Template PPT TB Day 2023 (Fix)
Template PPT TB Day 2023 (Fix)
MONORESISTEN
ISONIAZID
Oleh :
dr Fitri Indah Sari, SpP
Latar Belakang
• Isoniazid (INH) terapi lini pertama pada TB aktif & TB laten yang
memiliki efek bakterisidal & tingkat keamanan yang baik
• Tahun 2018, WHO memperkirakan jumlah kasus 7,4% pada kasus TB
baru & 11,4% pada TB kasus kambuh
• Monoresisten INH (Hr-TB) berhubungan dengan peningkatan risiko TB
RR/MDR
• Merupakan TB resistensi tunggal terhadap isoniazid
• Sekitar 8% pasien TB memiliki kerentanan terjadinya resistensi
Rifampisin dan isoniazid.
Faktor Resiko
Petugas
• Diagnosis tidak tepat
• Tidak menggunakan panduan yang tepat
• Dosis, jenis, jumlah obat & jangka waktu tidak tepat
kesehatan • Penyuluhan kepada pasien tidak tepat
• Tidak patuh
Pasien
• Tidak teratur
• Penghentikan obat secara sepihak
• Gangguan penyerapan obat
1. Mengidentifikasi terduga dan mendiagnosis pasien TBC Monoresistan INH sesuai SE Dirjen P2P
No.HK.02.02/III.1/936/2021.
2. Mengobati pasien TBC Monoresistan INH menggunakan paduan standar yang berkualitas di fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Menyediakan dukungan pengobatan bagi pasien TBC Monoresistan INH.
4. Mencegah penularan TBC Monoresistan INH melalui penerapan PPI TBC sesuai standar.
5. Tatalaksana TBC Monoresistan INH dilaksanakan dengan pendekatan yang berpusat pada pasien
(Patient-Centered Approach).
Alur Diagnosis
Uji Kepekaan Lini 1
• Merupakan tes berbasis molekuler menggunakan strip DNA sehingga dapat menentukan jenis resistansi
obat terhadap M.TBC.
• Uji in vitro kualitatif untuk identifikasi M. tuberculosis kompleks dan resistansi terhadap obat
rifampisin dan isoniasid, dari spesimen dahak dengan BTA positif atau negatif dan biakan.
• Dapat mendeteksi Hr-TB melalui mutasi gen InhA (konsentrasi rendah) atau gen KatG
(konsentrasi tinggi) dan gen rpoB pada RR-TB.
• Resistensi INH (sensitivitas 90,2%; spesifisitas 99,2%) sedangkan Resistensi Rif (sensitivitas
96,7%; spesifisitas 98,8%)
• Rerata waktu pemeriksaan adalah 1-2 hari dengan waktu tunggu hasil pemeriksaan adalah 7
hari
Pemeriksaan TCM dengan Kartrid
MTB/XDR
• Berbasis nested real-time PCR untuk diagnosis dan resistansi terhadap obat isoniazid (H), golongan
fluorokuinolon (FLQ), obat injeksi lini kedua (second line injection drug/SLID; Amikasin,
Kanamisin, Kapreomisin), dan Etionamid.
• Menggunakan sampel sputum atau sedimen sputum konsentrat dalam waktu 90 menit.
Keterangan:
Jika terdapat > 1 hasil pemeriksaan LPA maka hasil akhir yang diambil adalah hasil gabungan dari pemeriksaan ke-
1 dan ke-2
Alur Rujukan
Pemeriksaan
Spesimen LPA
• Dapat ditatalaksana baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas intalasi Rawat jalan oleh dokter umum terlatih
maupun oleh dokter spesialis terkait
• Ditelan setiap hari dan diawasi oleh PMO
• Rumah sakit/puskesmas dapat membekali obat pasien Hr-Tb selama 2 minggu untuk 1 bulan pertama,
selanjutnya setiap bulan
6 R-(H)-Z-E-Lfxh
**Bila di fasyankes tersedia obat TBC lepasan, pasien dapat diberikan panduan tanpa INH (R-Z-E-Lfx)
Semua obat diberikan setiap hari selama 6 bulan
6 R-H-Z-Eh
Reaksi
hipersensitivitas yang Desensitisasi adalah Rawat Bersama TS
tidak dimediasi oleh kontraindikasi kulit
IgE
Proses Pencatatan Hr-TB di SITB
Proses Pencatatan Hr-TB di SITB
Hasil Akhir Pengobatan Monoresisten
Isoniazid
Kesimpulan
• TB monoresisten isoniazid saat ini telah menjadi perhatian penting seiring
peningkatan kasus TB RR/MDR
• INH merupakan OAT lini pertama pada kasus TB aktif & TB laten yang memiliki
sifat bakterisidal
• Pemeriksaan uji kepekaan INH dilakukan dengan LPA lini 1 dan dilanjutkan LPA lini
2 apabila terkonfirmasi Hr-TB
• Panduan pengobatan Hr-TB adalah 6 R-(H)-Z-E-Lfx dan dapat diberikan dengan
4FDC+Lfx selama 6 bulan
• Apabila tersedia lepasan maka dapat diberikan dengan panduan 6 R-Z-E-Lfx
TERIMA KASIH