Anda di halaman 1dari 45

Struktural : Cabang yang mempelajari masalah struktural

dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah


bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan
jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan
lainnya.
Geoteknik: Cabang yang mempelajari struktur dan sifat
berbagai macamtanahdan batuan dalam menopang
suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya.
Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang
merupakan penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu
daerah, penyelidikan laboratorium serta perencanaan
konstruksi tanah dan batuan, seperti: timbunan
(embankment), galian (excavation), terowongan tanah
lunak (soft soil tunnel), terowongan batuan
(rock/mountain tunnel), bendungan tanah/batuan (earth
dam, rock fill dam), dan lain-lain.

Manajemen Konstruksi: Cabang yang mempelajari


masalah dalam proyek konstruksi yang berkaitan
denganekonomi, penjadwalan pekerjaan, pengembalian
modal, biaya proyek, semua hal yang berkaitan dengan
hukum dan perizinan bangunan hingga
pengorganisasian pekerjaan di lapangan sehingga
diharapkan bangunan tersebut selesai tepat waktu.
Hidrologi: Cabang yang mempelajariair, distribusi,
pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang
ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan
dengan cuaca, curah hujan, debit air sebuah sungai
dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan air, gaya
dorong air dsb) dan bangunan air
sepertipelabuhan,irigasi,waduk/bendungan(dam),kan
al.

Teknik Lingkungan: Cabang yang mempelajari


permasalahan-permasalahan dan isu lingkungan.
Mencakup bidang ini antara lain penyediaan
sarana dan prasarana air besih, pengelolaan
limbah dan air kotor, pencemaran sungai, polusi
suara dan udara hingga teknik penyehatan.
Transportasi: Cabang yang mempelajari
mengenai sistem transportasi dalam
perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup
bidang ini antara lain konstruksi dan
pengaturanjalan raya, konstruksibandar
udara,terminal,pelabuhan, stasiundan
manajemennya.

Transportasi
Darat
Transportasi
Udara
Transportasi Air
Transportasi
Pipa

Manajemen,
Teknik dan
System

Serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi


perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan,
dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan dalam
rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran
Lalu Lintas (UU No. 22 Tahun 2009)

Metode perancangan ruang lalu lintas jalan yang aman


dan nyaman bagi pengguna jalan dan efisien dari
sudut pandang pembiayaan/penggunaan lahan
menurut Putranto (2008:2)

Suatu tahap dari rekayasa transportasi yang


menyangkut perancangan, perencanaan
geometri, dan operasi lalu lintas dari segala
macam jalan, terminal, tanah sekitarnya serta
hubungan dengan jenis angkutan lainnya
(Alamsyah (2005:1) yang dikutip dari Institute
of Transportation USA)

Ilmu rekayasa lalu lintas bermanfaat


untuk merencanakan/merancang,
mengembangkan dan mengelola
fasilitas jalan, persimpangan, parkir,
terminal, pengendalian lalu lintas,
dan manajemen lalu lintas.
Tujuannya, untuk meningkatkan
keamanan, kenyamanan,
keselamatan dan efisiensi lalu lintas
(tepat waktu dan biaya murah
dalam berlalulintas).

a. Membangun jalan sesuai kebutuhan;


b. Meningkatkan jalan yang telah ada;
c. Menghitung jumlah kebutuhan moda
angkutan;
d. Membagi rute perjalanan;
e. Melakukan pengendalian lalu lintas;
f. Mengoptimalkan manajemen lalu lintas.

Melakukan survey lapangan (survey


lalulintas), yang bertujuan untuk
mengumpulkan data mengenai karakteristik
lalu lintas dan geometrik jalan yang ada.
Data-data ini bertujuan untuk menghitung
kecenderungan pada masa mendatang,
mengantisipasi masalah yang akan terjadi
pada masa depan, serta merekomendasikan
usulan-usulan pemecahan masalah secara
lebih awal

Bagian dari studi transportasi yang


bertujuan untuk mengumpulkan data.
Data yang diperoleh kemudian
dianalisis baik untuk keperluan
pengambilan keputusan pada tingkat
perencanaan, perancangan maupun
evaluasi.

Tujuan
Metode

Surveyor

Peralatan

Harus sesuai dengan tujuan studi


transportasi.
Harus dinyatakan dengan jelas karena
berkaitan erat dengan metode.
Harus memperhatikan WAKTU dan
LOKASI.

Harus sesuai dengan tujuan survey.


Memungkinkan untuk dilaksanakan
baik ditinjau dari aspek legal,
ketersediaan teknologi, kondisi lokasi
dll.
Mempertimbangkan keterbatasan
biaya, waktu dan personil.

Kualifikasinya (usia, pendidikan, jenis


kelamin, kepribadian, kondisi fisik dll)
harus sesuai dengan karakteristik
survey.
Jumlahnya cukup.
Penempatannya tepat.
Tidak menyulitkan proses mobilisasi.

Dapat mengukur atau mencacah dengan


tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan
studi.
Memungkinkan untuk digunakan
(pertimbangan kondisi lingkungan/
kemudahan mobilisasi/instalasi/ operasi
sesuai dengan ketersediaan surveyor).
Pencatatan menerus/periodik, pencatatan
otomatik/manual

penghapus, clipboard. Alat tulis: pensil,


Alat pencacah: traffic counter.
Alat ukur panjang: meteran, walking
meter.
Alat ukur waktu: stop watch, jam digital.
Kamera video
Video player, VCD player, komputer,
monitor televisi/komputer

Umumnya terdiri atas komponen


detectordan penyimpan data.
Detector dapat berupa pneumatic tube,
loop detector, laser gun, image
recognition dll.

Mempelajari hasil dan metode survey


terdahulu.
Survey pendahuluan untuk membuat
sketsa lokasi, merencanakan posisi
surveyor dan peralatan.
Rekrutmen dan pelatihan surveyor.
Pengadaan peralatan/formulir survey.

Lembaga penyelenggara survey


Jenis survey
Nomor halaman formulir
Lokasi (kota, nama jalan/simpang dll) dan
sketsanya.
Waktu (hari, tanggal, jam)
Cuaca
Identitas surveyor

Umumnya pencacahan diklasifikasikan


berdasarkan jenis kendaraan, arah arus
dan terkadang posisi lajur.
Pencacahan dikelompokkan per periode
waktu tertentu (mis: 5, 15 dll).
Jumlah dan posisi surveyor dipengaruhi
konfigurasi lajur, detail klasifikasi,
periode pencacahan, perlatan dll.

Masukan: Data umum/geometrik jalan


Masukan: Pencacahan arus lalu-lintas
Rekapitulasi arus lalu-lintas.

Arus jenuh suatu kaki simpang


bersinyal adalah jumlah satuan mobil
penumpang maksimum yang dapat
melintasi garis henti per jam, bila diberi
waktu hijau terus menerus.
Survey dilakukan dengan metode time
slice dengan mengamai tayangan
rekaman video suatu kaki simpang.

Sepasang detector ditempatkan


berdekatan (mis: berjarak 3m). Jarak
dibagi selisih waktu lewatnya gandara
depan pada setiap detector merupakan
kecepatan setempat suatu kendaraan.
Pencatatan menerus dengan peluang
kesalahan ukur saat posisi kendaraan
beriringan secara seri maupun pararel.

Speed gun diarahkan ke kendaraan


yang akan diuukur kecepatannya. Pada
layar monitor akan terlihat kecepatan
kendaraan tersebut.

Dua pengamat ditempatkan terpisah sejarak


50 m mengapit simeteris titik pengamatan.
Pengamat 1 memberi tanda kepada
pengamat 2 untuk mengaktifkan stop watch
saat kendaraan melewati pengamat 1.
Pengamat 2 mematikan stop watch saat
kendaraan melewati pengamat 2. 50 m
dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat
1 dan2 dianggap sebagai kecapatan
setempat.

Metode floating car: Jumlah kendaraan


yang menyiap dan disiap kendaraan uji
relatif seimbang.
Metode maximizing speed: Kendaraan
uji dijalankan pengemudi dengan
kecepatan maksimum yang masih
dapat dikendalikannya.

Jarak diukur dengan alat pengukur


jarak pada speedometer.
Perlu dibiasakan mengukur secara
konsisten dari tengah suatu simpang ke
tengah simpang berikutnya. Hal ini
akam memudahkan penyajian dan
interpertasi data jaringan yang
biasanya dinyatakan ari node ke node.

Parkir di tepi jalan (tanpa gerbang


parkir) disebut on street parking.
Survey parkirnya dilakukan secara
patroli.
Parkir di lapangan parkir/gedung parkir
(dengan gerbang parkir) disebut off
street parking. Survey parkirnya
dilakukan di gerbang parkir.

Daerah studi dibagi menjadi beberapa


daerah patroli yang ukurannya ditetapkan
sedemikain rupa agar 1 surveyolr dapat
menyelesaikan patroli lengkap setiap
periode waktu tertentu (misalnya 15 menit).
Setiap ruang parkir diberi nomor.
Selama patroli dicatat nomor kendaraan
yang berada pada tiap nomor ruang parkir.
Durasi parkir dihitung dengan mengalikan
periode waktu 1 patroli dengan frekuensi
suatu kendaraan dijumpai secara berturutan.

Kendaraan yang keluar dan masuk


gerbang parkir dicatat nomor
kendaraannya dan waktu keluar /
masuknya.
Pencatatan waktu dilakukan
sampai ke menit terdekat.
Durasi parkir dihitung dengan
menghitung waktu keluar dan
waktu masuk.

Satuan mobil penumpang adalah jumlah


perkalian masingmasing unit kendaraan
dengan ekivalen mobil penumpang (emp).
Ekivalen mobil penumpang merupakan
standar yang digunakan dalam
memformulasikan karakteristik kendaraan
berupa dimensi, kecepatan, percepatan,
maupun kemampuan manuver masing
masing tipe kendaraan yang berbeda.

1) Golongan 1:
Sepeda motor (MC) dengan 2 atau 3 roda
(meliputi sepeda motor dan kendaraan
roda)
2) Golongan 2:
Sedan, jeep dan station wagon (sesuai
sistem klasifikasi Bina Marga)
3) Golongan 3:
Opelet, pick-up oplet, combi dan minibus,
4) Golongan 4:
Pick-up, micro truck dan mobil hantaran
atau pick-up box

5) Golongan 5a: Bus Kecil


Sebagai kendaraan penumpang umum dengan
tempat duduk 16-26 buah
Golongan 5b: Bus Besar
Sebagai kendaraan penumpang umum dengan
tempat duduk 30-56 buah
6) Golongan 6a: Truck 2 sumbu 4 roda
- Kendaraan barang dengan muatan sumbu
terberat 5 ton Golongan 6b: Truck 2 sumbu 6
roda
- Kendaraan barang dengan muatan sumbu
terberat 8-10 ton

7) Golongan 7a: Truck 3 sumbu


Golongan 7b: Truck gandengan
Golongan 7c: Truck semi trailler
8) Golongan 8:
Kendaraan bertenaga manusia atau
hewan di atas roda (meliputi sepeda,
becak, kereta kuda dan kereta dorong)

Kombinasi dua atau lebih faktor yang


saling mempengaruhi situasi lalu lintas
meliputi:
Faktor manusia
Faktor Kendaraan
Faktor Jalan
Faktor Lingkungan

Mental, perilaku, etika, sopan santun,


toleransi, kematangan dalam
pengendalian emosi serta kepedulian
pengguna jalan yang membudaya
Pengetahuan dan pemahaman terhadap
setiap aturan dan karakteristik
kendaraan.
Keterampilan mengendalikan kendaraan

Kuantitas Kendaraan
Kualitas Kendaraan, pemeliharaan kendaraan
diharapkan dapat:
a) Mengurangi jumlah kecelakaan
b) Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada
pemakai jalan lainnya
c) Mengurangi besar kerusakan pada
kendaraan
bermotor
d) Kendaraan dapat tetap laik jalan
e) Komponen kendaraan selalu dalam kondisi
siap untuk dioperasionalkan

Prasarana (Rambu-rambu, Marka


jalan, Alat pemberi isyarat lalu
lintas, Alat pengawasan,
pengendali dan alat pengamanan
pemakai jalan)
Lokasi Jalan (Dalam kota dan luar
kota)
Volume Lalu Lintas
Kelas Jalan
Fasilitas pendukung (fasilitas
pejalan kaki, parkir pada badan
jalan, halte, tempat istirahat, dan
penerangan jalan)

Lingkungan sebagai sumber informasi


Penglihatan
Sentuhan
Pendengaran
Kebisingan
Cuaca

Pelaksanaan pemecahan masalah lalu


lintas dilaksanakan dalam tiga tahap
yaitu (Alamsyah, 2005:6):
Penyelidikan
Tindakan secepatnya
Perencanaan akan datang

membangun jalan secukupnya


batasi permintaan akan jalan dengan
membatasi jumlah kendaraan
gabungan antara a dan b

Kemacetan lalu lintas


Trayek-trayek yang tumpang tindih
Tidak sesuainya jumlah bus pada suatu
trayek
Volume pelayanan (dimensi bus tidak
sesuai, panjang trayek)
Jumlah penumpang yang berubah
Efisiensi yang rendah

Meminimalkan jumlah antrian


Menentukan durasi traffic light
Menentukan waktu keberangkatan dan
kedatangan bus pada shelter
Menentukan jumlah optimal bus untuk
suatu trayek
Menentukan trayek optimum
Menentukan penjadwalan bus

Jelaskan apa yang dimaksud dengan


rekayasa
lalu lintas dan apa manfaatnya bagi
pengguna
jalan raya ?
Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh
pada permasalahan lalu lintas?

Anda mungkin juga menyukai