menyukai