Anda di halaman 1dari 4

HIPOGLIKEMI: PENDEKATAN KLINIS

DAN PENATALAKSANAAN
Asman Manaf

PENDAHULUAN

Hipoglikerni secara definisi didasarkan rendahnya kadar Diantara hipoglikerni yang disebabkan oleh faktor luar
glukosa darah (GD) pada seseorang. Ironisnya, kejadian (eksogen), obat-obatan rnerupakan penyebab tersering,
hipoglikerni justru sering berkaitan dengan diabetes dan diantara obat-obatan tersebut, obat diabetes yang
rnelitus, baikdiabetes tipe 1 (DMT1) rnaupun tipe 2 (DMTZ), berperan dalarn rneningkatkan kadar insulin serum
oleh karena rnasalah ini berhubungan dengan penanganan merupakan penyebab utarna. Berdasarkan penelitian,
penyakit tersebut. Semakin intensif pengendalian kadar terjadi peningkatan insidensi hipoglikerni pada penderita
glukosa darah, risiko hipoglikerni sernakin rneningkat. yang diobati dengan obat-obatan diabetes, sejalan
Fenornena ini pula yang rnenyebabkan kenapa persentase dengan kebijakan pengendalian kadar glukosa darah
pengendalian kadar glukosa darah yang benar-benaroptimal secara intensif (Diabetes Control and Complication Trial
hanya sedikit saja. Sebagian besar para praktisi kesehatan dan United Kingdom Prospective Diabetes Study). Sebagai
rnerasa lebih arnan apabila kadar glukosa darah telah conto?, terjadi peningkatan angka kejadiadepisode
"sedikit di atas normal". Kekhawatiran akan terjadinya hipo- hipoglikemia berat dari 20 episode per 100 penderita/
glikerni karena rnemang batas aman tersebut sangat sernpit. tahun (dengan pengobatan "konvensional" rnenjadi
Narnun dernikian, sebagian kecil dari kejadian 60 ep sode per penderita/tahun) dengan pengobatan
hipoglikerni disebabkan oleh penyebab lainnya. Termasuk "intensif" pada diabetes tipe 1 yang diobati dengan insulin.
di dalarn ini rnisalnya tumor pankreas, penyakit hati Angka kejadian hipoglikemi pada DMTI lebih tinggi dari
kronis, penyakit ginjal kronis, tumor pankreas, keganasan, pada DM tipe 2, tapi darnpak yang ditimbulkannya justru
konsurnsi obat-obatan tertentu (selain obat diabetes), dan lebih serius bila ini terjadi pada DMT2. Pada DMT2, apalagi
beberapa kelainan yang jarang diternukan. dengan usia lanjut, hipoglikernia tidakjarang rnencetuskan
Hipoglikerni adalah suatu keadaan klinis yang serius gejala serius seperti stroke, infark rniokard, gagal jantung
dan bahkan dapat rnernbawa kernatian. Oleh karena itu, akut, dan aritrnia ventrikular.
baik para pelayan kesehatan rnaupun rnereka yang berisiko
tinggi terhadap kejadian ini harus rnernaharninya.

Tubuh rnernerlukan kadar GD yang normal rnelalui


regulasi GD yang fisiologis untuk rnernenuhi kebutuhan
Hipoglikerni merupakan suatu terrninologi klinis yang energi jaringan. Pada kejadian hipoglikemi, mekanisrne
digunakan untuk keadaan yang disebabkan oleh pertahanan tubuh yang berfungsi akan rnengaktivasi
rnenurunnya kadar glukosa dalarn darah sampai pada beberapa sistem neuroendokrin, tidak berlangsung
tingkat tertentu sehingga rnernberikan keluhan (symptom) secar2 adekuat atau mengalarni gangguan. Gangguan
dan gejala (sign). rnekanisrne tersebut rnenyebabkan keadaan hipoglikerni
2356 DIABETES MILITUS

karena tubuh gagal mempertahankan kadar normal GD


baik oleh penyebab dari luar maupun dalam tubuh sendiri.
Kemampuan regulasi glukosa secara normal diatur melalui Secara etiologis hipoglikemi disebabkan oleh :
rangkaian beberapa proses yang terjadi secara seimbanc 1. Penggunan obat-obatan diabetes seperti insulin,
dalam tubuh. Terjadi keseimbangan antara beberapa sulfonilurea yang berlebihan. Penyebab terbanyak
proses diantaranya absorbsi glukosa di saluran cerna, hipoglikemia umumnya terkait dengan diabetes.
uptake glukosa oleh jaringan, glikogenesis, glikogenolisis. 2. Obat-obatan lain meskipun jarang terjadi namun
glukoneogenesis, yang secara keseluruhan dipengaruhi dapat menyebabkan hipoglikemia adalah beta-
oleh seperangkat hormon. blockers, pentarnidine, kombinasi sulfometoksazole
Beberapa horrnon utama yang berperan dalam dan trirnethoprim.
mengatur keseimbangan tersebut diantaranya insulin, 3. Sehabis rninum alkohol, terutama bila telah lama
glukagon, epinefrin (adrenalin), kortisol, dan growth berpuasa dalam keadaan lama.
hormone. Ada tiga sistern neuroendokrin penting yang 4. Intake kalori yang sangat kurang.
berperan dalam mengatasi hipoglikemi, yang tekerja 5. Hipoglikemia reaktif.
secara simultan: 6. lnfeksi berat, kanker yang lanjut, gagal ginjal, gagal
1. Sel alfa pp. Langerhans: memberi efek penekanan hepar.
sekresi insulin (sel beta), serta meningkatkan sekresi 7. lnsufisiensi adrenal.
glukagon, yang akan meningkatkan kadar GD melalui 8. Kelainan kongenital yang menyebabkan sekresi insulin
mekanisme glikogenolisis dan glukoneogen;.sis di berlebihan (pada bayi).
hepar. 9. Hepatoma, rnesothelioma, fibrosarkoma.
2. Hypothalamic glucose sensor di otak: mengaktivasi 10. lnsulinoma (topik ini akan dibicarakan tersendiri).
sistem saraf simpatis untuk menghasilkan adrenalin
yang aksinya di hepar akan meningkatkan kadar
glukosa darah melalui rnekanisme yang sama dengan DIAGNOSIS
glukagon.
3. Hipofise anterior: mensekresikan hormon ACTH yang Untuk mernbuat diagnosis hipoglikemi, berdasarkan
menstimulasi kelenjar adrenal rnelepaskan kortisol definisi diperlukan adanya trias dari Whipple (Whipple
kedalam sirkulasi darah, yang menimbulka7 efek triad) yang terdiri atas: 1. Adanya gejala klinis hipoglikemi,
yang sama seperti glukagon. Demikian pula growth berdasarkan anamnesis dan peneriksaan jasrnani, 2.
hormone, disekresikan oleh hipofise anterio- yang Kadar glukosa dalam plasma yang rendah pada saat
juga berdampak pada peningkatan produksi glukosa yang bersaman, berdasarkan pemeriksan penunjang/
di hepar. Patut dicatat bahwa khusus untuk hormon laboratorium, dan 3. Keadaan klinis segera rnembaik
kortisol dan growth hormone, dapat memberikan segera setelah kadar glukosa plasma menjadi normal
efek sebaliknya yakni menurunkankan kadar glukosa setelah diberi pengobatan dengan pemberian glukosa.
melalui mekanisme deposit glukosa di jaringan
perifer. Namun efek ini baru timbul setelah beberapa
GEJALA KLlNlS
jam setelah pemberian sehingga pada p r o l ~ n g e d
hipoglikemia, fenornena ini harus dipikirkan.
Pada dasarnya, keluhan maupun gejala klinis hipoglikemi,
Regulasi GD yang normal diperlukan tubuh untuk terjadi oleh karena dua penyebab utama yakni: 1.
memenuhi kebutuhan energi di jaringan. Pada keadaan Terpacunya aktivitas sistem saraf otonorn, terutama
normal, terjadi keseimbangan antara proses aksorbsi simpatis, dan 2. Tidak adekuatnya suplai glukosa ke
glukosa di saluran cerna, uptake glukosa oleh jaringan, jaringan serebral (neuroglikopenia). Cukup banyak
glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, yang kejadian hipoglikemi luput dari pengarnatan pasien dan
dipengaruhi oleh seperangkat hormon. Hipoglikemi dokter disebabkan spektrum gambaran klinis yang cukup
terjadi ketika tubuh gagal mempertahankan kadar normal lebar serta kurangnya pemahaman pasien terhadap
glukosa darah (GD) oleh penyebab dari luar ataupun hipoglikemi tersebut. Pada tahap awal hipoglikernia,
dalam tubuh. Keadaan ini disebabkan oleh ketidak- respon pertama dari tubuh adalah peningkatan hormon
m'a'mpuan tubuh dalam rnengatur regulasi glukosa melalui adrenalin/epinefrin, sehingga menimbulkan gejala
rangkaian beberapa proses yang terjadi secara seimbang. neurogenik seperti.
Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa Gemetaran
hormon yang penting, diantaranya insulin, glukagon, Kuli lembab dan pucat
epinefrin (adrenalin), kortisol, dan growth hormone. Rasa cemas
HIPOGLIKEMI: PENDEKATAN KLlNlS D A N PENATALAKSANAAN

Keringat berlebihan
Tabel 1. Rentang Kadar Glukosa Serum yang Normal
Rasa lapar
Mudah rangsang Rentang batas kadar glukosa darah (GD) normal
Penglihatan kabur atau kembar Pada subjek yang tidak menderita diabetes

Gejala klinis biasanya muncul pada kadar glukosa Kadar GD bangun pagi
(berpuasa)
darah (GD) <60 mg/dL, meskipun pada orang tertentu
sudah dirasakan di atas kadar tersebut (<70 mg/dL). Tapi Setelah makan 70-140 rng/dL
pada umumnya pada kadar GD <50 mg/dL, telah memberi Kadar GD subjek penderita diabetes
dampak pada fungsi serebral.
Sebelum makan 70-130 mg/dL
Pada tahap lanjut, hipoglikemia akan memberikan
1-2jam setelah mulai
gejala defisiensi glukosa pada jaringan serebral (gejala
rnakan
neuroglikopenik) yakni:
Sulit berpikir
Bingung
Sakit kepala PENGOBATAN
Kejang-kejang
Koma Tqjuan pengobatan pada prinsipnya untuk mengembalikan
tadar glukosa darah kembali normal, sesegera mungkin.
Bila keadaan hipoglikemia tidak cepat teratasi, maka
dapat menimbulkan kecacatan bahkan kematian. .4. Pad3 penderita hipoglikemia dengan gambaran klinis
-ingan sadar, dan kooperatif, penanggulangan biasanya
akan cukup efektif dengan memberikan makanan atau
BATAS (CUT-OFF) KADAR GLUKOSA PLASMA ninuman yang manis mengandung gula seperti pilihan
tdi bawah ini:
Mengenai batas (cut-off) kadar glukosa plasma berapa 2-3 tablet glukosa, atau 2-3 sendok teh gula atau
yang disebut rendah yang secara klinis disebut hipoglikemi, madu
masih kontroversi. Debat mengenai cut-off ini berkembang 120-175 jus jeruk
karena masing-masing pihak punya argumentasi sendiri- Segelas (+200 cc) susu 'non fat' (lemak dan coklat akan
sendiri. Beberapa pertimbangan yang mempengaruhi cara memperlambat absorpsi glukosa di usus)
penentuan nilai tersebut yakni: 1. Cara pemeriksaan kadar Setengah kaleng 'soft drink' misalnya coca cola, dll.
glukosa plasma, dan 2. Umur subjek yang diperiksa.
Pada umumnya dalam 20 menit keadaan hipoglikemia
Cara pemeriksaan: Sampel darah yang diambil
:elah teratasi, kadar glukosa kembali normal. Bila dengan
mempengaruhi hasil yang didapatkan. Darah plasma
lcara di atas tidak teratasl, maka dilanjutkan ke pengobatan
dan serum tidak banyak berbeda. Darah arteri akan
~ahapanjut.
memberikan hasil yang relatif lebih tinggi daripada
darah vena, terutama apabila yang diukur adalah kadar 3. Pada hipoglikemi tahap lanjut, terutama yang telah
glukosa darah postprandial (perbedaan +lo%), dan darah ~lernperlihatkangejala neuroglikopeni, rnemerlukan
kapiler terletak diantaranya. Jika sampel darah berasal pengobatan lebih intensif:
dari whole blood, pada perneriksaan menggunakan lnfus larutan dextrosa, dianggap sebagai first /me
glukometer dari darah ujung jari misalnya, maka hasilnya treatment karena paling efektif dalam waktu cepat.
10-15% lebih rendah daripada darah plasma vena. Bila tidak berhasil, d~tambahkansuntikan glukagon
Beberapa keadaan yang dapat pula berpengaruh dalarn intravena atau intramuskuler. Biasanya dalam 10 menit
pengukuran kadar glukosa darah adalah hematokrit yang akan mengembalikan kesadaran penderita. Glukagon
abnormal, polisitemia, keterlambatan pemeriksaan setelah akan lebih efektif apabila sebelumnya pada penderita
darah diambil, dan beberapa faktor lainnya yang jarang masih tersedia cadangan glikogen dan kurang atau
ditemukan. ticak efektif pada mereka yang sebelumnya telah
Umur dari subjek yang diperiksa: Faktor usia dalam keadaan puasa dalam jangka waktu lama.
berpengaruh terhadap batasan kadar glukosa darah yang Ur~tukinsufisiensi adrenal, suntikan hidrokortison
normal. Kadar glukosa darah puasa anak-anak ternyata inrramuskuler berperan dalam memacu proses
lebih rendah daripada dewasa. Sekitar 5% dari orang glukoneogenesis.
dewasa memiliki kadar glukosa darah puasa di bawah 70 Te-utama pada anak-anak: suntikan growth hormone
mg/dL, sedangkan lebih dari 5% anak-anak memiliki kadar Jika masih gagal, diaxozide (Proglycem), atau
glukosa darah puasa di bawah 60 mg/dL. streptozotocin (Zanosar) yang berkhasiat menekan
2358 DIABETES MILITUS

sekresi insulin oleh sel beta. Diazoxide efektif untuk


pengobatan hipoglikernia akibat sekresi insulin
berlebihan oleh tumor
Tindakan operatif untuk penyebab tumor (insulinorna),
atau non islet cell tumor hypoglycemia (NICTH).

PENCEGAHAN

Penting untuk rnernberikanpengertian rnengenaipenyebab


kejadian hipoglikemia, gejala yang ditimbulkann;ia dan
pengetahuan tentang cara rnengatasi keadaan tersebut
kepada rnereka yang berisiko. Edukasiterhadap penderita
diabetes rnengenai apa itu diabetes dan apa efek yang
ditirnbulkan obat-obatan terhadap kadar glukosa darah.
haruslah terrnasuk dalarn bagian dari pengelolaan.

REFERENSI

1. American Diabetes Association. Standards of medical care ir.


diabetes 2011. Diabetes Care. 2011;34 Sup11:Sll-S61
2. Amiel SA, Iatrogenic hypoglycemia. In: Joslin's Lliabetes
Mellitus, 14th ed. Philadelphia: Lippincot William & Wilkins:
2005 : chap 40.
3. Cryer PE, Axelrod L, Grossman AB, Heller SR, Montori
VM, Seaquist ER, Service FJ (March 2009). "Evaluation and
management of adult hypoglycemic disorders: an Endocrine
Society Clinical Practice Guideline". J. Clin. Endocrinol.
Metab.94 (3): 709-28.
4. Cryer PE. Glucose homeostasis and hypoglycernia. In
Kronenberg HM, Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR.
Kronenberg: Williams Textbook of Endocrinology. Llth ed
Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2008:chap 33.
5. Holt P. Hypoglycemia. In: Diabetes in Hospital: A Fractical
Approach for Healthcare Proffesionals, 1st ed. Hong Kong
SNP Best Typesetter; 2009: pp 61.-70.

Anda mungkin juga menyukai