Anda di halaman 1dari 10

ZAKAT MAAL DAN ZAKAT FITRAH

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bashul Kuthub
Dosen Pengampu: Minhajudin, M.Pd.I

Oleh:
1. Arif Riwanto :
2. Ratna Juwita Sari :
3. Wahyuni Handari : 192210167
Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIMNU)
METRO LAMPUNG
2022 M/1949H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap muslim memiliki kewajiban dalam ibadahnya, di antaranya adalah
menunaikan zakat yang merupakan rukun Islam ketiga. Di samping itu,
tanggung jawab seorang muslim sebagai hamba Allah yang beribadah
dengan menunaikan zakat perlu juga mengetahui dalil-dalil atau ilmu
tentang zakat, utamanya Al-Quran.1 Zakat merupakan pembersih jiwa kita
dari berbagai dosa yang senantiasa kita lakukan, sebagaimana firman Allah
Ta’ala dalam QS. At Taubah Ayat 103:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu, kamu
membersihkan dan menyucikan mereka serta mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Sebagai bentuk keyakinan kita kepada Allah ialah dengan menunaikan
zakat, seperti sudah disinggung pada ayat tersebut, yang menyatakan bahwa
orang yang menunaikan zakat merupakan salah satu di antara sifat orang
beriman. Penunaian zakat merupakan bukti bahwa harta yang dimiliki pada
hakikatnya merupakan pemberian dan amanah dari Allah Swt. dalam rangka
ibadah kepada-Nya
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zakat?
2. Apa yang dimaksud zakat fitrah dan zakat mal?
3. Apa hikmah mengeluarkan zakat?
4. Bagaimana manfaat mengeluarkan zakat?
C. Tujuan Pembahasan

1
Anton Athoilah. Zakat dan Wakaf. 2019 (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), hal 1-2.
1. Menjelaskan pengertian zakat.
2. Menjelaskan secara singkat zakat fitrah dan zakat mal.
3. Menjelaskan hikmah mengeluarkan zakat.
4. Menjelaskan hikmah mengeluarkan zakat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Secara istilah, zakat berasal dari bahasa Arab, (zakah atau
zakat), yang mengandung arti harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh
orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (fakir miskin dan sebagainya). Dari segi bahasa, zakat berarti
bersih, suci, subur, berkat, dan berkembang. Menurut syariat Islam, zakat
merupakan rukun ketiga dari rukun Islam.2
Zakat adalah pertumbuhan, pertambahan, dan pembersihan.
Harta yang dikeluarkan menurut hukum syariat adalah zakat karena yang
kita keluarkan adalah kelebihan dari hak kita yang menjadi hak orang lain.
Sementara menurut syariat, zakat adalah sebagian harta yang wajib kita
keluarkan dari harta yang Allah berikan kepada kita, yang telah mencukupi
nisab dan haulnya untuk orang yang berhak menerimanya (Wahbah
AlZuhayli, 1989).3
Yusuf Al-Qardhawi (2007: 35) menjelaskan bahwa zakat ialah
sejumlah harta tertentu yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak
mendapatkannya dan diwajibkan oleh Allah.
Zakat merupakan ibadah yang memiliki nilai ganda, hablum
minallah (vertikal) dan hablum minannas (horizontal), dimensi ritual dan
sosial, Artinya, orang yang selalu menunaikan zakat akan meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt dan menumbuhkan rasa
kepedulian sosial, serta membangun hubungan sosial kemasyarakatan.4
Jadi, zakat merupakan sebagian harta yang wajib dikeluarkan
oleh setiap umat Islam yang telah mencukupi nisab dan haulnya untuk
orang yang berhak menerimanya sebagai pembersih jiwa. Dalam Al-
Qur'an telah disebutkan

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat. Diunduh 12 Oktober 2022
3
https://uin-suska.ac.id/2017/09/13/urgensi-zakat-dalammasyarakat-h-muhammad-el-
hakiemrachiemi-lc/, diunduh 12 Oktober 2022.
4
Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Direktorat Pemberdayaan
Zakat, Panduan Zakat Praktis. 2013 (Jakarta), hal 12.
Artinya: "dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan
ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'." (Al-Baqarah (2):43)
A. Zakat Fitrah dan Zakat Mal
Makna Zakat Fitrah yaitu zakat yang diwajibkannya terkait
dengan puasa pada bulan Ramadhan, disebut pula dengan sedekah fitrah.
Sedekah menurut syara', dipergunakan untuk zakat yang diwajibkan;
sebagaimana terdapat pada berbagai tempat dalam al-Qur'an dan Sunnah.
Dipergunakan pula sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah-olah sedekah dan
fitrah satu asal kejadian, sehingga wajibnya zakat fitrah untuk mensucikan
diri dan membersihkan perbuatannya.5
Hukum zakat fitrah menurut jumhur ulama adalah wajib,
sedangkan menurut pengikut Malik periode akhir dan ulama Irak adalah
sunah.
Menurut kesepakatan ulama, penanggungannya adalah masing-
masing individu karena zakat badan atau zakat diri bukan zakat harta atau
benda. Anak kecil yang masih dalam tanggungan orang tuanya dan budak
yang tidak berharta, ditanggung oleh tuannya. Ukuran besarnya zakat
fitrah ialah satu sha’ (2,5 Kg).
Menurut pendapat Mazhab Hanafi, takaran 1 sha’ ialah 3,8 Kg.
Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang disebutkan dalam nash
hadis ialah kurma, tepung, terigu, gandum, aqit (sejenis keju), zahib
(anggur). Madzhab Maliki dan Syafi’i memperbolehkan mengganti kelima
jenis makanan tersebut dengan makanan pokok lain, seperti beras, jagung
atau sejenisnya.
Sedangkan Hanafi, pembayarannya dapat diganti dengan
membayar hargadari makanan pokok tersebut berupa uang (misal rupiah)
dengan tujuan agar penggunaannya lebih fleksibel.6
Waktu pelaksanaannya yaitu dari awal bulan Ramadhan
sampai menjelang shalat idul fitri. Adapun waktu utamanya yaitu saat
5
Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Direktorat Pemberdayaan
Zakat, Panduan Zakat Praktis. 2013 (Jakarta), hal 43.
6
M. Fuad Hadziq, M.Si. Fiqih Zakat, Infaq, dan Sedekah. hal 14-15
terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadhan sampai menjelang
shalat idul fitri.
Jadi, zakat fitrah adalah zakat yang wajib ditunaikan oleh
setiap muslim yang dilakukan pada bulan Ramadhan hingga akan
menjelang sholat idul fitri dengan ketentuan tertentu.
Zakat maal atau harta adalah segala sesuatu yang diinginkan
oleh manusia untuk dimiliki, dimanfaatkan dan juga disimpan. Sesuatu
inilah yang perlu dikeluarkan zakatnya jika sudah memenuhi syarat dan
rukunnya.7
Zakat mal atau zakat harta adalah zakat yang harus dibayarkan
untuk menyucikan harta kita. Zakat mal hanya dibebankan kepada orang
yang telah mampu serta mencapai nisab yang telah ditentukan dan waktu
kepemilikannya telah sampai kepada haul (satu tahun). Zakat mal telah
difardukan Allah Swt. sejak permulaan Islam, sebelum Nabi Muhammad
berhijrah ke kota Madinah.8 Adapun syarat zakat maal adalah:
1. Milik penuh, bukan milik bersama
2. Berkembang. Artinya harta tersebut bertambah atau berkurang bila
diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang
3. Cukup nisabnya atau sudah mencapai nilai tertentu
4. Cukup haulnya atau sudah lebih satu tahun
5. Lebih dari kebutuhan pokok dan
6. Bebas dari hutang.
Sebagaimana dijelaskan, bahwa tidak semua bentuk harta
terkena wajib zakat, berikut beberapa yang terkena wajib zakat:
1. Binatang ternak (sapi, kerbau, kambing dll)
2. Emas dan perak
3. Harta perniagaan. Semua yang diperuntukkan untuk
dijual beli.
4. Hasil pertanian
7
Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Direktorat Pemberdayaan
Zakat, Panduan Zakat Praktis. 2013 (Jakarta), hal 49-50
8
Anton Athoilah. Zakat dan Wakaf. 2019 (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), hal 25.
5. Hasil laut
6. Hasil bumi, seperti timah, tembaga , marmer, glok, dan
lain-lain
7. Harta Rikaz adalah harta terpendam/harta karun.
Termasuk harta temuan yang tidak ada pemiliknya.
Jadi, zakat mal adalah zakat yang wajib dibayarkan oleh seorang
muslim yang telah mampu serta mencapai nisab yang telah
ditentukan dan waktu kepemilikannya telah sampai kepada haul
(satu tahun) untuk menyucikan harta kita.
B. Hikmah Mengeluarkan Zakat
Jika dikaitkan dengan materi yang telah dibahas, yaitu
zakat, kita bisa mengambil hikmah dari adanya zakat di kalangan
umat Islam, antara lain:
1. Perwujudan iman kepada Allah Swt, mensyukuri nikmat-Nya,
menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian
yang tinggl, menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan
ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan dan mensucikan
harta yang dimiliki.
2. Menguatkan rasa kasih sayang antara si kaya dan si miskin. Hal
ini dikarenakan fitrah jiwa manusia adalah senang terhadap
orang yang berbuat kebaikan (berjasa kepadanya).
3. Menyucikan dan membersihkan jiwa serta menjauhkan jiwa dari
sifat kikir dan bakhil.
4. Membiasakan seorang muslim untuk memiliki sifat belas kasih.
5. Memperoleh keberkahan, tambahan, dan ganti yang lebih baik
dari Allah SWT.
6. Membersihkan harta
Jadi, hikmah mengeluarkan zakat yaitu sebagai wujud iman
kepada Allah SWT., menguatkan rasa kasih sayang terhadap
sesama manusia, menyucikan jiwa dan memperoleh keberkahan.
C. Manfaat Mengeluarkan Zakat
Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam
sebagai kepatuhan kepada Allah Swt., termasuk berguna bagi
sesama yang membutuhkannya. Zakat mengajarkan seseorang akan
keikhlasan dan kedermawanan, sekaligus meningkatkan rasa
kepedulian terhadap penderitaan fakir miskin. Zakat mempunyai
manfaat bagi kepentingan hablum minallah dan hablum minannas,
antara lain:
1. Membantu mengurangi dan mengangkat dari kesulitan hidup
serta penderitaan fakir miskin.
2. Membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi para
mustahiq.
3. Membina dan merentangkan tali persaudaraan serta solidaritas
sesama umat manusia.
4. Menghilangkan sifat bakhil, iri, dan sebagainya dari pribadi
seorang muslim.
5. Menciptakan pribadi yang jujur, bersih, toleran, dan setia kawan.
6. Mendidik seseorang untuk disiplin hartanya yang menjadi hak
orang lain.
7. Menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab terhadap stabilitas
kehidupan sosial, ekonomi, dan pendidikan.9
Jadi, manfaat mengeluarkan zakat yaitu membina jiwa agar
selalu berbuat baik terhadap sesama manusia, memiliki jiwa
keikhlasan serta menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap
stabilitas kehidupan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa:

9
Anton Athoilah. Zakat dan Wakaf. 2019 (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), hal 35.
1. Zakat merupakan sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh
setiap umat Islam yang telah mencukupi nisab dan haulnya untuk
orang yang berhak menerimanya sebagai pembersih jiwa.
2. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib ditunaikan oleh setiap
muslim yang dilakukan pada bulan Ramadhan hingga akan
menjelang sholat idul fitri dengan ketentuan tertentu. Sedangkan
zakat mal adalah zakat yang wajib dibayarkan oleh seorang muslim
yang telah mampu serta mencapai nisab yang telah ditentukan dan
waktu kepemilikannya telah sampai kepada haul (satu tahun) untuk
menyucikan harta kita.
3. Hikmah mengeluarkan zakat yaitu sebagai wujud iman kepada
Allah SWT., menguatkan rasa kasih sayang terhadap sesama
manusia, menyucikan jiwa dan memperoleh keberkahan.
4. Manfaat mengeluarkan zakat yaitu membina jiwa agar selalu
berbuat baik terhadap sesama manusia, memiliki jiwa keikhlasan
serta menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap stabilitas
kehidupan sosial.
B. Saran Dari kesimpulan diatas, dapat dilahirkan saran untuk pembaca:
1. Terkait waktu pembayaran zakat fitrah, penulis menyarankan agar
lebih berhati-hati lagi untuk tidak terlambat menunaikannya.
2. Terkait zakat mal, penulis menyarankan untuk lebih banyak
membaca buku yang berkaitan dengan zakat agar benar-benar
mendalami waktu kita harus melakukannya.

DAFTAR PUSTAKA
Athoilah, Anton. 2019. Zakat dan Wakaf. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media
Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan
Direktorat Pemberdayaan Zakat. 2013. Panduan Zakat Praktis. (Jakarta).
M. Fuad Hadziq, M.Si. Fiqih Zakat, Infaq, dan Sedekah.
Supardi, Didiek Ahmad. 2013. Sistem Lembaga Keuangan Ekonomi Islam
dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Semarang: PT. Pustaka Rezeki Putra.
https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat. Diunduh 22 Oktober 2022
https://uin-suska.ac.id/2017/09/13/urgensi-zakat-dalammasyarakat-h-
muhammad
el-hakiem-rachiemi-lc/, diunduh 12 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai