Anda di halaman 1dari 2

Penyebab

Terdapat beberapa penyebab umum yang memicu timbulnya anemia pada ibu hamil yaitu
kurang gizi atau adekuat nya intake besi (malnutrisi) yang berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan kadar besi saat kehamilan, malaborsi besi, perdarahan uterus dan menorrhagia.
Menurut Noverstiti pada 2012 penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kurangnya zat besi, asam folat, dan perdarahan akut (Primadewi, 2023).
Anemia disebabkan meningkatnya volume darah selama kehamilan. Tentunya kondisi ini
memengaruhi kondisi ibu hamil menjadi lemah, lesu dan lunglai. Resiko anemia pada ibu
hamil tidak main-main. Resiko terbesarnya adalah kematian dalam masa kehamilan (Pratiwi
et al, 2022).

Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan
dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membatu ibu untuk
mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurangi kondisi
anemia (Sulistioningsih, 2015 dalam Pratiwi et al, 2022). Anemia dalam kehamilan dapat
disebabkan beberapa faktor. Anemia pada ibu hamil juga disebabkan karena kehamilan
berulang dalam waktu singkat. Sehingga cadangan zat besi ibu yang sebenarnya belum pulih
akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandung berikutnya. Makin sering seorang
wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis (Irianto, 2014 dalam Pratiwi et al, 2022). Ketidakpatuhan ibu hamil
mengkonsumsi tablet Fe dan pengetahuan yang kurang akan pentingnya tablet zat besi dalam
masa kehamilan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anemia. Selain itu,
status gizi, jarak kehamilan, Pendidikan, jumlah paritas, umur ibu dan frekuensi Antenatal
Care (ANC) ternyata juga memengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil (Pratiwi et al, 2022).
Patofisiologi
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95%.
Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena pada kehamilan kebutuhan
oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume
plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
Cadangan zat besi pada wanita yang hamil dapat rendah karena menstruasi dan diet yang
buruk. Kehamilan dapat meningkatkan kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali lipat.
Zat besi diperlukan untuk produksi sel darah merah ekstra, untuk enzim tertentu yang
dibutuhkan untuk jaringan, janin dan plasenta, dan untuk mengganti peningkatan kehilangan
harian yang normal.

Kebutuhan zat besi janin yang paling besar terjadi selama empat minggu terakhir dalam
kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan mengorbankan kebutuhan ibu.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan tercukupi sebagian karena tidak terjadi menstruasi dan
terjadi peningkatan absorbsi besi dari diet oleh mukosa usus walaupun juga bergantung hanya
pada cadangan besi ibu. Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya diabsorbsi kurang
dari 10% dan diet biasa tidak dapat mencukupi kebutuhan
Zat besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi selama kehamilan dapat
menimbulkan konsekuensi anemia defisiensi besi sehingga dapat membawa pengaruh buruk
pada ibu maupun janin, hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan
persalinan (Putri & Hastina, 2020)
Ibu hamil anemia biasanya muncul keluhan seperti merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga
berkurang, pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu,
melalui pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda pada ibu hamil seperti: pada wajah di
selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita
anemia yang
Berat dapat berakibat penderita sesak nafas ataupun bisa menyebabkan lemah jantung
(Kurniasih, 2022).

Anda mungkin juga menyukai