Anda di halaman 1dari 10

Efektivitas Pelatihan Regulasi Emosi untuk Menurunkan Stress Kerja

pada Pekerja Sosial Panti Asuhan Nurul Iman Pontianak

Intan Nurul Fajriany1, Dina Lestari2

1.Program Studi Psikologi Islam,FUAD, IAIN Pontianak, Indonesia

Email: intanfjrny@gmail.com

2. Program Studi Psikologi Islam,FUAD, IAIN Pontianak, Indonesia

Email: dinalestari280104@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan regulasi emosi dalam
mengurangi tingkat stres kerja pada pekerja sosial di Panti Asuhan Nurul Iman
Pontianak. Studi ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pra-pasca uji
kontrol kelompok. Partisipan melibatkan pekerja sosial yang bekerja di panti asuhan
tersebut. Grup intervensi menerima pelatihan intensif regulasi emosi, sementara grup
kontrol tidak mendapatkan intervensi khusus. Data dikumpulkan melalui kuesioner stres
kerja sebelum dan setelah pelatihan maupun wawancara. Analisis data dilakukan
menggunakan metode statistik yang relevan. Hasil penelitian diharapkan memberikan
kontribusi pada pemahaman efektivitas pelatihan regulasi emosi dalam mengelola stres
kerja pada pekerja sosial di konteks panti asuhan.

Kata Kunci: Stress, Pantiasuhan, Emosi

1.Pendahuluan mendukung anak-anak di panti asuhan.


Stress kerja yang berkelanjutan dapat
Beban kerja yang tinggi dan
berdampak negatif pada kesejahteraan
tekanan psikologis dapat menjadi
mental dan fisik para pekerja, serta
tantangan serius bagi para pekerja sosial,
berpotensi mempengaruhi kualitas
terutama mereka yang berdedikasi dalam
pelayanan yang diberikan kepada anak-
anak yang mereka layani. Untuk kepada anak-anak di panti asuhan
mengatasi tantangan ini, perhatian tersebut.
terhadap pengembangan keterampilan
2.METODE RISET
regulasi emosi menjadi semakin penting.
Regulasi emosi, sebagai kemampuan 2.1 Desain Penelitian
untuk mengenali, memahami, dan
Dalam penelitian ini peneliti
mengelola respons emosional, Oleh
menggunakan metode analisis data yang
karena itu, pelatihan regulasi emosi
berupa metode statistik dengan teknik
diidentifikasi sebagai suatu pendekatan
analisis non-parametrik Mann Whitney
yang dapat efektif membantu pekerja
U Test dengan bantuan program SPSS
sosial mengatasi beban stres dan
16.00 for windows.3 Dengan pendekatan
meningkatkan kesejahteraan mereka.
kuantitatif jenis ekperimen yaitu dengan
Artikel ini bertujuan untuk menggunakan pra-eksperimen pretest
mengevaluasi efektivitas pelatihan1 dan posttest karena penelitian
regulasi emosi dalam menurunkan
2.2 Subjek Penelitian
tingkat stres kerja2 pada pekerja sosial di
Panti Asuhan Nurul Iman Pontianak. Dengan memfokuskan pada Panti
Penelitian ini bertujuan untuk Asuhan Nurul Iman Pontianak,
memberikan pemahaman yang lebih baik diharapkan hasil penelitian ini dapat
tentang dampak pelatihan regulasi emosi memberikan wawasan yang berharga
terhadap kesejahteraan mental pekerja untuk perbaikan kebijakan dan program
sosial dan, pada gilirannya, memperkuat pelatihan di lembaga sejenis, serta
upaya pelayanan yang mereka berikan menjadi dasar bagi pengembangan
strategi lebih lanjut dalam mendukung
kesejahteraan mental para pekerja sosial

1
Mutiara Ramadhani and Widia Sri Ardias, “Efektivitas Pelatihan Manajemen Stres Dalam Penurunan
Stres Kerja Pada Kota Padang,” Psyche: Jurnal Psikologi 2, no. 1 (2020): 28–39.
2
Desita Dyah, Faraz Faraz, and Sus Budiharto, “Pelatihan Coping Stress Untuk Meningkatkan Kepuasan
Kerja Dan Keluarga Perempuan Pekerja Di Pt. X Yogyakarta,” Journal of Psychological Science and
Profession 3, no. 1 (2019): 49, https://doi.org/10.24198/jpsp.v3i1.22739.
3
Teguh Sriwidadi, “Pengujian Mann Whitney U Pada Analisis Pengaruh Pelatihan Wiraniaga Dalam
Penjualan Produk Baru [Testing Mann Whitney U on the Analysis of the Influence of Sales Force Training
in Selling New Products],” Binus Business Review 2 No, 2 (2011): 751–62.
lebih lanjut dalam mendukung Data tersebut diperoleh melalui
kesejahteraan mental para pekerja sosial pengisian kuesioner secara langsung
4
yang berdedikasi selain itu dalam artikel oleh subjek. Dalam menetapkan
ini melihat sejauh mana dampak dari pertanyaan pada pertanyaan hal yang
pelatihan yang kemudian akan terlihat difokuskan ialah pada pertanyaan yang
pada hasil pretest dan posttest yang sifatnya mengacu kepada dampak
dilakukan. Berdasarkan survey evaluasi negatif yang dirasakan oleh pekerja
kepuasan materi pelatihan kepada sosail Panti Asuhan Nurul Iman Kota
pekerja sosial di Panti Asuhan Nurul Pontianak. 6
Iman Kota Pontianak yang telah
Adapun aitem pernyataan yang
dikemukakan di atas, maka dapat
digunakan dalam penelitian ini skala ini
diajukan hipotesis penelitian, yaitu
terdapat pernyataan dengan enam pilihan
pelatihan regulasi emosi5 efektif dalam
jawaban, yaitu “Selalu” (S), “Sering”
menurunkan stress pada pekerja sosial
(SR), “Kadang-kadang” (KK), “Jarang”
Panti Asuhan Nurul Iman Kota
(J), dan “Tidak Pernah” (TP). Dalam hal
Pontianak
ini subjek hanya diperkenankan memilih
2.3 Pengoleksian Data salah satu dari enam alternatif jawaban
yang paling sesuai dengan apa yang ia
Untuk mengukur akurasi pada
rasakan. Rentang skor yang diberikan
penelitian ini menggunakan skala stres
mencakup pada angka mulai dari angka
kerja yang akan diberikan kepada subjek
1 sampai angka 5. Bobot penilaian untuk
penelitian pada saat prates, pascates dan
pernyataan yang mendukung yaitu:
tahap lanjutan. Skala stres kerja
selalu = 5, sering = 4, kadang-kadang =
digunakan sebagai bahan yang dapat
3, jarang = 2, dan tidak pernah = 1.
digunakan memperoleh data penelitian.

4
Assajidah Aisha Fadhallah, Sri Juwita Kusumawardhani, and Reny Rustyawati, “SKILL BOOSTER UNTUK
MANAJEMEN STRES PADA KARYAWAN Mempraktikkannya Secara Mandiri . Menurut Hakim et Al .,
( 2017 ) Dalam Penelitiannya , Pelatihan” 1, no. 1 (2023): 522–32.
5
Devi Damar Lestari and Ananta Yudiarso, “Studi Meta Analisis: Emotion Regulation Training Untuk
Menurunkan Tingkat Kecemasan,” Jurnal Psikologi Udayana 9, no. 1 (2022): 40,
https://doi.org/10.24843/jpu.2022.v09.i01.p05.
6
Dian Anggraini Kusumajati, “Sumber-Sumber Stres Kerja,” Psychology 1, no. 45 (2010): 792–800.
Hasil menunjukkan bahwa semakin ini berlang-sung selama ± 3 jam. Materi
tinggi nilai yang diperoleh subjek pada pelatihan meliputi pengantar pelatihan
skala angka dari pertanyaan, maka dan perkenalan diri, sekilas penjelasan
semakin tinggi stres kerja yang mengenai stres dan emosi serta
dirasakan. Semakin rendah nilai yang hubungan di antara keduanya,
diperoleh subjek, maka semakin rendah perkenalan dengan ragam emosi pada
stres kerja yang dimiliki subjek memiliki diri, cara mengekspresikan emosi pada
keterkaitan dengan pekerjaan sebagai diri, cara mengelola emosi pada diri ,
pekerja sosial di Panti Asuhan. Pelatihan serta cara mengubah emosi negatif
regulasi emosi ini telah dilaksanakan menjadi emosi yang lebih positif.
selama dua sesi dalam dua hari
2.4 Desain Intervensi
pertemuan. Serangkaian acara pelatihan

Dalam pelaksaan intervensi7 terdapat memiliki tingkat stres kerja dengan


beberapa tahapan dalam pelaksanaan kategori tinggi Sebelum intervensi
penelitian ini. Pertama, melakukan dilakukan peneliti memberikan lembar
kesiapan berkas dan administrasi dalam persetujuan untuk dijadikan subjek dan
menunjang kegiatan penelitian, bersedia menjalani alur dan prosedur
kemudian menyiapkan pedoman penelitian. Kedua,memastikan trainer
wawancara dan mempersiapkan kegiatan mempuni dalam menyampaikan
pertanyaan yang akan diajukan dalam materi yang akan disampaikan kepada
kuisoner yang akan disebar. Selanjutnya, subjek yang beritan dalam membahas
peneliti menyusun modul pelatihan dan materi yang sesuai dengan modul yang
memastikan bahwa materi yang akan telah dirancang adapun spesifikasi
diberikan sesuai dengan apa yang sebagai trainer ialah telah menjadi
dibutuhkan oleh pekerja sosial Panti psikolog paling sedikit tiga tahun
Asuhan Nurul Iman. pengalaman kerja dan tlah memiliki
sertifikasi program kegiatan pelatihan.
Subjek yang dijadikan sampel
penelitian merupakan peserta yang

7
Defiana Gunawan et al., “Desain Intervensi Melalui Pendekatan Teori Levin Untuk Mereduksi
Perceraian,” Jurnal Psikologi Perseptual 3, no. 2 (2020): 44–55,
https://doi.org/10.24176/perseptual.v3i2.2245.
Ketiga, Intervensi yang diberikan adalah ini berlang-sung selama ± 3 jam. Materi
pelatihan regulasi emosi. Pelatihan pelatihan meliputi pengantar pelatihan
regulasi emosi dalam penelitian dan perkenalan diri, sekilas penjelasan
inimerupakan pemahaman tentang mengenai stres dan emosi serta
konsep stress dan emosi yang memiliki hubungan di antara keduanya,
keterkaitan dengan pekerjaan sebagai perkenalan dengan ragam emosi pada
pekerja sosial di Panti Asuhan. Pelatihan diri, cara mengekspresikan emosi pada
regulasi emosi ini telah dilaksanakan diri, cara mengelola emosi pada diri ,
selama dua sesi dalam dua hari serta cara mengubah emosi negatif
pertemuan. Serangkaian acara pelatihan menjadi emosi yang lebih positif.

Table 1. Desain Intervensi

Pertemuan Nama Sesi Tujuan Waktu


1 Sesi pertama Mengenal stress 15.30-17.00
dan emosi
2 Sesi Kedua Mengekspresikan 15.30-16.30
Emosi

2.5 Analisis Data

Data dalam penelitian ini Tujuan dari dilakukannya penelitian ini


mendeskripsikan 5 subjek penelitian guna melakukan pengujian pelatihan
yang terdiri atas 2 orang laki-laki dan regulasi emosi dapat menurunkan tingkat
3orang perempuan. stres kerja pada anggota pekerja sosial di
Panti Asuhan Nurul Iman. Pengukuran
stres kerja dilakukan sebelum dan
3.HASIL sesudah pelatihan regulasi emosi
diberikan.
i.Data Deskripsi
Tabel 1. Desain Intervensi

Pertemuan Nama Sesi Tujuan Waktu


1 Sesi pertama Mengenal stress 15.30-17.00
dan emosi
2 Sesi Kedua Mengekspresikan 15.30-16.30
Emosi Serta
Think Positif

Berdasarkan analisis kuantitatif dilakukanny pelatihan. Sehingga dapat


dengan menggunakan uji non- disimpulkan bahwa pelatihan regulasi
parametrik Mann Whitney U Test,8 emosi memiliki pengaruh yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap menurunnya tingkat
hasil dari sebelum dan sesudah stres kerja pada pekerja sosial panti
Nurul Iman Kota Pontianak.

Tabel 2. Hasil Deskripsi Tingkat Pengetahuan

NO NAME PRETEST CATEGORY POSTTEST CATEGORY CHANGES


SCORE SCORE
1. AMD 67 Tinggi 42 Sedang Yes
2. R 56 Tinggi 47 Tinggi Yes
3. KL 60 Tinggi 42 Sedang Yes
4. S 48 Tinggi 31 Rendah Yes
5. MA 55 Tinggi 47 Tinggi Yes

8
Dyah, Faraz, and Budiharto, “Pelatihan Coping Stress Untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Dan Keluarga
Perempuan Pekerja Di Pt. X Yogyakarta.”
ii.Kategorisasi Hasil Deskriptif masing variable. Ketegori dibagi
menjadi tiga kategori diantaranya,
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
sebagai berikut:
pretest dan post test disimpulkn bahwa
keseluruhan mengalami perubahan 1.Rendah : X < M -1SD
kategori dan skor dari hasil tes namun
2.Sedang :M-1SD ≤ X < + 1SD
masih ada yang rendah. Statistik masing-
3.Tinggi: M+ 1SD ≤ X

Table .3 Hasil Kategorisasi Tingkat Pengetahuan

Pretest-Posttest Category Score Range Amount Pressentage


Pretest Sangat Rendah 44,47<x 0 0%
Rendah 44,47<x 0 %
Sedang 44,47<x 0 0%
Tinggi 44,47<x 5 100%
Sangat Tinggi 44,47<x 0 0%
Amount 5 100%
Posttest Sangat Rendah 39,13 ≤ x < 0 0%
44,47
Rendah 44,47<x 1 20%
Sedang 39,13 ≤ x < 2 40%
44,47
Tinggi X < 39,13 2 40%
Sangat Tinggi 44,47<x 0 0%
Amount 5 100%

iii. Uji Hipotesis

Tabel 3.4 Hasil Paired Sample t-Test Pada Tingkat Pengetahuan

Research Variable Descriptive Statistics Paired Sample of T-Test


MEAN SD
Knowladge Level Pretest 57,5 3,167
Knowladge level Posttest 39 2,667

4.Diskusi

Pelatihan regulasi emosi yang relaksasi pernapasan dan relaksasi otot


terdiri atas materi berkenalan dengan progresif. Selain itu, subjek penelitian
ragam emosi, cara dalam ini juga mendapatkan salah satu materi
mengekspresikan emosi, cara mengelola mengenai keterampilan
emosi, dan baiamana cara mengubah mengekspresikan emosi,yang diperoleh
emosi negatif menjadi emosi positif. dalam bentuk lisan dan tulisan.
Keterampilan pertama yang diajarkan Tujuannya agar subjek dapat terbantu
dalam pelatihan ini adalah mengenal dalam peningkatkan kesehatan,
emosi, baik itu emosi positif maupun kesejahteraan Keterampilan
negatif. Pada saat proses pelatihan mengekspresikan emosi dalam pelatihan
berlangsung, subjek penelitian ini menekankan pada pentingnya berbagi
diharapkan dapat mengenal dan perasaan baik itu secara tertulis maupun
mengidentifikasi emosi dalam diri. lisan kepada kepada orang lain sehingga
Selain itu, subjek penelitian juga dapat merasa lebih tenang. Disamping itu
meninjau seberapa besar tingkat emosi tujuan lain dari pelatihan ialah guna
yang dirasakannya. mengubah emosi negatif menjadi positif
dengan menggunakan teknik reframing
Tujuan dari pelatihan ini juga
sehingga mampu memberi sensasi
dimaksudkan agar subjek dapat
terhadap stres akibat reaksi emosi
menyikapi diri pada saat perubahan
positif Emosi positif baik mencerminkan
emosi yang dirasakan yang diharapkan
nila kebahagiaan dan rasa penerimaan
pada akhirnya mampu mengambil
indivudi terhadap apa yang ia rasakan
tindakan dan jalan keluar yang tepat .
pada dirinya.
Subjek dalam penelitian ini juga
mempraktekkan teknik untuk mengelola 5.Kesimpulan
emosi dengan cara mengubah respon
emosi yang dirasakannya dengan latihan
Berdasarkan hasil analisis data lebih banyak kegiatan pelatihan dan
dan pembahasan yang telah peneliti rutin menanggapi kondisi fisik dan
paparkan diatas hasil akhirnya mental yang dirasakan oleh pekerja agar
merkea tidak merasa tertekan dalam
disimpulkan bahwa pelatihan
mengerjakan pekerjaannya. Secara
regulasi emosi terbukti efektif dan
praktis pelatihan regulasi emosi dapat
akurat dalam menurunkan stres kerja
menjadi bahan pertimbangan dan catatan
pada pekerja sosail di Panti Asuhan
evaluasi nagi lembaga panti asuhan
Nurul Iman Kota Pontianak. Adapun
dalam mengatasi persoalan stres kerja
saran yang dapat peneliti diberikan dari
yang dialami pekerjanya.
hasil penelitian ini adalah akan lebih
baik jika para pekerja panti memiliki

DAFTAR PUSTAKA Mempraktikkannya Secara


Mandiri . Menurut Hakim et Al .,
Dyah, Desita, Faraz Faraz, and Sus
( 2017 ) Dalam Penelitiannya ,
Budiharto. “Pelatihan Coping Stress
Pelatihan” 1, no. 1 (2023): 522–32.
Untuk Meningkatkan Kepuasan
Kerja Dan Keluarga Perempuan Gunawan, Defiana, Desy Kumala Sari,
Pekerja Di Pt. X Yogyakarta.” Feren Agnes, and Margaret -.
Journal of Psychological Science “Desain Intervensi Melalui
and Profession 3, no. 1 (2019): 49. Pendekatan Teori Levin Untuk
Mereduksi Perceraian.” Jurnal
Psikologi Perseptual 3, no. 2
https://doi.org/10.24198/ (2020): 44–55.
jpsp.v3i1.22739. https://doi.org/10.24176/perseptual.
v3i2.2245.
Fadhallah, Assajidah Aisha, Sri Juwita
Kusumawardhani, and Reny Kusumajati, Dian Anggraini. “Sumber-
Rustyawati. “SKILL BOOSTER Sumber Stres Kerja.” Psychology 1,
UNTUK MANAJEMEN STRES no. 45 (2010): 792–800.
PADA KARYAWAN
Lestari, Devi Damar, and Ananta
Yudiarso. “Studi Meta Analisis:
Emotion Regulation Training
Untuk Menurunkan Tingkat
Kecemasan.” Jurnal Psikologi
Udayana 9, no. 1 (2022): 40.
https://doi.org/10.24843/jpu.2022.v
09.i01.p05.

Ramadhani, Mutiara, and Widia Sri


Ardias. “Efektivitas Pelatihan
Manajemen Stres Dalam Penurunan
Stres Kerja Pada Kota Padang.”
Psyche: Jurnal Psikologi 2, no. 1
(2020): 28–39.

Sriwidadi, Teguh. “Pengujian Mann


Whitney U Pada Analisis Pengaruh
Pelatihan Wiraniaga Dalam
Penjualan Produk Baru [Testing
Mann Whitney U on the Analysis
of the Influence of Sales Force
Training in Selling New Products].”
Binus Business Review 2 No, 2
(2011): 751–62.

Anda mungkin juga menyukai