Bab 1-4 Coks Banget Dah Fix
Bab 1-4 Coks Banget Dah Fix
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022 terdiri dari 29 Kabupaten, 9 Kota, 666
Kecamatan, dan 8.496 Desa/ Kelurahan. Jumlah ini tidak berubah sejak 5 tahun terakhir,
dengan kata lain tidak ada pemekaran Kabupaten/ Kota/Kecamatan/Desa/Kelurahan.
Kabupaten/Kota dengan Kecamatan terbanyak adalah Kabupaten Malang dengan 33
Kecamatan. Sedangkan Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah Desa/Kelurahan paling
banyak adalah Kabupaten Lamongan dengan 474 Desa/Kelurahan.
Jumlah pusat perbelanjaan pada kategori besar dan sedang di Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2020 didominasi oleh industri makanan dengan 1.468 usaha dari total industri
sejumlah 5.818 usaha. Sejalan Dengan hal tersebut, jumlah pekerja juga didominasi oleh
industri makanan dengan pekerja sebanyak 198.838 orang, dari total pekerja sejumlah
907.148 pekerja. Jumlah perusahaan besar dan sedang di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Timur paling banyak berada di Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah 1.124 usaha, kemudian
disusul oleh Kota Surabaya sebanyak 777 usaha dan Kabupaten Gresik sebanyak 683 usaha.
Jumlah perusahaan pada kategori mikro dan kecil di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021
didominasi oleh industri makanan dengan 201.255 usaha dari total industri sejumlah 762.015
usaha. Sedangkan jumlah pekerja didominasi oleh industri pengolahan tembakau dan industri
makanan dengan pekerja masing-masing sebanyak 806.958 orang dan 455.489 orang, dari
total pekerja sejumlah 2.104.192 pekerja.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011–2031, kawasan peruntukan perindustrian
dibahas pada Bab IV Rencana Struktur Ruang wilayah provinisi, Pada pasal 19 Ayat 3
dijelaskan bahwa “Wilayah Perindustrian (WP) direncanakan terdapat di Malang Raya
dengan pusat di Kota Malang meliputi: Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang,
dengan fungsi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan
industri.
Penduduk kabupaten Malang berjumlah 2.654.448 jiwa (2020), dengan kepadatan 752
jiwa/km2. Kabupaten Malang terdiri dari 33 kecamatan salah satunya adalah kecamatan
Pakisaji. Kecamatan pakisaji memiliki jumlah penduduk 110.390 jiwa pada tahun 2021
dengan tingkat kepadatan 2.286 jiwa/km2, dan pertumbuhan penduduk 1,08% per tahun.
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2022
Klojen adalah sebuah kecamatan paling padat penduduk di Kota Malang, di kecamatan ini
berdiri berbagai pusat perbelanjaan seperti malang plaza,mitra 1,sarinah departemen store dll.
Sebagai informasi, luas Kecamatan Klojen hanya 8.83 kilometer persegi. Sementara luas
Kecamatan Kedungkandang mencapai 39,89 kilometer persegi. Di Kecamatan Klojen, per
satu kilometer persegi ditempati 10.651 jiwa. Sementara di Kedungkandang hanya, satu
kilometer persegi ditempati 5.237 jiwa,
Tabel 1.4 Jumlah Mall atau pusat pembelanjaan di KotaMalang
https://malangkota.go.id/pusat-perbelanjaan/
1.6 KONDISI LALU LINTAS DAN PELAYANAN ANGKUTAN JALAN
Kawasan pembangunan Mall Olympic Garden terutama sepanjang ruas merupakan
Kawasan permukiman dan industri yang cukup berkembang akibat adanya aktivitas industri
yang sudah beroperasi. Sementara sepanjang ruas jalan Kawi terlihat ramai pada bagian
Simpang 4 Jalan Kawi – Jl. Ijen Boulevard yang jaraknya dari mall sepanjang 1,1 km,
Kawasan Pembangunan Mall Olympic Garden yaitu ruas jalan Kawi adalah jaringan jalan
yang menghubungkan Kota Malang dengan pusat keramaian dengan status jalan Kolektor.
Pada area ini ruas jalan ini sepanjang jalan terdapat beberapa pusat keramaian.
Mayoritas Kawasan perniagaan dan permukiman terdapat di Kawasan ini. Transportasi yang
tersedia adalah angkot malang menuju berbagai kecamatan di kota malang .Terdapat juga
ojek atau angkutan online yang dapat menjangkau area-area kawasan tersebut.
BAB II
PERENCANAAN DAN METODE ANDALALIN
Mall Olympic Garden (MOG) terletak di Jalan Kawi No. 24, Kecamatan Klojen,
Kota Malang. Batas-batas dari kawasan MOG adalah:
• Sebelah Utara: Jalan Semeru
• Sebelah Timur : Jalan Tangkuban Perahu
• Sebelah Selatan : Jalan Kawi
• Sebelah Barat: Jalan Tenes
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi MOG beserta lingkungan jalan di sekitarnya,
akan disajikan pada Gambar berikut ini.
Tahun 2004
Berdasarkan citra google earth di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pada tahun 2004
daerah kawasan Stadion Gajayana masih sama dengan tahun 2003 yakni dimanfaatkan
sebagai kawasan ruang terbuka hijau dan belum ada pembangunan tempat perbelanjaan Mall
Olympic Garden (MOG). Daerah ruang terbuka hijau yang berada di kawasan tersebut
dilindungi oleh pemerintah dan dimanfaatkan sebagai daerah resapan air hujan yang
melindungi kualitas dan kuantitas air tanah di wilayah Kecamatan Klojen dan sekitarnya.
Tahun 2006
Selanjutnya untuk tahun 2006, berdasarkan citra google earth terlihat bahwasanya daerah
tersebut mulai difungsikan sebagai pusat perdagangan berdasarkan Evaluasi RTRW Kota
Malang tahun 2001 – 2010. Terlihat bahwa sudah ada rencana pembangunan dan sudah ada
perubahan dari tahun 2004 dengan tahun 2006, dan perubahan itu berupa pembabatan ruang
terbuka hijau yang akan dimanfaatkan sebagai tempat pembangunan pusat perbelanjaan
MOG (Mall Olympic Garden).
Tahun 2009
Selanjutnya untuk tahun 2009, Kebijakan Pemerintah Kota Malang yakni akan membangun
Mal Olympic Garden (MOG) tepat di Stadion Gajayana Malang dengan nilai proyek sebesar
Rp 250 miliar dengan investor PT Mustika Taman Olympic yakni meliputi pembangunan
stadion, mal, hotel, lapangan parkir dan sarana olahraga lainnya sudah dilaksanakan dan
sudah resmi dibuka di tahun 2008 oleh PT Mustika Taman Olympic. Hal ini menandakan
bahwa ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Malang sudah semakin berkurang yang
tentunya akan berakibat pada menurunnya ketersediaan air bersih di Kota Malang.
Tahun 2011
Selanjutnya untuk tahun 2011, terlihat bahwa terdapat penambahan gedung tepatnya di sisi
kanan dari Mall Olympic Garden yang menandakan semakin berkembangnya pusat
perbelanjaan ini.
Tahun 2012
Selanjutnya di tahun 2012, berdasarkan citra google earth terlihat bahwasanya pembangunan
pusat perbelanjaan MOG di Kota Malang semakin berkembang pesat sering dengan
bertambahnya jumlah penduduk di kota Malang yang membutuhkan tempat-tempat
perbelanjaan. Penambahan gedung maupun fasilitas yang ada di MOG yakni penambahan
tempat parkir dan berbagai fasilitas lain yang mendukung kenyamanan dalam berbelanja.
Banyaknya pengunjung yang sering datang ke MOG sejak peresmian pembukaanya,
membuat berbagai pihak sponsor melirik mall ini sebagai tempat pameran dan ajang
kompetisi yang selalu ditunggu oleh warga Malang dan sekitarnya. Memang, selain sebagai
pusat perbelanjaan, tempat makan dan tempat hiburan, MOG kerap kali menghadirkan
pameran maupun event-event di hall lantai dasar. Berbagai kegiatan seperti pameran tersebut
nyatanya semakin banyak mengundang Ngalamers untuk datang ke MOG.
Tahun 2013
Selanjutnya di tahun 2013, keberadaan MOG semakin didatangi oleh berbagai kalangan,
sehingga saat ini ketersediaan fasilitas maupun tempat hiburan yang mendukung juga
semakin lengkap.
Data sekunder merupakan bagian penting dari sebuah proses perencanaan yaitu
sebagai pelengkap data pendukung perencanaaan yang tidak memungkinkan dengan data
primer serta untuk mengetahui histori pada periode sebelumnya sebagai dasar memprediksi
kondisi pada masa yang akan datang. Pengumpulan data sekunder dilakukan sesuai dengan
mekanisme yang ada pada instansi dimana data tersebut ada. Dukungan pemberi kerja untuk
penyedia jasa dilakukan dengan pemberian surat pengantar pengumpulan data sekunder.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam kegiatan Analisis Dampak Lalu Lintas adalah
peta penggunaan lahan eksisting; peta rencana pengembangan kawasan, Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW); Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk wilayah pengembangan (WP)
yang mencakup wilayah studi, penzonaan kawasan lainnya serta data lain yang dirasa perlu
dan bermanfaat untuk mencapai tujuan akhir Andalalin pada wilayah rencana.
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Daftar Kebutuhan Data Sekunder
No Jenis Data Sumber Data
1 Rencana Tata Ruang Wilayah BAPPEDA Provinsi
No Jenis Data Sumber Data
Jawa Timur &Kota
Malang
2 Provinsi Jawa Timur dan Kota Malang Dalam Angka Badan Pusat Statistik
3 Kecamatan Klojen dalam Angka Badan Pusat Statistik
Balai Pelaksanaan Jalan
4 Data history lalu lintas ruas jalan terkait
Nasional Jawa Timur
Rencana pengembangan pembangunan jaringan jalan Dinas Perhubungan
5
kawasan studi Kota. Malang
Survei volume lalu lintas pada pekerjaan ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai tingkat penggunaan jaringan yang telah ada, seperti: volume lalu lintas per jam,
volume lalu lintas per hari, komposisi kendaraan, fluktuasi lalu lintas dan lain-lain. Data
lalulintas ini berfungsi sebagai dasar evaluasi kinerja lalu lintas pada ruas jalan yang sudah
ada. Pencacahan lalu lintas ruas dilakukan untuk masing-masing arah pergerakan dihitung
secara terpisah. Alat-alat yang diperlukan dalam survei ini adalah formulir survei, alat tulis
dan pencatat waktu (stop watch). Pencatatan data dilakukan secara terpisah untuk masing-
masing arah lalu lintas sesuai pengelompokan pada tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..2 Klasifikasi Kendaraan Untuk
Perencanaan Perkerasan
Kelompok Jenis Kendaraan
1 Sepeda motor, sekuter, dan kendaraan roda 3
2 Sedan, jeep, dan station wagon (kend. pribadi)
3 pick up, sub urban, kombi dan minibus
4 Micro truck dan mobil hantaran (pick up)
5a Bus kecil
5b Bus besar
Sumber: Dirjen Bina Marga
Secara umum prosedur pelaksanaan survei ini yaitu surveyor menempati suatu titik
(pos) yang tetap di tepi jalan, sedemikian sehingga dia mendapatkan pandangan yang jelas
dan sedapat mungkin agar surveior terhindar dari panas dan hujan. Surveyor mencatat setiap
kendaraan yang melintasi titik yang telah ditentukan pada formulir survei lapangan. Lokasi
survei lalu lintas pada pekerjaan ini ditentukan dengan pertimbangan bahwa dengan
menentukan lokasi tersebut maka karakteristik dari lalu lintas dapat diamati dan
direpresentasikan. Secara umum pos pencacahan lalu lintas ditempatkan dengan
memperhatikan kondisi lokasi survei sebagai berikut:
• Lokasi tidak dipengaruhi pergerakan lalu lintas dari persimpangan.
• Mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengamati kedua arah.
• Pos tidak mengganggu kebebasan pandang pengemudi.
• Pos sebaiknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan dengan lampu penerangan dan
tempat berteduh.
Dalam hal melaksanakan kegiatan Survei cacah lalu lintas, standar teknis yang
digunakan diantaranya namun tidak terbatas pada hal -hal berikut:
• Tata Cara Pelaksanaan Survei Inventarisasi No. 017/T/BNKT/1990.
• Pedoman Survei Pencacahan Lalu Lintas Pd.T-19-2004-B.
• Panduan Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023
Survey cacah lalu lintas ruas dilakukan pada lima titik, yakni:
1. Ruas Jalan Kawi , dilakukan 3x24 jam
2. Simpang 3 tak bersinyal Jl. R.Bromo – Jl. R. Kawi , dilakukan 3x14 jam
Sedangkan titik survey cacah lalu lintas simpang dilakukan pada dua titik, yakni Simpang
3 tak bersinyal Jl. Jl. R.Bromo – Jl. R. Kawi dan Simpang 3 bersinyal, l. R.Kawi-Jl. R Ijen
Kedua simpang ini merupakan simpang yang terletak di ruas jalan menuju lokasi
pembagunan Mall Olympic Garden.
Pelaksanaan Survey dilakukan berdasarkan jadwal yang telah disusun pada masa
persiapan, yakni dilaksanakan pada Bulan Oktober 2023, serta, pada analisis akan dilakukan
crosscheck data dengan data terdahulu, yakni volume LHR pada tahun 2020-2022).
Kecepatan adalah tingkat pergerakan lalu lintas atau kendaraan tertentu yang sering
dinyatakan dalam kilometer per jam. Terdapat dua kategori kecepatan rata-rata. Yang
pertama adalah kecepatan waktu rata-rata yaitu rata-rata dari sejumlah kecepatan pada lokasi
tertentu. Yang kedua adalah kecepatan ruang rata-rata atau kecepatan perjalanan yang
mencakup waktu perjalanan dan hambatan. Kecepatan ruang rata-rata dihitung berdasarkan
jarak perjalanan dibagi waktu perjalanan pada jalan tertentu. Kecepatan ini dapat ditentukan
melalui pengukuran waktu perjalanan dan hambatan.
Waktu perjalanan bergerak dapat diperoleh dari metode kecepatan setempat. Metode
kecepatan setempat dimaksudkan untuk pengukuran karakteristik kecepatan pada lokasi
tertentu pada lalu lintas dan kondisi lingkungan yang ada pada saat studi. Sejumlah kecepatan
ini perlu diambil, agar dapat diperoleh hasil yang dapat diterima secara statistik. Dalam
pengukuran kecepatan setempat, panjang jalan diambil sesuai dengan perkiraan kecepatan,
seperti direkondasikan pada tabel di bawah ini.
Tabel .3 Rekomendasi Panjang Jalan untuk Studi Kecepatan Setempat
Perkiraan Kecepatan Rata- Penggal Jalan
rata Arus Lalu Lintas (m)
(km/jam)
<40 25
40 – 65 50
>65 75
Survey kecepatan jalan dilakukan menggunakan speed gun. Lokasi survey kecepatan
jalan terletak pada titik crossing akses jalan nasional. Lokasi ini dipilih untuk mendapatkan
data sebagai acuan rekomendasi terkait kecepatan kendaraan yang melintas di sekitar lokasi
pergerakan kendaraan berat pabrik gula.
Survey kecepatan dilakukan oleh dua orang yang bertugas untuk mengoperasikan
speed gun dan satu orang lainnya mencatat hasil kecepatan pada speed gun tersebut. Survey
kecepatan kendaraan dilakukan selama masing-masing satu hari pada titik lokasi,
pembangunan pabrik gula.
Survei inventarisasi jalan dilakukan untuk mengetahui keadaan eksisting ruas jalan
yang meliputi kondisi geometrik (lebar jalan, lebar bahu jalan, saluran drainase dan median
jalan) ruas jalan persimpangan serta karakteristik parkir obyek andalalin yang juga
mempengaruhi sirkulasi di kawasan tersebut..
Pengamatan dilakukan oleh 2 orang surveyor, dimana satu orang surveior membawa
alat ukur dan bertugas untuk mengukur baik panjang maupun lebar objek yang akan didata,
dan satu orang lagi membawa form survei dan bertugas mencatat seluruh hasil pengukuran
jarak dan data lain yang diperlukan dalam analisis yang akan dilakukan. Adapun jenis objek
Survei/pengukuran yang perlu diukur pada kegiatan ini meliputi:
1. Inventarisasi geometrik Jalan
Survei dilakukan untuk mengetahui karakteristik geometrik jalan seperti lebar jalan dan
lebar bahu jalan.
2. Inventarisasi data perlengkapan jalan
Survei dilakukan untuk melakukan inventarisasi perlengkapan jalan meliputi marka
jalan, rambu dan lampu lalu lintas, drainase dan lampu penerangan.
3. Inventarisasi Ruang Parkir
Survei dilakukan untuk mengetahui karakteristik ruang parkir obyek andalalin meliputi
kapasitas, tipe parkir dan sirkulasinya.
4. Inventarisasi data utilitas publik di sekitar jalan
Survei dilakukan untuk melakukan inventarisasi utilitas public meliputi (sarana dan
prasarana pejalan kaki, fasilitas pengguna angkutan umum).
Kegiatan inventarisasi ini sangat diperlukan dalam penyusunan Andalalin terutama
dalam hal penilaian kinerja jaringan jalan serta identifikasi dan prediksi permasalahan yang
ada akibat pembangunan jalan dan jembatan baik saat ini maupun pada masa yang akan
datang.
2.5.6 Survey Angkutan Umum
Survey angkutan umum diperlukan untuk mendapatkan informasi terkait trayek yang
melewati ruas jalan sekitar Kawasan Pembangunan Pabrik Gula Kebonagung, pengolahan,
dan pemurnian bijih nikel. Pengumpulan data mengenai karakteristik angkutan umum
dilaksanakan dengan survey statis. Survei statis dimaksudkan untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan kota pada jaringan trayek angkutan
umum di wilayah studi yang meliputi, frekuensi pelayanan dan waktu pelayanan. Target data
yang harus dicapai adalah tanda nomor kendaraan serta jam kedatangan dan keberangkatan.
Tataguna lahan ialah perubahan lahan dengan kebijakan umum dan program tata
ruang untuk memperoleh manfaat total sebaik-baiknya secara berkelanjutan dari kemampuan
total lahan yang disediakan. Tata ruang dalam tataguna lahan tidak sekedar mengalokasikan
tempat untuk suatu kegiatan tertentu, akan tetapi menempatkan tiap kegiatan penggunaan
lahan pada bagian lahan yang berkemampuan sesuai untuk kegiatan masing-masing.
Pengembangan daerah yang terjadi karena perubahan tata guna lahan ini harus sejalan
dengan RTRW suatu wilayah. Pertimbangan tata guna lahan sangat dominan mempengaruhi
arus lalu lintas. Dengan mengetahui kondisi tata guna lahan diharapkan dapat memberikan
gambaran kondisi eksisting dilapangan lengkap dengan potensi maupun permasalahan yang
kemungkinan ada sehingga dapat membantu mempermudah dalam menentukan
arahan/rekomendasi untuk memperbaiki dan kemungkinan meningkatkan kinerja suatu ruas
jalan dengan potensi lahan yang ada. Adapun data tata guna lahan yang dibutuhkan adalah:
• Kondisi peruntukan lahan eksisting (lahan kosong, perumahan, pasar dll)
• Jenis-jenis kegiatan
• Intensitas tata guna lahan
• Rencana peruntukan lahan sesuai dengan RTRW
Survei ini dapat dilakukan dengan bantuan formulir cek list untuk mempermudah
inventarisasi kondisi tata guna lahan yang disurvei.
masuk kawasan MOG terdapat pula di Jalan Tenes. Untuk pintu keluar lebihbanyak alternatif,
yaitu terdapat di Jalan Tenes dan Jalan Tangkuban Perahu. UntukGerbang E, berdasarkan
survai yang telah dilakukan ada beberapa sepeda motor yangbisa masuk tanpa ditarik karcis.
Dalam hal ini mungkin sepeda motor tersebutmerupakan kendaraan internal pegawai MOG.
Sedangkan Gerbang F merupakan pintumasuk dan keluar bagi kendaraan internal mall untuk
melakukan loading barang.
BAB 3
ANALISIS KONDISI LLAJ EKSISTING
3.1 Karakteristik dan intensitas tata guna lahan
Karakteristik dan intensitas tata guna lahan pada Mal Olympic Garden di Kota Malang
sebagai berikut :
a. Karakteristik Tata Guna Lahan
Mall Olympic Garden merupakan pusat perbelanjaan/kawasan,perdaganagn,jasa
dan hiburan (One stop shopping,one stop service and one stop entertainment)
terbesar di kota Malang. Memadukan Pertokoan,Hypermarket,Departement
store,food court,pusat jasa,entertaint,arena bermain/game centre dan botel serta
kawaan pusat olahraga (mixed used plan). Didukung ole Kawasan yang cukup
strategis secara bisnis karena berada di pusat Kota Malang, di area jalan utama
(diantara jalan semeru,kawi dan tenes).
e) Perlengkapan Jalan
Perlengkapan jalan pada Mall Olympic Garden di Kota Malang melibatkan sejumlah
elemen yang mendukung lalu lintas, keselamatan, dan aksesibilitas di sekitar fasilitas
kesehatan tersebut. Beberapa perlengkapan jalan yang ada di sekitar rumah sakit
meliputi :
Rambu Lalu Lintas
Marka Jalan
Lampu Jalan dan Penerangan
Zebra Cross dan Penyebrangan Pejalan Kaki
Tempat Parkir
Pintu Masuk dan Keluar
Gambar 3.1 Jalan Penyebrangan Orang
Keterangan:
VB = Kecepatan arus bebas untuk KR (km/jam)
VBD = Kecepatan arus bebas dasar untuk KR
VBL = Nilai penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan (km/jam)
FVBHS = Faktor penyesuaian kecepatan bebas akibat hambatan samping
FVBUK = Faktor penyesuaian kecepatan bebas untuk ukuran kota
Berikut adalah tabel kecepatan arus bebas dasar berdasarkan jenis kendaraan dan
lebar jalur lalu lintas efektif menurut tipe jalan dari Pedoman Kapasitas Jalan
Indonesia tahun 2014.
Tabel 3.4 Kecepatan Arus Bebas Dasar (VBD)
Tipe Jalan VBD (km/jam)
KR KB SM Rata-rata
semua
kendaraan
6/2 T atau 3/1 61 52 48 57
4/2 T atau 2/1 57 50 47 55
2/2TT 44 40 40 42
(Sumber : PKJI, 2014)
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam).
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCLJ = Faktor penyesuaian lebar jalan.
FCPA = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCHS = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
FCUK = Faktor penyesuaian ukuran kota.
Tabel 3.5 Nilai Kapasitas Dasar (Co)
Tipe Jalan Kapasitas Dasar (skr/jam) Catatan
4/2 T atau 1650 Per lajur (satu arah)
Jalan Satu
Arah
2/2 TT 2900 Per lajur (dua arah)
(Sumber: PKJI, 2014)
e) Derajat Kejenuhan (Dj)
Derajat kejenuhan (DJ) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas,
yang digunakan sebagai faktor utama dalam 31 penentuan tingkat kinerja simpang
dan segmen jalan. Nilai DJ menunjukan ada tidaknya permasalahan pada segmen
jalan tersebut. Persamaan dasar untuk menentukan derajat kejenuhan adalah sebagai
berikut.
Q
Dj=
C
Keterangan :
DJ = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
3.3 Kondisi Angkutan Jalan (jaringan trayek, faktor muat, jenis kendaraan, dan waktu
tunggu)
Indikator yang secara umum digunakan untuk mengukur kinerja angkutan umum terdiri
dari 5 komponen penting, antara lain waktu perjalanan, faktor muat, usia kendaraan,
headway, dan kecepatan kendaraan. Standar kriteria pelayanan angkutan umum merupakan
pedoman untuk mengukur kinerja angkutan umum, seperti yang terlihat pada tabel 3.7 berikut
ini :
Tabel 3.7 Kriteria Pelayanan Angkutan Umum
Indikator–indikator yang perlu ditetapkan dalam menilai kinerja pelayanan angkutan umum
dari segi penumpang adalah:
a. Panjang Rute dan Waktu Operasi Jumlah Rit setiap trayek angkutan umum berbeda-
beda yang dipengaruhi oleh panjang rute dan waktu beroperasi. Berikut panjang rute
dan waktu operasi trayek angkutan Kota Malang Tahun.
Tabel 3.8 Panjang Rute dan Waktu Operasi Trayek Angkutan Kota Malang
Tabel 3.9 Headway dan Waktu Tunggu Trayek Angkutan Kota Malang
d. Waktu Perjalanan dan Kecepatan Komponen lain yang digunakan untuk mengukur
kinerja angkutan umum adalah waktu perjalanan. Waktu perjalanan yang dimaksud
dalam hal ini adalah waktu yang diperlukan angkutan umum untuk menempuh jarak
dari tempat asal ke tempat tujuan, tempat asal dan tujuan yang dimaksudkan, yaitu
terminal atau stasiun. Waktu perjalanan ideal untuk angkutan kota adalah 1 – 1.5 jam
sedangkan kecepatan rata-rata pada daerah padat adalah 10 – 12 km/jam dan pada
daerah jarang adalah 25 km/jam. Berikut merupakan waktu perjalanan dan kecepatan
trayek Angkutan Kota Malang.
Tabel 3.10 Waktu Perjalanan dan Kecepatan Trayek Angkutan Kota Malang
Tabel 3.11 Faktor muat (Load factor) Trayek Angkutan Kota Malang
Tabel 4.1 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden melalui
pintu utama di Jl. Kawi – Jl. Tangkupan Perahu (Sibuk Pagi 07.00 – 12.00) pada hari
senin.
Masuk Keluar
Kendaraan Kend/ Kend/
jam jam
Sepeda
8 3
Motor
Mobil 18 14
Total 26 17
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Tabel 4.2 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden (Sibuk
Sore 13.00 – 18.00)
Masuk Keluar
Kendaraan Kend/
Kend/jam
jam
Sepeda
5 7
Motor
Mobil 24 15
Total 29 22
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Tabel 4.3 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden dalam
smp/jam (Sibuk pagi 07.00 – 12.00)
Masuk Keluar
Kendaraan
smp/jam smp/jam
Sepeda
1,6 0,6
Motor
Mobil 18 14
Total 19,6 14,6
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Tabel 4.4 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden dalam
smp/jam (Sibuk Sore 13.00 – 18.00)
Masuk Keluar
Kendaraan
smp/jam smp/jam
Sepeda
1 1,4
Motor
Mobil 24 15
Total 25 16,4
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Tabel 4.5 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden melalui
pintu barat di Jl. Tenes (Sibuk Pagi 07.00 – 12.00) pada hari senin.
Masuk Keluar
Kendaraan
Kend/jam Kend/jam
Sepeda
2 3
Motor
Mobil 19 16
Total 21 19
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden (Sibuk
Sore 13.00 – 18.00)
Masuk Keluar
Kendaraan Kend/
Kend/jam
jam
Sepeda
5 7
Motor
Mobil 3 4
Total 8 11
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Tabel 4.7 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden dalam
smp/jam (Sibuk pagi 07.00 – 12.00)
Masuk Keluar
Kendaraan
smp/jam smp/jam
Sepeda
2,6 0,6
Motor
Mobil 24,7 20,8
Total 27,3 21,4
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Tabel 4.8 Jumlah Kendaraan Keluar dan Masuk Mall Olympic Garden dalam
smp/jam (Sibuk Sore 13.00 – 18.00)
Masuk Keluar
Kendaraan
smp/jam smp/jam
Sepeda
1 1,4
Motor
Mobil 3,9 5,2
Total 4,9 6,6
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Berdasarkan Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel. 4.3 dan Tabel 4.4 diatas, didapatkan jumlah
kendaraan yang keluar masuk dari pintu utama Jl. Kawi lalu keluar melalu pintu timur yaitu
Jl. Tangkupan Perahu. Pada waktu pagi tarikan pada Jl. Kawi – Jl. Tangkupan Perahu sebesar
26 kend/jam atau 19,6 smp/jam dan bangkitan sebesar 17 kend/jam atau 14,6 smp/jam.
Sedangkan tarikan pada sore hari yaitu 29 kend/jam atau 25 smp/jam dan bangkitan sebesar
22 kend/jam atau 16,4 smp/jam.
Pada Tabel 4.5, Tabel 4.6, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 didaptkan jumlah kendaraan yang keluar
masuk dari pintu barat yaitu Jl. Tenes. Pada waktu pagi tarikan sebesar 21 kend/jam atau 27,3
dan bangkitan sebesar 19 kend/jam atau 21,4 smp/jam. Sedangkan tarikan pada sore hari
sebesar 8 kend/jam atau 4,9 smp/jam dan bangkitan sebesar 11 kend/jam atau 6,6 smp/jam.
Tabel 4.9 Bangkitan dan Tarikan Mall Olympic Garden yang membebani Jaringan Jalan (Jl.
Kawi – Jl. Tangkupan Perahu)
Tarikan Bangkitan
(kend/jam) (kend/jam)
Pagi 26 17
Sore 29 22
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Pada Tabel 4.9 diatas maka didapatkan bahwa jumlah kendaraan membebani jeringan pada
waktu tarikan dipagi hari sebesar 26 kend/jam dan bangkitan sebesar 17 kend/jam.
Sedangkan disore hari sebesar 29 kend/jam dan bangkitan sebesar 22 kend/jam.
Tabel 4.10 Bangkitan dan Tarikan Mall Olympic Garden yang membebani Jaringan Jalan (Jl.
Tenes)
Tarikan Bangkitan
(kend/jam) (kend/jam)
Pagi 21 19
Sore 8 11
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Pada Tabel 4.10 diatas maka didapatkan bahwa jumlah kendaraan membebani jeringan pada
waktu tarikan dipagi hari sebesar 21 kend/jam dan bangkitan sebesar 19 kend/jam.
Sedangkan disore hari sebesar 8 kend/jam dan bangkitan sebesar 11 kend/jam.
Parkiran
luar
Mall Olympic
Garden