Kel 1 REVISI TUGAS 3 S2 Andalalin 2023
Kel 1 REVISI TUGAS 3 S2 Andalalin 2023
Oleh :
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................2
DAFTAR TABEL..................................................................................................6
1 BAB I.............................................................................................................15
1.1 Latar Belakang....................................................................................15
1.2 Tujuan.................................................................................................16
1.3 Batasan Masalah..................................................................................16
2 BAB II...........................................................................................................17
2.1 Analisis Dampak Lalu Lintas..............................................................17
2.2 Dasar Hukum Analisis Dampak Lalu Lintas......................................21
2.3 Jalan.....................................................................................................22
2.4 Volume Lalu Lintas.............................................................................24
2.5 Kecepatan Waktu Tempuh dan Kecepatan Arus Bebas......................26
2.6 Kapasitas Ruas Jalan...........................................................................30
2.6.1 Kapasitas Dasar Ruas Jalan (Co).............................................30
2.6.2 Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCLJ).....................30
2.6.3 Kapasitas Untuk Pemisahan Arah (FCPA)...............................31
2.6.4 Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCHS)..........................31
2.6.5 Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCUK)....................................33
2.7 Derajat Kejenuhan...............................................................................33
2.8 Kinerja Lalu Lintas.............................................................................34
3 BAB III..........................................................................................................37
3.1 Kerangka Alir Studi Andalalin............................................................37
3.2 Gambaran Umum Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Studi...................38
3.2.1 Lokasi Studi.............................................................................38
3.2.2 Waktu Studi.............................................................................38
3.3 Alat dan Bahan....................................................................................38
3.4 Pengumpulan Data..............................................................................39
3.4.1 Pengambilan Data Primer........................................................39
3.4.2 Pengambilan Data Sekunder...................................................39
4 BAB IV..........................................................................................................40
4.1 Karakteristik Lokasi Studi...................................................................40
4.2 Lalu Lintas Kondisi Eksisting Jalan Sumbersari Tahun 2023............41
4.2.1 Ruas Jalan Sumbersari............................................................41
4.3 Pembahasan.........................................................................................49
5 BAB V............................................................................................................50
5.1 Kesimpulan.........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1
1
1 BAB I
PENDAHULUAN
2
jalan, hal ini dikarenakan banyak kegiatan di jalan raya yang digunakan untuk
menuju tepat satu ke tempat lainnya.
Dalam pendahuluan ini, kita akan menjelajahi konsep dasar yang terkait
dengan analisis kinerja ruas jalan, menggali pentingnya pemahaman yang
mendalam tentang kapasitas jalan, kepadatan lalu lintas, waktu perjalanan, dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja jalan. Selain itu, kita akan melihat
bagaimana analisis ini berperan dalam mendukung pengambilan keputusan yang
cerdas dalam perencanaan infrastruktur transportasi, pengaturan lalu lintas, dan
upaya-upaya untuk mengoptimalkan penggunaan ruas jalan yang ada.
1.2 Tujuan
Tujuan andalalin yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kinerja
lalu lintas ruas jalan sumbersari pada kondisi eksisting.
3
2 BAB II
LANDASAN TEORI
4
pengembangan kawasan baru yang terpengaruh dan merupakan akses jalan dari
dan menuju kawasan tersebut (UU No. 22, 2009).
Analisis dampak lalu lintas adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai
dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegitan, permukiman, dan
infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil dampak lalu
lintas (PP No.32 tahun 2011).
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
PM 17 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu lintas,
dokumen hasil Andalalin paling sedikit memuat:
1) Kinerja lalu lintas sebelum pembangunan (Pra Konstruksi).
2) Kinerja lalu lintas pada saat pembangunan (Konstruksi).
3) Kinerja lalu lintas setelah pembangunan (Pasca Konstruksi).
4) Kinerja lalu lintas dalam jangka waktu paling sedikit 5 tahun.
5) Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak.
Keberagam analisis dampak lalu lintas tergantung pada kondisi wilayah
dan kebijakan yang diikuti. Andalalin dapat bersifat miMPoskopik apabila yang
menjadi perhatian utamanya adalah unsur maMPonya (land use transport
system). Tetapi dapat pula bersifat rinci (miMPoskopik) apabila yang menjadi
perhatian utamanya adalah kinerja manajemen system lalu lintasnya. Kebijakan
pemerintah dampak lalu lintas dapat berupa minimalisasi dampak yang terjadi,
sampai penyesuaian prasarana jalan agar dampak lalu lintas yang diperkirakan
terjadi dapat diimbangi.
Dalam menentukan ukuran minimal peruntukan lahan, jenis tata guna
lahan yang dalam proses pembangunan mempunyai beberapa kawasan yang perlu
terlebih dahulu dilakukan studi analisis dampak lalu lintas, dapat dilihat pada
Tabel berikut.
5
Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Minimal Analisis Dampak Lalu Lintas
No. Jenis Peruntukkan Ukuran Minimal
1. Perumahan dan permukiman
a. Perumahan sederhanan 150 unit
b. Perumahan menengah atas 50 unit
c. Rumah susun sederhana 100 unit
d. Apartement 50 unit
e. Ruko Luas Lantai keseluruhan 2000 m2
2. Perdagangan dan jasa
a. Pusat perbelanjakan/ritail 1.000 m2 luas lantai bangunan
b. Hotel/penginapan 50 kamar/rooms
c. Hotel dengan tempat pertemuan Wajib ada andalalin
d. Restaurant 100 tempat duduk
e. Rumah sakit 50 tempat tidur
f. Klinik berobat 10 ruang praktek dokter
3. Industri dan pergudangan 2500 m2 luas lantai bangunan
4. Perkantoran 1000 m2 luas lantai bangunan
5. Pendidikan
a. Sekolah/universitas 500 siswa
b. Lembaga kursus Bangunan dengan 50 siswa/waktu
6. Fasilitas transportasi
a.Terminal/pool kendaraan Wajib
b.Bandara/pelabuhan/stasiun Wajib
c.Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2 luas lantai bangunan
d.SPBU wajib
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, 2021
6
pendekatan manajemen lalu lintas yang dirancang untuk menghadapi dampak
dari perjalanan terbangkitkan terhadap jaringan yang ada.
Sistem guna lahan yang berinteraksi dengan lalu lintas akan menimbulkan
dampak, antara lain:
1) Bangkitan/tarikan perjalanan yang dipengaruhi oleh faktor tipe, kelas
peruntukan, intensitas, dan lokasi bangkitan.
2) Kinerja jaringan ruas jalan.
3) Akses berkenaan dengan jumlah dan lokasi akses.
4) Ruang parkir.
5) Lingkungan khususnya berkenaan dengan dampak polusi dan kebisingan.
Besar-kecilnya dampak kegiatan terhadap lalu lintas dipengaruhi oleh
bangkitan/tarikan perjalanan, menarik tidaknya suatu pusat kegiatan, tingkat
kelancaran lalu lintas pada jaringan jalan yang ada, prasarana jalan di sekitar pusat
kegiatan, jenis tarikan perjalanan oleh pusat kegiatan, dan kompetisi beberapa
pusat kegiatan yang berdekatan (Robinson, 1994).
Terjadinya dampak lalu lintas dapat diakibatkan oleh adanya
pembangunan dan pengoperasian pusat kegiatan yang menimbulkan bangkitan
lalu lintas yang cukup besar, seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaan,
terminal dan lain-lain, sehingga sasaran analisis dampak lalu lintas sebagai
berikut:
1) Penilaian dan formulasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh daerah
pembangunan baru terhadap jaringan jalan di sekitarnya (jaringan jalan
eksternal). Khususnya ruas-ruas jalan yang membentuk sistem jaringan utama.
2) Upaya sinMPonisasi terhadap kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan
penyediaan sarana dan prasarana jalan, khususnya rencana peningkatan
prasarana jalan dan persimpangan di sekitar pembangunan utama yang
diharapkan dapat mengurangi konflik, kemacetan, dan hambatan lalu lintas.
3) Solusi yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh
dampak pembangunan baru, serta penyusunan usulan indikatif terhadap
fasilitas tambahan yang diperlukan guna mengurangi dampak yang diakibatkan
oleh lalu lintas yang dibangkitkan, termasuk upaya untuk mempertahankan
7
tingkat pelayanan prasarana sistem jaringan jalan yang telah ada.
8
Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan.
9) UU No. 38 Tahun 2004 mengenai jalan.
10) UU No. 22 Tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
11) PP No. 43 Tahun 1993 mengenai Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.
12) PP No. 44 Tahun 1993 mengenai Kendaraan dan Pengemudi.
13) PP No. 32 Tahun 2011 mengenai Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
14) PP No. 37 Tahun 2011 mengenai Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2.3 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area
darat, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (UU. No. 38, 2004)
Menurut Pedoman Kajian Jalan Perkotaan (2021), segmen jalan perkotaan
melingkupi empat tipe jalan, yaitu jalan sedang tipe 2/2 tak terbagi, jalan raya tipe
4/2 terbagi, jalan raya tipe 6/2 terbagi dan jalan satu arah tipe 1/1, 2/1, serta 3/1.
Sesuai peruntukannya, jalan dibagi menjadi dua, yaitu jalan umum dan jalan
khusus. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
Sedangkan jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi badan usaha,
perseorangan atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Pasal 9 UU
No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, kelompok jalan umum menurut statusnya
adalah:
1) Jalan Nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol.
2) Jalan Provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota, atau
antar ibukota kabupaten/ kota, dan jalan strategis provinsi.
3) Jalan Kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
9
yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar
ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4) Jalan Kota, merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan
antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.
5) Jalan Desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/ atau
antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Berdasarkan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengelompokkan jalan sesuai kelasnya
adalah:
1) Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu llima ratus)
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan
muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton.
2) Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu
lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
3) Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu
seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (Sembilan ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
4) Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran
panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi
10
4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari
10 (sepuluh) ton.
Menurut Undang-Undang No 38 Tahun 2004, fungsi jalan perkotaan
melingkupi tiga-tipe jalan, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan
lingkungan.
1) Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
2) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
4) Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
11
c) Sepeda motor (SM)
Kendaraan bermotor dengan 2 (dua) atau 3 (tiga) roda (meliputi: sepeda
motor dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
d) Kendaraan tak bermotor (KTB)
Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi
kereta dorong, sepeda, kereta kuda, dan becak sesuai sistem klasifikasi Bina
Marga).
Volume lalu lintas yang diperoleh dengan data survei akan menghasilkan
data dengan satuan kendaraan/menit, kendaraan/jam, atau kendaraan/hari sesuai
dengan jangka waktu survei kendaraan. Dalam menganalisis semua data survei
jenis kendaraan, maka akan dikonversi ke satuan mobil penumpang dengan
mengalikan ekivalen mobil penumpang terhadap setiap jenis kendaraan yaitu
sepeda motor (SM), Mobil penumpang (MP) dan kendaraan sedang (KS). Nilai
ekivalen mobil penumpang berbeda untuk ruas jalan perkotaan dan persimpangan,
masing-masing jenis kendaraan juga berbeda-beda nilai ekivalen mobil
penumpang berdasarkan tipe jalan dan volume lalu lintas sesuai dengan ketentuan
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2023). Pada Tabel 2.3 dapat dilihat nilai
ekivalen untuk ruas jalan perkotaan dan tabel 2.4 untuk persimpangan.
Tabel 2.1 Nilai Ekivalen Mobil penumpang Berdasarkan Arus Lalu Lintas dan
Tipe Jalan Terhadap SM (Sepeda Motor), MP (Mobil penumpang) dan
KS (Kendaraan sedang) Untuk Ruas Jalan Perkotaan
EMP
Arus Lalu (Ekivalen Mobil penumpang)
Tipe Jalan Lintas SM MP
KS
(kend/jam) (Sepeda Motor) (Mobil
(Kend. Sedang)
Llajur ≤6m Llajur >6m Penumpang)
< 1800 0,250 0,40 1,0 1,2
2/2TT
≥ 1800 0,35 0,25 1,0 1,2
< 1050 0,40 1,0 1,2
2/1, dan 4/2T
≥ 1050 0,25 1,0 1,2
< 1100 0,40 1,0 1,2
3/1, dan 6/2T
≥ 1100 0,250 1,0 1,2
Sumber: PKJI, 2023
12
Data jumlah kendaraan kemudian dihitung dalam kendaraan/jam untuk
setiap kendaraan. Faktor satuan mobil penumpang menurut Pedoman Kapasitas
Jalan Indonesia (2023), dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Fsmp = (eMPMP x %qMP) + (eMPKS x %qKS) + (eMPSM x %qSM)
Keterangan:
Fsmp = Faktor satuan mobil penumpang.
eMPMP = Nilai ekivalen mobil penumpang untuk mobil penumpang.
eMPKS = Nilai ekivalen mobil penumpang untuk Kendaraan sedang.
eMPSM = Nilai ekivalen mobil penumpang untuk sepeda motor.
MP = Notasi untuk mobil penumpang.
KS = Notasi untuk Kendaraan sedang.
SM = Notasi untuk sepeda motor.
Keterangan:
Q = Volume lalu lintas (smp/jam).
Fsmp = Faktor satuan kendaraan.
Qkend = Volume kendaraan bermotor (kend/jam).
13
Kecepatan arus bebas adalah kecepatan suatu kendaraan yang tidak
terpengaruh oleh kehadiran kendaraan lain. Kecepatan arus bebas menurut
(Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2023) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
VB = (VBD + VBL) x FVBHS x FVBUK
Keterangan:
VB = Kecepatan arus bebas mobil penumpang pada kondisi lapangan
(km/jam).
VBD = Kecepatan arus bebas dasar mobil penumpang (km/jam).
VBL = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam).
FVBHS = Faktor penyesuaian kecepatan bebas akibat hambatan samping pada jalan
yang memiliki bahu atau jalan yang dilengkapi kereb/trotoar dengan
jarak kereb ke penghalang.
FCUK = Faktor penyesuaian kecepatan bebas untuk ukuran kota.
14
Tabel 2.3 Nilai Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Dasar Akibat Lebar Jalur
Lalu Lintas Efektif (VBL)
Tipe Jalan Lebar jalur efektif, Lo VBL (km/jam)
3,00 -4
3,25 -2
4/2 T atau jalan
Per Lajur 3,50 0
satu arah
3,75 2
4,00 4
5,00 -9,50
6,00 -3
7,00 0
2/2 TT Per Jalur 8,00 3
9,00 4
10,00 6
11,00 7
Sumber: PKJI, 2023
Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Hambatan Samping
(FVBHS), Untuk Jalan Berbahu Dengan Lebar Efektif (LBE)
FVBHS
Tipe Jalan KHS LBe (m)
< 0,25m 1,0 m 1,5 m >2m
Sangat Rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
4/2 T Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat Rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
2/2 TT atau jalan
Sedang 0,90 0,93 0,96 0,99
satu arah
Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber: PKJI, 2023
Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Arus Bebas Akibat Hambatan Samping Untuk
Jalan Berkereb Dengan Jarak Kereb ke Penghalang Terdekat LK-p
FVB,HS
Tipe Jalan KHS Lk-p (m)
< 0,25 m 1,0 m 1,5 m >2m
4/2 T Sangat Rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Rendah 0,97 0,98 0,99 1,00
Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
15
FVB,HS
Tipe Jalan KHS Lk-p (m)
< 0,25 m 1,0 m 1,5 m >2m
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat Rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
2/2 TT Sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82
Sumber: PKJI, 2023
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Ukuran Kota Pada Kecepatan
Arus Bebas Mobil penumpang, FVUK
Ukuran Kota Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran Kota,
(Juta Penduduk) FKUK
< 0,1 0,90
0,1 - 0,25 0,93
0,25 - 1,0 0,95
1,0 - 3,0 1,00
> 3,0 1,03
Sumber: PKJI, 2023
Gambar 2.1 Grafik Hubungan VT, VB dan DJ Pada Tipe Jalan 2/2TT
Sumber: PKJI, 2023
16
Gambar 2.2 Grafik Hubungan VT, VB dan DJ Pada Tipe Jalan 4/2T dan 6/2T
Sumber: PKJI, 2023
17
FCUK = Faktor penyesuaian ukuran kota
2.6.1 Kapasitas Dasar Ruas Jalan (Co)
Co ditetapkan secara empiris dari kondisi segmen jalan yang ideal, yaitu jalan
dengan kondisi geometrik lurus, memiliki kereb atau bahu penutup, sepanjang 300 m,
dengan lebar lajur rata-rata 3,50 m, ukuran kota 1-3 juta jiwa, dan hambatan samping
sedang. (PKJI, 2023).
Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas (FCLJ) Untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu
Lintas Jalan Perkotaan
Tipe jalan Lebar jalur lalu lintas efektif (WC) (m) FCLJ
Perlajur
3,00 0,92
4/2-T, 6/2-T, 8/2-T, 3,25 0,96
atau jalan satu arah 3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Total dua arah
5 0,256
6 0,87
2/2 tak 7 1,00
Terbagi 8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,24
Sumber: PKJI, 2023
18
2.6.3 Kapasitas Untuk Pemisahan Arah (FCPA)
Faktor penyesuai kapasitas untuk pemisahan arah lalu lintas adalah faktor
penyesuai kapasitas dasar akibat pemisahan arah lalu lintas (hanya pada jalan dua
arah tak terbagi). Faktor ini mempunyai nilai paling tinggi pada presentase
pemisahan arah 50%-50% yaitu bilamana arus pada kedua arah adalah sama pada
periode waktu yang dianalisis (umumnya satu jam).
19
Tabel 2.10 Faktor Penyesuaian Kapasitas (FCHS) Untuk Pengaruh Hambatan
Samping dan Lebar Bahu
Faktor Penyesuaian Hambatan Samping
Tipe Kelas dan Lebar Bahu (FCHS)
Jalan Hambatan Lebar Bahu (m)
Samping ≤0,25 1,0 1,5 ≥2,0
SR 0,96 0,98 1,01 1,03
R 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 T S 0,92 0,95 0,98 1,00
T 0,88 0,92 0,95 0,98
ST 0,84 0,88 0,92 0,96
2/2 TT SR 0,94 0,96 0,99 1,01
atau R 0,92 0,94 0,97 1,00
Jalan S 0,89 0,92 0,95 0,98
Satu T 0,82 0,86 0,90 0,95
Arah ST 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber: PKJI, 2023
20
Berbobot
Samping
Kejadian
Pemukiman, hampir tidak
< 100 Sangat Rendah SR
ada kegiatan
Pemukiman, beberapa
100-299 Rendah R
angkutan umum
Daerah industri dengan
300-499 Sedang S
toko-toko di sisi jalan
Daerah niaga dengan aktifitas
500-899 Tinggi T
di sisi jalan yang tinggi
Daerah niaga dengan aktifitas di
> 900 Sangat Tinggi ST
sisi jalan yang sangat tinggi
Sumber: PKJI, 2023
Tabel 2.13 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FC UK) pada Jalan
Perkotaan
Ukuran Kota Faktor Penyesuai untuk Ukuran Kota
(Juta Penduduk) (FCUK)
< 0,1 0,86
0,1-0,25 0,90
0,25-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
> 3,0 1,04
Sumber: PKJI, 2023
21
antara nol sampai dengan satu. Nilai yang mendekati nol menunjukkan arus yang
lengang dimana kehadiran kendaraan lain tidak mempengaruhi kendaraan yang
lainnya. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan kondisi arus pada kondisi
kapasitas, kepadatan arus sedang dengan kecepatan arus tertentu yang dapat
dipertahankan selama paling tidak satu jam. (PKJI, 2023).
Persamaan dasar untuk menentukan derajat kejenuhan (D J) adalah sebagai
berikut:
DJ = Q/C
Keterangan:
DJ = Derajat kejenuhan
Q = Volume lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
22
maka segmen jalan tersebut sudah harus dipertimbangkan untuk ditingkatkan
kapasitasnya (PKJI, 2023)
23
Tingkat
Derajat
Pelayanan Kondisi Arus
Kejenuhan
Jalan Perkotaan
besar
Sumber: Edward K. Morlok, 1991
24
3 BAB III
METODOLOGI STUDI
Mulai
Studi Lokasi
Pengumpulan Data
1.
Pengelolaan Data
Selesai
25
2.10 Gambaran Umum Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Studi
2.10.1 Lokasi Studi
Lokasi Studi ini dilakukan di Jalan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.
26
2.12 Pengumpulan Data
2.12.1 Pengambilan Data Primer
1) Data Geometrik Jalan
Data geometrik jalan didapat dari survei langsung ke lapangan dan
mengukur langsung pada simpang dan ruas jalan yang ditinjau.
2) Data Volume Lalu Lintas
Survei volume lalu lintas dilakukan dengan cara mencatat satu persatu
setiap kendaraan yang lewat dengan periode waktu catatnya bisa di bagi
permenit maupun perjam dalam sehari. Survei yang dilakukan sebagai berikut:
a) Volume lalu lintas per-jam.
b) Volume jam sibuk.
c) Klasifikasi kendaraan.
d) Pergerakan membelok.
Untuk jenis kendaraan yang disurvei dibagi menjadi beberapa
kelompok seperti pada berikut:
a) Sepeda Motor (SM)
b) Mobil penumpang (MP)
c) Kendaraan sedang (KS)
27
3 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
Kota Malang pada tahun 2022 dengan jumlah paling banyak adalah sepeda motor
348.960 unit, mobil penumpang 89.559 unit, truk 15.395 unit , dan bus 872 unit.
Jalan Sumbersari terletak di Kota Malang yang merupakan jalur komersial
dengan sebagian besar bangunan difungsikan sebagai tempat usaha. Padatnya
kendaraan yang lewat terkadang membuat kemacetan pada titik tertentu,
disamping itu tidak terdapatnya ruang untuk pejalan kaki sehingga sering
menimbulkan hambatan pada setiap jalan dan tidak tersedianya lahan parkir pada
tiap-tiap toko yang berada di pinggir jalan, sehingga hal tersebut tekesan sempit
karena fasilitas pada jalan yang tidak teratur sehingga menurunkan kualitas pada
koridor jalan.
3.2 Lalu Lintas Kondisi Eksisting Jalan Sumbersari Tahun 2023
Ruas Jalan Sumbersari merupakan jalan mayor/utama yang dilalui untuk
menuju ke lokasi Jalan Sumbersari. Geometrik ruas jalan perkotaan Jalan
Sumbersaridapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut.
29
Contoh Analisis pukul 06.00-07.00 WIB, dapat dilihat sebagai berikut.
(1) SM (Total Sepeda Motor 2 Lajur)
Diketahui:
Lajur A = 2227 kend/jam (Lampiran)
Lajur B = 2677 kend/jam (Lampiran)
Penyelesaian:
Volume = lajur A + lajur B
= 2227+ 2677
= 4904 kend/jam
(2) MP (Total Mobil penumpang 2 Lajur)
Diketahui:
Lajur A = 250 kend/jam (Lampiran)
Lajur B = 515 kend/jam (Lampiran)
Penyelesaian:
Volume = lajur A + lajur B
= 250 + 515
= 765 kend/jam
(3) KS (Total Kendaraan sedang 2 Lajur)
Diketahui:
Lajur A = 13 kend/jam (Lampiran)
Lajur B = 73 kend/jam (Lampiran)
Penyelesaian:
Volume = lajur A + lajur B
= 13 + 73
= 86 kend/jam
(4) KTB (Kendaraan Tak Bermotor 2 Lajur)
Lajur A = 0 kend/jam (Lampiran)
Lajur B = 0 kend/jam (Lampiran)
Penyelesaian:
Volume = lajur A + lajur B
=0+0
30
= 0 kend/jam
(5) Faktor Kendaraan/Jam (Kendaraan Bermotor Total)
Diketahui:
SM = 4904 kend/jam
MP = 765 kend/jam
KS = 86 kend/jam
KTB = 0 kend/jam
Penyelesaian:
Volume = SM + MP + KS
= 4904 + 765 + 86
= 5755 kend/jam
(6) Faktor Satuan Kendaraan/Jam (Kendaraan Bermotor Total)
Diketahui:
SM = 4904 kend/jam
MP = 765 kend/jam
KS = 86 kend/jam
EMP SM = 0,25 smp/jam (PKJI, 2023)
EMP MP = 1,0 smp/jam (PKJI, 2023)
EMP KS = 1,2 smp/jam (PKJI, 2023)
Penyelesaian:
Volume = (SM x eMPSM) + (MP x eMPMP) + (KS x eMPKS)
= (4904 x 0,25) + (765 x 1,0) + (86 x 1,2)
= 2094,200 smp/jam
31
Tabel 4.15 Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Sumbersari Pada Hari Kamis
(Hari Kerja)
KENDARAAN
NO. WAKTU kend/jam smp/jam
SM MP KS
1 06.00 - 07.00 4904 765 86 5755 2094,200
2 06.15 - 07.15 5429 801 94 6324 2271,050
3 06.30 - 07.30 5394 807 103 6304 2279,100
4 06.45 - 07.45 5256 749 103 6108 2186,6
5 07.00 – 08.00 5011 731 94 5836 2096,55
Total 10333 1566 180 12079 4365,25
5166,50
Rata-Rata 783,000 90,000 6039,500 2182,625
0
Maksimum 5429 801 94 6324 2271,05
Sumber: Hasil Survei, 2023
Hasil survei pergerakan lalu lintas untuk jam puncak pada ruas jalan
Sumbersari terjadi pada pukul 06.45-07.45 WIB , dengan 6108 kend/jam
atau 2186,6 smp/jam. Ruas jalan Sumbersari mempunyai 2 arus lalu lintas.
Contoh perhitungan untuk pergerakan arus lurus pada ruas jalan Sumbersari
(Lajur A) pukul 06.45-07.45 WIB sebagai berikut.
(1) Faktor Kendaraan/Jam Pergerakan Lajur A
Diketahui:
SM = 2800 kend/jam (Lampiran)
MP = 303 kend/jam (Lampiran)
KS = 24 kend/jam (Lampiran)
Penyelesaian:
Volume = SM + MP + KS
= 2800 + 303 + 24
= 3127 kend/jam
(2) Faktor Satuan Kendaraan/Jam Pergerakan Lajur A
Diketahui:
SM = 2800 kend/jam (Lampiran)
32
MP = 303kend/jam (Lampiran)
KS = 24 kend/jam (Lampiran)
EMP SM = 0,25 smp/jam (PKJI, 2023)
EMP MP = 1,0 smp/jam (PKJI, 2023)
EMP KS = 1,2 smp/jam (PKJI, 2023)
Penyelesaian:
Volume = (SM x eMPSM) + (MP x eMPMP) + (KS x eMPKS)
= (2800 x 0,25) + (303 x 1,0) + (24 x 1,2)
= 1031,800 smp/jam
Tabel 4.16 Arus Lalu Lintas pada pukul 06.45 – 07.45 WIB Ruas Jalan
Sumbersari Pada Hari Kamis (Hari Kerja)
Arus Lalu SM, MP, KS, Arah
KTB kend/jam smp/jam
Lintas eMP:0,25 eMP:1,0 eMP:1,2 (%)
Sisi selatan 2800 303 24 0 3127 1031,800 53%
Sisi utara 2456 446 79 0 2981 1154,800 47%
Qtotal 5256 749 103 0 6108 2186,600 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Hasil survei pergerakan lalu lintas untuk jam puncak pada ruas jalan
Sumbersari terjadi pada pukul 06.45-07.45 WIB. Volume eksisting pada
aruas jalan sumber sari sebesar 6108 kend/jam atau 2186,600 smp/jam.
Pada faktor jam puncak diperoleh nilai Q sebesar 2186,600 dan nilai
FJP sebesar 0,947. Perhitungan faktor jam puncak :
Qsmp
Faktor jam puncak =
4 x waktu max per 15 menit
2186,600
=
4 x 577 , 20
= 0,947
Maka didapatkan untuk faktor jam puncak (max) adalah 0,947.
33
Perhitungan Faktor Jam Puncak
PERHITUNGAN FAKTOR JAM PUNCAK (FJP)
waktu kend/jam smp/jam Q FJP Q FJP Q FJP Q FJP Q FJP
06.00 - 06.15 966 346,15
06.15 - 06.30 1641 569,15
2094,200 0,851
06.30 - 06.45 1614 615,25
06.45 - 07.00 1534 563,65 2271,050 0,923
2279,100 0,926
07.00 - 07.15 1535 523,00
2186,600 0,947
07.15 - 07.30 1621 577,20
2096,550 0,908
07.30 - 07.45 1418 522,75
07.45 - 08.00 1262 473,6
34
(2) FCLJ (Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas)
Diketahui:
Tipe jalan = 2/2 tak terbagi
Lebar jalur = 7 meter
Penyelesaian:
FCLJ = 1,00 (PKJI, 2023)
(3) FCPA (Faktor Penyesuaian Pemisah Arah)
Diketahui:
Tipe jalan = 2/2 tak terbagi
Lajur A = 1031,800 smp/jam atau 53% (tabel 4.50)
Lajur B = 1154,800 smp/jam atau 47% (tabel 4.50)
Penyelesaian:
FCPA = 0,94 (PKJI, 2023)
(4) FCHS (Faktor Penyesuaian Hambatan Samping)
Diketahui:
Tipe Jalan = 2/2 tak terbagi
Kelas HS = Rendah (Permukiman, beberapa angkutan umum, dll)
Lebar bahu = bahu jalan sisi A: 3,7 m. dan bahu jalan sisi B: 3,3 m.
Penyelesaian:
FCHS = 0,92 (PKJI, 2023)
(5) FCUK (Faktor Penyesuaian Ukuran Kota)
Diketahui:
Populasi Penduduk Kota Malang = 381.628 jiwa (BPS, 2019)
Penyelesaian:
FCUK = 0,94 (PKJI, 2023)
(6) C (Kapasitas Simpang)
Diketahui:
C0 = 2800 smp/jam
FCLJ =1
FCPA = 0,94
FCHS = 0,92
35
FCUK = 0,94
Penyelesaian:
C = C x FCLJ x FCPA x FCHS x FCUK
= 2800 x 1 x 0,94 x 0,92 x 0,94
= 2276,154 smp/jam
Tabel 4.17 Kapasitas Ruas Jalan Sumbersari Pada Hari Kamis (Hari Kerja)
Kapasitas Dasar Faktor Koreksi Kapasitas Kapasitas
C0 (smp/jam) FCLJ FCPA FCHS FCUK C (smp/jam)
2800 1 0,94 0,92 0,94 2276,154
Sumber: Hasil Analisis, 2023
36
Penyelesaian:
VB = (VBD + VBL) x FVBHS x FVBUK
= (44 + 0) x 0,96 x 0,95
= 40,128 km/jam
(3) VT (Kecepatan Tempuh)
Diketahui:
WT (50 meter) = 5,559 detik (Lampiran)
L = 50 m
Penyelesaian:
VT = L/ WT
= 50/ 5,559
= 8,995 m/d x (3600 detik/ 1000 m)
= 32,382 km/jam
Tabel 4.18 Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Sumbersari Pada Hari Kamis
(Hari Kerja)
Arus Lalu Kapasitas, Kinerja Lalu Lintas
Lintas, QTOT C (smp/jam) DJ VB VT WT (50 m) DJ ITP
(smp/jam) (Q/C) (km/jam) (km/jam) (detik) (VT;VB)
B
2279,100 2276,154 1,001 40,128 23,410 5,559 0,438 (Arus
Stabil)
37
Sumber: Hasil Analisis, 2023
38
Kemudian data di atas dimasukkan pada perhitungan distribusi interval
frekuensi kecepatan, dengan menggunakan rumus
J = Kec.maks – Kec.min
K = 1+3,322 Log n
c = J/K
Keterangan :
N = Jumlah Data Kec.
J = Jangkauan
K = Jumlah Kelas
c = Panjang Kelas
Berikut dapat dilihat pada tabel :
39
Diagram 1
Frekuensi Kumulatif (%)
Data sepeda motor dengan speed rata-rata kumulatif 85% yaitu : 47,55
km/jam
Diagram 2
Frekuensi Kumulatif (%)
60%
40%
20%
28,55
0%
0 5 10 15 20 25 30 35
Kecepatan (Km/Jam)
40
Mobil Penumpang (Selatan-Utara)
Speed class Kumulatif
(km/jam) Kendaraan (MP) Persentase
20-25 1 10%
25-30 4 50%
30-35 5 100%
85% rata-rata Kumulatif Speed 28,55
Pada Mobil Penumpang dengan speed rata-rata kumulatif 85% yaitu :
28,55 km/jam
Diagram 3
Frekuensi Kumulatif
80%
60%
40%
20%
19,75
0%
0 5 10 15 20 25 30
Kecepatan (Km/Jam)
41
Diagram 4
Frekuensi Kumulatif (%)
Diagram 5
120%
100% 85% 85%
80%
60%
40%
20%
27,48
0%
0 5 10 15 20 25 30 35
Kecepatan (Km/Jam)
42
Mobil Penumpang (Utara-Selatan)
Speed class Kumulatif
(km/jam) Kendaraan (MP) Persentase
20-25 2 20%
25-30 5 70%
30-35 3 100%
85% rata-rata Kumulatif Speed 27,48
Mobil penumpang dengan speed rata-rata kumulatif 85% yaitu : 27,48 km/jam.
Diagram 6
Frekuensi Kumulatif
80%
60%
40%
20% 21,28
0%
0 5 10 15 20 25 30
Kecepatan (Km/Jam)
43
3.3 Pembahasan
Studi ini mengenai analisis dampak lalu lintas akibat pembangunan Jalan
Sumbersari Kota Malang. Studi ini berguna untuk mengetahui dampak lalu lintas
yang timbul akibat pembangunan Jalan Sumbersari di kawasan Kota Malang.
Parameter yang digunakan untuk menganlisis dampak lalu lintas diberatkan pada
nilai atau DJ (Derajat kejenuhan) pada wilayah Studi.
Pada kondisi eksisting (Tahun 2023) analisis kinerja lalu lintas Jalan
Sumbersari Kota Malang pada kondisi eksisting menunjukkan nilai DJ 0,302
(Hari kerja) dimana menunjukkan kondisi lalu lintas yang tidak stabil.
44
4 BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis perhitungan yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa analisis kinerja lalu lintas di Jalan Sumbersari Kota Malang
pada kondisi eksisting menunjukkan nilai DJ 0,446 (Hari libur) dimana
menunjukkan kondisi lalu lintas yang tidak stabil.
45
DAFTAR PUSTAKA
Gayatri, R.T. (2018). “Analisis Dampak Lalu Lintas Pada Rumah Sakit
Universitas Islam Indonesia”. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya,Yogyakarta. Kota Yogyakarta.
Hobbs, F.D. (1979). “Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas”. Gadjah Mada
Universitas Press. Yogyakarta.
MPisnawati, Lucia Desti, (2023), “Kajian Pengaruh Kinerja Ruas Jalan Akibat
Parkir di Badan Jalan Hos CoMPoaminoto (Pasar Pahing) Kota Kediri”.
Jurnal Ilmiah Berkala Universitas Kediri Edisi: Februari 2023 – Mei 2023
Putra, Dkk. (2019). “Model of logistic transport distribution in the urban area”.
Journal. Department of Civil Engineering University of Haluoleo, Kampus
Bumi Tridarma Anduonohu, 93232 Kendari, Indonesia.
PT. Ideal Multi Design. (2019). “Analisis Dampak Lalulintas Perpustakaan
Daerah Modern”. Dokumen, Laporan Akhir. Kota Malang.
Rijal, F.M., Machsus & Sungkono. (2017). “Analisis Dampak Lalu Lintas Akibat
Pembangunan Apartement Gunawangsa Tidar Surabaya”, Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752. Departemen Teknik
Infrastruktur Sipil, Fakultas Vokasi ITS, Surabaya.
Saleh, S.M., Sugiarto S., Hilal A. & Ariansyah D. (2017). “A study on the Traffic
Impact of the Road Corridors Due to Flyover Construction at Surabaya
Intersection, Banda Aceh of Indonesia”. Department of Civil Engineering,
Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia.
Suwatno dan Donni Juni Priansa (2023), “Manajemen SDM dalam Organisasi
Publik dan Bisnis”. Penerbit Bandung: Bandung
Tamin, O.Z dan Nahdalina. (1998). “Analisis Dampak Lalu Lintas (Andall)”.
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Bandung : ITB.
R.I. UU. (2009). “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, Jakarta
R.I. PP. (2011). “Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2011, Jakarta
R.I. PP. (2009). “Jalan Tol”. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2009, Jakarta
R.I. PP. (1993). “Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993, Jakarta
Prov. S.T. Perda (2023). “Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2023-2034” Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara N0. 2 Tahun 2023, Sulawesi Tenggara.
L