Contoh Kti Ersa
Contoh Kti Ersa
V (G1P0A0) DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I
KEHAMILAN
Tugas KTI ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KTI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti ini
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan KTI saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulisa/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal: 17 April 2023
Yang Menyatakan,
iii
PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
pada program studi Keperawatan Program Diploma Tiga, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal Seminar : 17 April 2023
ASUHAN KEPERAWATAN : PADA NY.V (G1P0A0) DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I
KEHAMILAN
Abstrak
ii
NURSING CARE: IN NY.V (G1P0A0) WITH HYPEREMESIS
GRAVIDARUM IN THE I TRIMESTER OF PREGNANCY
Abstract
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah STW atas segala karunia-
Nya sehingga karya tulis ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini yang dilaksanakan sejak Februari 2023 adalah Asuhan Keperawatan:
Pada Ny. V (G1P0A0) Dengan Hiperemesis Gravidarum Pada Trimester I
Kehamilan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Anter Venus., MA.,
Comm, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta; Ibu
Desmawati, SKp., M.Kep., Sp.Mat., PhD, selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta; Ibu Ns. Laksita Barbara,
S.Kep., MN, selaku kepala program studi keperawatan program diploma tiga; dan
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Dora Samaria, S.Kep,
M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing serta memberikan kritik, saran serta solusi dalam proses penyusunan
karya tulis ilmiah, serta seluruh dosen dan karyawan Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta yang sudah memberikan ilmu dan dukungan sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ny.V selaku pasien kelolaan dalam studi
kasus ini yang telah bersedia membantu serta mendukung selama proses
dilaksanakan. Disamping itu, ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu
Imah Karimah selaku ibu yang tersayang atas doa, arahan, pujian dan support-nya
selama penulis menempuh pendidikan ini, dan terimakasih kepada seluruh
keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan do’a. Penulis juga
sampaikan terima kasih kepada 74 teman angkatan 2020 yang telah berjuang
bersama-sama dan saling memberikan semangat serta dukungan dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini.
iv
Ersa Septianita Dima
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
I.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
I.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Pathway
Bagan 2 Kerangka Teori
viii
BAB I
PENDAHULUAN
3
kehamilan Trimester I pada wilayah Kp. Bulu, RT 001/004, Desa. Sasak panjang,
Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor, 16320.
4
I.4.3 Bagi Lembaga Pendidikan Keperawatan
Bagi instansi yang terkait tulisan ini memiliki manfaat guna tertambahnya
daftar pustaka serta memiliki manfaat untuk acuan pembaca agar memperoleh
wawasan terkait asuhan keperawatan dengan hiperemesis gravidarum.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
1) Trimester I : 1-12 minggu
Pada trimester pertama, ibu hamil biasanya memiliki banyak
keluhan akibat dari gejala yang ditimbulkan karna perubahan hormon.
Biasanya perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil yaitu hormon
estrogen dan hormon HCG, dimana pada trimester pertama ibu hamil
akan merasa mudah lelah dan mengalami morning sickness.
2) Trimester II : 13-27 minggu
Pada trimester kedua, gejala yang ditimbulkan pada trimester
pertama biasanya berkurang bahkan tidak dirasakan lagi. Pada
trimester kedua ibu hamil lebih cendrung merasakan tekanan pada
panggul, pusing, keram kaki, dan pergerakan janin mulai terasa.
3) Trimester III : 28-40 minggu
Pada trimester ketiga, perubahan fisik pada ibu hamil lebih terlihat
seperti perut membesar, payudara membesar, berat badan bertambah.
Pada trimester ini ibu hamil lebih mudah merasa sesak karna
diafragma yang terdorong oleh rahim dan meningkatnya frekuensi
berkemih.
c. Proses Terjadinya Kehamilan
Terjadinya kehamilan berawal dari proses bertemunya sperma
dengan ovum sampai terjadinya pembuahan. Tempat terjadinya
pembuahan di tuba fallopi yang merupakan saluran kandung telur dengan
rahim. Pada saat wanita mengalami masa suburnya, sel telur yang sudah
matang keluar dan menunggu dibuahi oleh sperma.
Pada saat sudah dibuahinya sel telur oleh sperma, maka terjadilah
pembentukkan senyawa terhadap sifat yang akan dibawa, baik dari ibu
yaitu senyawa X ataupun dari ayah yaitu senyawa Y. Sel telur yang
dibuahi bergerak menuju rahim dan nempel pada dindingnya rahim lalu
bertumbuh kembang serta mendapatkan asupan dari plasenta.
Pembentukkan janin akan sempurna pada usia kehamilan 16 minggu dan
akan terus bertumbuh sampai tahap persalinan (Purwoastuti & Walyani,
2015).
d. Tanda-Tanda Kehamilan
Bagi perempuan terdapat berbagai tanda kehamilan, diantaranya tanda
ketidakpastian hamil, tanda mungkin hamil, serta tanda pastinya
kehamilan, seperti :
1) Tanda Ketidak Pastian
a) Aminorhea ( Telat Menstruasi )
Pada ibu hamil, amenorhea dapat terjadi karena tidak adanya
pelepasan endometrium. Namun, tanda ini dapat muncul pada
penyakit tertentu seperti tumor hipofise, ataupun wanita yang
mengalami gangguan emosional, sehingga amenorhea bukan tanda
pasti kehamilan.
b) Nausea & vomiting
Kejadian ini disebut morning sickness. Ini adalah gejala umum
yang biasa dirasakan, dan dapat diperberat dengan adanya aroma
bau serta ketidak stabilan emosi.
c) Perubahan Berat Badan
Biasanya ibu hamil mengalami penurunan berat badan akibat mual
dan muntah yang dialami. Dan meningkat pada bulan-bulan
selanjutnya sampai masa kelahiran.
d) Konstipasi
Adanya relaksasi pada hormon progesteron ataupun pola makan
yang berubah dapat menyebabkan konstipasi.
e) Kelelahan
Rasa lelah biasanya terjadi karena adanya penurunan BMR (Basal
Metabolik Rate) pada trimester I.
f) Varises
Varises biasa terjadi pada kehamilan pertama, namun juga terjadi di
usia kehamilan lanjut yang dapat muncul di bagian genetalia
eksterna, kaki, serta betis.
g) Frekuensi miksi meningkat
Tanda ini terjadi karena adanya pembesaran uterus yang
mendorong ke cranial.
h) Warna kulit berubah
Adanya perubahan warna kulit pada pipi, aerola serta puting susu
ibu hamil dengan usia 16 minggu yang menjadi kehitaman. Hal
tersebut dikarenakan melanocyte stimulating hormone (MSH). Dan
dapat terjadi striae gravidarum pada perut atau payudara seperti
warna berubah dan jaringan parut.
i) Quickening
Ibu hamil mengalami persepsi janin yang bergerak, biasa terjadi
saat 16 sampai 20 minggu umur kandungan.
j) Payudara mengalami perubahan
Kehamilan sering dipengaruhi oleh perubahan pada payudara,
namun hal tersebut belum menjadi tanda pasti karena perubahan
payudara dapat terjadi pada beberapa keadaan seperti penggunaan
alat kontrasepsi hormon. Sekresi kolostrum pada payudara biasanya
ketika usia kehamilan lebih 16 minggu.
k) Mengidam
Biasanya ibu akan mengingkan makanan dan minuman tertentu
pada awal-awal kehamilan dan akan berkurang ketika kehamilan
sudah semakin tua.
2) Tanda-tanda Kemungkinan Kehamilan
a) Hegar
Pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri yang terasa lebih
tipis dan bisa difleksikan.
b) Chadwicks
Perubahan karena hipervaskularisasi yang membuat warna menjadi
kemerahan, keunguan atau kebiruan pada vulva dan vagina.
c) Goodells
Pada saat diperiksa bimanual, terasa lunak pada serviks.
d) Mc Donald
Serviks dan fundus uteri bisa difleksikan dengan mudah namun
bergantung dengan kelunakkan pada istimus.
e) Terjadi pembesaran abdomen
Lebih terlihat setelah memasuki usia kehamilan 16 minggu,
disebabkan oleh keluarnya uterus dari pelvis ke rongga perut.
f) Perubahan uterus
Ukuran serta bentuk uterus berubah serta lebih lunak, adanya
balotemen pada usia kehamilan 16 sampai 20 minggu.
g) Piskaceks’s
Uterus menjadi lebih besar dan simetris, timbul piskaceks’s yang
terlihat dari besarnya uterus ke salah satu jurusan hinggal lebih
menonjol.
h) Uterus berkontraksi
Ibu hamil akan merasakan kencang pada perut tanpa diikuti rasa
sakit.
i) Tes biologis
Hasil yang didapat yaitu positif.
3) Tanda Kepastian
a) Janin bergerak di rahim
Janin bergerak mulai usia kandungan 12 minggu dan lebih terasa
oleh ibu ketika memasuki usia kehamilan 16-20 minggu. Pada saat
ini, ibu bisa merasakan gerakkan kecil sampai bayi yang
menendang-nendang perut. Rasa gerakkan pertama kali ini
dikatakan dengan quickening. Dan ketika memasuki usia kehamilan
20 minggu bagian tubuh janin lebih mudah dipalpasi.
b) Adanya Denyut Jantung Janin ( DJJ )
DJJ bisa diperiksa melalui alat stetoscope laenec di usia kandungan
17-18 minggu. Jika ingin memeriksa lebih awal bisa dengan
droppler yaitu usia kehamilan 12 minggu.
c) Adanya rangka janin pada pemeriksaan USG
USG dilakukan agar dapat melihat jantung kehamilan (gestasional
sac) di usia kehamilan 5-7 minggu. Di usia kehamilan 8 minggu
biasanya terlihat gerakkan jantung janin. USG dapat mendeteksi
tumbuh kembang janin, dengan melihat panjang, kepala dan
bokong serta usia kehamilan dengan akurat (Dartiwen & Nurhayati,
2019).
II.I.2 Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum (HEG)
a. Pengertian HEG
HEG adalah keadaan mual serta muntah berlebih pada masa
kehamilan hingga kegiatan harian terganggu, yang dirasakan saat umur
kandungan 4 – 16 minggu, tetapi dapat terjadi sampai kandungan
trimester III. Keadaan ini menimbulkan tubuh kekurangan cairan,
gangguan nutrisi, penurunan berat badan, dan hypokalemia (Lubis et al.,
2021).
HEG merupakan keadaan dimana ibu hamil mengalami mual
muntah berlebihan dengan frekuensi 10 x lebih, dimana hal ini dapat
membuat ibu hamil mengalami gangguan kesehatan seperti dehidrasi,
gangguan nutrisi dan dapat membahayakan janin (Paskana, 2020).
HEG merupakan kejadian mual dan muntah, dimana keadaan
tersebut terjadi dengan sangat parah dan berlangsung lama yang dapat
menyebabkan makanan atau minuman yang dikonsumsi terbuang
kembali akibat mual-muntah pada ibu hamil tersebut, sehingga kejadian
ini dapat menimbulkan masalah seperti berat badan menurun, turgor kulit
menurun, lemah, mata tampak cekung, dan dehidrasi (Widatiningsih,
2019).
b. Etiologi
Menurut Widatiningsih (2019), etiologi Hiperemesis Gravidarum yaitu :
1) Faktor Hormon
Meningkatnya hormon estrogen serta human chorionic gonadotropin
(HCG) lalu mengakibatkan rasa mual serta muntah. HCG pada ibu
mengalami peningkatan yang tinggi di minggu 10-12 namun
terkadang sampai minggu ke 16 (Retnoningtyas & Dewi, 2021). Hal
tersebut, lebih dirasakan bagi primigravida karna hal ini merupakan
pertama kalinya ibu merasakan kehamilan.
11
sumber : (Falah, 2021)
2) Faktor Umur
Umur menjadi yang menyebabkan hiperemesis gravidarum, yang
memiliki kaitan pada stres serta psikologis ibu hamil. Ibu yang
memiliki umur lebih dari 35 tahun lebih beresiko dikarenakan
lemahnya daya tahan tubuh serta mudah terkena penyakit sehingga
lebih khawatir dengan kondisi kehamilannya. Umur ibu kurang dari
20 tahun juga beresiko tinggi terhadap hipremesis gravidarum karena
kondisi fisik, mental dan fungsi sosial yang belum matang. Normal
umur wanita hamil kisaran 20 tahun sampai 35 tahun.
3) Faktor Psikologis
Stres merupakan salah satu faktor psikologis yang menyebabkan
HEG, stres bisa meningkatkan stimulus pusat mual muntah pada
medulla oblongata. Biasanya psikologis berhubungan dengan ibu
primipara yang kesiapannya menjadi seorang ibu masih kurang, masih
pada tahap penyesuaian diri terhadap kelahiran anak pertama, masih
memikirkan tanggung jawabnya yang besar ketika menjadi seorang
ibu, cemas terhadap kemampuan merawat anak. Faktor psikologis
lainnya seperti kurangnya dukungan suami dan keluarga, kehilangan
pekerjaan, dan stress.
12
4) Faktor Predisposisi
Ibu dengan primigravida atau hamil anak pertama, ibu dengan
molahidatidosa serta ibu dengan kehamilan ganda. Pada
molahidatidosa dan hamil ganda pada ibu, hormon khorionik
gonadotropin terbentuk secara berlebih.
5) Faktor Organik
Villi khorealis masuk pada sirkulasi maternal, terjadi perubahan
metabolisme serta resistensi pada ibu hamil yang menurun.
c. Klasifikasi
Menurut Atiqoh (2020), pada hiperemesis gravidarum terdapat tingkatan
HEG berdasar tanda-gejala seperti :
1) Tingkat I
Hiperemesis gravidarum pada tingkat I disebut dengan gejala ringan.
Ibu hamil biasanya memiliki gejala seperti muntah yang berlangsung
lama, nafsu makan menurun, berat badan turun, turgor kulit menurun,
nyeri ulu hati, tekanan darah turun, takikardi, mata terlihat lebih
cekung serta terasa kering pada lidah.
2) Tingkat II
Hiperemesis gravidarum pada tingkat II disebut dengan gejala sedang,
dimana terjadinya perburukkan pada kondisi ibu hamil, melemahnya
keadaan umum, dehidrasi yang semakin memburuk, hipotensi,
takikardi, penurun berat badan yang semakin drastis, tingkat
kesadaran yang semakin menurun seperti apatis, hemokonsentrasi
seperti menurunnya volume urine, bau aseton pada urine dan nafas
serta dapat terjadi penurunan frekuensi BAB.
3) Tingkat III
Hiperemesis Gravidarum pada tingkat III disebut dengan gejala berat.
Penderita semakin buruk keadaan umumnya, kesadaran buruk bahkan
sampai koma, hipotensi, nadi lemah dan cepat, mata ikterus, gangguan
syaraf pusat, mengakibatkan diplopia serta terganggunya kesehatan
mental pada penderita.
13
d. Patofisiologis
Ibu hamil mengalami peningkatan pada estrogen serta HCG,
dimana mampu merangsang mual-muntah, keadaan mual-muntah jika
berlangsung lama membuat ibu hamil mengalami penurunan intensitas
pada aktivitas sehari-hari akibat kondisi tubuh yang memburuk. Keadaan
ini berpengaruh pada gastrointestinal akibat relaksasi otot polos,
membuat motilitas lambung turun dan pengosongan lambung lambat
(Nurbaity et al., 2019). Kondisi mual dan muntah berlebih menyebabkan
penurunan pada cadangan karbohidrat akibat pengeluaran energi yang
meningkat, akibatnya tubuh memakai cadangan lemak dan protein untuk
metabolisme yang mengakibatkan pembakaran lemak tidak sempurna
dan membentuk keton, keadaan ini dapat membuat ibu hamil mengalami
penurunan berat badan. (Widatiningsih, 2019).
Hiperemesis gravidarum membuat keadaan umum ibu menjadi
lemah, dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia dan klorida urin menurun
akibat mual dan muntah yang terus-menerus, hal tersebut membuat
cairan tubuh berkurang dan terjadi pengentalan pada darah
(hemokonsentrasi) yang membuat sirkulasi darah ke jaringan menjadi
lambat. Keadaan ini membuat oksigen dan makanan yang menuju
jaringan berkurang dan akan berpengaruh pada kesehatan ibu serta janin
dalam tumbuh kembangnya, peningkatan output dan menurunnya input
cairan pada tubuh dapat membuat ibu hamil mengalami hipovolemia
(Widatiningsih, 2019).
14
Pathway :
Kehamilan
(G1P0A0)
Nafsu makan
Defisit Nutrisi
menurun
Gangguan Rasa
Nyaman
Bagan 1 Pathway
15
1) Anamnesa
Data yang didapat amenorea, mual muntah, serta tanda kehamilan
muda. Pada anamnesa dikaji frekuensi mual muntah, dan efek yang
terjadi seperti gangguan pada aktifitas sehari-hari pasien. Pada
pemeriksaan ini juga informasi yang didapat berupa faktor terjadinya
hiperemesis gravidarum seperti faktor lingkungan, kesehatan mental,
intake output nutrisi, dan riwayat penyakit terdahulu. Keadaan
hiperemesis gravidarum pada ibu dapat diperiksa melalui pengukuran
tingkat keparahan dengan PUQE-24 H (Pregnancy-Unique
Quantification os Emesis and Nausea) (Margono & Singgih, 2021).
2) Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum pasien, vital signs, kaji status cairan, serta
kandungan pasien.
3) Pemeriksaan Penunjang
Dilakukannya pemeriksaan darah lengkap, urine lab, cek gula darah,
status elektrolit, USG, AGD, fungsi hati dan ginjal. Pada umumnya
pemeriksaan menunjukkan tanda dehidrasi, keton tercium, blood urea
nitrogen yang meningkat, kreatinin serta hematrokit. Dilakukannya
USG berguna agar melihat adanya kehamilan ganda atau
molahidatidosa.
f. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Yudistira (2022), pemeriksaan penunjang berupa :
1) USG dapat dilakukan agar usia janin dapat terdeteksi,
ketidaknormalan pada janin, serta lokasisasi plasenta.
2) Pemeriksaan urine : memeriksa kultur urine, keberadaan bakteri dan
blood area nitrogen.
3) Pemeriksaan hati : ALT, AST serta kadar enzim pada hati.
g. Penatalaksanaan
Menurut Rini (2021), penalataksanaan farmakologis dan nonfarmakologi
pada masalah hiperemesis gravidarum yaitu dengan :
1) Pemberian obat
16
Ibu hamil dengan HEG yang disebabkan oleh faktor psikologis bisa
diberikan obat sedatif yaitu phenobartial. Ibu juga bisa diberikan
vitamin B , antihistamin dan antiminetik yaitu disiklomin
hidrokloride.
2) Berdiam diri dirumah
Ibu hamil dapat mengisolasikan diri dalam rumah dengan keadaan
ruangan yang cerah serta ventilasi yang memadai. Pada saat ini juga
pemasukan dan pengeluaran cairan harus dimonitor, biasanya perilaku
ini dapat membuat mual-muntah menurun tanpa disertai pengobatan.
3) Terapi psikologis
Dapat dilakukan dengan meyakini pasien terkait penyakitnya yang
dapat sembuh, terapi juga dilakukan untuk menghilangkan ketakutan
ibu terhadap kehamilannya dan membantu beban pikiran berkurang
(stress).
4) Memberikan pengganti cairan
Ibu dengan HEG dapat diberikan glukosa 5%-10%, vitamic C, B
kompleks dan kalium.
5) Kehamilan dihentikan
Biasanya pengobatan yang tidak berhasil dan keadaan yang
memburuk pada ibu memungkin untuk dilakukannya penghentian
kehamilan, dengan kriteria seperti :
a) Adanya masalah kejiwaan
b) Adanya masalah penglihatan (Retina mengalami pendarahan,
penglihatan yang terganggu)
c) Adanya masalah faal (gangguan hati : ikterus, ginjal : anuria, dan
jantung : takikardia, hipotensi.
h. Asuhan Keperawatan
Menurut Dwinasari (2021) :
1) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal melakukan asuhan keperawatan yaitu
dengan mengumpulkan data, menggelompokkan data, dan
menganalisis secara sistematis dengan wawancara atau tanya jawab
17
dan observasi disertai pemeriksaan fisik, sehingga diketahui masalah
yang dialami juga memungkinkan untuk direncanakannya asuhan
keperawatan, dengan mengkaji aspek biologis, psikologis, sosial serta
spiritual.
a) Identitas pasien
Nama pasien serta pasangan, usia, suku, kebangsaan, keyakinan,
riwayat pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal.
b) Keluhan utama
Biasanya muncul mual-muntah, nafsu makan turun, lemah, turgor
buruk, mata cekung bahkan keadaan umum yang memburuk.
c) Riwayat sehat saat ini
Biasanya mengeluh mual-muntah berkepanjangan, rasa haus,
masam pada mulut, mudah lelah, ataupun konstipasi. Selain itu,
didapatkan juga data-data seperti BB turun, menurunnya turgor
kulit, dehidrasi, takikardi, mata cekung serta ikterus.
d) Riwayat kesehatan terdahulu
Kondisi kehamilan sebelumnya seperti pernah mengalami
hiperemesis gravidarum ataupun penyakit lain yang berhubungan
dengan mual-muntah.
e) Riwayat kesehatan di keluarga
Terjadinya kemungkinan kehamilan ganda pada keluarga.
f) Riwayat menstruasi
Awal terjadinya haid pada umur 12 hingga 14 tahun pada siklus 28
hari yang berangsur selama 5 hingga 7 hari sampai dengan keluhan
yang menyertai seperti nyeri, kepala sakit bahkan sampai muntah.
g) Riwayat nikah
Adanya risiko yang lebih tinggi pada wanita hamil dengan usia
dibawah 20 tahun.
h) Riwayat kehamilan dan bersalin
(1) Hamil di usia muda : Pusing, mual-muntah serta menurunnya
kemauan makan.
18
(2) Kehamilan di usia tua : Pengecekkan vital signs, perubahan
BB, kesadaran.
i) Data fisik
(1) Pemeriksaan umum
Meliputi atas pemeriksaan kesadaran umum dan Glasglow
coma scale (GCS).
(2) vital signs
Meliputi tekanan darah, suhu, nadi, respirasi. Pemeriksaan
dilakukan melalui pemeriksaan Head to Toe.
(3) Inspeksi payudara
Periksa kesimetrisan payudara dan puting.
(4) Palpasi payudara
Meraba dan periksa adanya benjolan atau tidak serta
pengeluaran kolostrum.
(5) Kaji abdomen
(a) Inspeksi
Pemeriksaan terhadap adanya lesi, linea nidra dan striae
gravidarum.
(b) Palpasi
i. Leopold I
Memeriksa TFU (Tinggi Fundus Uteri). TFU 3 jari
diatas pusar usia kehamilan 28 minggu, tertelak di
antara pusar dan prosesus xipodeus usia kehamilan 32
minggu. TFU tertelak 2-3 jari dibawah prosesus
xipodeus di usia kehamilan 36 minggu dan usia 40
minggu berada di pertengahan prosesus xipodeus.
ii. Leopold II
Memeriksa lokasi punggung janin, menghadap ke arah
kiri atau kanan dan biasanya bagian ini terasa lebih
keras.
iii. Leopold III
19
Meraba dengan tangan di atas simfisis pubis untuk
meraba janin masuk pintu atas panggul atau belum.
iv. Leopold IV
Memeriksa dengan dua tangan meraba masuknya
kepala janin pada panggul.
v. Perineum
Memeriksa kebersihan, pendarahan, varises, keputihan,
luka, ataupun hemoroid pada perineum.
vi. Kaki serta lutut
Memeriksa adanya varises maupun edema.
j) Data psikologis
Berguna agar dapat memahami keadaan mental ibu hamil di masa
kehamilannya. Biasanya ibu mengalami kelabilan, cemas terhadap
persalinan atau kehamilan, mudah sedih, dan perasaan kecewa yang
bisa memperburuk kondisinya. Dukungan dari keluarga dan
perawat juga mempengaruhi kondisi mental ibu hamil terhadap
pertahanan dirinya (koping).
k) Riwayat sosial ekonomi
Biasanya HEG dapat terjadi pada kalangan mana saja, namun
diperkirakan lebih beresiko pada kondisi ekonomi menengah ke
bawah karena berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil.
l) Data pemeriksaan penunjang
Didapat dari pemeriksaan darah serta urin. Pemeriksaan darah
untuk mengetahui peningkatan hemoglobin dan hematokrit
sehingga terjadi hemokonsentrasi berhubungan pada kurangnya
cairan tubuh. Pemeriksaan urin untuk mengetahui jumlah,
konsentrasi serta aseton karena cairan kurang.
2) Diagnosa Keperawatan
Merupakan tahap ke-2 dalam asuhan keperawatan yang merupakan
keputusan klinis dari hasil pemikiran kritis yang menggambarkan
permasalahan yang dialami baik oleh individu, keluarga, kelompok
ataupun masyarakat secara aktual atau potensial (Baringbing, 2020).
20
Menurut (Tampubolon, 2020), tahapan dalam diagnosa
keperawatan terdiri atas :
a) Analisis serta interprestasi data
b) Indentifikasi masalah
c) Rumusan diagnosa keperawatan
d) Dokumentasi diagnosa keperawatan
Terdapat beberapa diagnosa keperawatan terkait hiperemesis
gravidarum berdasar teoritis yaitu :
21
terjaga dan keluhan tidak puas
tidur.
3) Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan acuan agar mengetahui apa saja
rencana yang akan dilakukan kepada pasien sebagai acuan untuk
tindakan yang dilakukan perawat dalam memberi asuhan kepada
pasien dalam mencapai hasil yang ditargetkan (Baringbing, 2020).
Intervensi keperawatan merupakan pedoman dalam pemberian
asuhan keperawatan dalam mengarahkan tindakan keperawatan untuk
membantu, meringkan, pemecahan masalah serta pemenuhan
kebutuhan pasien agar perawat dapat melakukan tindakan secara
efektif untuk pasien (Tampubolon, 2020).
Tahap dalam perencanaan keperawatan fokus pada prioritas
masalah, rumusan tujuan, kriteria hasil, dan dokumentasi. Menurut
(Baringbing, 2020), terdapat tiga hal dalam merumuskan perencanaan
keperawatan, yaitu :
a) Diagnosa keperawatan berdasar prioritas
b) Kriteria hasil terkait hal-hal yang ingin dicapai
c) Perencanaan terkait hal yang bisa digunakan agar mencapai tujuan
(target) ataupun kriteria hasil tersebut.
Menurut (Tampubolon, 2020), tahap dalam merumuskan
perencanaan keperawatan yaitu :
a) Indentifikasi tujuan pasien
b) Tetapkan hasil yang ditargetkan
c) Tetapkan tindakan keperawatan
d) Delegasikan tindakan
e) Tuliskan rencana asuhan keperawatan
22
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil Keperawatan
Hipovolemia Setelah dilakukan Observasi :
berhubungan tindakan keperawatan 1. Periksa tanda
dengan selama 3x24 jam, serta gejala
kehilangan maka Status Cairan hipovolemia
cairan aktif d.d membaik dengan 2. monitor intake
frekuensi nadi kriteria hasil : dan output cairan
meningkat, 1. Kekuatan nadi Terapeutik :
tekanan darah meningkat 1. Hitung kebutuhan
menurun dan 2. Turgor kulit cairan
turgor kulit meningkat 2. Beri cairan oral
menurun. 3. Output urin Edukasi :
meningkat 1. Anjurkan banyak
4. Perasaan lemah minum
menurun
5. Frekuensi nadi
membaik
6. Tekanan darah
membaik
7. Membran mukosa
membaik
SLKI : Status
Cairan, Kode: L.
03028, hal.107
4) Tindakan Keperawatan
Implementasi keperawatan yaitu tindakan dari perencanaan yang
sudah ditetapkan, yang dimulai setelah ditetapkannya perencanaan
keperawatan guna membantu pasien mencapai tujuan, meningkatkan
23
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kondisi pasien serta
fasilitasi dalam pemberian koping kepada pasien. Menurut
(Tampubolon, 2020) tahap-tahap dalam implementasi adalah :
a) Kaji ulang pasien
b) Nelaah dan modifikasi perencanaan keperawatan yang ditetapkan
c) Lakukan tindakan keperawatan yang sesuai.
5) Evaluasi Keperawatan
Merupakan langkah akhir dalam asuhan keperawatan yang digunakan
sebagai acuan dalam penilaian keberhasilan dari perencanaan
keperawatan yang sudah ditargetkan kepada pasien. Evaluasi
dilakukan untuk melihat keefektifan dari perencanaan keperawatan
agar dapat menilai perencanaan selanjutnya apakah efektif atau
membutuhkan modifikasi dari perencanaan lainnya dengan metode
SOAP (Fatihah, 2019).
Kehamilan
24
No Penulis & Judul Design Hasil Penelitian
. Tahun penelitian
1. Kristina Hubungan Paritas Digunakan Ibu dengan
Paskana, Dengan Kejadian penelitian primigravida
Vevi Hiperemesis secara memiliki resiko
Gusnidarsih, Gravidarum Pada deskriptif lebih tinggi untuk
2020. Ibu Hamil korelasional mengalami
dengan hiperemesis
pendekatan gravidarum, yaitu
cross 63 (59,4%)
sectional. primigravida dan
43 (40,6%)
multigravida.
Dengan begitu,
disimpulkan
bahwa paritas
berhubungan
dengan
hiperemesis
gravidarum.
2. Siska Nurul Faktor-Faktor Penelitian Berdasar paritas
Abidah, Yang menggunakan yaitu ibu
Fauziyatun Berhubungan pendekatan primigravida alami
Nisa, 2019. Dengan retrospektif HEG sebanyak
Hiperemesis dengan teknik 71% dan
Gravidarum Pada samping. multigravida tidak
Ibu Hamil Di Rb alami HEG
Zakat Surabaya. sebanyak 91%.
Berdasar
kehamilan ganda,
ibu dengan hamil
ganda 64% alami
25
HEG dan tidak
hamil ganda 22%
tidak alami HEG.
Berdasar
molahidatidosa,
sebanyak 75% ibu
dengan
molahidatidosa
alami HEG, dan
tidak
molahidatidosa
alami HEG
sebanyak 51,4%.
3. Yulia Analisis Faktor- Menggunakan Dari 62 orang
Anggraini, faktor yang metode responden,
Siti Aisyah, Berhubungan kuantitatif didapatkan 43
Sendy dengan Kejadian melalui (69,4%) alami
Pratiwi Hiperemesis pendekatan HEG dan 19
Rahmadhani, Gravidarum Di cross (30,6%) tidak
2022. Rumah Sakit sectional. alami HEG,
Bhayangkara dimana usia
Palembang Tahun berisiko sebanyak
2020. 36 (58,1%) dan
tidak berisiko 26
(41,9%) serta
paritas rendah 40
(64,5%) dan
paritas tinggi 22
(35,5%).
4. Vaya Luthfi Literature Review Menggunakan Faktor psikologis
Salsabila, tentang Hubungan penelitian ibu hamil
Nurul Psikologis deskriptif memiliki
26
Hasanah & terhadap Kejadian observasional hubungan dengan
Novia Hiperemesis melalui terjadinya HEG,
Fransiska Gravidarum. pendekatan dibuktikan dengan
Ngo, 2022. Literature hasil penelitian
review (LR). dari 27 studi
didapatkan 26
studi (96,3%)
menyatakan
adanya hubungan
psikologis dengan
Hiperemesis
Gravidarum dan 1
study (3,7%)
mengatakan tidak
berhubungan.
Faktor psikologis
meliputi
pengamatan dari
tingkat depresi,
cemas, emosi, dan
kepribadian.
5. Hardaniyati, Analisis Faktor Menggunakan Dari hasil
Siska Maya Yang literatur literature review
Herlina, Dian Berhubungan (literature didapatkan data
Soekmawaty, Dengan Kejadian review) dengan bahwa
Riezqy Hiperemesis pencarian primigravida, usia,
Ariendha, Gravidarum. database paritas, pendidikan
2022. seperti research dan sosial
gate, pubmed, ekonomi
google berpengaruh
cendekia dengan HEG.
dengan Serta dipengaruhi
27
memilih lima oleh
(5) hasil jurnal molahidatidosa
penilitian. dan ibu dengan
kehamilan ganda.
6. Yosepina Faktor-Faktor Desain yang Hasil yang didapat
Otma Butu, Yang digunakan yaitu adanya
Julia Rottie Berhubungan yaitu hubungan antara
dan Yolanda Dengan Kejadian kuantitatif usia, paritas,
Bataha, Hyperemesis melalui Cross pekerjaan,
2019. Gravidarum Pada Sectional pada psikologis,
Ibu Hamil Puskesmas pendidikan dan
Trimester I. Bahu Manado sosial ekonomi ibu
dengan sampel hamil dengan
130 ibu hamil. hiperemesis
gravidarum.
7. Jessica F. Hubungan Metode dengan Dari beberapa
Rorrong, Psikologis Ibu bentuk hasil penelitian
John J.E. Hamil dengan penelitian didapatkan data
Wantania, Kejadian literature bahwa psikologis
Anastasia M. Hiperemesis review dan memiliki
Lumentut, Gravidarum. memakai hubungan dengan
2019. pencarian data hiperemesis
melalui gravidarum,
Google dibuktikan dengan
Scholar, ibu hamil dengan
ClinicalKey HEG rata-rata
dan Pubmed. mengalami kondisi
depresi sedang.
8. Basyariah Faktor-Faktor Dengan Data yang didapat
Lubis, Yang menggunakan dari responden di
Latifah Berhubungan jenis Puskes Tanjung
Hanim, Dengan Kejadian observasional Pasir, Batu utara
28
Srimelda BR Hiperemesis analitik yaitu : anemia
Bangun, Gravidarum Pada melalui tidak berhubungan
Ronny Ibu Hamil pendekatan dengan HEG
Ajartha, Trimester Pertama cross sectional trimeter I, gravida
2021. Di Wilayah untuk tidak berhubungan
Puskesmas mengetahui dengan HEG
Tanjung Pasir keterikatan trimester I,
2020. dari Kehamilan tidak
independent diinginkan
dengan berhubungan
dependent. dengan HEG
trimester I,
Tekanan pada
kerjaan memiliki
hubungan dengan
HEG trimester I,
Jumlah
penghasilan
berhubungan
dengan HEG
trimester I dan
keluarga harmonis
memiliki
hubungan dengan
HEG trimester I.
9. Ni Made Stres dengan Dengan Hasil didapat dari
Dewi Hiperemesis metode 62 orang sampel
Susanti, Gravidarum Pada observasional mengalami stress
Ferdy Ibu Hamil analitik serta sedang 16 orang
Lainsamputty cross-sectional dan 43 orang
& Veni sebagai cara mengalami HEG,
Ilestari, pendekatannya sehingga
29
2021. . menunjukkan
diterimanya hasil
penelitian antara
stres yang
berhubungan
dengan HEG.
10. Wenny Pengaruh Jahe Penelitian yang Menurunnya
Lazdia & Hangat Dalam digunakan tingkat HEG pada
Nadia Eka Mengurangi Mual, yaitu Quasy ibu, dimana
Putri, 2020. Muntah Ibu Hamil Eksperiment frekuensi mual
Dengan pre-post muntah lebih dari
Hiperemesis control design. 7 kali menjadi 3-4
Gravidarum. kali setelah
dilakukannya
tindakan
keperawatan
selama 4 hari.
Dengan nilai rata
13 kali dan
menurun 3,18 kali
dari 16 orang
sampel.
11. Febriyaeni Pengaruh Menggunakan Didapat hasil rata-
Visti pemberian quasy rata 7,7 tanpa
Delvina, minuman jahe eksperiment pemberian rebusan
2021. terhadap frekuensi pre-post pada jahe, dimana
mual muntah pada 22 orang. intensitas terendah
ibu hamil trimester 5 serta tertinggi
1 12. Dan derajat
mual muntah
dengan rata-rata
3,87 setelah
30
pemberian rebusan
jahe dimana
intensitas terendah
5 dan tertinggi
6,25. Sehingga
dapat dikatakan
pemberian rebusan
jahe berpengaruh
pada pengurangan
mual muntah.
12. Arie Yulianti Asuhan Meggunakan Dilakukan pada 3
dan Eka keperawatan pada metode studi orang sampel
Riyanti, pasien hiperemesis kasus dengan dengan frekuensi
2019. gravidarum anamnesa serta pemberia 3-4 x,
dengan penerapan mengobservasi dengan hasil mual
pemberian air . muntah menurun
rebusan jahe untuk bahkan sampai
mengurangi mual tidak mual
muntah. muntah, dan
pasien
dipulangkan.
13. St. Pengaruh Menggunakan Dari 30 sampel
Munawwarah Pemberian Terapi Cross hasil didapatkan
dan M. Fajar Jeruk Dan Rebus Sectional bahwa
Dhini Yahya, Air Jahe Terhadap Study Method. penggunaan jeruk
2022 Frekuensi Mual purut sebelum
Muntah Ibu Hamil diberikan seumlah
Yang Mengalami 5 kali serta
Hiperemesis sesudah diberikan
Gravidarum Tahun 3 kali. Dan untuk
2022. penggunaan jahe
yang direbus
31
sebelum diberikan
5 kali serta
sesudah diberikan
2 kali. Jadi, dapat
disimpulkan jahe
yang direbus lebih
effektif dibanding
penggunaan jeruk
purut.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
33
III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
III.2.1 Lokasi Penelitian
Penulis memberikan asuhan keperawatan kepada Ny.V di daerah Kp.Bulu,
RT 001/004, Kel. Sasakpanjang, Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor, 16320.
Skor 1 2 3 4 5
34
Berapa lama ibu Tidak Kurang 2 sampai 4 sampai 6 6 jam
merasakan mual selama atau satu 3 jam jam lebih
24 jam? jam
Berapa kali ibu muntah Tidak 1-2 kali 3 sampai 5 sampai 6 Lebih
selama 24 jam ? 4 kali kali dari atau
7 jam
Berapa kali selama 24 Tidak 1-2 kali 3 sampai 5 sampai 6 Lebih
jam ibu muntah kering 4 kali kali dari atau
dengan tidak 7 jam
mengeluarkan apa-apa?
Sumber : (Margono & Singgih, 2021)
35
2) Penulis melakukan wawancara terkait keluhan yang dirasakan oleh
Ny.V.
3) Penulis melakukan dokumentasi hasil dari pengkajiannya kepada
Ny.V dan dilanjutkan pada analisa data.
4) Penulis menemukan masalah keperawatan utama yaitu Hipovolemia
pada tanggal 24 Februari 2023.
5) Penulis merencanakan tindakan keperawatan minum minimal
2000ml/hari dengan frekuensi sedikit namun sering.
6) Selama dilakukannya intervensi, penulis melakukan dokumentasi
keperawatan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.
7) Penulis melakukan evaluasi selama melakukan tindakan keperawatan
kepada Ny.V dengan metode SOAP.
III.4.1 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi pada sebuah
penelitian, dapat dikatakan sebagai interaksi langsung antara pewawancara
dengan narasumber atau dapat dikatakan suatu proses interaksi tatap muka
antara pewawancara dengan narasumber. Wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data secara lebih dalam serta sampel berjumlah lebih dikit
untuk melihat lebih lanjut terkait keadaan narasumber serta mendapatkan
data yang lebih rinci dari narasumber (Makbul, 2021).
III.4.2 Observasi
Obervasi atau disebut pengamatan merupakan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti menggunakan panca indera baik indera melihat, indera mendengar,
indera penciuman, dan indera perabaan. Oleh sebab itu, observasi merupakan
kemampuan seorang peneliti dalam mengatami suatu penelitian untuk
mendapatkan data dengan panca indera yang utama yaitu penglihatan.
Keberhasilan suatu observasi berada ditangan pengamat atau peneliti yang
bersangkutan, karena pengamat melihat, mendengar, mencium dan merasakan
penelitiannya sendiri serta membuat kesimpulan dari hasil amatannya dengan
tepat (Makbul, 2021).
36
III.4.3 Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik terdapat 4 cara yang bisa di lakukan, yaitu :
a. Inspeksi
Merupakan jenis pemeriksaan fisik yang mengacu kepada pengamatan
tubuh pasien. Data yang dikaji berupa penglihatan terhadap kondisi tubuh
yang normal atau tidak seperti kesimetrisan, perubahan pada warna kulit,
lesi atau luka serta perubahan lainnya yang patologis.
b. Palpasi
Merupakan pemeriksaan fisik yang mengacu pada indera peraba
menggunakan telapak tangan, jari dan ujung jari. Data yang dapat dikaji
saat pemeriksaan ini yaitu krepitasi, suhu tubuh, dan turgor kulit.
Pemeriksaan ini, dilakukan kepada Ny. V dengan memeriksa turgor kulit
dan palpasi pada perut.
c. Perkusi
Merupakan pemeriksaan fisik yang mengacu kepada pemeriksaan suara
dengan ketukkan yang dilakukan oleh tangan pemeriksa untuk
mendapatkan hasil adanya perbedaan atau ketidaknormalan organ.
d. Auskultasi
Merupakan pemeriksaan fisik yang mengacu pada pendegaran terhadap
suara yang dihasilkan oleh organ tubuh melalui bantuan alat seperti
stetoskop. Pada Ny. V, stetoskop digunakan untuk mengetahui nilai
tekanan darah (Hidayati, 2019).
37
DAFTAR PUSTAKA
Butu, Y. O., Rottie, J., & Bataha, Y. (2019). Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I.
Jurnal Keperawatan, 7(2). https://doi.org/10.35790/jkp.v7i2.24476
Dartiwen & Nurhayati, Y., 2019, Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, ANDI
OFFSET, Yogyakarta.
Dwinasari, S,O., 2021. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kaltim.
38
Febriyeni, F., & Delfina, V. (2021). Pengaruh Pemberian Minuman Jahe Dan
Daun Pandan Terhadap Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 12(1), 49.
https://doi.org/10.26751/jikk.v12i1.843
Kanida, P., & Siti, H. (2022). Pengelolaan Gangguan Rasa Nyaman Pada Ibu
Hamil Trimester I Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas
Bonang 1. Universitas Ngudi Waluyo.
Lazdia, W., & Putri, N. E. (2020). Pengaruh Jahe Hangat Dalam Mengurangi
Mual, Muntah Ibu Hamil Dengan Hipermesis Gravidarum. REAL in Nursing
Journal, 3(1), 30. https://doi.org/10.32883/rnj.v3i1.489
Makbul, M., 2021. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. UIN
Alauddin makasar.
Kadir, I., Saleha, S., & Nadyah, N. (2019). Manajemen Asuhan Kebidanan
Antenatal Care pada Ny “N” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat III di
Rsud Syekh Yusuf Gowa Tanggal 3 Juni-12 Juli 2019. Jurnal Midwifery,
1(2), 110–128.https://doi.org/10.24252/jmw.v1i2.10832
39
Pratiwi, A & Fatimah, 2019, Patologi Kehamilan Memahami Berbagai Penyakit
& Komplikasi Kehamilan, PUSTAKA BARU PRESS, Yogyakarta.
Rahayu, S. M., Tambunan, I., & Vitniawati, V. (2022). Relaksasi Napas Dalam
Dan Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Mual Paska Kemoterapi.
Jurnal Keperawatan ’Aisyiyah, 9(1), 41–45.
https://doi.org/10.33867/jka.v9i1.294
Vaya, L. S., Hasanah, N., & Ngo, N. F. (2022). Literature Review tentang
Hubungan Psikologis terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum. Jurnal
Sains Dan Kesehatan, 4(1), 89–98. https://doi.org/10.25026/jsk.v4i1.844
40
41