Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

SUPERVISI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Retnayu Pradanie, S.Kep. Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 4
A1-2019

Dinda Febri Putri Anjarwanti 131911133040

Fidya Aisyah Putri Samodra 131911133070

Nur Diyah Shinta Aldani 131911133054

Habib Aditya Afrianto 131911133071

Ananda Amalia Ramadhani 131911133060

Lidya Rahmawati 131911133109

Rosula Ridly Nur Fathonah 131911133162

Fahrisa Agusningtyas 131911133072

Silvy Octavia 131911133163

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA


SURABAYA
2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5


2.1 Definisi Supervisi Keperawatan ............................................................... 5
2.2 Langkah Supervisi Keperawatan .............................................................. 5
2.3 Prinsip Supervisi Keperawatan ................................................................ 6
2.4 Peran Supervisi Keperawatan ................................................................... 6
2.5 Fungsi Supervisi Keperawatan ................................................................. 7
2.6 Kegiatan Supervisi Keperawatan ............................................................. 8
2.7 Teknik Supervisi Keperawatan ................................................................ 9

BAB III NASKAH ROLEPLAY ......................................................................... 11


3.1 Pembagian Peran .................................................................................... 11
3.2 Skenario .................................................................................................. 11

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 15


4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
4.2 Saran ....................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Supervisi merupakan bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan yang
bertujuan dalam pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas (Nursalam, 2014). Langkah supervisi meliputi prasupervisi
(menetapkan kegiatan, tujuan dan kompetensi yang akan di nilai), pelaksanaan
supervise ( menilai knierja, mengklarifikasi permasalahan, melakukan Tanya
jawab dan pembinaaan), serta pasca supervisi-3F (Fair yaitu memberikan
penilaiann, memberikan Feedback dan klarifikasi, memberikan reinforcement
yaitu memberikan penghargaan dan Follow up perbaikan).
Kegiatan supervisi yang baik dan benar menjadikan seluruh staf
keperawatan bukn hanya sebagai obyek, tetapi juga subyek. Seorang perawat
diposisikan sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide, pendapat, dan pengalaman
yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervise yang kurang baik akan berdampak pada kinerja
perawat pelaksana oleh karena itu pemberian layanan kesehatab yang tidak
optimal sehingga dapat memunculkan kecenderungan kejadian yang tidak
diharapkan atau nyaris cedera yang tentunya bertentangan dengan patient safety
yang dapat memengaruhi mutu pelayanan kesehatan ( Desi Harmatiwi et al.,
2017).
Tujuan supervise adalah memberikan bantuan kepada anggota secara
langsung, sehingga anggota memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik. Struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Struktur organisasi dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai status
praktik komunikasi yang efektif yang dapat direncanakan dan di terapkan oleh
kelompok kerja. Setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok yang di
rancang untuk pelaksanaan prinsip-prinsip, keterampilan yang baik dan dapat
membantu penyelesaian masalah organisasi. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Manager
harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa yang akan
terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat (Nursalam, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang makalah di atas, permasalahan dalam
pembahasan ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi supervisi keperawatan?
2. Bagaimana langkah-langkah supervisi keperawatan?
3. Bagaimana prinsip supervisi keperawatan?
4. Bagaimana peran dan fungsi supervisi keperawatan?
5. Bagaimana teknik supervisi keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi supervisi keperawatan
2. Mengetahui langkah-langkah supervisi keperawatan
3. Mengetahui prinsip supervisi keperawatan
4. Mengetahui peran dan fungsi supervisi keperawatan
5. Mengetahui teknik supervisi keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Supervisi Keperawatan


Supervisi berasal dari sebuah kata “super” yang berarti diatas serta “videre”
yang berarti melihat, maka dari itu supervise berarti melalukan suatu pengamatan
secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap suatu pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukannya masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsungn guna
mengatasinya (Oktaviani & Wilan, 2021). supervisi dapat dikatakan sebuah
dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan
para perawat (Talibo, 2021).
Supervisi dalam keperawatan yaitu praktik yang bergantung pada konteks
dengan berbagai macam definisi, dan dapat dianggap sebagai bagian inti dari
memastikan dan meningkatkan kualitas keperawatan pasien (Oktaviani & Wilan,
2021). Dapat disimpulkan bahwa supervisi keperawatan merupakan segala
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan.

2.2 Langkah Supervisi Keperawatan


a) Prasupervisi
1. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2. Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai.
b) Pelaksanaan Supervisi
1. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
2. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
3. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan.
4. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder.
a. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
b. Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.
c) Pascasupervisi–3F
1. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
2. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil laporan
supervisi).
3. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

2.3 Prinsip Supervisi Keperawatan


1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan
hubungan antarmanusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan,uraian tugas, dan standar.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara supervisor
dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang
spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitas, dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat, dan
manajer.

2.4 Peran Supervisi Keperawatan


Menurut Kron, (1987 dalam Mua, 2011) peran supervisor adalah sebagai
perencana, pengarah, pelatih dan penilai yaitu :
1. Peran sebagai perencana
Seorang supervisor dituntut mampu membuat perencanaan sebelum
melaksanakan supervisi.
2. Peran sebagai pengarah
Seorang supervisor harus mampu memberikan arahan yang baik saat
supervisi.
3. Peran sebagai pelatih
Seorang supervisor dalam memberikan supervisi harus dapat berperan
sebagai pelatih dalam pemberian asuhan keperawatan pasien. Prinsip dari
pengajaran dan pelatihan harus menghasilkan perubahan perilaku, yang
meliputi mental, emosional, aktivitas fisik atau mengubah perilaku,
gagasan, sikap dan cara mengerjakan sesuatu.
4. Peran sebagai penilai
Seorang supervisor dalam melakukan supervisi dapat memberikan
penilaian yang baik. Penilaian akan berarti dan dapat dikerjakan apabila
tujuannya spesifik dan jelas, terdapat standar penampilan kerja dan
observasinya akurat.

2.5 Fungsi Supervisi Keperawatan


Rowe, dkk (2007) menyebutkan empat fungsi supervisi , keempat fungsi
tersebut saling berhubungan, apabila ada salah satu fungsi yang tidak dilakukan
dengan baik akan mempengaruhi fungsi yang lain, keempat fungsi tersebut yaitu:
a. Manajemen (Pengelolaan)
Fungsi ini bertujuan memastikan bahwa pekerjaan staf yang supervisi dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar yang ada, akuntabilitas untuk
melakkan pekerjaan yang ada dan meningkatkan kualitas layanan. Supaya
fungsi pengelolaan dapat berjalan dengan baik, maka selama kegiatan
supervisi dilakukan pembahasan mengenai hal – hal sebagai berikut :
1) Kualitas kinerja perawatan dalam memberi asuhann keperawatan.
2) Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan dan pemahaman
terhadap prosedur tersebut.
3) Peran, dan tanggung jawab staf yang disupervisi dan pemahaman terhadap
peran, termasuk batas – batas peran.
4) Pengembangan dan evaluasi rencana kegiatan atau target dan tujuan yang
b. Pembelajaran dan pengembangan
Fungsi ini membantu staf merefleksikan kinerja mereka sendiri,
mengidentifikasi proses pembelajaran, kebutuhan pengembangan, dan
mengembangkan rencana atau mengidentifikasi peluang untuk memenuhi
peluang tersebut. Pembelajaran dan fungsi pengembangan dapat dicapai
dengan cara :
1) Membantu staf yang disupervisi mengidentifiasi gaya belajar dan
hambatan belajar.
2) Menilai kebutuhan pengembangan dan mengidentifikasi kesempatan
belajar
3) Member dan menerima umpan balik yang konstruktif mengenai pekerjaan
yang sudah dilakukan oleh staf
4) Mendorong staf yang disupervisi untuk merefleksikan kesempatan belajar
yang dilakukan.
c. Memberi dukungan
Fungsi memberi dukungan dapat membantu staf yang disupervisi untuk
meningkatkan peran staf dari waktu ke waktu. Pemberian dukungan dalam hal
ini meliputi :
1) Menciptakan lingkungan yang aman pada saat supervisi dimana
kepercayaan dan kerahasiaan dibuat untuk mengklarifikasi batas-batas
antara dukungan dan konseling.
2) Memberikan kesempatan staf yang disupervisi untuk mengekspresikan
perasaan dan ide-ide yang berhubungan dengan pekerjaan.
3) Memantau kesehatan staf yang mengacu pada kesehatan kerja atau
konseling (Pitman, 2011).
d. Negosiasi (memberikan kesempatan)
Fungsi ini dapat menigkatkan hubungan antara staf yang disupervisi, tim,
organisasi dan lembaga lain dengan siapa mereka bekerja

2.6 Kegiatan Supervisi Keperawatan


Kegiatan supervisor dalam supervisi model klinik akademik (Mua, 2011),
meliputi:
1. Kegiatan educatif
2. Kegiatan educatif adalah kegiatan pembelajaran secara tutorial antara
supervisor dengan perawat pelaksana.
3. Kegiatan supportif
Kegiatan supportif adalah kegiatan yang dirancang untuk memberikan
dukungan kepada perawat agar dapat memiliki sikap yang saling mendukung
di antara perawat sebagai rekan kerja profesional sehingga memberikan
jaminan kenyamanan dan validasi.
4. Kegiatan managerial
Kegiatan managerial dilakukan dengan melibatkan perawat dalam perbaikan
dan peningkatan standard. Kegiatan managerial dirancang untuk
memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana untuk meningkatkan
manajemen perawatan pasien dalam kaitannya dengan menjaga standar
pelayanan, peningkatan patient safety, dan peningkatan mutu.

2.7 Teknik Supervisi Keperawatan


Teknik supervisi Menurut Nursalam (2015) kegiatan pokok pada supervisi
pada dasarnya mencangkup empat hal yang bersifat pokok, yaitu
1. Menetapkan masalah dan prioritas;
2. Menetapkan penyebab masalah, prioritas, dan jalan keluar;
3. Melaksanakan jalan keluar;
4. Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya.

Untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua teknik :


a. Langsung
Menurut Nursalam (2015) pengamatan yang langsung dilaksanakan supervisi
dan harus memperhatikan hal berikut:
1. Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan
kebingungan. Untuk mencegah keadaan ini, maka pengamatan langsung
ditujukan pada sesuatu yang bersifak pokok dan strategis.
2. Objektifitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak berstandarisasi dapat menganggu
objektifitas. Untuk mencegah keadaan seperti ini maka diperlukan suatu
daftar isian atau check list yang telah dipersiapkan.
3. Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak kesan
negatif, misal rasa takut, tidak senang, atau kesan menganggu pekerjaan.
Dianjurkan pendekatan pengamatan dilakukan secara edukatif dan
suportif, bukan kekuasaan atau otoriter. Teknik supervisi dimana
supervisor berpartisipasi langsung dalam melakukan supervisi. Kelebihan
dari teknik ini pengarahan dan petunjuk dari supervisor tidak dirasakan
sebagai suatu perintah, selain itu umpan balik dan perbaikan dapat
dilakukan langsung saat ditemukan adanya penyimpangan (Suarli dan
Bahtiar, 2009).
b. Tidak langsung
Teknik supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan
sehingga supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan
(Suarli dan Bahtiar, 2009).
BAB III

NASKAH ROLEPLAY SUPERVISI KEPERAWATAN

3.1 Pembagian Peran

1. KARU (Kepala Ruangan) : Dinda

2. PP (Perawat Primer) : Rosula

3. PA1 (Perawat Asosiasi 1) : Shinta

4. PA2 (Perawat Asosiasi 2) : Risa

5. Pasien : Silvy

6. Ayah dan ibu pasien : Habib dan Nanda

7. Narrator : Fidya

3.2 Skenario
Diruang IRNA II RSUD Melati seorang pasien akan diberikan obat
injeksi intravena. Pada hari yang sama kepala ruangan akan melakukan
supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Di ruang
keperawatan karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi kepada
perawat primer dan perawat asosiasi.

Karu : Assalamualaikum, Selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap? PP


: Waalaikumsalam, sudah bu
Karu : Ya pagi ini saya akan menyampaikan tentang supervisi yang akan
dilakukan pada hari ini. Jadi tujuan untuk dilakukannya supervisi adalah untuk
memepelajari dan memperbaiki tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
kita.
PP : Ooh begitu bu, untuk supervisi tindakan apa bu yang akan dilakukan
supervisi?
Karu : Pada hari ini saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan
pemberian obat injeksi intravena. Untuk pasien kita hari ini adakah jadwal untuk
dilakukannya pemberian obat injeksi intravena?
PP : Untuk hari ini kita ada jadwal pemberian obat injeksi intravena kepada
pasien yang bernama An.N umur 8 bulan, dengan diagnose pneumonia berat,
An.N akan diberikan injeksi Gentamicin dan injeksi ceftriaxone. Jadi untuk PA1
minta tolong untuk menyiapkan alat untuk pemberian obat injeksi intravena
PA1 : Baik bu, akan segera saya persiapkan
PP : PA2 tolong dibantu juga ya
PA2 : Iya bu, akan segera saya siapkan.
Karu :Baik pada hari ini kita akan melakukan supervisi untuk pemberian obat
injeksi intravena ya. Jadi untuk format penilaian yang akan dilakukan pada
supervisi hari ini adalah nanti saya akan melakukan beberapa penilaian terhadap
tindakan yang akan dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian
terhadap beberapa instrument tindakan seperti teknik pemberian obat injeksi
intavena yang benar. Mungkin ini ada beberapa format/instrument penilaian
silahkan dibaca dulu(menyerahkan map kepada PP)
PP : Iya bu (menerima map)
Karu : Ada yang ingin ditanyakan dari form tersebut?
PP : Tidak ada bu
Karu : Baiklah kalau begitu langsung saja kepada PP untuk melakukan
tindakan tersebut untuk semuanya selamat bekerja.

(di Nurse Station)

PP : PA1 tolong bantu saya untuk menyiapkan alat dan bahan untuk
pemberian obat injeksi intavena untuk pasien bernama An.N
PA1 & PA2 : Baik bu.

(PA1 dan PA 2 menyiapkan alat dan obat pasien yang akan diberikan melalui
injeksi intravena)

Karu : Gimana perlengkapan untuk pemberian obat injeksi intavena? Sudah


lengkap?
PP : Sudah bu
Karu : Oke, kita ke pasien sekarang.

(Setelah itu Karu, PP, PA1 dan PA2 menuju ke ruang perawatan)

PP : Selamat siang ibu bapak,


Ibu & Bapak : Siang.
PP : Gimana keadaan An.N bu?
Ibu : Dia sudah bisa main-main mba.
PP : Syukur kalau begitu bu, nah bu hari ini saya akan memberikan obat
kepada An.N nah disini obatnya adalah ceftriaxone dan gentamicin, obat ini
berfungsi untuk membunuh bakteri yang ada ditubuh anak ibu, cara pemberiannya
itu disuntik ibu di selang infusnya. Bagaimana bu apa diperbolehkan?

Bapak : Ya silahkan mba.

PP : Apa ada yang ditanyakan sebelumnya bu?

Ibu : Tidak ada bu.


PP : Nah sekarang saya akan memberikan obatnya ya bu. Mungkin nanti
reaksinya akan sedikit perih di tangan adeknya ya bu (membawa
peralatan kedekat pasien)

(Kemudian PP memberiakan obat kepada pasien An.N melalui injeksi


intravena)

(Setelah selesai pemberian obatnya)

PP : Ibu saya sudah selesai memberikan obatnya yaa.


Ibu : Iya bu.
Karu : Gimana pak sebelumnya ada yang perlu ditanyaka?
Ibu : Tidak ada mba.
Karu : Baiklah kalau begitu bu, jika ada apa-apa silahkan hubungi
kami di ruang jaga ya. Kalau begitu kami permisi dulu ya bu
Ibu : Iya mba.
(Di Nurse Station)

Karu : Ya tadi saya sudah melakukan penilaian tentang hasil kerja pemberian
obat injeksi intravena pada An.N. secara keseluruhan prosedur pemberian obatnya
sudah baik. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan sedikit ya.
PP : Apa itu bu?
Karu : Dalam pemberian obat tadi kurangnya interaksi kepada pasien, sehingga
menyebabkan pasien sedikit trauma, apalagi ini pasien anak, setidaknya kita dapat
sedikit berinteraksi sehingga pasien tidak merasa takut atau trauma ketika melihat
kita.
PP : Ya bu, saya menyadari akan hal itu, dan nanti kami akan
memperbaikinya.
Karu : Ya bagus sekali, dalam hal ini interaksi dan komunikasi teraupetik sangat
dibutuhkan apalagi pasien kita anak-anak, dan untuk semuanya sangat bagus
sekali yang kalian lakukan hari ini pertahankan terus ya, dan sepertinya hanya itu
yang bias saya sampaikan, untuk kurang dan lebihnya mohon maaf, saya tutu
pertemuan ini. Wassalamualikum Wr.Wb

(PP dan PA kembali ke ruangan dan karu mendokumentasinkan hasil dari


supervisi hari ini)
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang sangat
luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggungjawab kepada
perawat. Supervisi ini ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf
lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi
merupakan suatu dorongan bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
perkembangan keahlian serta kecakapan para perawat.

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak


manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Supervisi dapat meningkatkan efektivitas kerja. Peningkatan efektivitas


kerja ini erat kaitannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
para perawat serta memupuk hubungan kerja yang lebih harmonis antar
para pekerja seperti antara atasan dan bawahan
2. Supervisi dapat meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan efisiensi kerja
mempunyai kaitan yang erat karena dapat mengurangi kesalahan yang
mungkin dilakukan oleh pekerja. Sehingga penggunaan sumber daya
seperti tenaga, materi dan sarana dapat dimaksimalkan.

4.2 Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga wawasan terkait supervisi keperawatan semakin
luas. Sehingga dapat menjadi pedoman untuk perawat dan diaplikasikan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Harmatiwi, D. D., Sumaryani, S., & Rosa, E. M. (2017). Evaluasi Pelaksanaan


Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan
Senopati Bantul. Jurnal Medicoeticolegal dan manajemen rumah
sakit, 6(1), 47-54.

J. I., & Sudaryanto Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS, A. (n.d.). Model-
Model Supervisi Keperawatan …(Supratman dan Agus Sudaryanto)
MODEL-MODEL SUPERVISI KEPERAWATAN KLINIK.
Kedokteran, F., Mangkurat, L., & Program, M. (n.d.). PERAN SUPERVISOR
KEPERAWATAN PADA ERA AKREDITASI SESUAI SNARS DI RUMAH
SAKIT KOTA BANJARBARU (Nursing Supervisor Roles On The Era Of
Accreditation According To Snars In Kota Banjarbaru Hospital) (Vol. 4,
Issue 2). Oktober.
Keperawatan, D., & Dasar, K. (n.d.). Nunik Suryanti, Manfaat pendukung
IMPACT INACCURACY SUPERVISION IMPLEMENTATION OF
NURSE AT HOSPITAL; LITERATURE REVIEW.
Nursalam, D. (2014). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan (4th ed.). Salemba Medika.

Oktaviani & Wilan, Sonia. 2021. Fungsi Manajemen Pengarahan: Supervisi


terhadap Pengendalian Mutu Keperawatan di Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Abdimas Mutiara, 3(1)
Setiawan, H., Rizany, I., Adawiah, R., Manajemen, D., Program, K.,
Keperawatan, S. I.,
Sudaryanto, A., Jurusan Keperawatan FIK UMS, D., Ahmad Yani Tromol Pos
Pabelan Kartasura,
Suryanti, N., Tutik, R., Hariyati, S., Magister, P., Keperawatan, I., Indonesia, U.,
Keilmuan, D.,
Talibo. 2021. Hubungan Supervisi dengan Penerapan Budaya Keselamatan Pasien
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit XX. Masker Medika, 5(1): 241-254

Anda mungkin juga menyukai